Yehezkiel 43:13-27: Ukuran-ukuran Mezbah dan Pentahbisannya
Rabu, Januari 16, 2019
Edit
Klik:
Ezekiel / Yehezkiel 43:13-27
Eze 43:13 Inilah ukuran-ukuran mezbah itu dalam hasta, yaitu hasta yang setapak tangan lebih panjang dari hasta biasa: paritnya adalah satu hasta dalamnya dan satu hasta lebarnya dan sekeliling parit itu ada tepi yang tingginya satu jengkal. Dan inilah tinggi mezbah itu:
Eze 43:14 dari parit yang di dalam tanah sampai jalur keliling yang terbawah adalah dua hasta dan lebar jalur keliling itu adalah satu hasta. Dari jalur keliling yang terbawah sampai jalur keliling yang di atas ada empat hasta dan lebar jalur keliling itu satu hasta juga.
Eze 43:15 Tempat perapian itu adalah empat hasta tingginya dan dari tempat perapian itu muncul ke atas empat tanduk.
Eze 43:16 Tempat perapian itu panjangnya dua belas hasta dan lebarnya dua belas hasta, jadi empat persegi.
Eze 43:17 Jalur yang mengelilingi perapian itu panjangnya empat belas hasta dan lebarnya empat belas hasta, jadi empat persegi juga. Sekeliling mezbah itu ada parit, yang satu hasta lebarnya dan sekeliling parit itu ada tepinya, yang setengah hasta lebarnya. Tangga mezbah itu adalah sebelah timur.
Eze 43:18 Lalu Ia berfirman kepadaku: "Hai anak manusia, beginilah firman Tuhan ALLAH: Beginilah peraturan mengenai mezbah itu: Ketika sudah selesai dibuat dan hendak mempersembahkan korban bakaran di atasnya dan menyiramkan darah padanya,
Eze 43:19 berikanlah kepada imam-imam orang Lewi dari keturunan Zadok seekor lembu jantan muda untuk korban penghapus dosa, sebab merekalah yang boleh mendekat kepada-Ku untuk menyelenggarakan kebaktian, demikianlah firman Tuhan ALLAH.
Eze 43:20 Dan ambillah sedikit dari darah itu dan bubuhlah itu pada keempat tanduk mezbah itu dan pada keempat sudut jalur keliling itu dan pada tepinya sekeliling; dengan demikian engkau menyucikan mezbah itu dan mengadakan pendamaian baginya.
Eze 43:21 Ambillah lembu jantan untuk korban penghapus dosa itu dan orang harus membakarnya di tempat yang sudah ditentukan sekitar Bait Suci, di luar tempat kudus.
Eze 43:22 Pada hari kedua engkau harus mempersembahkan seekor kambing jantan yang tidak bercela sebagai korban penghapus dosa dan orang harus menyucikan mezbah itu seperti sudah disucikan dengan lembu jantan.
Eze 43:23 Sesudah upacara penyucian itu engkau selesaikan, engkau harus mempersembahkan seekor lembu jantan muda yang tidak bercela dan seekor domba jantan dari antara domba-domba, yang tidak bercela.
Eze 43:24 Engkau harus membawanya ke hadapan TUHAN dan imam-imam harus menaburkan garam ke atasnya dan mempersembahkannya sebagai korban bakaran bagi TUHAN.
Eze 43:25 Selama tujuh hari engkau harus mengolah setiap hari seekor kambing sebagai korban penghapus dosa; harus diolah juga seekor lembu jantan muda dan domba jantan dari antara domba-domba, yang tidak bercela.
Eze 43:26 Tujuh hari lamanya mereka harus mengadakan pendamaian bagi mezbah itu serta mentahirkannya, dan dengan demikian mentahbiskan mezbah itu.
Eze 43:27 Sesudah hari-hari itu berakhir, maka pada hari kedelapan dan seterusnya imam-imam akan mengolah korban-korban bakaranmu dan korban-korban keselamatanmu di atas mezbah itu dan Aku akan berkenan kepada kamu, demikianlah firman Tuhan ALLAH."
Tafsiran Wycliffe
Penjelasan Tentang Mezbah (43:13-17).
Bandingkan bermacam-macam mezbah: di dalam Kemah Suci (Kel. 27:1-8); di dalam Bait Suci Salomo (II Taw. 4:1); di dalam Bait Suci Zerubabel (Ezr. 3:2, 3; I Makabe 4:47); di dalam Bait Suci Herodes (Mishna Middoth IV, la, 3b, 4. Jos Wars V. 5,6; Letter of Aristeas, 87).
13. Mezbah kurban bakaran (bdg. 40:47), dibuat dari bahan yang tidak jelas, mungkin batu, terdiri dari empat lapisan persegi, yang lebih kecil ukurannya ditempatkan di atas lapisan lainnya.
Bagian dasar 18 x 18 hasta dan satu hasta tingginya, dengan pinggiran di sebelah luar ½ hasta tingginya, mungkin sebagai saluran untuk membuang darah kurban.
14. Di atasnya ada lapisan yang lebih rendah, 2 hasta tingginya dan 16 x 16 hasta persegi. Berikutnya ada lapisan yang lebih atas atau lebih besar, 4 hasta tingginya dan 14 x 14 hasta persegi.
15, 16. Di bagian paling atas ada mezbah perapian, atau mezbah upacara, 4 hasta tingginya dan 12 x 12 hasta persegi, dengan tanduk-tanduk satu hasta tingginya, melekat di keempat ujungnya.
Namanya hãr' ēl (ay. 15), atau `ãrî' ēl, memiliki kemiripan dengan bahasa Akad arallu, "dunia penjahat" atau dengan "gunung dewa-dewa" (Albright, Arch. and the Relig. of Israel, hlm. 150-152), dan rancangannya mirip dengan menara kuno berbentuk piramid dari Babel (Nielson, Journal of the Palestine Oriental Society, 13 (1933), 203).
Keseluruhan tingginya, termasuk tanduk-tanduknya adalah 12 hasta.
Tingkat-tingkat di sisi timurnya memungkinkan imam yang sedang mempersembahkan kurban untuk menghadap Bait Allah dan bukan kepada matahari (bdg. 8:16; Yeh. 20:26).
Pentahbisan Mezbah (43:18-27).
Mezbah itu ditahbiskan dengan cara menyiramkan darah kurban penghapus dosa selama tujuh hari pada empat tanduknya, di empat sudut dari lapisan teratas, dan di atas pinggiran lapisan dasar, untuk menyucikan (hittē', menyingkirkan dosa, "meniadakan dosa" dengan menyiramkan darah kurban ke benda itu), dan mengadakan pendamaian (kippēr, "menyucikan", "mengadakan pendamaian dengan sebuah tindakan ritual") baginya (ay. 20; bdg. Kel. 29:12; Im. 8:15).
Karena benda-benda yang digunakan dalam ibadah menjadi najis oleh manusia yang berdosa, maka darah, sebagai pusat kehidupan, disiramkan kepada benda-benda itu untuk menyingkirkan kenajisan dan untuk memberikan kekudusan (bdg. Im. 16:15-20).
Kurban penghapus dosa hari pertama adalah seekor lembu (ay. 19), dan pada hari-hari berikutnya selama seminggu itu ialah kambing jantan (ay. 22, 25).
Bersama dengan kurban penghapus dosa harian, seekor lembu jantan muda dan seekor domba jantan yang dipercik dengan garam dipersembahkan sebagai kurban bakaran (23, 24).
Garam, semula ditambahkan kepada persembahan gandum (Im. 2:13) dan kepada ukupan (Kel. 30:35), kemudian ditempatkan di atas kurban bakaran (Mrk. 9:49 tepi; Jos Antiq. III. 9. 1).
26. Dan dengan demikian mentahbiskan mezbah itu (RSV). Harfiahnya, memenuhi tangannya, yaitu memberi martabat, memberi tugas (bdg. Kel. 28:41; Im. 16:32; I Taw. 29:5).
27. Dari hari kedelapan dan seterusnya kurban bakaran harian dan kurban pendamaian (shelem, Im. 3, yang mengandung makna pendamaian dan persekutuan dengan Allah; mereka juga memberikan kurban syukur, nazar, dan sukarela, Im. 7:12, 16a, 16b) bisa dipersembahkan di atasnya.
IV. Penglihatan Tentang Masyarakat Yang Dipulihkan (40:1-48:35).
Yehezkiel terlebih dulu berbicara tentang dosa-dosa yang menyebabkan kejatuhan Yehuda (ps. 1-24), dan memberitakan tentang ditundukkannya negara-negara tetangga yang memusuhinya (ps. 25-32).
Kemudian dia menggambarkan pemulihan luar biasa, yang diadakan Tuhan bagi umat-Nya, berupa pengembalian mereka ke tanah mereka (ps. 33-39), pembaharuan mereka (36: 22-32), dan kehadiran Tuhan di tengah-tengah mereka selama-lamanya (37:26-28).
Sebagai seorang pelihat praktis, di bawah pimpinan ilahi, hal berikutnya yang diperhatikan oleh sang nabi adalah pengaturan kehidupan agamawi dalam masyarakat yang dipulihkan itu (ps. 40-48).
Pasal-pasal penutup ini menyajikan banyak hal yang sulit.
Para rabi dari Talmud (Menahot 45a) mengatakan, bahwa hanya nabi Elia, yaitu nabi yang akan mengumumkan penebusan terakhir, yang akan menjelaskan berbagai ketidakcocokan dengan hukum-hukum Pentateukh, serta istilah-istilah yang tidak terdapat di tempat lain.
Selain itu, kata mereka, seandainya rabi Chanina ben Hezekiah (Babylonian Talmud, Hagiga 13a) tidak menjelaskan beberapa dari hal-hal yang sulit ini, Kitab Yehezkiel pasti tidak dimasukkan dalam kanon Alkitab.
Kerusakan tekstual, serta rincian arsitektur dan ritual yang membingungkan, membuat pembaca tercengang.
Namun, masalah yang paling sering muncul adalah masalah penafsiran pasal-pasal ini, yang tentangnya para ahli yang saleh berbeda pendapat selama bertahun-tahun.
Apakah sekian banyak rincian dari penglihatan ini (Yeh. 40:2) dimaksudkan untuk kelak diwujudkan pada masa depan?
Peran apakah yang akan dimainkan oleh kurban yang mengandung darah (kurban sembelihan & kurban bakaran) dalam setiap sistem pengaturan pada masa depan (40:3843; 43:18-27; 45:13-17; 46:13-15)?
Akankah imamat Zadok, tanpa imam besar, berfungsi kembali (40:45, 46; 42:13, 14; 43:18-27; 44:15-31; 45:18-20; 46:19-24)?
Siapakah sang raja dan siapakah anak-anaknya (44:3; 45:7-12, 13-17, 21-24; 46:1-8, 12, 16-18)?
Siapakah kaum Lewi yang direndahkan (44:10-14), orang-orang asing tidak bersunat yang tidak diperbolehkan masuk ke Bait Allah (44:5, 9), dan orang-orang asing yang tinggal di antara mereka yang menerima milik pusaka (47:22, 23)?
Bagaimana masalah-masalah geografis yang berhubungan (1) dengan sungai yang keluar dari Bait Allah (47:1-12) dan (2) dengan pembagian tanah di antara kedua belas suku (47:13-48:29) bisa dijelaskan?
Penekanan pada upacara, bentuk, dan lembaga telah menyebabkan Yehezkiel dituduh mengubah berbagai gagasan nabi menjadi hukum dan dogma, sehingga ia menjadi "bapa Yudaisme".
Yehezkiel memang yakin, bahwa zaman baru perlu menyatakan konsep rohaninya dalam bentuk fisik yang nyata.
Masyarakat Yahudi setelah pembuangan masih membutuhkan Bait Allah, imam, dan persembahan kurban.
Diragukan apakah masyarakat Yahudi akan bisa bertahan tanpa hal-hal tersebut.
Seperti nabi-nabi abad ke-8, Yehezkiel tertarik pada kehidupan yang benar (mis., ps. 3; 18; 33).
Peraturan-peraturan dalam pasal 40-48 dimaksudkan untuk orang-orang yang sudah diperbaharui (bdg. ps. 33-37).
Penafsiran-penafsiran tentang penglihatan akan Bait Allah, pada dasarnya muncul dalam dua kategori, yaitu harfiah dan simbolis.
Berikut ini adalah ringkasan dari pandangan pokok mengenai laporan tentang Bait Allah dalam "Utopia politis" atau "nomocracy" (pemerintahan dengan hukum; demikian Joseph Salvador, yang dikutip dalam J. Klausner, The Messianic Idea in Israel, hal. 131) dalam pasal 40-48.
(1) Beberapa orang berpendapat, bahwa itu adalah gambaran dari Bait Suci Salomo, yang dipelihara agar kaum buangan yang pulang bisa membangun kembali tempat ibadah mereka.
Sebenarnya, rincian untuk Bait Suci Yehezkiel berbeda dan lebih besar daripada Bait Suci Salomo.
(2) Beberapa orang lainnya mengatakan, bahwa Bait Suci Yehezkiel itu menggambarkan suatu gagasan mulia, suatu pola umum untuk menuntun kaum buangan yang pulang di dalam mereka membangun.
Seluruh bagian itu dipandang sebagai suatu ketetapan bagi teokrasi pasca-Pembuangan.
Namun, tidak ada satupun kitab pasca Pembuangan dalam PL yang mengacu pada Bait Suci Yehezkiel, juga tidak ada petunjuk apapun mengenai Bait Suci itu dalam karya Zerubabel dan Yosua, Hagai dan Zakharia (Ezr. 3:8-13; 5:1, 2, 13-17; bdg. 1:2-4; 6:14; Hag. 1:2, 7-15; 2:1-9; Za. 6:9-15), atau Ezra (Ezr. 7:10, 15, 16, 20, 27) dan Nehemia (8-9), bahwa inilah jenis bait suci yang mereka harus bangun.
(3) Beberapa penafsir Yahudi berpendapat, bahwa Raja Mesias, pada saat kedatangan-Nya, akan menyempurnakan Bait Suci itu dan menetapkan rincian ritualnya.
(4) Ada juga beberapa orang Kristen yang berpendapat, bahwa suatu Bait Allah yang nyata, berbagai persembahan kurban, dan keimaman akan berlaku selama Kerajaan Seribu Tahun, menurut rincian yang diberikan oleh Yehezkiel.
Di antara keberatan-keberatan yang serius atas pandangan ini, yang berikut ini perlu diperhatikan:
(a) Pendamaian yang dilakukan oleh Tuhan kita Yesus Kristus membatalkan semua persembahan kurban PL untuk selamanya (Ibr. 9:10-15; 10:1-4, 18).
(b) Sistem lama bersifat sementara, di mana orang-orang yang percaya kepada Kristus tidak harus kembali ke dalamnya (Gal. 3:23-25; , 4:3-9; 5:1; Kol. 2:16, 17; Ibr. 10:11-14).
(c) Semua orang percaya, entah Yahudi ataupun bukan Yahudi, adalah keturunan Abraham (Gal. 3:7, 16, 29), dan anggota "Israel milik Allah" (Gal. 6:16), sebuah hubungan yang didasarkan pada iman dan bukan pada nenek moyang (Rm. 4:11, 14, 16; 8:17; 9:6-8). Kristus telah meruntuhkan "tembok pemisah" (Ef. 2:11-22), sehingga perbedaan Yahudi-Yunani, disunat tidak disunat, hamba merdeka, perempuan - lelaki tidak ada manfaatnya (Gal. 3:28; Kol. 3:11; Ef. 3:6; Rm. 2:28, 29).
(d) PB menunjuk pada Gereja sebagai Israel Baru, di mana para penganut Israel lama bisa mengambil bagian dengan cara menerima Kristus (I Ptr. 2:3-5, 8-10). Janji-janji bagi Israel lama diperluas dan mencakup Gereja di seluruh dunia (Kis. 2:39; 10:43; 13:26; 15:14-18; Rm. 15:9-12).
(e) Bukan suku atau kaum tertentu, melainkan semua orang percaya adalah imam dan memiliki jalan masuk langsung kepada Allah melalui darah Kristus (lih. Ibr. 8:8-13, sebagai penggenapan Yer. 31:3-34; Luk. 22:20; Ibr. 9:26; 10:4-10). Yang Allah hargai adalah ibadah rohani bukan ritual (Yoh. 4:21-24; Kis. 7:48-50).
(f) Ketika Yohanes menggunakan pasal-pasal ini untuk menggambarkan Gereja Kristus, dia membuang elemen-elemen yang khas Yahudi (Why. 21:9-22:5).
Tetap menghendaki penjelasan harfiah bagi penglihatan tersebut sepertinya tidak perlu. Menolak suatu penafsiran harfiah tidak merupakan penghalang untuk tetap berpegang pada doktrin Kerajaan Seribu Tahun.
(5) Beberapa orang lain lagi berpendapat, bahwa Bait Suci Yehezkiel adalah sebuah lambang yang menggambarkan orang-orang tebusan dari segala zaman sedang menyembah Allah di surga. Namun, banyak rincian duniawi dari penglihatan itu, misalnya kurban penghapus dosa, menyanggah pendapat, bahwa ini adalah gambaran dari ibadah sempurna di surga.
(6) Pandangan simbolis tipikal, atau lebih tepatnya, alegoris, disukai oleh Bapa-bapa Gereja dan para Reformator.
Mereka menemukan di dalam raja, imam, persembahan kurban, ukuran Bait Suci, sungai yang keluar dari tempat ibadah, bagian warisan suku, dll., berbagai unsur yang menggambarkan Kristus serta kesempurnaan rohani dari Gereja di sepanjang zaman Injil.
Pandangan ini dipengaruhi oleh pemikiran yang subyektif dan merampas arti dari bagian Alkitab tersebut bagi zaman Yehezkiel.
(7) Sebagian orang melihat di dalamnya sebuah perumpamaan profetik belaka. Pasal-pasal ini, kata mereka, mengemukakan kebenaran rohani yang luar biasa dengan pola bahasa dan pola pemikiran imam Yehezkiel. Pasal-pasal itu ditandai oleh rincian kecil yang sama dengan yang terdapat dalam penglihatan (ps. 1), perumpamaan (ps. 16:23), pengajaran (ps. 18), dan nubuatannya (ps. 26-28; 29-32), sehingga mengandung makna kepastian ilahi.
Yehezkiel dan nabi-nabi lain melihat kehidupan masa depan yang ideal sebagai hidup di dalam tubuh; di atas bumi ini (lihat dalam 18:4; bdg. Yes. 66:20; Yer. 33:17, 18).
Mereka mengajarkan, bahwa kesempurnaan agama sejati akan tercapai hanya melalui kehadiran pribadi Tuhan di antara umat-Nya (bdg. 48:35b).
Jadi, bagi rekan-rekan Yehezkiel di pembuangan Babel, dan bagi generasi-generasi berikutnya, gambaran tentang Bait Allah yang baru, ibadah dan tanah itu mendatangkan penghiburan dan pencerahan.
Gereja Kristen, sepanjang sejarahnya, mengambil dari pasal-pasal ini, bukan rincian kecil yang bersifat tipologi atau alegoris dari kehidupan Israel, melainkan prinsip umum yang luas dari kehadiran Allah bersama umat-Nya dan kuasa Roh Kudus yang produktif.
Pasal-pasal itu mengarahkan Gereja, khususnya, dalam penyesuaiannya di Wahyu 21; 22, kepada penggenapan yang menantikan umat Allah saat parousia (kedatangan kedua) Anak-Nya, yang telah mempersiapkan tempat tinggal bagi orang-orang milik-Nya dalam kediaman Sang Bapa.
Pasal-pasal ini mengingatkan Gereja akan sifatnya sebagai peziarah di dunia ini, supaya Gereja mencari "langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran" (II Ptr. 3:13).
Penglihatan Yehezkiel tentang masyarakat yang dipulihkan meliputi Bait Allah yang baru, yang atasnya kemuliaan Tuhan kembali (ps. 10-43), ibadah yang baru, dengan pelayanan dan sistem kurban yang sempurna (ps. 44-46), dan tanah kudus yang baru yang dibagi kembali di antara suku-suku berdasarkan prinsip-prinsip baru (ps. 47; 48).
Bait Suci Yang Baru (40:1-43:27).
Daerah Bait Suci, seperti yang digambarkan oleh Yehezkiel, terdiri dari tiga alas, yang pada alas tertinggi, menghadap ke timur, berdirilah Bait Suci dengan ruangan-ruangan tambahannya, pelataran Bait Suci, dan bangunan besar tepat di belakangnya.
Di alas tengah ada dapur dan kamar-kamar bagi para imam, pelatarannya berisi mezbah kurban bakaran, dan pelataran dalam dengan tiga jalan masuk yang megah.
Alas terendah, yang dikelilingi oleh tembok luar, berisi pelataran luar dengan tiga jalan masuk dan dapur serta kamar-kamar untuk umat.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.