Keluaran 1: Orang Israel ditindas di Mesir | Garis Besar dan Pendahuluan Kitab Keluaran
Jumat, Agustus 04, 2017
Edit
Orang Israel ditindas di Mesir. |
Setelah belajar perikop meninggalnya Yusuf, yang merupakan perikop terakhir dari kitab Kejadian, sekarang kita belajar perikop pertama dari kitab Keluaran, yaitu mengenai penindasan terhadap orang Israel oleh orang Mesir.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Keluaran (Exodus 1 dengan judul perikop Orang Israel ditindas di Mesir).
Kita belajar perikop Orang Israel ditindas di Mesir ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Exo 1:1 Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:
Exo 1:2 Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;
Exo 1:3 Isakhar, Zebulon dan Benyamin;
Exo 1:4 Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.
Exo 1:5 Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.
Exo 1:6 Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia.
Exo 1:7 Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.
Pendahuluan (1:1-7).
Sejumlah kecil ayat ini berperanan menghubungkan Kitab Keluaran dengan narasi dari Kitab Kejadian.
Sesudah mendaftarkan nama-nama mereka yang pindah ke Mesir bersama dengan Yakub, nas ini dengan cepat melampaui tahun-tahun antara yang tidak berarti dan melanjutkan kisah tersebut di ayat 7.
Exo 1:8 Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.
8. Raja baru. Bangsa Heksos yang menyerbu masuk mengendalikan Mesir sejak sekitar 1720 sM hingga 1570. Mereka terusir dari negeri itu oleh Amosis I, pendiri Dinasti Kedelapan Belas, zaman yang mungkin paling cemerlang dalam sejarah Mesir.
Sesudah berhasil mengusir raja-raja asing yang dibenci, permusuhan orang Mesir diarahkan kepada semua pihak yang sebelumnya ada hubungan erat dengan pihak yang diusir itu, khususnya orang Ibrani yang memiliki hubungan kesukuan maupun kedudukan dengan penguasa Heksos.
Angkatan demi angkatan Israel berikutnya mengalami keadaan yang makin buruk, hingga mencapai masa yang diuraikan di sini, tepat sebelum mereka ditebus.
Exo 1:9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.
9. Sangat banyak dan lebih besar jumlahnya. Terlalu banyak dan terlalu kuat (sebuah terjemahan Amerika).
Exo 1:10 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."
10. Marilah kita bertindak dengan bijaksana. Mengambil tindakan pencegahan terhadap mereka (sebuah terjemahan Amerika), atau menangani mereka dengan hati-hati (Moffatt).
Memang ada kemungkinan bahaya yang nyata, bahwa orang-orang Ibrani yang tinggal di Gosyen, di perbatasan timur laut negeri itu, bekerja sama dengan penyerbu yang mungkin menyerang Mesir.
Exo 1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
11. Pitom dan Raamses. Letak kedua kota ini telah ditentukan dengan cukup meyakinkan, yaitu yang sekarang Tel er-Retabeh dan Tanis, keduanya di wilayah Delta Nil.
Tanis di dalam Alkitab juga dikenal sebagai Soan (Bil. 13:22), dan disebut Avaris oleh orang Heksos. Raamses-Tanis yang merupakan ibu kota dinasti Heksos, ditinggalkan sesudah mereka terusir.
Pada zaman Dinasti Kesembilan belas (1310-1200 sM) tempat tersebut dipulihkan dan kembali menjadi ibu kota Mesir.
Dengan kehendak Allah, satu-satunya masa di dalam sejarah Mesir yang panjang itu di mana ibu kotanya demikian dekat dengan perbatasan negeri itu adalah pada saat Israel masuk dan keluar dari Mesir.
Exo 1:12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
12. Orang merasa takut kepada orang Israel itu. Bagi orang Mesir, peningkatan jumlah orang Israel itu mengagumkan dan juga menjengkelkan, bukan hanya karena bahaya yang disebutkan, dalam ayat 10, namun juga karena bukti berkat Allah dalam jumlah mereka yang sangat banyak bertambah.
Exo 1:13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
Exo 1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Exo 1:15 Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya:
15. Bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani. Ini bisa berarti "perempuan-perempuan Ibrani" atau "bidan yang menolong perempuan Ibrani", yaitu perempuan Mesir yang menjadi bidan bagi perempuan Ibrani.
Bagaimanapun juga, barangkali mereka ini adalah bidan-bidan kepala dan bukan bidan-bidan biasa.
Exo 1:16 "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."
16. Kursi bersalin. (Di dalam terjemahan baru LAI hanya disebutkan waktu mereka bersalin, di dalam berbagai terjemahan bahasa Inggris dikemukakan, waktu mereka bersalin di atas kursi bersalin).
Kursi bersalin ini adalah dua buah batu, atau bata, atau bangku pendek yang biasanya diduduki para wanita ketika melahirkan.
Anak perempuan. Anak perempuan diizinkan hidup, sebab mereka dapat diambil sebagai istri orang Mesir, dan dengan demikian mereka kehilangan identitas nasional mereka.
Hal ini sering dilakukan di zaman Perjanjian Lama, bukan hanya di kalangan orang Ibrani, namun juga oleh bangsa-bangsa lainnya.
Exo 1:17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
Exo 1:18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?"
Exo 1:19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin."
19. Penjelasan yang dikemukakan kepada Firaun hanya benar sebagian.
Jelas dari berkat Allah sebagai imbalan kepada para bidan tersebut, bahwa mereka tidak melakukan apa-apa untuk mencegah kelahiran bayi laki-laki.
Exo 1:20 Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda.
Exo 1:21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.
Exo 1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."
Perbudakan di Mesir (1:8-22).
Periode sesudah kematian Yusuf membawa perubahan menyeluruh terhadap keadaan orang Israel.
Dari bangsa yang disenangi oleh para penguasa Heksos Semit, mereka menjadi budak-budak yang kekuatannya mengkhawatirkan dinasti raja Mesir yang baru.
Ditindas oleh para penguasa Mesir membuat orang Israel mencapai keadaan yang benar-benar tidak berdaya dan putus asa. Ketika itulah Allah, dalam kesetiaan kepada perjanjian-Nya, membebaskan mereka dengan kekuatan yang dahsyat.
A. Pendahuluan (1:1-7)
B. Perbudakan di Mesir (1:8-22)
C. Pembebas Dipersiapkan (2:1-4:31)
1. Kelahiran dan Terpeliharanya Musa (2:1-25)
2. Panggilan dan Penugasan Musa (3:1-4:31)
D. Tugas Musa kepada Firaun (5:1-7:7)
1. Pemunculan Musa Pertama di Hadapan Firaun (5:1-23)
2. Janji dan Perintah Yehovah Dibaharui (6:1-13)
3. Daftar Keturunan Musa dan Harun (6:14-37)
4. Musa Diutus untuk Kembali Menghadap Firaun (6:28-7:7)
E. Keajaiban-keajaiban Allah di Mesir (7:8-11:10)
1. Penugasan Ilahi Musa dan Harun Diuji (7:8-15)
2. Tulah Pertama - Air Menjadi Darah (7:14-25)
3. Tulah Kedua - Katak (8:1-15)
4. Tulah Ketiga - Nyamuk (8:16-19)
5. Tulah Keempat - Lalat Pikat (8:20-32)
6. Tulah Kelima - Sampar pada Ternak (9:1-7)
7. Tulah Keenam - Barah (9:8-12)
8. Tulah Ketujuh - Hujan Es (9:13-35)
9. Tulah Kedelapan - Belalang (10:1-20)
10. Tulah Kesembilan - Kegelapan (19:21-29)
11. Pengumuman Tulah Terakhir (11:1-10)
F. Paskah dan Kepergian Israel (12:1-15:21)
1. Penyucian Israel (12:1-28)
2. Tulah Kesepuluh - Hukuman Allah Atas Mesir (12:29-36)
3. Keluar dari Mesir (12:37-15:21)
a. Kepergian Israel (12:37-42)
b. Peraturan-peraturan Selanjutnya untuk Paskah (12:43-51)
c. Pengudusan Anak Sulung (13:1-16)
d. Melewati Laut Kolsom (13:17-14:31)
e. Nyanyian Musa (15:1-21)
G. Israel di Padang Gurun (15:22-18:27)
II. Israel di Sinai (19:1-40:38)
A. Peresmian Perjanjian di Sinai (19:1-24:11)
B. Aneka Petunjuk untuk Kemah Suci dan Imam (24:12-31:18)
C. Perjanjian Dilanggar dan Dipulihkan (32:1-34:35)
D. Pembangunan Tempat Ibadah (35:1-39:43)
E. Pendirian dan Penyucian Kemah Suci (40:1-38)
Judul.
Nama Keluaran diterjemahkan dari bahasa Inggris, Exodus, yang merupakan transliterasi dari Septuaginta dan sampai kepada kita melalui Vulgata Latin.
Di dalam bahasa Yunani, kata tersebut berarti keberangkatan atau kepergian. Judul Ibrani bagi kitab ini merupakan frasa pertamanya, Inilah nama, atau sering langsung Nama-nama begitu saja.
Sebagai nama yang melukiskan isi kitab ini, Keluaran tidak memuaskan, sebab kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir hanya menghabiskan tidak sampai setengah bagian kitab ini.
Tanggal dan Kepenulisan.
Alkitab menyebutkan, bahwa penulis Kitab Keluaran ini, bersama dengan empat kitab lainnya dalam Pentateukh, adalah Musa.
Penelitian Alkitab dari segi sejarah dan sastra telah menjadikan kitab-kitab ini suatu himpunan naskah yang ditulis oleh beberapa orang penulis sejak abad ke-9 hingga abad ke-5 sM.
Pandangan radikal yang menolak bahwa Musa ikut menulis sebagian dari kitab-kitab ini tidak dianut luas lagi saat ini seperti halnya satu angkatan yang lalu.
Sekalipun masih banyak sarjana liberal yang mempertanyakan soal kepenulisan Pentateukh oleh Musa, berbagai penemuan arkeologis telah membuat para pakar dari latar belakang teologis menghargai lebih tinggi kesejarahan dari peristiwa-peristiwa yang dikisahkan.
Latar Belakang Sejarah.
Keluaran membahas kisah bangsa Israel mulai dari tempat di mana Kitab Kejadian berhenti.
Kurun waktu yang panjang di antara Yusuf dan Musa dikemukakan dalam dua ayat ringkas (1:6-7), dan kemudian diuraikan situasi yang sama sekali baru dari keturunan Yakub.
Tamu-tamu istimewa Firaun dan Yusuf telah menjadi bangsa budak, sasaran dari ketakutan dan kebencian para penguasa mereka.
Ketika Firaun berusaha mengendalikan bangsa Ibrani itu melalui penindasan yang keji, Allah bertindak untuk melepaskan mereka.
Sang pembebas, Musa, lebih dahulu dipersiapkan dan baru kemudian, dengan kuasa Allah, pembebasan yang terkenal itu berlangsung.
Meskipun demikian, penebusan dari cengkeraman Mesir, bukan sekadar pembebasan dari perbudakan saja. Allah membawa Israel keluar dari Mesir agar Dia dapat membawa mereka, selaku bangsa yang dipersiapkan sendiri oleh-Nya, ke Negeri Yang Dijanjikan.
Jadi, tema utama dari Keluaran, bukan sekadar tindakan penebusan yang luar biasa oleh Allah, melainkan juga pengadopsian dan peresmian Israel selaku umat Allah.
E. E. Flack mengatakan, "Keluaran tidak diragukan lagi merupakan kitab paling penting yang pernah ada yang membahas berdirinya sebuah bangsa" ("Interpretation of Exodus," Interpretation, Jan. 1949).
"Seluruh sejarah atau filsafat sejarah Ibrani sesudah ini sebagaimana tercermin di dalam kitab nabi-nabi melihat balik ke peristiwa Keluaran sebagai tindakan kreatif Allah yang menciptakan berdirinya bangsa Ibrani" (Alleman dan Flack, Old Testament Commentary, hlm. 207).
Tanggal terjadinya peristiwa Keluaran merupakan persoalan bagi para peneliti selama berabad-abad, dan dengan adanya berbagai penemuan arkeologi modern, hangatnya perdebatan malah makin meningkat, sekalipun fakta sejarah tetap agak suram.
Tanggalnya yang sudah ditentukan adalah paling cepat 1580 sM sedangkan paling lambat adalah 1230 sM. Karena Alkitab hampir tidak memberikan masukan untuk menyusun sebuah kronologi, hendaknya diingat, bahwa tanggal yang ditetapkan untuk peristiwa Keluaran bukan merupakan masalah doktrin, melainkan hanya informasi sejarah.
Secara umum dianggap, bahwa orang Israel masuk ke Mesir ketika keponakan Semit mereka, orang Hiksos, sedang berkuasa, mungkin sekitar 1700 sM.
Jika mereka tinggal di Mesir selama 430 tahun (12:40), maka tanggal kepergian mereka pastilah sekitar tahun 1270 sM.
Sebagian besar bukti arkeologi yang kita miliki tampaknya menunjuk kepada sebuah tanggal tertentu pada abad ketiga belas.
Pembangunan Pitom dan Raamses (1:11), yaitu Rameses Agung, memerintah pada saat itu.
Data yang dikemukakan oleh arkeologi bagi kejatuhan sejumlah besar kota kerajaan di Kanaan, dari Lakhis hingga Hazor, juga adalah abad ketiga belas.
Penelitian Nelson Glueck di wilayah Transyordan dan gurun Negeb telah menemukan kenyataan bahwa bangsa-bangsa Moab, Amon, Edom dan Amori tidak tinggal di wilayah tersebut dan siap untuk menentang kemajuan Israel sebelum abad ketiga belas (bdg. The Other Side of Jordan dan Rivers in the Desert).
Kesulitan utama untuk menemukan tanggal terjadinya peristiwa Keluaran pada abad ketiga belas dijumpai di I Raja-Raja 6:1.
Di situ dikemukakan, bahwa Bait Suci mulai dibangun 480 tahun sesudah peristiwa Keluaran, yaitu pada tahun keempat pemerintahan Salomo.
Tahun keempat pemerintahan Salomo adalah sekitar tahun 960 sM, sehingga rupanya peristiwa Keluaran terjadi pada tahun 1440 sM; dan tanggal ini bukan hanya bertentangan dengan bukti arkeologi, namun juga dengan tanggal yang didapat dari Keluaran 12:40.
Telah diusulkan pemecahan dengan menganggap tahun-tahun dari I Raja-Raja 6 sebagai berarti dua belas angkatan, waktu sesungguhnya tidak lebih daripada tiga ratus tahun.
Sekalipun demikian, kenyataan bahwa tanggal terjadinya peristiwa Keluaran tidak dapat ditentukan tidak mengurangi kesejarahan kitab ini maupun berita utamanya tentang penebusan oleh Allah.
Perikop Selanjutnya: Musa lahir dan diselamatkan.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Keluaran (Exodus 1 dengan judul perikop Orang Israel ditindas di Mesir).
Kita belajar perikop Orang Israel ditindas di Mesir ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Orang Israel ditindas di Mesir (Kitab Keluaran 1)
Exo 1:1 Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:
Exo 1:2 Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;
Exo 1:3 Isakhar, Zebulon dan Benyamin;
Exo 1:4 Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.
Exo 1:5 Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.
Exo 1:6 Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia.
Exo 1:7 Orang-orang Israel beranak cucu dan tak terbilang jumlahnya; mereka bertambah banyak dan dengan dahsyat berlipat ganda, sehingga negeri itu dipenuhi mereka.
Pendahuluan (1:1-7).
Sejumlah kecil ayat ini berperanan menghubungkan Kitab Keluaran dengan narasi dari Kitab Kejadian.
Sesudah mendaftarkan nama-nama mereka yang pindah ke Mesir bersama dengan Yakub, nas ini dengan cepat melampaui tahun-tahun antara yang tidak berarti dan melanjutkan kisah tersebut di ayat 7.
Exo 1:8 Kemudian bangkitlah seorang raja baru memerintah tanah Mesir, yang tidak mengenal Yusuf.
8. Raja baru. Bangsa Heksos yang menyerbu masuk mengendalikan Mesir sejak sekitar 1720 sM hingga 1570. Mereka terusir dari negeri itu oleh Amosis I, pendiri Dinasti Kedelapan Belas, zaman yang mungkin paling cemerlang dalam sejarah Mesir.
Sesudah berhasil mengusir raja-raja asing yang dibenci, permusuhan orang Mesir diarahkan kepada semua pihak yang sebelumnya ada hubungan erat dengan pihak yang diusir itu, khususnya orang Ibrani yang memiliki hubungan kesukuan maupun kedudukan dengan penguasa Heksos.
Angkatan demi angkatan Israel berikutnya mengalami keadaan yang makin buruk, hingga mencapai masa yang diuraikan di sini, tepat sebelum mereka ditebus.
Exo 1:9 Berkatalah raja itu kepada rakyatnya: "Bangsa Israel itu sangat banyak dan lebih besar jumlahnya dari pada kita.
9. Sangat banyak dan lebih besar jumlahnya. Terlalu banyak dan terlalu kuat (sebuah terjemahan Amerika).
Exo 1:10 Marilah kita bertindak dengan bijaksana terhadap mereka, supaya mereka jangan bertambah banyak lagi dan--jika terjadi peperangan--jangan bersekutu nanti dengan musuh kita dan memerangi kita, lalu pergi dari negeri ini."
10. Marilah kita bertindak dengan bijaksana. Mengambil tindakan pencegahan terhadap mereka (sebuah terjemahan Amerika), atau menangani mereka dengan hati-hati (Moffatt).
Memang ada kemungkinan bahaya yang nyata, bahwa orang-orang Ibrani yang tinggal di Gosyen, di perbatasan timur laut negeri itu, bekerja sama dengan penyerbu yang mungkin menyerang Mesir.
Exo 1:11 Sebab itu pengawas-pengawas rodi ditempatkan atas mereka untuk menindas mereka dengan kerja paksa: mereka harus mendirikan bagi Firaun kota-kota perbekalan, yakni Pitom dan Raamses.
11. Pitom dan Raamses. Letak kedua kota ini telah ditentukan dengan cukup meyakinkan, yaitu yang sekarang Tel er-Retabeh dan Tanis, keduanya di wilayah Delta Nil.
Tanis di dalam Alkitab juga dikenal sebagai Soan (Bil. 13:22), dan disebut Avaris oleh orang Heksos. Raamses-Tanis yang merupakan ibu kota dinasti Heksos, ditinggalkan sesudah mereka terusir.
Pada zaman Dinasti Kesembilan belas (1310-1200 sM) tempat tersebut dipulihkan dan kembali menjadi ibu kota Mesir.
Dengan kehendak Allah, satu-satunya masa di dalam sejarah Mesir yang panjang itu di mana ibu kotanya demikian dekat dengan perbatasan negeri itu adalah pada saat Israel masuk dan keluar dari Mesir.
Exo 1:12 Tetapi makin ditindas, makin bertambah banyak dan berkembang mereka, sehingga orang merasa takut kepada orang Israel itu.
12. Orang merasa takut kepada orang Israel itu. Bagi orang Mesir, peningkatan jumlah orang Israel itu mengagumkan dan juga menjengkelkan, bukan hanya karena bahaya yang disebutkan, dalam ayat 10, namun juga karena bukti berkat Allah dalam jumlah mereka yang sangat banyak bertambah.
Exo 1:13 Lalu dengan kejam orang Mesir memaksa orang Israel bekerja,
Exo 1:14 dan memahitkan hidup mereka dengan pekerjaan yang berat, yaitu mengerjakan tanah liat dan batu bata, dan berbagai-bagai pekerjaan di padang, ya segala pekerjaan yang dengan kejam dipaksakan orang Mesir kepada mereka itu.
Exo 1:15 Raja Mesir juga memerintahkan kepada bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani, seorang bernama Sifra dan yang lain bernama Pua, katanya:
15. Bidan-bidan yang menolong perempuan Ibrani. Ini bisa berarti "perempuan-perempuan Ibrani" atau "bidan yang menolong perempuan Ibrani", yaitu perempuan Mesir yang menjadi bidan bagi perempuan Ibrani.
Bagaimanapun juga, barangkali mereka ini adalah bidan-bidan kepala dan bukan bidan-bidan biasa.
Exo 1:16 "Apabila kamu menolong perempuan Ibrani pada waktu bersalin, kamu harus memperhatikan waktu anak itu lahir: jika anak laki-laki, kamu harus membunuhnya, tetapi jika anak perempuan, bolehlah ia hidup."
16. Kursi bersalin. (Di dalam terjemahan baru LAI hanya disebutkan waktu mereka bersalin, di dalam berbagai terjemahan bahasa Inggris dikemukakan, waktu mereka bersalin di atas kursi bersalin).
Kursi bersalin ini adalah dua buah batu, atau bata, atau bangku pendek yang biasanya diduduki para wanita ketika melahirkan.
Anak perempuan. Anak perempuan diizinkan hidup, sebab mereka dapat diambil sebagai istri orang Mesir, dan dengan demikian mereka kehilangan identitas nasional mereka.
Hal ini sering dilakukan di zaman Perjanjian Lama, bukan hanya di kalangan orang Ibrani, namun juga oleh bangsa-bangsa lainnya.
Exo 1:17 Tetapi bidan-bidan itu takut akan Allah dan tidak melakukan seperti yang dikatakan raja Mesir kepada mereka, dan membiarkan bayi-bayi itu hidup.
Exo 1:18 Lalu raja Mesir memanggil bidan-bidan itu dan bertanya kepada mereka: "Mengapakah kamu berbuat demikian membiarkan hidup bayi-bayi itu?"
Exo 1:19 Jawab bidan-bidan itu kepada Firaun: "Sebab perempuan Ibrani tidak sama dengan perempuan Mesir; melainkan mereka kuat: sebelum bidan datang, mereka telah bersalin."
19. Penjelasan yang dikemukakan kepada Firaun hanya benar sebagian.
Jelas dari berkat Allah sebagai imbalan kepada para bidan tersebut, bahwa mereka tidak melakukan apa-apa untuk mencegah kelahiran bayi laki-laki.
Exo 1:20 Maka Allah berbuat baik kepada bidan-bidan itu; bertambah banyaklah bangsa itu dan sangat berlipat ganda.
Exo 1:21 Dan karena bidan-bidan itu takut akan Allah, maka Ia membuat mereka berumah tangga.
Exo 1:22 Lalu Firaun memberi perintah kepada seluruh rakyatnya: "Lemparkanlah segala anak laki-laki yang lahir bagi orang Ibrani ke dalam sungai Nil; tetapi segala anak perempuan biarkanlah hidup."
Perbudakan di Mesir (1:8-22).
Periode sesudah kematian Yusuf membawa perubahan menyeluruh terhadap keadaan orang Israel.
Dari bangsa yang disenangi oleh para penguasa Heksos Semit, mereka menjadi budak-budak yang kekuatannya mengkhawatirkan dinasti raja Mesir yang baru.
Ditindas oleh para penguasa Mesir membuat orang Israel mencapai keadaan yang benar-benar tidak berdaya dan putus asa. Ketika itulah Allah, dalam kesetiaan kepada perjanjian-Nya, membebaskan mereka dengan kekuatan yang dahsyat.
GARIS BESAR KELUARAN
I. Pembebasan Israel (1:1-18:27)A. Pendahuluan (1:1-7)
B. Perbudakan di Mesir (1:8-22)
C. Pembebas Dipersiapkan (2:1-4:31)
1. Kelahiran dan Terpeliharanya Musa (2:1-25)
2. Panggilan dan Penugasan Musa (3:1-4:31)
D. Tugas Musa kepada Firaun (5:1-7:7)
1. Pemunculan Musa Pertama di Hadapan Firaun (5:1-23)
2. Janji dan Perintah Yehovah Dibaharui (6:1-13)
3. Daftar Keturunan Musa dan Harun (6:14-37)
4. Musa Diutus untuk Kembali Menghadap Firaun (6:28-7:7)
E. Keajaiban-keajaiban Allah di Mesir (7:8-11:10)
1. Penugasan Ilahi Musa dan Harun Diuji (7:8-15)
2. Tulah Pertama - Air Menjadi Darah (7:14-25)
3. Tulah Kedua - Katak (8:1-15)
4. Tulah Ketiga - Nyamuk (8:16-19)
5. Tulah Keempat - Lalat Pikat (8:20-32)
6. Tulah Kelima - Sampar pada Ternak (9:1-7)
7. Tulah Keenam - Barah (9:8-12)
8. Tulah Ketujuh - Hujan Es (9:13-35)
9. Tulah Kedelapan - Belalang (10:1-20)
10. Tulah Kesembilan - Kegelapan (19:21-29)
11. Pengumuman Tulah Terakhir (11:1-10)
F. Paskah dan Kepergian Israel (12:1-15:21)
1. Penyucian Israel (12:1-28)
2. Tulah Kesepuluh - Hukuman Allah Atas Mesir (12:29-36)
3. Keluar dari Mesir (12:37-15:21)
a. Kepergian Israel (12:37-42)
b. Peraturan-peraturan Selanjutnya untuk Paskah (12:43-51)
c. Pengudusan Anak Sulung (13:1-16)
d. Melewati Laut Kolsom (13:17-14:31)
e. Nyanyian Musa (15:1-21)
G. Israel di Padang Gurun (15:22-18:27)
II. Israel di Sinai (19:1-40:38)
A. Peresmian Perjanjian di Sinai (19:1-24:11)
B. Aneka Petunjuk untuk Kemah Suci dan Imam (24:12-31:18)
C. Perjanjian Dilanggar dan Dipulihkan (32:1-34:35)
D. Pembangunan Tempat Ibadah (35:1-39:43)
E. Pendirian dan Penyucian Kemah Suci (40:1-38)
PENDAHULUAN KELUARAN
Judul.
Nama Keluaran diterjemahkan dari bahasa Inggris, Exodus, yang merupakan transliterasi dari Septuaginta dan sampai kepada kita melalui Vulgata Latin.
Di dalam bahasa Yunani, kata tersebut berarti keberangkatan atau kepergian. Judul Ibrani bagi kitab ini merupakan frasa pertamanya, Inilah nama, atau sering langsung Nama-nama begitu saja.
Sebagai nama yang melukiskan isi kitab ini, Keluaran tidak memuaskan, sebab kisah keluarnya bangsa Israel dari Mesir hanya menghabiskan tidak sampai setengah bagian kitab ini.
Tanggal dan Kepenulisan.
Alkitab menyebutkan, bahwa penulis Kitab Keluaran ini, bersama dengan empat kitab lainnya dalam Pentateukh, adalah Musa.
Penelitian Alkitab dari segi sejarah dan sastra telah menjadikan kitab-kitab ini suatu himpunan naskah yang ditulis oleh beberapa orang penulis sejak abad ke-9 hingga abad ke-5 sM.
Pandangan radikal yang menolak bahwa Musa ikut menulis sebagian dari kitab-kitab ini tidak dianut luas lagi saat ini seperti halnya satu angkatan yang lalu.
Sekalipun masih banyak sarjana liberal yang mempertanyakan soal kepenulisan Pentateukh oleh Musa, berbagai penemuan arkeologis telah membuat para pakar dari latar belakang teologis menghargai lebih tinggi kesejarahan dari peristiwa-peristiwa yang dikisahkan.
Latar Belakang Sejarah.
Keluaran membahas kisah bangsa Israel mulai dari tempat di mana Kitab Kejadian berhenti.
Kurun waktu yang panjang di antara Yusuf dan Musa dikemukakan dalam dua ayat ringkas (1:6-7), dan kemudian diuraikan situasi yang sama sekali baru dari keturunan Yakub.
Tamu-tamu istimewa Firaun dan Yusuf telah menjadi bangsa budak, sasaran dari ketakutan dan kebencian para penguasa mereka.
Ketika Firaun berusaha mengendalikan bangsa Ibrani itu melalui penindasan yang keji, Allah bertindak untuk melepaskan mereka.
Sang pembebas, Musa, lebih dahulu dipersiapkan dan baru kemudian, dengan kuasa Allah, pembebasan yang terkenal itu berlangsung.
Meskipun demikian, penebusan dari cengkeraman Mesir, bukan sekadar pembebasan dari perbudakan saja. Allah membawa Israel keluar dari Mesir agar Dia dapat membawa mereka, selaku bangsa yang dipersiapkan sendiri oleh-Nya, ke Negeri Yang Dijanjikan.
Jadi, tema utama dari Keluaran, bukan sekadar tindakan penebusan yang luar biasa oleh Allah, melainkan juga pengadopsian dan peresmian Israel selaku umat Allah.
E. E. Flack mengatakan, "Keluaran tidak diragukan lagi merupakan kitab paling penting yang pernah ada yang membahas berdirinya sebuah bangsa" ("Interpretation of Exodus," Interpretation, Jan. 1949).
"Seluruh sejarah atau filsafat sejarah Ibrani sesudah ini sebagaimana tercermin di dalam kitab nabi-nabi melihat balik ke peristiwa Keluaran sebagai tindakan kreatif Allah yang menciptakan berdirinya bangsa Ibrani" (Alleman dan Flack, Old Testament Commentary, hlm. 207).
Tanggal terjadinya peristiwa Keluaran merupakan persoalan bagi para peneliti selama berabad-abad, dan dengan adanya berbagai penemuan arkeologi modern, hangatnya perdebatan malah makin meningkat, sekalipun fakta sejarah tetap agak suram.
Tanggalnya yang sudah ditentukan adalah paling cepat 1580 sM sedangkan paling lambat adalah 1230 sM. Karena Alkitab hampir tidak memberikan masukan untuk menyusun sebuah kronologi, hendaknya diingat, bahwa tanggal yang ditetapkan untuk peristiwa Keluaran bukan merupakan masalah doktrin, melainkan hanya informasi sejarah.
Secara umum dianggap, bahwa orang Israel masuk ke Mesir ketika keponakan Semit mereka, orang Hiksos, sedang berkuasa, mungkin sekitar 1700 sM.
Jika mereka tinggal di Mesir selama 430 tahun (12:40), maka tanggal kepergian mereka pastilah sekitar tahun 1270 sM.
Sebagian besar bukti arkeologi yang kita miliki tampaknya menunjuk kepada sebuah tanggal tertentu pada abad ketiga belas.
Pembangunan Pitom dan Raamses (1:11), yaitu Rameses Agung, memerintah pada saat itu.
Data yang dikemukakan oleh arkeologi bagi kejatuhan sejumlah besar kota kerajaan di Kanaan, dari Lakhis hingga Hazor, juga adalah abad ketiga belas.
Penelitian Nelson Glueck di wilayah Transyordan dan gurun Negeb telah menemukan kenyataan bahwa bangsa-bangsa Moab, Amon, Edom dan Amori tidak tinggal di wilayah tersebut dan siap untuk menentang kemajuan Israel sebelum abad ketiga belas (bdg. The Other Side of Jordan dan Rivers in the Desert).
Kesulitan utama untuk menemukan tanggal terjadinya peristiwa Keluaran pada abad ketiga belas dijumpai di I Raja-Raja 6:1.
Di situ dikemukakan, bahwa Bait Suci mulai dibangun 480 tahun sesudah peristiwa Keluaran, yaitu pada tahun keempat pemerintahan Salomo.
Tahun keempat pemerintahan Salomo adalah sekitar tahun 960 sM, sehingga rupanya peristiwa Keluaran terjadi pada tahun 1440 sM; dan tanggal ini bukan hanya bertentangan dengan bukti arkeologi, namun juga dengan tanggal yang didapat dari Keluaran 12:40.
Telah diusulkan pemecahan dengan menganggap tahun-tahun dari I Raja-Raja 6 sebagai berarti dua belas angkatan, waktu sesungguhnya tidak lebih daripada tiga ratus tahun.
Sekalipun demikian, kenyataan bahwa tanggal terjadinya peristiwa Keluaran tidak dapat ditentukan tidak mengurangi kesejarahan kitab ini maupun berita utamanya tentang penebusan oleh Allah.
Perikop Selanjutnya: Musa lahir dan diselamatkan.