Zefanya 1:1: Judul | Garis Besar dan Pendahuluan Kitab Zefanya
Selasa, Mei 21, 2019
Edit
Klik:
Zephaniah / Zefanya 1:1
Zep 1:1 Firman TUHAN yang datang kepada Zefanya bin Kusyi bin Gedalya bin Amarya bin Hizkia dalam zaman Yosia bin Amon, raja Yehuda.
Tafsiran Wycliffe
Pengantar (1:1).
Pernyataan Zefanya mengenai penahbisannya untuk memangku jabatan sebagai nabi, memakai bentuk yang sangat dikenal: Firman Tuhan yang datang kepada nabi.
Seorang yang memegang jabatan nabi, sebagai respons terhadap suatu panggilan langsung; jabatan imam, yang terbatas pada keluarga Harun, diteruskan dari ayah kepada anak.
Ayah Zefanya adalah Kusyi; kakeknya, Gedalya; ayah dari kakeknya, Amarya; sedang kakek dari kakeknya, kemungkinan besar adalah raja yang saleh, Hizkia.
Garis Besar Kitab Zefanya
I. Pengantar. 1:1.
II. Sebuah peringatan tentang penghukuman yang akan datang. 1:2-18.
A. Penghukuman diumumkan. 1:2-6.
B. Penghukuman ditetapkan. 1:7-13.
C. Penghukuman digambarkan. 1:14-18.
III. Nasihat untuk segera bertobat. 2:1-3:8.
A. Ajakan untuk bertobat. 2:1-3.
B. Peringatan yang rinci mengenai penghukuman. 2:4-3:8.
1. Negeri orang Filistin. 2:4-7.
2. Tanah Moab dan Amon. 2:8-11.
3. Negeri orang Etiopia. 2:12.
4. Negeri orang Asyur. 2:13-15.
5. Tanah Yehuda dan kota Yerusalem. 3:1-8.
IV. Janji berkat pada masa mendatang. 3:9-20.
A. Janji akan perubahan. 3:9-13.
B. Janji akan pemulihan. 3:14-20.
Pendahuluan Kitab Zefanya
Judul.
Kitab Zefanya mendapatkan namanya dari nabi yang pelayanannya dicatat di dalamnya.
Sepanyâ berarti "Tuhan bersembunyi" atau "Tuhan telah bersembunyi".
Nabi ini dilahirkan pada masa pemerintahan Manasye yang kejam (692-638 SM), yang "mencurahkan darah orang yang tidak bersalah sedemikian banyak, hingga dipenuhinya Yerusalem dari ujung ke ujung" (II Raj. 21:16).
Nama sang nabi menunjukkan suatu keyakinan pada kuasa Allah untuk menyembunyikan (yakni melindungi) para penyembah-Nya pada masa bahaya.
Nabi dan Pesannya.
Sangat sedikit yang diketahui mengenai Zefanya.
Dia barangkali masih keturunan raja (Zef. 1:1; barangkali Hizkia adalah raja Hizkia), dan bernubuat selama masa pemerintahan Yosia (637-607 SM) di antara kejatuhan Niniwe dan serangan Babel atas Yehuda.
Di bawah pemerintahan Yosia, pelaksanaan Hukum dan penyembahan kepada Tuhan telah dihidupkan kembali secara singkat, namun bangsa ini masih mempraktikkan kebiasaan menyembah berhala secara sembunyi-sembunyi.
Mengetahui kemunafikan tersebut, membuat sang nabi muda ini tergerak untuk bertindak.
Walaupun raja bergabung dengan sang nabi dalam sebuah gerakan reformasi, naik turunnya kejahatan tetap berlangsung.
Meningkatnya kejahatan secara tidak terelakkan membawa kepada waktu, di mana Allah memakai Nebukadnezar sebagai saluran kemarahan-Nya.
Zefanya menunjuk secara tepat penyebab penghukuman Allah dengan memberitakan kemerosotan moral bangsa itu.
Sekalipun demikian, dia menjelaskan, bahwa pintu belas kasih terbuka bagi orang-orang yang mau dengan sungguh-sungguh bertobat.
Sang nabi melihat arti dari semuanya ini dari sudut maksud Allah untuk mengutus Anak-Nya, Tuhan Yesus, sebagai Mesias bagi Israel dan Juruselamat seluruh umat manusia.
Kepenulisan dan Tanggal.
Ayat pertama dalam Zefanya (dengan menggunakan bentuk biasa dari para nabi yang menulis) menunjukkan, bahwa kitab ini merupakan pesan yang disampaikan Allah kepada nabi dan yang dicatat oleh nabi sendiri.
Dan tidak ada alasan untuk menganggap petunjuk ini, sebagai sebuah sisipan oleh seorang penulis yang tak dikenal pada suatu masa yang belakangan.
Walaupun Zefanya dilahirkan dalam masa pemerintahan Manasye (692-638 SM), dia tidak memangku jabatan nabinya sebelum awal pemerintahan Yosia, barangkali 627-626 SM.
Kemungkinan nubuatan ini ditulis beberapa tahun saja setelah itu.
Latar Belakang Sejarah. Pemerintahan lalim Manasye (692-638 SM) dan Amon (638-637 SM) sudah berakhir, raja Yosia (637-607 SM) telah naik takhta Yehuda.
Pembaharuan yang ia lakukan masih beberapa tahun sesudah itu, dan kondisi murtad yang berlangsung selama lebih dari setengah abad pada waktu pemerintahan Manasye dan Amon belum mendapat tantangan.
Pada tahap awal pemerintahan Yosia (barangkali sekitar 627-626 SM), Zefanya mulai memperingatkan bangsanya mengenai akan datangnya penghukuman Allah, yang kemarahan-Nya telah mereka picu dengan tingkah laku mereka.
Takdir Samaria pada tahun 722 SM, merupakan sebuah peringatan serius mengenai kuasa dan keadilan Allah.
Dengan semangat pemuda, Zefanya meletakkan kerangka dasar bagi pembaharuan yang berlangsung dalam masa belakangan dari pemerintahan Yosia.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.