Bilangan 11:1-3: Api TUHAN
Minggu, November 12, 2017
Edit
Api TUHAN. |
Setelah belajar perikop Berangkat Dari Gunung Sinai dari Kitab Bilangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yaitu Api TUHAN.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Bilangan (Numbers 11:1-3 dengan judul perikop Api TUHAN).
Kita belajar perikop Api TUHAN ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Num 11:1 Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan.
Num 11:2 Lalu berteriaklah bangsa itu kepada Musa, dan Musa berdoa kepada TUHAN; maka padamlah api itu.
Num 11:3 Sebab itu orang menamai tempat itu Tabera, karena telah menyala api TUHAN di antara mereka.
1. Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut. Saya akan menerjemahkan frasa di atas sebagai berikut: "Dan bangsa itu menjadi seperti orang yang suka bersungut-sungut atas kemalangan di telinga Tuhan."
Yang dimaksudkan ialah, bahwa orang Israel sebenarnya tidak tertimpa kemalangan, namun toh mereka bersungut-sungut seperti orang-orang yang dikutuk dengan kemalangan yang sesungguhnya.
Menyalalah api Tuhan di antara mereka. Sikap tidak bersyukur tanpa alasan di hadapan segala kebaikan Allah, mendatangkan hajaran yang diperlukan walaupun ringan di pelosok-pelosok perkemahan.
Mereka menamakan tempat itu Tabera, "terbakar", yang mungkin merupakan suatu fenomena alam, namun tetap saja merupakan "api Tuhan" yang dikirim Allah untuk melaksanakan maksud-Nya.
2. Berteriaklah bangsa itu ... Musa berdoa ... maka padamlah api itu. Inilah kisah umat Allah pada masa yang akan datang dalam bentuk singkatnya (bdg. Mzm. 107).
Israel gagal menarik pelajaran dari ketaatan penuh sukacita. Karena itu, mereka harus menerima hajaran yang lebih keras lagi sebagaimana dikisahkan di dalam pasal ini dan pasal-pasal selanjutnya.
Tabera Dan Kibrot-Taawa (11:1-35).
Karena tidak mau belajar dari hajaran kecil di Tabera, bangsa Israel membiarkan pengacau menyeret mereka untuk mendambakan daging, buah-buah serta sayuran segar dari Mesir.
Murka Allah kembali berkobar terhadap mereka, dan bahkan Musa juga terjebak dalam perasaan kesepian karena harus memikul tanggung jawab atas berandal-berandal rohani itu sendirian.
Musa meminta Tuhan membunuhnya daripada membiarkan dia memikul sendiri keberandalan orang Israel itu.
Karena itu, Allah menugaskan tujuh puluh tua-tua untuk membantu sang nabi memikul tanggung jawab tersebut, serta memberikan kepada mereka roh nubuat.
Ketika dua orang tua-tua, yang tidak termasuk tujuh puluh orang tersebut, mempergunakan karunia bernubuat di tengah perkemahan, Yosua memohon kepada Musa agar menghentikan mereka.
Permohonan itu membuat Musa memberikan jawaban yang sangat terkenal itu: "Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh karena Tuhan memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka."
Keinginan orang Israel untuk makan daging terpenuhi ketika Allah mengirimkan burung puyuh untuk dimakan. Orang-orang yang sudah sangat bernafsu itu makan sepuas-puasnya, sehingga tidak lama kemudian sebuah tulah menimpa mereka.
Perikop Selanjutnya: TUHAN Berjanji Memberi Daging.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Bilangan (Numbers 11:1-3 dengan judul perikop Api TUHAN).
Kita belajar perikop Api TUHAN ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Api TUHAN (Kitab Bilangan 11:1-3)
Num 11:1 Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut di hadapan TUHAN tentang nasib buruk mereka, dan ketika TUHAN mendengarnya bangkitlah murka-Nya, kemudian menyalalah api TUHAN di antara mereka dan merajalela di tepi tempat perkemahan.
Num 11:2 Lalu berteriaklah bangsa itu kepada Musa, dan Musa berdoa kepada TUHAN; maka padamlah api itu.
Num 11:3 Sebab itu orang menamai tempat itu Tabera, karena telah menyala api TUHAN di antara mereka.
1. Pada suatu kali bangsa itu bersungut-sungut. Saya akan menerjemahkan frasa di atas sebagai berikut: "Dan bangsa itu menjadi seperti orang yang suka bersungut-sungut atas kemalangan di telinga Tuhan."
Yang dimaksudkan ialah, bahwa orang Israel sebenarnya tidak tertimpa kemalangan, namun toh mereka bersungut-sungut seperti orang-orang yang dikutuk dengan kemalangan yang sesungguhnya.
Menyalalah api Tuhan di antara mereka. Sikap tidak bersyukur tanpa alasan di hadapan segala kebaikan Allah, mendatangkan hajaran yang diperlukan walaupun ringan di pelosok-pelosok perkemahan.
Mereka menamakan tempat itu Tabera, "terbakar", yang mungkin merupakan suatu fenomena alam, namun tetap saja merupakan "api Tuhan" yang dikirim Allah untuk melaksanakan maksud-Nya.
2. Berteriaklah bangsa itu ... Musa berdoa ... maka padamlah api itu. Inilah kisah umat Allah pada masa yang akan datang dalam bentuk singkatnya (bdg. Mzm. 107).
Israel gagal menarik pelajaran dari ketaatan penuh sukacita. Karena itu, mereka harus menerima hajaran yang lebih keras lagi sebagaimana dikisahkan di dalam pasal ini dan pasal-pasal selanjutnya.
Tabera Dan Kibrot-Taawa (11:1-35).
Karena tidak mau belajar dari hajaran kecil di Tabera, bangsa Israel membiarkan pengacau menyeret mereka untuk mendambakan daging, buah-buah serta sayuran segar dari Mesir.
Murka Allah kembali berkobar terhadap mereka, dan bahkan Musa juga terjebak dalam perasaan kesepian karena harus memikul tanggung jawab atas berandal-berandal rohani itu sendirian.
Musa meminta Tuhan membunuhnya daripada membiarkan dia memikul sendiri keberandalan orang Israel itu.
Karena itu, Allah menugaskan tujuh puluh tua-tua untuk membantu sang nabi memikul tanggung jawab tersebut, serta memberikan kepada mereka roh nubuat.
Ketika dua orang tua-tua, yang tidak termasuk tujuh puluh orang tersebut, mempergunakan karunia bernubuat di tengah perkemahan, Yosua memohon kepada Musa agar menghentikan mereka.
Permohonan itu membuat Musa memberikan jawaban yang sangat terkenal itu: "Ah, kalau seluruh umat Tuhan menjadi nabi, oleh karena Tuhan memberi Roh-Nya hinggap kepada mereka."
Keinginan orang Israel untuk makan daging terpenuhi ketika Allah mengirimkan burung puyuh untuk dimakan. Orang-orang yang sudah sangat bernafsu itu makan sepuas-puasnya, sehingga tidak lama kemudian sebuah tulah menimpa mereka.
Perikop Selanjutnya: TUHAN Berjanji Memberi Daging.