2 Tawarikh: Korban Pentahbisan dan Perayaan
Senin, Mei 21, 2018
Edit
Klik:
2 Chronicles 7:4-10
2Ch 7:4 Lalu raja bersama-sama seluruh bangsa mempersembahkan korban sembelihan di hadapan TUHAN.
2Ch 7:5 Sebagai korban sembelihan raja Salomo mempersembahkan dua puluh dua ribu ekor lembu sapi dan seratus dua puluh ribu ekor kambing domba. Demikianlah raja dan seluruh bangsa mentahbiskan rumah Allah.
2Ch 7:6 Para imam telah siap berdiri pada tempat mereka. Begitu pula orang-orang Lewi telah siap dengan alat-alat musik untuk memuliakan TUHAN, yakni alat-alat musik yang dibuat raja Daud untuk mengiringi nyanyian syukur bagi TUHAN: "Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya!" setiap kali mereka ditugaskan Daud menyanyikan puji-pujian. Dalam pada itu para imam berdiri berhadapan dengan mereka sambil meniup nafiri, sedang segenap orang Israel berdiri.
2Ch 7:7 Lalu Salomo menguduskan pertengahan pelataran yang di depan rumah TUHAN, sebab di situlah diolahnya segala korban bakaran dan lemak korban keselamatan, sebab mezbah tembaga yang dibuat Salomo tidak dapat memuat korban bakaran dan korban sajian dan segala lemak korban.
2Ch 7:8 Dan pada waktu itu juga Salomo mengadakan perayaan Pondok Daun selama tujuh hari, bersama-sama dengan seluruh Israel, suatu jemaah yang amat besar, dari jalan masuk ke Hamat sampai ke sungai Mesir.
2Ch 7:9 Pada hari yang kedelapan mereka mengadakan perkumpulan raya, karena mereka telah merayakan pentahbisan mezbah selama tujuh hari, dan perayaan Pondok Daun selama tujuh hari.
2Ch 7:10 Pada hari yang kedua puluh tiga, bulan ketujuh, disuruhnya bangsa itu pulang ke kemah-kemah mereka sambil bersukacita dan bergembira atas kebaikan yang telah dilakukan TUHAN kepada Daud, kepada Salomo, dan kepada orang Israel, umat-Nya.
Tafsiran Wycliffe
5. Dua puluh dua ribu ekor lembu sapi dan seratus dua puluh ribu ekor kambing domba. I Raja-Raja 8:63 mempertegas angka-angka yang sangat besar ini dan semua hewan yang dipersembahkan tersebut dinyatakan oleh penulis Raja-raja sebagai "kurban keselamatan" sehingga seluruh bangsa itu bisa ikut memakan daging kurban tersebut (bdg. taf. I Taw. 29:21).
Daging kurban tersebut memberi mereka persediaan untuk perayaan sepanjang lima belas hari (7:9, 10).
7. Lemak korban keselamatan. Bagian-bagian pilihan dipersembahkan kepada Allah di mezbah sebelum bangsa itu berpesta (Im. 3).
Tentang korban bakaran dan korban sajian, lihat secara berurutan di Imamat 1 dan Imamat 2.
8. Salomo telah menunda upacara penahbisan Bait Suci tersebut selama beberapa bulan (bdg. taf. 5:3) agar perayaan tersebut dapat dilaksanakan bersamaan dengan perayaan Pondok Daun saat panen.
Penduduk Israel berkumpul dari jalan masuk ke Hamat di tepi Sungai Orontes bagian ujung utara menuju ke Sungai Efrat hingga ke Sungai Mesir, Sikhor (I Taw. 13:5) yaitu ujung perbatasan barat daya dengan Mesir.
10. Pada hari yang kedua puluh tiga, bulan ketujuh, disuruhnya bangsa itu pulang ke kemah-kemah mereka. Tujuh hari perayaan khusus penahbisan Bait Suci tersebut telah berlangsung dari hari yang kedelapan hingga hari yang keempat belas (ay. 9), termasuk Hari Raya Pendamaian yang akbar pada hari yang kesepuluh (Im. 16).
Perayaan ini kemudian dilanjutkan dengan perayaan Pondok Daun tahunan dari hari kelima belas hingga hari kedua puluh dua (yaitu hari "kedelapan" dari 7:9; bdg. Im. 23:23-36).
Penahbisan (5:1-7:22).
Pentingnya Bait Suci dinyatakan melalui rangkaian upacara yang dilaksanakan ketika Bait Suci tersebut diresmikan.
Sesudah mengumpulkan semua pemimpin yang ada di Israel, Salomo pertama-tama menyatakan Bait Allah tersebut sebagai pengganti langsung dari semua tempat ibadah Israel yang ada sebelumnya dengan cara meletakkan Tabut Perjanjian di tempat maha kudus (5:1-10).
Allah kemudian mempertegas kenyataan, bahwa Ia tinggal di dalam Bait Suci tersebut dengan cara memenuhi bangunan itu dengan Syekina, yaitu asap kemuliaan Allah (ay. 11-14).
Salomo dengan kagum memberikan sebuah kesaksian singkat tentang kesetiaan Allah (6:1-11).
Kesaksian itu kemudian dilanjutkan dengan doa yang lebih panjang untuk penahbisan Bait Suci, dengan meminta Tuhan untuk turun tangan demi kesejahteraan bangsa Israel ketika mereka mengajukan permohonan-permohonan mereka ke hadirat-Nya di Bait Suci itu (ay. 12-42).
Doa inipun dijawab ketika Allah mengirimkan api dari langit langsung ke atas mezbah baru itu sehingga dengan demikian mengawali dua minggu masa perayaan dan persembahan kurban penahbisan (7:1-10).
Belakangan, sesudah Salomo membangun istananya sendiri, Tuhan menampakkan diri kepada raja itu pada malam hari untuk menegaskan kembali semua janji-janji sebelumnya dengan syarat, bahwa Israel tetap setia, tetapi Ia memberikan ancaman pembuangan dan pemusnahan Bait Suci jika mereka tidak setia (ay. 11-22).
Pasal-pasal ini sangat mirip dengan I Raja-Raja 8:1-9:9.
Bait Suci Salomo (2:1-7:22).
Hasil warisan terbesar Salomo adalah kitab-kitab terilhamkan yang ditulis olehnya (Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, dan mungkin Ayub) dan Bait Allah yang megah itu.
Bagi kita sekarang, hal pertama jelas lebih bermakna daripada yang kedua.
Tetapi bagi Ezra yang hidup pada saat tulisan-tulisan yang diilhamkan Allah dalam kanon Perjanjian Lama berakhir (II Tim. 3:16; lih. Pendahuluan, Tanggal Penulisan), dan saat Bait Allah merupakan pusat untuk menghampiri Allah, maka hal kedua jelas menjadi perhatian utamanya, peristiwa yang baginya mengalahkan semua hal lain dalam karier Salomo.
Tentang Bait Suci, seperti halnya Kemah Suci yang mendahuluinya, merupakan lambang kehadiran Allah (yang telah menebus mereka) di tengah-tengah bangsa (7:1, 2; Kel. 29:45, 46).
Bait Suci merupakan jalan keselamatan bagi mereka, yang dengan berbagai persembahan kurbannya telah mengantisipasi [kedatangan] Anak Domba Allah yang akan "berkemah" di tengah-tengah kita untuk mengangkat dosa-dosa dunia (Yoh. 1:14, 29).
Bait Suci juga melambangkan pemuliaan yang menanti manusia di hadirat Allah di surga (Kel. 24:18; Ibr. 9:24).
Karena itu penulis Tawarikh memanfaatkan enam dari sembilan pasal, mengenai Salomo untuk membahas Bait Suci ini: persiapannya (ps. 2), pembangunannya (ps. 3, 4) dan penahbisannya (ps. 5-7).
Bagian ini merupakan penjelasan yang sama dengan I Raja-Raja 5;6; 7:13; 8:66.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.