Matius 26:57-68: Yesus Di Hadapan Mahkamah Agama
Sabtu, November 09, 2019
Edit
Klik:
Matthew / Matius 26:57-68
Mat 26:57 Sesudah mereka menangkap Yesus, mereka membawa-Nya menghadap Kayafas, Imam Besar. Di situ telah berkumpul ahli-ahli Taurat dan tua-tua.
Mat 26:58 Dan Petrus mengikuti Dia dari jauh sampai ke halaman Imam Besar, dan setelah masuk ke dalam, ia duduk di antara pengawal-pengawal untuk melihat kesudahan perkara itu.
Mat 26:59 Imam-imam kepala, malah seluruh Mahkamah Agama mencari kesaksian palsu terhadap Yesus, supaya Ia dapat dihukum mati,
Mat 26:60 tetapi mereka tidak memperolehnya, walaupun tampil banyak saksi dusta. Tetapi akhirnya tampillah dua orang,
Mat 26:61 yang mengatakan: "Orang ini berkata: Aku dapat merubuhkan Bait Allah dan membangunnya kembali dalam tiga hari."
Mat 26:62 Lalu Imam Besar itu berdiri dan berkata kepada-Nya: "Tidakkah Engkau memberi jawab atas tuduhan-tuduhan saksi-saksi ini terhadap Engkau?"
Mat 26:63 Tetapi Yesus tetap diam. Lalu kata Imam Besar itu kepada-Nya: "Demi Allah yang hidup, katakanlah kepada kami, apakah Engkau Mesias, Anak Allah, atau tidak."
Mat 26:64 Jawab Yesus: "Engkau telah mengatakannya. Akan tetapi, Aku berkata kepadamu, mulai sekarang kamu akan melihat Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit."
Mat 26:65 Maka Imam Besar itu mengoyakkan pakaiannya dan berkata: "Ia menghujat Allah. Untuk apa kita perlu saksi lagi? Sekarang telah kamu dengar hujat-Nya.
Mat 26:66 Bagaimana pendapat kamu?" Mereka menjawab dan berkata: "Ia harus dihukum mati!"
Mat 26:67 Lalu mereka meludahi muka-Nya dan meninju-Nya; orang-orang lain memukul Dia,
Mat 26:68 dan berkata: "Cobalah katakan kepada kami, hai Mesias, siapakah yang memukul Engkau?"
Tafsiran Wycliffe
Kesengsaraan Yesus Kristus (26:1-27:66).
Bagian yang tak ternilai pentingnya bagi setiap orang Kristen ini, penuh dengan masalah kemanusiaan yang disajikan secara dramatik.
Sekalipun demikian, rincian yang disajikan oleh para penulis Injil, sejak semula telah menyebabkan banyak persoalan, terutama masalah yang bersifat kronologis.
Tetapi, cara faktual yang dipergunakan setiap Injil (hasil tulisan dari orang-orang yang terlibat langsung secara emosional) dalam membicarakan rangkaian peristiwa yang amat emosional ini, menjadikan karya-karya yang luhur ini makin luar biasa.
Rangkaian Peristiwa di Pengadilan Yahudi (26:57-27:2).
Pertama-tama Yesus dibawa kepada Hanas, mantan imam besar yang masih memiliki banyak pengaruh (Yoh. 18:12-23).
Setelah pemeriksaan pembukaan, yang memungkinkan Sanhedrin berkumpul untuk persidangan malam yang sangat tidak biasa itu, Yesus dibawa ke hadapan Sanhedrin.
Pada saat matahari terbit, persidangan kedua dari Sanhedrin secara resmi memutuskan, bahwa Dia bersalah (Mat. 27:1).
57-68. Persidangan Sanhedrin yang pertama.
57. Kayafas, Imam Besar. Menantu Hanas yang telah diberhentikan.
Kemungkinan Kayafas dan Hanas memiliki tempat tinggal di gedung yang sama, terpisah oleh sebuah halaman.
Pada saat ini, ahli-ahli Taurat dan tua-tua serta Imam Besar sudah berkumpul untuk persidangan yang luar biasa ini.
58. Petrus mengikuti, sehingga dapat masuk ke halaman Imam Besar (bukan istana sebagaimana dalam versi terjemahan tertentu), dengan bantuan Yohanes (Yoh. 18:15-16).
59. Mencari kesaksian palsu. Orang-orang Yahudi ini mengetahui, bahwa mereka tidak memiliki pengaduan yang jelas terhadap Yesus, karena itu mereka harus mempergunakan tuduhan yang dibuat-buat.
60-61. Sekalipun demikian, tuduhan-tuduhan yang dilontarkan demikian kabur dan tidak konsisten, sehingga mereka bahkan tidak dapat menemukan dua orang saksi -- jumlah terkecil yang ditentukan hukum (Ul. 17:6) -- yang dapat memberikan kesaksian yang selaras.
Akhirnya, dihadapkanlah dua orang yang salah mengutip dan salah menerapkan pernyataan yang diucapkan Yesus tiga tahun sebelumnya (Yoh. 2:21).
Aku dapat merubuhkan Bait Allah. Dalam pernyataan yang sebenarnya, soal merubuhkan itu dikaitkan dengan orang-orang Yahudi, dan Bait Allah menunjuk pada diri-Nya sendiri, bukan pada bangunan yang dibangun oleh Herodes itu (Yoh. 2:21).
Mungkin, beberapa pernyataan Yesus di Bukit Zaitun (24:2) secara mentah-mentah telah diputar-balikkan oleh Yudas, dan dipadukan dengan pernyataan ini (Yoh. 2:19).
62. Tidakkah Engkau memberi jawab. Kayafas berharap dapat memaksa Tahanan itu membuat suatu pernyataan dalam keadaan lengah.
Tetapi, tuduhan-tuduhan liar yang dilontarkan kepada Yesus, dijawab secara paling tepat dengan cara diam penuh wibawa ini (bdg. Yes. 53:7).
63. Demi Allah yang hidup. Sebuah rumusan yang memberi tahu Yesus, bahwa jawaban-Nya akan dianggap sebagai sebuah sumpah.
Mesias, Anak Allah. Sekalipun beberapa penafsir mempersoalkan makna sepenuhnya dari Anak Allah, tampaknya jelas, bahwa Kayafas mempergunakannya dengan pengertian keilahian yang khas, sebab pengakuan mendatangkan tuduhan menghujat.
Inilah sebab sesungguhnya dari hukuman yang dijatuhkan kepada Kristus (Yoh. 19:7), dan sebelumnya telah merupakan dasar persekongkolan menentang Dia (Yoh. 5:18).
Laporan mengenai peristiwa lainnya yang mendukung tuduhan ini, pastilah sudah sampai ke telinga imam besar itu (Yoh. 1:34, 39; 9:35-37; 11:27; Mat. 14:33; 8:29, dan lain-lain).
64. Engkau telah mengatakannya. Suatu pengakuan yang tidak dapat disangkal lagi, bahwa diri-Nya adalah Mesias yang ilahi.
(Pernyataan Yesus dibawah sumpah, tidak meniadakan ajaran dari 5:34 ketika Dia memberikan peraturan bagi para pengikut-Nya. Di dalam kedudukan-Nya yang unik selaku Anak Allah, berbagai faktor yang membuat sebuah sumpah dilarang bagi manusia, tidak mengena pada diri-Nya.)
Anak Manusia duduk di sebelah kanan Yang Mahakuasa dan datang di atas awan-awan di langit (bdg. Dan. 7:13, 141; Mzm. 110:1). Suatu pernyataan, bahwa kedudukan Yesus dan para hakim-Nya akhirnya akan terbalik.
65-66. Mengoyakkan pakaiannya. Sebuah petunjuk tentang rasa takut yang benar, tidak perlu disangkal lagi dilaksanakan dengan sungguh-sungguh (walaupun secara salah).
Tradisi Yahudi menguraikan secara cukup rinci, bagaimana tindakan semacam itu harus dilakukan.
Menghujat Allah. Tuduhan penghinaan religius yang terbesar.
Karena Yesus secara terbuka mengakui apa yang sudah dituduhkan kepada-Nya selama ini (Yoh. 5:18), dan menafsirkan Daniel 7:13-14 sebagai diri-Nya sendiri.
Dia dinyatakan harus dihukum mati, mungkin melalui aklamasi pada persidangan pada malam hari ini, dan bukan melalui pemilihan suara yang formal.
67-68. Kekerasan jasmaniah yang ditimpakan pada Yesus oleh penahan-Nya (mungkin perwira yang lebih rendah, Luk. 22:63), termasuk meludahi wajah-Nya, meninju-Nya, memukul-Nya dengan tongkat atau dengan tangan (maksudnya: menampar) dan menutup mata-Nya (Luk. 22:64) dalam rangka memperolok-olok jabatan-Nya yang sudah dinubuatkan.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.