Markus 1:1-8: Yohanes Pembaptis | Garis Besar dan Pendahuluan Kitab Markus
Kamis, November 21, 2019
Edit
Klik:
Mark / Markus 1:1-8
Mar 1:1 Inilah permulaan Injil tentang Yesus Kristus, Anak Allah.
Mar 1:2 Seperti ada tertulis dalam kitab nabi Yesaya: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu;
Mar 1:3 ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya",
Mar 1:4 demikianlah Yohanes Pembaptis tampil di padang gurun dan menyerukan: "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu."
Mar 1:5 Lalu datanglah kepadanya orang-orang dari seluruh daerah Yudea dan semua penduduk Yerusalem, dan sambil mengaku dosanya mereka dibaptis di sungai Yordan.
Mar 1:6 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
Mar 1:7 Inilah yang diberitakannya: "Sesudah aku akan datang Ia yang lebih berkuasa dari padaku; membungkuk dan membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak.
Mar 1:8 Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus."
Tafsiran Wycliffe
Judul (1:1).
Kata-kata ini merupakan judul yang menunjukkan isi dari seluruh kitab ini.
Injil di sini bukan kitabnya, tetapi pesannya, Kabar Baik tentang keselamatan melalui Yesus Kristus.
Fakta-fakta tentang kehidupan dan kematian Kristus merupakan permulaan Injil, yang menyiratkan, bahwa pemberitaan rasuli merupakan kesinambungannya.
Anak Allah. Bagi Markus, seperti juga bagi Yohanes, keilahian Kristus merupakan hal yang paling penting, dan karena itu, ia mencantumkannya di dalam judul Injil yang ditulisnya.
Pendahulu-Nya (1:2-8).
Dengan melewati kelahiran dan tahun-tahun awal kehidupan Kristus, Markus langsung membahas rangkaian peristiwa yang mengawali pelayanan umum oleh Tuhan.
Sebagaimana dinubuatkan di dalam Perjanjian Lama, Yesus akan didahului oleh seorang bentara yang diutus untuk mempersiapkan manusia menghadapi pemunculan-Nya.
Yohanes Pembaptis datang sebagai wakil terakhir dari orde lama yang secara khusus bertugas memperkenalkan tokoh kunci orde yang baru.
2. Seperti ada tertulis. Anak kalimat ini harus dikaitkan dengan ayat 4, baptisan dan khotbah yang dilakukan oleh Yohanes selaras dengan ayat-ayat Alkitab.
Anak kalimat ini merupakan sebuah rumusan yang dipakai untuk menunjukkan "sebuah kontrak yang tidak dapat diubahkan" (Adolf Deissmann, Paul, A Study in Social and Religious History, hlm. 101).
Dalam kitab nabi Yesaya. Kutipan di sini mungkin merupakan perpaduan dari Maleakhi 3:1 dan Keluaran 23:30.
3. Bagian ini merupakan kutipan yang nyaris lengkap dari nas Yesaya 40:3 di dalam LXX.
4. Istilah dibaptis, berarti dicelupkan atau diselamkan sehingga mengacu kepada baptisan selam.
Ini bukan upacara yang sama sekali baru, sebab baptisan orang non-Yahudi ketika menjadi penganut agama Yahudi juga merupakan semacam penyelaman diri (G. F. Moore, Judaism in the First Three Centuries of the Christian Era, I, 331-335).
Yohanes menyerukan, "Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis", maksudnya, suatu baptisan yang ditandai oleh, dan berarti pertobatan.
Di dalam Perjanjian Baru, pertobatan memiliki arti yang lebih mendalam dibandingkan dengan perubahan pikiran yang merupakan arti yang asli.
Pertobatan sekarang mengacu kepada perubahan arah dan tujuan, tindakan berbalik dari dosa menuju kepada kebenaran.
Yosefus menjelaskan, bahwa inilah syarat dari baptisan Yohanes (Antiquities of the Jews, XVIII.v.2).
Mengampuni dosamu. Kata depan Yunani eis, kadang-kadang dipergunakan dengan arti "karena".
Sebab itu, mungkin yang dimaksudkan ialah, bahwa Yohanes membaptis karena adanya pengampunan dosa.
5. Berbicara dengan mempergunakan gaya hiperbola, Markus melukiskan orang yang berbondong-bondong mengalir dari seluruh wilayah Yudea.
Lalu datanglah. Bentuk waktu imperfek melukiskan mengalirnya orang yang datang secara berkesinambungan untuk dibaptis (juga dalam bentuk waktu imperfek).
Upacara tersebut dilaksanakan di Sungai Yordan, sebuah ungkapan yang harus dipahami secara harfiah.
7. Di dalam ayat 7-8, Markus mencatat inti pemberitaan Yohanes Pembaptis.
Diberitakannya, atau dikhotbahkannya selaku seorang bentara (kēryssō), kenyataan tentang Dia yang akan datang.
Tali kasut-Nya. Tali yang terbuat dari kulit untuk mengikat sandal. Yohanes tidak menganggap dirinya layak melayani Mesias, sebagai budak sekalipun.
8. Pencurahan Roh Kudus diduga merupakan ciri dari zaman Mesianis (Yl. 2:28-29; Kis. 1:5; 2:4, 16-21).
Seluruh masa di antara kedatangan pertama dan kedatangan kedua Kristus dilihat sebagai masa Mesianis, yang ditandai oleh pelayanan Roh.
Garis Besar Kitab Markus
I. Judul 1:1II. Persiapan Pelayanan Kristus 1:2-13
A. Pendahulu-Nya 1:2-8
B. Baptisan-Nya 1:9-11
C. Pencobaan-Nya 1:12. 13
III. Pelayanan Kristus di Galilea 1:14-6:30
A. Pemanggilan Empat Murid Pertama 1:14-20
B. Perjalanan Khotbah Pertama di Galilea 1:21-45
C. Perkembangan Pertentangan Resmi 2:1-3:12
D. Penugasan Dua Belas Murid 3:13-20a
E. Perhatian dari Kaum Keluarga Kristus dan Berbagai Tuduhan dari Musuh-musuh-Nya 3:20b-35
F. Perumpamaan-perumpamaan di Tepi Danau 4:1-34
G. Perjalanan ke Gadara 4:35-5:20
H. Perempuan yang Sakit Pendarahan dan Putri Yairus 5:21-43
I. Perjalanan Khotbah yang Lain di Galilea 6:1-30
IV. Penyingkiran-penyingkiran Kristus dari Galilea 6:31-9:50
A. Menyingkir ke Pantai Timur Danau 6:31-56
B. Pembahasan Mengenai Pengangkatan Tradisi yang Berlebihan 7:1-23
C. Menyingkir ke Tirus dan Sidon 7:24-30
D. Menyingkir ke Dekapolis 7:31-8:9
E. Menyingkir ke Kaisarea, Filipi 8:10-9:50
V. Pelayanan Kristus di Perea 10:1-52
A. Pembahasan Mengenai Perceraian, Anak-anak dan Kekayaan 10:1-31
B. Percakapan Ketika Menuju Yerusalem 10:32-45
C. Penyembuhan Bartimeus yang Buta 10:46-52
VI. Pelayanan Penutup Kristus di Yerusalem 11:1-13:37
A. Memasuki Yerusalem dan Bait Suci 11:1-26
B. Aneka Kontroversi Terakhir dengan Para Pimpinan Yahudi 11:27-12:44
C. Apokalipas Bukit Zaitun 13:1-37
VII. Penderitaan dan Kebangkitan Kristus 14:1-16:20
A. Pengkhianatan dan Kesetiaan 14:1-11
B. Penderitaan Tuhan 14:12-15:47.
C. Kebangkitan Tuhan 16:1-20
Pendahuluan Kitab Markus
Penulis.
Sekalipun penulis Injil ini tidak disebutkan, tersedia bukti yang cukup untuk secara positif menentukan siapa penulis itu.
Seluruh kesaksian para Bapa Gereja mula-mula telah menyebutkan Markus, pembantu Petrus, sebagai penulis Kitab ini.
Tradisi tentang kepenulisan Markus dapat ditelusuri balik hingga Papias yang hidup pada akhir abad pertama atau awal kedua, dan diperkuat oleh tulisan-tulisan para tokoh seperti Ireneus, Klemen dari Aleksandria, Origenes, dan Yerom, dan juga dalam Pengantar Anti-Marsiones dari abad kedua.
Bahwa Markus, pendamping Petrus, adalah Yohanes Markus dalam Kisah Para Rasul 12:12, 25; 15:37-39 tidak disebutkan secara khusus, tetapi merupakan pendapat yang telah disetujui semua penafsir, terkecuali para kritikus yang lebih radikal.
Pengidentifikasian tersebut dikemukakan oleh Vincent Taylor (The Gospel According to Mark, hlm 26), Harvie Branscomb (The Gospel of Mark, hlm. xxxviii) dan H.B. Swete (The Gospel According to Mark, hlm. xix).
Bukti yang ada di dalam Injil ini sesuai dengan kesaksian Gereja mula-mula.
Pengarang ini jelas mengenal Palestina, khususnya Yerusalem.
Dia membuat acuan-acuan geografis yang secara rinci tepat (11:1), sehingga menunjukkan, bahwa dia mengenal wilayah itu.
Dia memahami bahasa Aram, bahasa orang Palestina, sebagaimana ditunjukkan oleh penggunaan beberapa istilah Aram (5:41; 7:34) dan oleh fakta tentang pengaruh bahasa Aram di dalam bahasa Yunaninya.
Bahwa dia cukup mengenal berbagai lembaga dan kebiasaan Yahudi dapat dilihat dari kelancarannya ketika mengacu kepada hal-hal itu (1:21; 2:14, 16; 7:2-4).
Semua ciri ini menunjukkan, bahwa pengarangnya adalah seorang Yahudi dari Palestina; dan menurut Kisah Para Rasul 12:12, Yohanes Markus cocok dengan gambaran ini, sebab dia bertempat tinggal di Yerusalem.
Selanjutnya, terdapat beberapa petunjuk di dalam Perjanjian Baru, bahwa Markus dan Rasul Petrus menjalin hubungan yang erat.
Bisa dilihat adanya kesamaan yang mencolok di antara garis besar Injil Markus secara umum dengan khotbah Petrus di Kaisarea (Kis. 10:34-43), yang dapat menunjukkan, bahwa Petrus adalah nara sumber bahan tulisan Markus.
Selain itu, dapat ditambahkan, bahwa Petrus menyebut Markus sebagai putranya (I Ptr. 5:13).
Oleh karena itu, berdasarkan bukti dari luar dan di dalam Injil ini sendiri, dimungkinkan untuk memastikan dengan meyakinkan, bahwa Yohanes Markus, putra Maria, dan pembantu Paulus dan Petrus, merupakan penulis Injil kedua ini.
Kita pertama kali mendengar tentang tokoh Markus ini di dalam Kisah Para Rasul 12:12, ketika ada persekutuan doa di rumah ibunya.
Sebagai pemuda, dia ikut pergi dengan Paulus dan Barnabas sampai ke Perga pada perjalanan misi pertama mereka (Kis. 13:5, 13).
Karena ia tidak terus mengikuti rombongan itu, tetapi pulang, maka Paulus tidak mau membawanya dalam perjalanan yang kedua (Kis. 15:36-41).
Markus justru mengikuti pamannya, Barnabas (Kol. 4:10 [Markus adalah kemenakan Barnabas]) ke Pulau Siprus.
Jauh sesudah itu, dia muncul bersama dengan Paulus ketika dia ditahan di penjara Roma untuk pertama kalinya (Kol. 4:10; Flm. 23, 24).
Dia bersama-sama dengan Petrus di Babilonia (I Ptr. 5:13), dan Paulus, ketika dipenjarakan untuk kedua kalinya meminta Timotius untuk membawa Markus ke Roma, karena Markus ternyata sangat berguna di dalam pemberitaan Injil (II Tim. 4:11).
Tanggal dan Tempat Penulisan.
Tidak ada pernyataan tegas di dalam Injil ini, maupun di bagian Perjanjian Baru lainnya, yang sekiranya dapat dipergunakan untuk memastikan tanggal tertentu penulisan kitab ini.
Akhir-akhir ini, para sarjana sebagian besar memperkirakan saat penulisan tersebut di antara tahun 50 hingga 80 M, dengan sejumlah besar pandangan memilih 65-70 M.
Dasar terbaik untuk menentukan tanggal ialah masukan dari para Bapa Gereja.
Ireneus menyatakan, "Matius juga mengeluarkan sebuah Injil tertulis di antara orang Ibrani di dalam dialek mereka sendiri, sedangkan Petrus dan Paulus berkhotbah di Roma sambil meletakkan landasan untuk pembangunan Gereja. Setelah kepergian mereka, Markus, murid dan penafsir Petrus, juga meninggalkan untuk kita tulisan tentang apa yang telah dikhotbahkan oleh Petrus" (Ireneus, Against Heresies, III.i.1).
Istilah exodon yang di sini diterjemahkan sebagai "kepergian", dipergunakan di dalam Lukas 9:31 dan mengacu kepada kematian Tuhan kita.
Rasul Petrus juga mempergunakan istilah ini untuk menunjuk kepada kematiannya sendiri yang sudah dekat (lihat II Ptr. 1:15).
Bahwa Ireneus menempatkan penulisan Injil Markus sesudah kematian Petrus dan Paulus didukung oleh pendahuluan Anti-Marsionis, yang menyatakan dengan jelas, "Setelah kematian Petrus, dia (Markus) menuliskan Injil yang sama ini ..."
Bukti ini tampaknya mengharuskan sebuah tanggal sesudah tahun 67 M, tahun yang diduga merupakan tahun Paulus mati sebagai martir.
Dalam pada itu, kenyataan bahwa nubuat tentang kehancuran Yerusalem (Mrk. 13) tidak disebutkan sebagai sudah digenapi dapat menunjuk kepada tanggal sebelum tahun 70 M.
Dengan demikian, tanggal yang paling mungkin adalah tahun 67-70 M.
Sekalipun Krisostomus memperkirakan asal usul Injil ini di Mesir, terdapat cukup banyak alasan untuk menganggap Injil ini lahir di Roma.
Hal itu dinyatakan secara jelas oleh Pendahuluan Anti-Marsionis dan Klemens dari Aleksandria, demikian juga oleh Ireneus.
Sidang pembacanya.
Nyaris semua berpendapat, bahwa Injil yang kedua ini ditujukan untuk pikiran Romawi.
Kebiasaan Markus menjelaskan berbagai istilah dan kebiasaan Yahudi menunjukkan, bahwa pembacanya bukan orang Yahudi (5:41; 7:2-4; 11, 34).
Beberapa pernyataan Klemens dari Aleksandria, bahwa orang-orang di Roma yang mendengarkan khotbah Petrus mendesak agar Markus memberikan kisah tertulis kepada mereka, merupakan dasar yang cukup untuk beranggapan, bahwa Injil ini ditulis untuk orang-orang Kristen di Roma.
Bahwa para pembaca ini adalah orang Romawi dapat dibuktikan dengan adanya berbagai istilah Latin di dalam kitab ini.
Bahwa mereka itu Kristen diperkuat selanjutnya oleh pengantar Injil ini, yang menganggap sebagian pembaca sudah memiliki pemahaman sebelumnya.
Yohanes Pembaptis diperkenalkan tanpa usaha untuk mengidentifikasi dirinya; pemenjaraannya dikisahkan seakan-akan sidang pembacanya sudah mengetahui hal itu; istilah dibaptis (1:4) dan Roh Kudus dipakai tanpa penjelasan.
Ciri-ciri Khas.
Beberapa keistimewaan mencolok di dalam kisah yang disajikan Markus menjadikan Injil ini unik di antara Injil lainnya.
Gaya penulisannya telah dilukiskan sebagai jelas, kuat dan dramatis.
Realisme yang gamblang merupakan ciri khas dari gaya penulisan Markus dan caranya yang polos dalam melaporkan fakta.
Semua peristiwa dilukiskan tanpa perubahan atau penafsiran berkepanjangan, dan disajikan dengan gaya laporan "langsung" oleh saksi mata.
Semangat yang nyata dan nada urgensi dapat dirasakan hampir di seluruh bagian tulisan ini.
Istilah khas dalam Injil ini ialah euthys, yang muncul sekitar empat puluh satu kali dan diterjemahkan dengan pada saat, seketika itu juga, segera.
Berbagai keterangan waktu dalam bahasa Yunani, dipergunakan secara berhasilguna untuk meningkatkan efek dramatis dan jelas dari suatu kisah hidup yang pada hakikatnya sudah dramatis.
Di banyak tempat dipergunakan istilah-istilah yang sangat kuat, misalnya "memimpin" (teks bahasa Inggris berbunyi "driveth" = menggiring: 1:12), dibandingkan dengan "dibawa" di dalam Injil Sinoptik lainnya (Mat. 4:1; Luk. 4:1).
Selaras dengan ciri-ciri khas ini ialah singkatnya kitab ini, dan pendeknya laporan-laporan tentang peristiwa-peristiwa yang dicantumkan di dalamnya (bdg. Mrk. 1:12, 13; Mat. 4:1-11).
Isi.
Injil ini dimulai dengan sebuah catatan singkat mengenai rangkaian peristiwa yang membuka pelayanan Tuhan kita kepada umum, yaitu pembabtisan dan pencobaan-Nya.
Dengan demikian, Markus telah mengabaikan, dengan sengaja tentu saja, semua kisah tentang kelahiran dan tiga puluh tahun pertama dari kehidupan Kristus.
Dia juga tidak menyebutkan pelayanan awal di Yudea yang dicatat dalam Yohanes 2:13-4:3.
Tanpa memberikan penjelasan apa-apa mengenai rangkaian peristiwa yang terjadi di antaranya, penulis langsung berpindah dari pencobaan ke pelayanan di Galilea.
Periode pertama dari pekerjaan-Nya di wilayah utara Palestina ditandai dengan keberhasilan yang hebat pada saat orang banyak berbondong-bondong datang mendengar Guru baru itu, sehingga Dia menganggap perlu untuk membatasi pertemuan-pertemuan itu di wilayah pedesaan (Mrk. 1:45).
Orang datang dari Yudea dan Idumea di bagian selatan, dari Perea di bagian timur, dan dari Tirus dan Sidon di bagian utara (3:7, 8).
Secara hampir bersamaan, Injil kita mencatat permulaan dan permusuhan terhadap Kristus dari pihak pemimpin-pemimpin Yahudi.
Permusuhan ini makin meningkat hingga menjadi permusuhan dari para pemimpin ini dan kecurigaan bersifat takhyul dari Herodes Antipas, Yesus mulai menyingkir secara teratur dari Galilea, senantiasa berada di wilayah umum dan sering kali kembali ke Kapernaum untuk tinggal sejenak.
Sepanjang hari-hari ini, pekerjaan utama-Nya ialah membina murid-murid-Nya.
Saat yang dengan sengaja Ia tuju makin mendekat dengan cepat, dan pada saat inilah Dia mulai mempersiapkan kelompok-Nya itu di bumi ini, yaitu kematian dan kebangkitan-Nya.
Menyusul tindakan-tindakan menyingkir untuk membina para murid, Markus menelusuri perjalanan terakhir Kristus menuju ke Yerusalem melalui Perea.
Dengan berbuat itu, penulis kembali mengabaikan sekumpulan bahan yang cukup banyak.
Dia melewati seluruh pelayanan yang belakangan di Yudea dan bagian terbesar pelayanan di seberang Sungai Yordan di Perea.
Selaras dengan gaya ringkas yang menjadi ciri penulis Injil ini, dia langsung berpindah ke cerita tentang Minggu Sengsara.
Untuk periode yang singkat ini, Markus menggunakan hampir enam dari enam belas pasal kitabnya ini, suatu perbandingan yang dapat dibenarkan sepenuhnya apabila kita menyadari, bahwa inilah penggenapan yang memang dituju oleh kehidupan Tuhan kita.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.