2 Petrus 3:1-16: Hari Tuhan

Klik:

2 Peter / 2 Petrus 3:1-16

2Pe 3:1 Saudara-saudara yang kekasih, ini sudah surat yang kedua, yang kutulis kepadamu. Di dalam kedua surat itu aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni oleh peringatan-peringatan,

2Pe 3:2 supaya kamu mengingat akan perkataan yang dahulu telah diucapkan oleh nabi-nabi kudus dan mengingat akan perintah Tuhan dan Juruselamat yang telah disampaikan oleh rasul-rasulmu kepadamu.

2Pe 3:3 Yang terutama harus kamu ketahui ialah, bahwa pada hari-hari zaman akhir akan tampil pengejek-pengejek dengan ejekan-ejekannya, yaitu orang-orang yang hidup menuruti hawa nafsunya.

2Pe 3:4 Kata mereka: "Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Sebab sejak bapa-bapa leluhur kita meninggal, segala sesuatu tetap seperti semula, pada waktu dunia diciptakan."

2Pe 3:5 Mereka sengaja tidak mau tahu, bahwa oleh firman Allah langit telah ada sejak dahulu, dan juga bumi yang berasal dari air dan oleh air,

2Pe 3:6 dan bahwa oleh air itu, bumi yang dahulu telah binasa, dimusnahkan oleh air bah.

2Pe 3:7 Tetapi oleh firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara dari api dan disimpan untuk hari penghakiman dan kebinasaan orang-orang fasik.

2Pe 3:8 Akan tetapi, saudara-saudaraku yang kekasih, yang satu ini tidak boleh kamu lupakan, yaitu, bahwa di hadapan Tuhan satu hari sama seperti seribu tahun dan seribu tahun sama seperti satu hari.

2Pe 3:9 Tuhan tidak lalai menepati janji-Nya, sekalipun ada orang yang menganggapnya sebagai kelalaian, tetapi Ia sabar terhadap kamu, karena Ia menghendaki supaya jangan ada yang binasa, melainkan supaya semua orang berbalik dan bertobat.

2Pe 3:10 Tetapi hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Pada hari itu langit akan lenyap dengan gemuruh yang dahsyat dan unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api, dan bumi dan segala yang ada di atasnya akan hilang lenyap.

2Pe 3:11 Jadi, jika segala sesuatu ini akan hancur secara demikian, betapa suci dan salehnya kamu harus hidup

2Pe 3:12 yaitu kamu yang menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Pada hari itu langit akan binasa dalam api dan unsur-unsur dunia akan hancur karena nyalanya.

2Pe 3:13 Tetapi sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.

2Pe 3:14 Sebab itu, saudara-saudaraku yang kekasih, sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha, supaya kamu kedapatan tak bercacat dan tak bernoda di hadapan-Nya, dalam perdamaian dengan Dia.

2Pe 3:15 Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat, seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu menurut hikmat yang dikaruniakan kepadanya.

2Pe 3:16 Hal itu dibuatnya dalam semua suratnya, apabila ia berbicara tentang perkara-perkara ini. Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yang sukar difahami, sehingga orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain.

Tafsiran Wycliffe

1. Surat yang kedua. Paling wajar kalau dianggap sebagai acuan terhadap I Petrus.

Aku berusaha menghidupkan pengertian yang murni. Secara harfiah: melalui pengingat, aku berusaha menghidupkan pikiranmu yang murni.

Kata yang diterjemahkan menjadi murni (Yunani eilierines) yang sekalipun akar katanya dipersoalkan, mungkin artinya adalah diperiksa oleh matahari, seakan-akan sebuah vas bunga yang tidak menunjukkan adanya keretakan ketika dilihat di dalam terang sinar matahari.

Keretakan semacam itu sering kali dapat dihilangkan dengan mengoleskan lilin secara cermat.

Di dalam Authorized Version, kata ini di Filipi 1:10, diterjemahkan dengan tidak bercacat.

Beberapa orang penafsir beranggapan, bahwa kata ini mengacu kepada pengirikan.

2. Nabi-nabi kudus ... rasul-rasul. Petrus mengakui adanya kesinambungan dan keselarasan dengan kesaksian Alkitab Perjanjian Lama, yaitu pembuktian keaslian yang utama bagi pembenaran pemberitaan Kristiani pada zaman rasuli, dan juga kesaksian para rekan sesama rasulnya.

Pengakuan akan kerasulan dirinya secara tidak langsung ini -- seakan-akan penulis sadar, bahwa kenyataan tersebut sudah cukup diketahui oleh para pembacanya -- merupakan bukti tambahan yang kuat, bahwa Petrus adalah penulis Surat ini.

3-4. Akan tampil pengejek-pengejek ... Di manakah janji tentang kedatangan-Nya itu? Memang dapat dipersoalkan, apakah para pengejek ini merupakan acuan selanjutnya terhadap para guru palsu dari pasal 2, atau sekedar persoalan yang timbul dari penundaan kedatangan Kristus kembali yang membuat banyak orang mulai meninggalkan, bahkan mengejek pengharapan mulia Gereja.

5-6. Mereka sengaja tidak mau tahu. Secara harfiah: sengaja mereka tidak memperhatikan.

Yang dimaksudkan ialah suatu kebutaan terhadap fakta, sehingga tidak bisa mengambil kesimpulan.

Mereka ini tidak menginginkan pengharapan tersebut menjadi kenyataan.

Oleh Firman Allah. Petrus kembali pada sifat dapat diandalkan dan kemantapan Firman Allah sebagaimana ditunjukkan dalam penciptaan semesta alam.

Secara harfiah: alam semesta itu ada oleh Sabda Allah.

Oleh air itu, bumi yang dahulu ... dimusnahkan. Sabda Allah yang menghukum sifatnya sama dengan Sabda yang mencipta, tidak bisa dibantah.

7. Tetapi oleh Firman itu juga langit dan bumi yang sekarang terpelihara. Janji Allah untuk menghukum berat orang-orang berdosa dan dunia, hendaknya diterima dengan penuh hormat.

Tulisan-tulisan apokrif yang ditulis sebelum masa Kristen, cukup terinci membahas hal-hal ini.

Tuhan kita, ketika di atas bumi, berbicara tentang nasib orang berdosa yang akan dibakar dalam api (misalnya Luk. 16:24).

8-9. Di hadapan Tuhan ... satu hari. Petrus sekarang tiba pada tujuan pembahasannya, yaitu bahwa penundaan kedatangan kembali Kristus yang menjadi bahan ejekan, bukanlah dasar yang kuat untuk meragukan kedatangan-Nya.

Hal ini sudah disinggung sekilas ketika membahas air bah di zaman Nuh.

Peristiwa itu juga terjadi lama sesudah saat diberitakan, sehingga dianggap orang waktu itu sebagai tidak masuk akal, tetapi penghakiman tersebut akhirnya tiba juga sebagaimana dikemukakan oleh Allah sebelumnya.

Pembahasan ini merupakan penyebutan Nuh yang ketiga kali oleh Petrus (I Ptr. 3:20: II Ptr. 2:5), suatu petunjuk lain tentang kesatuan kedua Surat ini.

Pembandingan satu hari dengan seribu tahun di hadapan Allah merupakan suatu pernyataan yang indah tentang keabadian Allah, yaitu keunggulan-Nya atas keterbatasan dari ruang dan waktu (bdg. Mzm. 90:4).

Menarik untuk dipikirkan, bahwa konsep semacam itu membantu kita di dalam menantikan kedatangan-Nya kembali.

Kita akan menyelesaikan tahun-tahun pengembaraan kita di bumi ini dengan cepat.

Tetapi sesudah itu, bersama dengan Tuhan dan dibebaskan dari segala keterbatasan ruang waktu, hanya sehari atau dua hari saja -- ditinjau dari zaman rasuli sekalipun -- sebelum saat Kerajaan-Nya tiba dengan segenap kemuliaan.

Supaya semua orang berbalik dan bertobat. Masa penantian Allah ini bertujuan untuk menebus orang, kehendak-Nya yang mendasar ialah agar semua orang dapat berbalik kepada diri-Nya.

10. Hari Tuhan akan tiba seperti pencuri. Sekalipun tampaknya tertunda, Firman Allah kembali akan terbukti sebagai benar.

Hari itu akan tiba.

Kunjungan pencuri yang tiba-tiba, dan tidak terduga pada malam hari merupakan perumpamaan favorit Kristus, dan kini diangkat kembali oleh para rasul.

Langit akan lenyap ... unsur-unsur dunia akan hangus dalam nyala api. Mungkin, di sini kembali kitab Enoch disinggung sedikit, sebab di dalamnya terdapat sebutan tentang "gunung-gunung dari tujuh logam" serta kehancurannya.

Rupanya di kalangan Yahudi secara umum, ada harapan bahwa bumi akan dibersihkan dengan api.

Pengharapan ini tentu saja ada di luar acuan Alkitab tentang Kerajaan Seribu Tahun.

11-12. Betapa suci dan salehnya kamu harus hidup. Sebagaimana di Surat pertamanya (1:14-16), di sini Petrus memakai pengharapan apokaliptik Kristen sebagai suatu pendorong yang kuat untuk hidup suci.

Menantikan dan mempercepat kedatangan hari Allah. Bukankah suatu gambaran yang indah bagi mereka "yang merindukan kedatangan-Nya"? (bdg. II Tim. 4:8).

Berbeda dengan mereka yang takut menghadapi saat tersebut, yang ketika mengalaminya secara tiba-tiba, bahkan memohon agar batu dan gunung roboh menimpa mereka (Why. 6:15-17), orang Kristen dengan penuh semangat menantikan saat itu.

Mempercepat kedatangan hari Allah. Mereka yang ikut membantu di dalam karya penebusan Allah, tentu dapat merasakan ikut serta dalam kesudahannya.

13. Menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran. Pokok ini telah merupakan pokok pembahasan dari para nabi (mis. Yes. 2:4; 11:6-9; Mik. 4:1-5), itu adalah sesuai dengan janji-Nya.

Saat tersebut merupakan pengharapan dan visi yang dimiliki oleh Abraham dan para leluhur Israel lainnya (Ibr. 11:10).

Itulah hal yang menjadikan orang Kristen sepanjang zaman sebagai "perantau dan pendatang".

Bandingkan dengan apa yang dikatakan Paulus tentang hal ini di dalam Roma 8:19-25.

Seperti halnya Lot di Sodom, seorang Kristen mau tidak mau akan meratap atas berkuasanya dosa serta segenap akibatnya.

Nama yang diberikan kepada Yehovah oleh Israel Kerajaan Seribu Tahun adalah Yehovah-Tsidkenu: Tuhan kebenaranku.

14. Sambil menantikan semuanya ini, kamu harus berusaha. Desakan yang diulang kembali bagi pengharapan Kristiani sebagai motivasi untuk hidup waspada dan kudus.

Berusaha dapat diterjemahkan dengan biasakan dirimu.

Perdamaian dan kekudusan dihubungkan dalam Ibrani 12:14.

15. Anggaplah kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan bagimu untuk beroleh selamat. Petrus memberikan semangat kepada para pembacanya dengan menunjukkan alasan dari penundaan Allah, sebuah pokok yang sudah dibahas sebelumnya di ayat 9, Allah menunda agar tampak kasih karunia-Nya.

Seperti juga Paulus, saudara kita yang kekasih, telah menulis kepadamu. Petrus mengetahui tentang adanya Surat-surat Paulus, sekalipun Surat-surat tersebut ditulis hampir bersamaan dengan kedua Suratnya sendiri.

Rupanya tidak ada alasan untuk menafsirkan pernyataan ini sebagai menunjukkan, bahwa kanon Perjanjian Baru sudah diakui secara formal ketika Surat ini ditulis.

Ungkapan saudara kita yang kekasih, jelas mengacu kepada orang yang sezaman.

16. Orang-orang yang tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain. Petrus mengacu kepada orang-orang yang mempersoalkan kewenangan tulisan Paulus sebagai orang yang secara rohani tidak paham dan tidak teguh imannya.

Sang rasul menempatkan Surat-surat yang ditulis oleh seorang yang pernah mengritik dirinya, setingkat dengan Kitab-kitab suci lainnya.

Bandingkan pengakuan Paulus sendiri, bahwa perintah-perintahnya semula merupakan perintah Allah (I Kor. 14:37; I Tim. 6:3).

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel