Yohanes 8:30-36: Kebenaran Yang Memerdekakan
Senin, Juni 01, 2020
Edit
Klik:
Joh / Yohanes 8:30-36
Joh 8:30 Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya.
Joh 8:31 Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-Nya: "Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah murid-Ku
Joh 8:32 dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu."
Joh 8:33 Jawab mereka: "Kami adalah keturunan Abraham dan tidak pernah menjadi hamba siapapun. Bagaimana Engkau dapat berkata: Kamu akan merdeka?"
Joh 8:34 Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba dosa.
Joh 8:35 Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap tinggal dalam rumah.
Joh 8:36 Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamupun benar-benar merdeka."
Tafsiran Wycliffe
Penyingkapan Diri Yesus (8:12-59).
Di pihak orang-orang Yahudi, terdapat pertanyaan, "Siapakah Yesus itu?" (ay. 25), yang merupakan pertanyaan inti.
Dari sudut Kristus sendiri, Dia adalah terang dunia, tetapi bukan dari dunia ini, Dia yang datang untuk membebaskan manusia dari dosa-dosa mereka, Sang "Aku" yang kekal.
Di dalam setiap butir ajaran-Nya, Dia berbeda tajam dengan para pemimpin bangsa itu.
Tempat terjadinya peristiwa ini adalah tetap di Bait Allah (ay. 20).
30-32. Semua klaim Yesus, yang demikian sederhana dan tinggi, meninggalkan kesan pada beberapa orang yang hadir di situ.
Banyak orang percaya kepada-Nya. Sekalipun demikian, tidak lama kemudian mereka memungut batu untuk dilemparkan kepada-Nya (8:59).
Itulah cerita lama tentang iman palsu.
Di dalam kasus ini, orang-orang itu tidak tetap di dalam firman-Nya - yang diperlukan bagi pemuridan sejati, dan yang membuka jalan menuju kepada pemahaman yang lebih lengkap tentang kebenaran - hingga mencapai tingkat dimerdekakan oleh firman itu (ay. 32).
Pernyataan singkat dan padat ini diperjelas di dalam ayat-ayat berikutnya.
33. Orang-orang Yahudi itu tidak senang terhadap kesimpulan, bahwa mereka tidak merdeka.
Sebagai keturunan Abraham, mereka memiliki kedudukan yang lebih unggul dibandingkan bangsa-bangsa lainnya (bdg. Gal. 4:22).
Mereka adalah anak-anak Raja surgawi.
Dalam hal ini, mereka mengabaikan kenyataan, bahwa mereka dijajah oleh Roma dan menganggapnya tidak relevan.
34. Belenggu mereka lebih mendalam daripada berbagai hubungan kehidupan yang lahiriah.
Dengan berbuat dosa, seseorang berada di dalam kedudukan sebagai hamba dosa.
35. Sang Anak (Kristus) tetap tinggal dalam rumah Bapa untuk selamanya selaku Ishak yang sejati.
Ismael, sekalipun merupakan keturunan Abraham, harus keluar. Demikian juga halnya dengan orang-orang Yahudi yang congkak.
36. Kebenaran yang memerdekakan itu (8:32), kini tampak sebagai pribadi.
Sang Anak yang adalah kebenaran (14:6) itu, menjadikan manusia merdeka (bdg. Gal. 4:4-7).
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.