Ulangan 5:23-33: Orang Israel Takut Menghadapi Kedatangan TUHAN
Selasa, Desember 12, 2017
Edit
Orang Israel Takut Menghadapi Kedatangan TUHAN. |
Setelah belajar perikop Kesepuluh Firman dari Kitab Ulangan, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Orang Israel Takut Menghadapi Kedatangan TUHAN.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 5:23-33 dengan judul perikop Orang Israel Takut Menghadapi Kedatangan TUHAN).
Kita belajar perikop Orang Israel Takut Menghadapi Kedatangan TUHAN ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Deu 5:23 "Ketika kamu mendengar suara itu dari tengah-tengah gelap gulita, sementara gunung itu menyala, maka kamu, yakni semua kepala sukumu dan para tua-tuamu, mendekati aku,
Deu 5:24 dan berkata: Sesungguhnya, TUHAN, Allah kita, telah memperlihatkan kepada kita kemuliaan dan kebesaran-Nya, dan suara-Nya telah kita dengar dari tengah-tengah api. Pada hari ini telah kami lihat, bahwa Allah berbicara dengan manusia dan manusia itu tetap hidup.
Deu 5:25 Tetapi sekarang, mengapa kami harus mati? Sebab api yang besar ini akan menghanguskan kami. Apabila kami lebih lama lagi mendengar suara TUHAN, Allah kita, kami akan mati.
Deu 5:26 Sebab makhluk manakah yang telah mendengar suara dari Allah yang hidup yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti kami dan tetap hidup?
Deu 5:27 Mendekatlah engkau dan dengarkanlah segala yang difirmankan TUHAN, Allah kita, dan engkaulah yang mengatakan kepada kami segala yang difirmankan kepadamu oleh TUHAN, Allah kita, maka kami akan mendengar dan melakukannya.
Deu 5:28 Ketika TUHAN mendengar perkataanmu itu, sedang kamu mengatakannya kepadaku, maka berfirmanlah TUHAN kepadaku: Telah Kudengar perkataan bangsa ini yang dikatakan mereka kepadamu. Segala yang dikatakan mereka itu baik.
Deu 5:29 Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya!
Deu 5:30 Pergilah, katakanlah kepada mereka: Kembalilah ke kemahmu.
Deu 5:31 Tetapi engkau, berdirilah di sini bersama-sama dengan Aku, maka Aku hendak mengatakan kepadamu segenap perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang harus kauajarkan kepada mereka, supaya mereka melakukannya di negeri yang Kuberikan kepada mereka untuk dimiliki.
Deu 5:32 Maka lakukanlah semuanya itu dengan setia, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Deu 5:33 Segenap jalan, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, haruslah kamu jalani, supaya kamu hidup, dan baik keadaanmu serta lanjut umurmu di negeri yang akan kamu duduki."
23-27. (dalam Alkitab Ibrani 20-24). Melanjutkan kisah tentang pembuatan perjanjian di Sinai, Musa mengingatkan bangsa Israel tentang janji mereka sebelumnya untuk menaati apa yang difirmankan Allah (bdg. Kel. 20:18-21).
Sesungguhnya, demikian nyata ketakutan mereka menyaksikan kemuliaan-Nya, sehingga mereka meminta agar Musa saja yang menerima penyataan selanjutnya dari Allah: Mendekatlah engkau dan dengarkanlah (5:27).
Keengganan untuk mengalami kehadiran Allah semacam itu berbeda sekali dengan kebahagiaan semula manusia ketika bersekutu dengan Khaliknya di Taman. Dan di sini terlihat hebatnya kengerian dari kutukan atas dosa.
Tentu saja ada batas-batas maksimum kemampuan manusia melihat Allah (bdg. Kel. 33:20).
Namun, sekalipun dalam batas-batas itu, kasih karunia penebusan memungkinkan manusia menikmati penglihatan tentang Allah, manusia berdosa menganggap pengalaman itu sebagai ancaman terhadap hidupnya (mis, Kej. 32:30; Hak. 6:22-23).
Di dalam hadirat Allah yang kudus di Sinai, bangsa Israel demikian menyadari kenajisan mereka, sehingga mereka tidak berani melangkah lebih jauh dengan hak istimewa unik mereka (bdg. Ul. 4:33).
Sekalipun demikian, ketakutan mereka merupakan tindakan yang saleh, sebab mereka mengakui Allah yang tampil demikian dahsyat di gunung itu sebagai Allah mereka, dan mereka berjanji untuk melaksanakan kehendak-Nya.
28-33. (dalam Alkitab Ibrani 25-30). Kenangan apa yang lebih berkesan yang mungkin teringat oleh Musa sebelum ia memberikan nasihat terakhirnya untuk hidup menurut jalan Tuhan dan jalan kehidupan (ay. 32-33) daripada yang berikut:
(1) Perkenan Allah atas ikrar Israel sebelumnya: Segala yang dikatakan mereka itu baik (ay. 28).
(2) Kerinduan-Nya sebagai Bapa agar ketika Teofani Sinai itu sudah berhenti, pengabdian penuh hormat yang sudah ditimbulkan oleh Teofani tersebut bisa berlanjut terus, sehingga baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya (ay. 29).
Tanggapan Tuhan ini menambah catatan dari Keluaran 20.
Dalam pasal 6, prinsip pengabdian sepenuhnya kepada Tuhan dikemukakan dan bersama dengannya larangan untuk setia kepada dewa-dewa asing.
Kemudian pada pasal 7, program penaklukan dikemukakan untuk pemusnahan semua dewa asing dan pemeluknya dari wilayah Kanaan, negeri yang telah dipilih Tuhan sebagai lambang di dunia dari kerajaan-Nya yang abadi dan universal.
Perikop Selanjutnya: Kasih Kepada Allah Adalah Perintah Yang Utama.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Ulangan (Deuteronomy 5:23-33 dengan judul perikop Orang Israel Takut Menghadapi Kedatangan TUHAN).
Kita belajar perikop Orang Israel Takut Menghadapi Kedatangan TUHAN ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Orang Israel Takut Menghadapi Kedatangan TUHAN (Kitab Ulangan 5:23-33)
Deu 5:23 "Ketika kamu mendengar suara itu dari tengah-tengah gelap gulita, sementara gunung itu menyala, maka kamu, yakni semua kepala sukumu dan para tua-tuamu, mendekati aku,
Deu 5:24 dan berkata: Sesungguhnya, TUHAN, Allah kita, telah memperlihatkan kepada kita kemuliaan dan kebesaran-Nya, dan suara-Nya telah kita dengar dari tengah-tengah api. Pada hari ini telah kami lihat, bahwa Allah berbicara dengan manusia dan manusia itu tetap hidup.
Deu 5:25 Tetapi sekarang, mengapa kami harus mati? Sebab api yang besar ini akan menghanguskan kami. Apabila kami lebih lama lagi mendengar suara TUHAN, Allah kita, kami akan mati.
Deu 5:26 Sebab makhluk manakah yang telah mendengar suara dari Allah yang hidup yang berbicara dari tengah-tengah api, seperti kami dan tetap hidup?
Deu 5:27 Mendekatlah engkau dan dengarkanlah segala yang difirmankan TUHAN, Allah kita, dan engkaulah yang mengatakan kepada kami segala yang difirmankan kepadamu oleh TUHAN, Allah kita, maka kami akan mendengar dan melakukannya.
Deu 5:28 Ketika TUHAN mendengar perkataanmu itu, sedang kamu mengatakannya kepadaku, maka berfirmanlah TUHAN kepadaku: Telah Kudengar perkataan bangsa ini yang dikatakan mereka kepadamu. Segala yang dikatakan mereka itu baik.
Deu 5:29 Kiranya hati mereka selalu begitu, yakni takut akan Daku dan berpegang pada segala perintah-Ku, supaya baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya!
Deu 5:30 Pergilah, katakanlah kepada mereka: Kembalilah ke kemahmu.
Deu 5:31 Tetapi engkau, berdirilah di sini bersama-sama dengan Aku, maka Aku hendak mengatakan kepadamu segenap perintah, yakni ketetapan dan peraturan, yang harus kauajarkan kepada mereka, supaya mereka melakukannya di negeri yang Kuberikan kepada mereka untuk dimiliki.
Deu 5:32 Maka lakukanlah semuanya itu dengan setia, seperti yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu. Janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri.
Deu 5:33 Segenap jalan, yang diperintahkan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu, haruslah kamu jalani, supaya kamu hidup, dan baik keadaanmu serta lanjut umurmu di negeri yang akan kamu duduki."
Perintah Agung (5:1-11:32).
Perintah yang agung dan yang utama dalam perjanjian, yaitu keharusan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan, diungkapkan pada pasal 5-7 dan diperkuat oleh tuntutan dan sanksi ilahi pada pasal 8-11.
Sekalipun demikian, pembagian ini tidak kaku; alur nasihat terdapat di seluruh bagian.
Jika dianalisis dengan lebih rinci, bagian ini mengemukakan tema tentang perintah agung itu sebagai berikut:
~ Berbagai tuntutan Tuhan yang ada di atas Israel, yang dinyatakan sebagai sebuah prinsip (ps.6) dan sebuah program (ps. 7).
~ Sejumlah peringatan terhadap godaan untuk mandiri, entah dalam bentuk semangat untuk menganggap diri mampu mandiri (ps. 8) atau menganggap diri paling benar (9:1-10:11).
~ Panggilan untuk benar-benar setia (10:12-11:32).
Ketentuan-ketentuan: Hidup Menurut Perjanjian (5:1-26:19).
Ketika perjanjian-perjanjian tentang kekuasaan raja dibaharui, maka peraturan-peraturannya yang merupakan bagian yang panjang dan menentukan di dalam sebuah dokumen perjanjian, diulang kembali dengan sejumlah penyempurnaan, khususnya penyempurnaan yang diperlukan sesuai dengan situasi yang berubah.
Oleh karena itu, Musa merangkum dan merumuskan ulang berbagai syarat yang dikemukakan di dalam Perjanjian Sinai.
Selanjutnya, sebagaimana peraturan-peraturan perjanjian biasanya diawali dengan tuntutan yang mendasar dan umum agar si raja yang kalah tunduk sepenuhnya kepada raja pemenang, dan sesudah itu baru dilanjutkan dengan peraturan yang lebih terinci.
Demikian pula Musa saat ini menghadapkan Israel dengan tuntutan primer, yakni mengkhususkan diri sepenuhnya untuk Tuhan (ay. 5-11), dan sesudah itu barulah dengan peraturan-peraturan tambahan tentang kehidupan sesuai perjanjian (ay. 12-26).
23-27. (dalam Alkitab Ibrani 20-24). Melanjutkan kisah tentang pembuatan perjanjian di Sinai, Musa mengingatkan bangsa Israel tentang janji mereka sebelumnya untuk menaati apa yang difirmankan Allah (bdg. Kel. 20:18-21).
Sesungguhnya, demikian nyata ketakutan mereka menyaksikan kemuliaan-Nya, sehingga mereka meminta agar Musa saja yang menerima penyataan selanjutnya dari Allah: Mendekatlah engkau dan dengarkanlah (5:27).
Keengganan untuk mengalami kehadiran Allah semacam itu berbeda sekali dengan kebahagiaan semula manusia ketika bersekutu dengan Khaliknya di Taman. Dan di sini terlihat hebatnya kengerian dari kutukan atas dosa.
Tentu saja ada batas-batas maksimum kemampuan manusia melihat Allah (bdg. Kel. 33:20).
Namun, sekalipun dalam batas-batas itu, kasih karunia penebusan memungkinkan manusia menikmati penglihatan tentang Allah, manusia berdosa menganggap pengalaman itu sebagai ancaman terhadap hidupnya (mis, Kej. 32:30; Hak. 6:22-23).
Di dalam hadirat Allah yang kudus di Sinai, bangsa Israel demikian menyadari kenajisan mereka, sehingga mereka tidak berani melangkah lebih jauh dengan hak istimewa unik mereka (bdg. Ul. 4:33).
Sekalipun demikian, ketakutan mereka merupakan tindakan yang saleh, sebab mereka mengakui Allah yang tampil demikian dahsyat di gunung itu sebagai Allah mereka, dan mereka berjanji untuk melaksanakan kehendak-Nya.
28-33. (dalam Alkitab Ibrani 25-30). Kenangan apa yang lebih berkesan yang mungkin teringat oleh Musa sebelum ia memberikan nasihat terakhirnya untuk hidup menurut jalan Tuhan dan jalan kehidupan (ay. 32-33) daripada yang berikut:
(1) Perkenan Allah atas ikrar Israel sebelumnya: Segala yang dikatakan mereka itu baik (ay. 28).
(2) Kerinduan-Nya sebagai Bapa agar ketika Teofani Sinai itu sudah berhenti, pengabdian penuh hormat yang sudah ditimbulkan oleh Teofani tersebut bisa berlanjut terus, sehingga baik keadaan mereka dan anak-anak mereka untuk selama-lamanya (ay. 29).
Tanggapan Tuhan ini menambah catatan dari Keluaran 20.
Dalam pasal 6, prinsip pengabdian sepenuhnya kepada Tuhan dikemukakan dan bersama dengannya larangan untuk setia kepada dewa-dewa asing.
Kemudian pada pasal 7, program penaklukan dikemukakan untuk pemusnahan semua dewa asing dan pemeluknya dari wilayah Kanaan, negeri yang telah dipilih Tuhan sebagai lambang di dunia dari kerajaan-Nya yang abadi dan universal.
Perikop Selanjutnya: Kasih Kepada Allah Adalah Perintah Yang Utama.