Kejadian 25:7-11: Abraham Meninggal dan dikuburkan
Sabtu, Juni 24, 2017
Edit
Abraham Meninggal dan dikuburkan. |
Setelah belajar perikop Keturunan Abraham dari Ketura, sekarang kita belajar perikop Abraham Meninggal dan dikuburkan.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Kejadian (Genesis 25:7-11 dengan judul perikop Abraham Meninggal dan dikuburkan).
Kita belajar perikop Abraham Meninggal dan dikuburkan ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Gen 25:7 Abraham mencapai umur seratus tujuh puluh lima tahun,
Gen 25:8 lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.
Gen 25:9 Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre,
Gen 25:10 yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya.
Pada usia 175 tahun Abraham mencapai akhir dari pengembaraannya di bumi. Ia meninggal. Ungkapan ini berasal dari kata Ibrani gãwa, yang bisa diterjemahkan menjadi menghembuskan napasnya hingga habis, gagal, tenggelam.
Abraham langsung dikumpulkan kepada kaum leluhurnya dan kini tinggal di Sheol, tempat tinggal roh-roh orang yang telah meninggal dunia.
Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur. Sebuah akhir yang cocok bagi hamba Allah yang besar itu. Hidupnya benar-benar telah berakhir, dan benar-benar lengkap.
Dia telah hidup dengan sangat berani. Dia bergerak maju dengan iman sesuai dengan pimpinan Allah. Berdiri di dekat nisan yang berada di gua Makhpela adalah dua orang putranya (ay. 9) yang sangat dikasihinya.
Ishak dan Ismael bersatu dalam kesedihan bersama dan pengabdian yang sama kepada orang yang sangat berarti bagi mereka. Tidak diragukan bahwa Ishak dikuatkan dalam kesedihannya oleh kesadaran bahwa dia memperoleh perkenan khusus dari Allah, sehingga tidak perlu berjalan sendiri.
Hal ini disebabkan karena dia akan mewarisi berkat-berkat perjanjian yang penuh yang telah dijanjikan Allah kepada dan melalui Abraham.
Gen 25:11 Setelah Abraham mati, Allah memberkati Ishak, anaknya itu; dan Ishak diam dekat sumur Lahai-Roi.
Perikop Selanjutnya: Keturunan Ismael.
Lihat: Daftar Perikop Kitab Kejadian.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Kejadian (Genesis 25:7-11 dengan judul perikop Abraham Meninggal dan dikuburkan).
Kita belajar perikop Abraham Meninggal dan dikuburkan ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Abraham Meninggal dan dikuburkan (Kitab Kejadian 25:7-11)
Gen 25:7 Abraham mencapai umur seratus tujuh puluh lima tahun,
Gen 25:8 lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya.
Gen 25:9 Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre,
Gen 25:10 yang telah dibeli Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya.
Pada usia 175 tahun Abraham mencapai akhir dari pengembaraannya di bumi. Ia meninggal. Ungkapan ini berasal dari kata Ibrani gãwa, yang bisa diterjemahkan menjadi menghembuskan napasnya hingga habis, gagal, tenggelam.
Abraham langsung dikumpulkan kepada kaum leluhurnya dan kini tinggal di Sheol, tempat tinggal roh-roh orang yang telah meninggal dunia.
Ia mati pada waktu telah putih rambutnya, tua dan suntuk umur. Sebuah akhir yang cocok bagi hamba Allah yang besar itu. Hidupnya benar-benar telah berakhir, dan benar-benar lengkap.
Dia telah hidup dengan sangat berani. Dia bergerak maju dengan iman sesuai dengan pimpinan Allah. Berdiri di dekat nisan yang berada di gua Makhpela adalah dua orang putranya (ay. 9) yang sangat dikasihinya.
Ishak dan Ismael bersatu dalam kesedihan bersama dan pengabdian yang sama kepada orang yang sangat berarti bagi mereka. Tidak diragukan bahwa Ishak dikuatkan dalam kesedihannya oleh kesadaran bahwa dia memperoleh perkenan khusus dari Allah, sehingga tidak perlu berjalan sendiri.
Hal ini disebabkan karena dia akan mewarisi berkat-berkat perjanjian yang penuh yang telah dijanjikan Allah kepada dan melalui Abraham.
Gen 25:11 Setelah Abraham mati, Allah memberkati Ishak, anaknya itu; dan Ishak diam dekat sumur Lahai-Roi.
Perikop Selanjutnya: Keturunan Ismael.
Lihat: Daftar Perikop Kitab Kejadian.