Roma 10:4-15: Kebenaran Karena Iman
Selasa, Agustus 18, 2020
Edit
Klik:
Romans / Roma 10:4-15
Rom 10:4 Sebab Kristus adalah kegenapan hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
Rom 10:5 Sebab Musa menulis tentang kebenaran karena hukum Taurat: "Orang yang melakukannya, akan hidup karenanya."
Rom 10:6 Tetapi kebenaran karena iman berkata demikian: "Jangan katakan di dalam hatimu: Siapakah akan naik ke sorga?", yaitu: untuk membawa Yesus turun,
Rom 10:7 atau: "Siapakah akan turun ke jurang maut?", yaitu: untuk membawa Kristus naik dari antara orang mati.
Rom 10:8 Tetapi apakah katanya? Ini: "Firman itu dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu." Itulah firman iman, yang kami beritakan.
Rom 10:9 Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan.
Rom 10:10 Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan.
Rom 10:11 Karena Kitab Suci berkata: "Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan."
Rom 10:12 Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
Rom 10:13 Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan.
Rom 10:14 Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nya, jika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Dia, jika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Dia, jika tidak ada yang memberitakan-Nya?
Rom 10:15 Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nya, jika mereka tidak diutus? Seperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!"
Tafsiran Wycliffe
Israel dan Orang Bukan Israel dalam Rencana Allah (9:1-11:36).
Paulus memperhatikan, bahwa rencana Allah berkaitan dengan dua golongan umat manusia yang dilihat olehnya sebagai orang Yahudi, yaitu bangsa Yahudi dan bangsa bukan Yahudi.
Kegagalan Bangsa Israel dan Keberhasilan Bangsa Bukan Israel (9:30-10:21).
Paulus sekarang membahas hubungan bangsa Israel dan bangsa bukan Israel dengan kebenaran, iman dan keselamatan.
Dia menunjukkan, bahwa pokok ini penting sekali, sebab orang-orang Yahudi, percaya bahwa karena mereka memiliki tanda sunat sebagai bangsa pilihan Allah, Tuhan tidak mungkin menolak mereka.
Hubungan Antara Kebenaran Iman dan Objek Iman. (10:4-15).
Di dalam ayat 4, ada dua hal yang ditekankan: (1) siapa Kristus sebenarnya; (2) siapa yang memperoleh manfaat dari Kristus.
Kristus adalah kegenapan Hukum Taurat, sehingga kebenaran diperoleh tiap-tiap orang yang percaya.
Kata kegenapan - telos - tampaknya memadukan pengertian dari kata sasaran dan akhir (lih. Arndt, telos, 1.a.b.c, hlm. 819).
Kita tidak dapat mengatakan, bahwa Kristus hanyalah sasaran dan akhir dari Hukum Taurat.
Lebih tepat kalau dikatakan, bahwa Kristus adalah sasaran dan akhir dari Hukum Taurat dalam kaitan dengan kebenaran.
Sebelum Kristus datang, orang-orang yang percaya kepada Allah berada dalam ketegangan.
Artinya, mereka dijanjikan akan memperoleh hidup dengan syarat, bahwa mereka hidup dengan cara yang tidak mungkin dapat mereka penuhi.
5. Sekalipun ketika mengutip Musa, Paulus sedikit mengubah Imamat 18:5 dari naskah Ibrani dan Yunani, ia pada dasarnya memberikan pengertian yang benar dari ayat itu.
Orang yang melakukannya (kebenaran yang dituntut oleh Hukum Taurat) akan hidup karenanya (kata ganti orang feminin, mengacu kepada kebenaran).
Di dalam naskah Yunani untuk Imamat 18:5, orang percaya Yahudi diperintahkan untuk memelihara semua ketetapan dan peraturan.
Sekalipun seorang yang percaya kepada Allah berusaha sebaik-baiknya untuk memenuhi tuntutan untuk hidup benar yang ditetapkan Hukum Taurat, dia juga sadar akan segala kegagalannya.
Keadaan tidak konsisten ini menghasilkan ketegangan.
Karena itu, ia selalu menyajikan persembahan kurban tebusan salah dan kurban penghapus dosa.
Sebab itu, seorang Yahudi yang percaya, tidak dapat berpegang pada Imamat 18:5 sebagai landasan hukum yang menjamin dirinya memperoleh hidup kekal, tetapi hanya sebagai janji dari Allah menyangkut persekutuan manusia dengan Dia.
Manusia tidak dapat melihat ayat tersebut sebagai sebuah peraturan hukum.
Kalau manusia berbuat demikian, maka ketegangan yang muncul tidak tertahankan.
Kristus telah mengakhiri ketegangan ini.
Melalui kehidupan dan kematian-Nya, Kristus menyatakan kebenaran sempurna dari Allah, yang dicurahkan oleh Bapa melalui iman kepada Anak.
Inilah sasaran yang ditunjuk oleh Hukum Taurat.
Kehidupan dan kematian Kristus mengakhiri ketegangan, yang muncul karena adanya janji kehidupan kepada manusia dengan syarat yang tidak akan pernah dapat dipenuhinya.
Karena manusia tidak dapat hidup sebagaimana dikehendaki oleh Allah, keselamatan di bawah Perjanjian Lama maupun di bawah Perjanjian Baru haruslah oleh iman.
Di dalam Roma 10:6-8, Paulus mengutip Ulangan 30:12-14 dengan menyisipkan aneka tanggapan dan frasanya sendiri.
Di dalam nas Perjanjian Lama, kata -"nya" di dalam pertanyaan mengenai siapa yang akan naik, atau siapa yang akan menyeberang untuk mengambil-"nya" bagi manusia, mengacu kepada perintah untuk "mengasihi Tuhan, Allahmu."
Perintah Allah inilah yang ada di dalam hati dan diucapkan oleh mulut orang Israel itu.
6-7. Tetapi Paulus mengambil kalimat dalam Ulangan itu, dan memakainya untuk soal kebenaran yang diperoleh karena iman.
Paulus mengaitkan masalah naik dan menyeberang itu dengan soal naik dan turunnya Kristus.
8. Ucapan yang ada di mulut dan dalam hati ialah firman iman yang kami beritakan. Paulus tidak mengatakan bahwa Musa di dalam Kitab Ulangan menubuatkan bahwa kebenaran akan diperoleh melalui iman.
Yang dikatakan Paulus ialah, "Kebenaran karena iman berkata demikian" (10:6).
Kesesuaian dua perjanjian tersebut ditunjukkan oleh fakta, bahwa kebenaran ini ternyata demikian cocok dengan kalimat di Perjanjian Lama itu.
9. Pengakuan dengan mulut dan kepercayaan di dalam hati mengacu kepada tanggapan lahiriah dan tanggapan batiniah orang percaya.
Keyakinan batiniahnya harus terungkap secara lahiriah.
Ketika dia mengaku, bahwa Yesus adalah Tuhan, dia sedang menegaskan keilahian dan kemuliaan Kristus, dan kenyataan bahwa dirinya, si orang percaya, adalah milik-Nya.
Kepercayaan seseorang akan kebangkitan menunjukkan, bahwa dia mengetahui Allah bertindak dan menang di kayu salib.
Orang yang mengaku bahwa Kristus adalah Tuhan dan memiliki keyakinan semacam itu, akan memperoleh keselamatan.
10. Kepercayaan ini merupakan suatu kegiatan berkesinambungan dan mengacu kepada kebenaran; pengakuan iman juga merupakan suatu kegiatan berkesinambungan dan menunjuk kepada keselamatan.
Kebenaran-kebenaran yang diakui dan dipercayai ini merupakan keyakinan yang terus berlangsung seumur hidup.
12. Karena pengakuan dan kepercayaan itu demikian penting untuk memperoleh keselamatan, pernyataan Paulus selanjutnya memang tepat dan jelas.
Di dalam hal memperoleh keselamatan, tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani.
Kristus adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya.
Para penulis Perjanjian Baru menjadikan Nama Tuhan (Kyrios) sebagai salah satu nama favorit untuk Yesus (lih. Arndt, Kyrios, 2c, hlm. 460-461, Foerster, TWNT, III, hlm. 1087-1094).
Paulus mengambil kutipan Perjanjian Lama yang berbicara mengenai Allah sebagai Tuhan, dan menggunakan istilah tersebut untuk Yesus (bdg. ay. 12 dan 13).
Berseru kepada Nama Tuhan berarti berseru kepada Yesus.
Dengan demikian berdoa kepada Yesus, jelas merupakan hal yang dimaksudkan oleh kalimat ini.
14-15. Hubungan antara kebenaran oleh iman dan objek iman itu sederhana.
Percaya kepada objek iman (Kristus) menghasilkan kebenaran oleh iman bagi orang percaya tersebut.
Bila manusia percaya kepada Kristus, mereka berseru kepada-Nya.
Hal ini membawa Paulus kepada berbagai persoalan tentang berseru kepada Nama Tuhan.
Tidak mungkin orang berseru, jika orang itu tidak percaya.
Tidak mungkin orang percaya, tanpa mendengar.
Tidak mungkin orang mendengar, tanpa ada yang memberitakan.
Tidak mungkin ada yang memberitakan, jika tidak ada yang diutus.
Perhatikan bahwa menjangkau orang bagi Allah diawali dengan penugasan terhadap para utusan.
Kemudian melalui pemberitaan, tindakan mendengar dan percaya, manusia dituntun untuk berseru kepada Nama Tuhan.
Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik. Keindahan kaki para utusan, mengacu kepada semangat mereka untuk menyebarkan Berita yang Baik itu.
Kutipan dari Yesaya 52:7, mengacu kepada laporan para utusan, bahwa Yehovah telah menebus Yerusalem.
Paulus menggunakan kata-kata ini untuk Kabar Baik tentang Kristus, yaitu Injil.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.