Hakim-hakim 4: Debora dan Barak
Senin, Januari 22, 2018
Edit
Debora dan Barak. |
Setelah belajar perikop Samgar dari kitab Hakim-hakim, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Debora dan Barak.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Hakim-hakim (Judges 4 dengan judul perikop Debora dan Barak).
Kita belajar perikop Debora dan Barak ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Jdg 4:1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.
Jdg 4:2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.
Jdg 4:3 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras.
Jdg 4:4 Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
Jdg 4:5 Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.
Jdg 4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau,
Jdg 4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."
Jdg 4:8 Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju."
Jdg 4:9 Kata Debora: "Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan." Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh.
Jdg 4:10 Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh, maka sepuluh ribu orang maju mengikuti dia; juga Debora maju bersama-sama dengan dia.
Jdg 4:11 Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh.
Jdg 4:12 Setelah dikabarkan kepada Sisera, bahwa Barak bin Abinoam telah maju ke gunung Tabor,
Jdg 4:13 dikerahkannyalah segala keretanya, sembilan ratus kereta besi, dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia, dari Haroset-Hagoyim ke sungai Kison.
Jdg 4:14 Lalu berkatalah Debora kepada Barak: "Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?" Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia,
Jdg 4:15 dan TUHAN mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya oleh mata pedang di depan Barak, sehingga Sisera turun dari keretanya dan melarikan diri dengan berjalan kaki.
Jdg 4:16 Lalu Barak mengejar kereta-kereta dan tentara itu sampai ke Haroset-Hagoyim, dan seluruh tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada seorangpun yang tinggal hidup.
Jdg 4:17 Tetapi Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, sebab ada perhubungan baik antara Yabin, raja Hazor, dengan keluarga Heber, orang Keni itu.
Jdg 4:18 Yael itupun keluar mendapatkan Sisera, dan berkata kepadanya: "Singgahlah, tuanku, silakan masuk. Jangan takut." Lalu singgahlah ia ke dalam kemah perempuan itu dan perempuan itu menutupi dia dengan selimut.
Jdg 4:19 Kemudian berkatalah ia kepada perempuan itu: "Berilah kiranya aku minum air sedikit, aku haus." Lalu perempuan itu membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya pula.
Jdg 4:20 Lagi katanya kepada perempuan itu: "Berdirilah di depan pintu kemah dan apabila ada orang datang dan bertanya kepadamu: Ada orang di sini?, maka jawablah: Tidak ada."
Jdg 4:21 Tetapi Yael, isteri Heber, mengambil patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu dilantaknyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah--sebab ia telah tidur nyenyak karena lelahnya--maka matilah orang itu.
Jdg 4:22 Pada waktu itu muncullah Barak yang mengejar Sisera. Keluarlah Yael mendapatkan dia dan berkata kepadanya: "Mari, aku akan menunjukkan kepadamu orang yang kaucari itu." Lalu masuklah Barak ke dalam dan tampaklah Sisera mati tergeletak dengan patok dalam pelipisnya.
Jdg 4:23 Demikianlah Allah pada hari itu menundukkan Yabin, raja Kanaan, di depan orang Israel.
Jdg 4:24 Dan kekuasaan orang Israel kian keras menekan Yabin, raja Kanaan, sampai mereka melenyapkan Yabin, raja Kanaan itu.
4:1. Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata Tuhan. Sepanjang masa kehidupan Ehud, Israel tetap setia kepada Tuhan.
Sekalipun demikian, sesudah kematiannya, penyembahan berhala menjadi marak kembali, sehingga menimbulkan masa penindasan berikutnya.
2. Lalu Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Penindasan sebelumnya datang dari luar wilayah Kanaan.
Namun Yabin, seorang raja Kanaan, memimpin sebuah perlawanan terhadap orang Israel, yang telah mengusirnya pada zaman Yosua.
Hazor merupakan kubu pertahanan paling penting di Kanaan utara.
Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim. Tempat tinggal Sisera, Haroset-Hagoyim, adalah Tel Amar pada zaman modern ini, yang terletak di tempat di mana Sungai Kison melewati sebuah tonjolan sempit untuk memasuki dataran Akre.
Tempat itu terletak sekitar sepuluh mil barat Laut Megido.
3. Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi. Lihat 1:19, di mana orang Filistin juga dikatakan memiliki kereta besi.
Perlengkapan perang tersebut paling hebat bagi orang Israel, sebab mereka sendiri belum memasuki zaman besi.
Dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras. Sepanjang setengah angkatan, Israel ditindas oleh orang-orang Kanaan, yang memanfaatkan kedudukan mereka yang strategis di Lembah Esdraelon sebagai pusat yang menguntungkan untuk memperluas kekuasaan mereka.
4. Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Debora digambarkan sebagai seorang nabiah dan seorang Hakim.
Pada suatu masa yang sulit, dia membangkitkan semangat bangsanya untuk maju berperang.
5. Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora. Sebagian dari tanggung jawab Debora selaku hakim, ialah bertindak sebagai penengah di dalam menyelesaikan sengketa.
Pohon khusus yang dihubungkan dengan pelaksanaan tugasnya tersebut terletak di antara Rama dan Betel.
Rama terletak di wilayah suku Benyamin, di sebelah utara Yerusalem.
Di wilayah ini pula, Samuel kemudian bertugas selaku hakim Israel (I Sam. 7:16).
6. Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali. Kedesy di daerah Naftali adalah sebuah kota perlindungan (Yos. 20:7, bdg. 12:22).
Wilayah itu merupakan bagian Israel yang paling dekat dengan para penindas dari Kanaan.
Majulah, bergeraklah menuju Gunung Tabor. Barak memperoleh perintah untuk memimpin pasukan Israel yang ada di Gunung Tabor, yaitu di bagian timur laut Lembah Esdraelon.
7. Dan Aku akan menggerakkan Sisera ... menuju engkau ke Sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu. Debora berbicara sebagai seorang nabiah.
Allah berjanji melalui dirinya, untuk memusnahkan pasukan Sisera.
8. Jika engkau turut maju akupun maju. Barak meminta jaminan, bahwa sang nabiah akan maju bersamanya untuk memastikan keberhasilan dalam pertempuran.
9. Kata Debora: "Baik, aku turut! . . . Tuhan akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan." Debora berjanji akan mendampingi Barak, tetapi ia menyatakan, bahwa seorang perempuan akan menjadi pahlawan perang.
Pernyataan ini mengantisipasi peran yang akan dimainkan dalam mengalahkan orang Kanaan oleh Yael, istri Heber.
10. Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh. Kedua suku utara tersebut memiliki tanggung jawab untuk mengatasi ancaman dari Sisera.
11. Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari . . . anak-anak Hobab ipar Musa. Sang penulis sejarah suci, memberikan latar belakang tentang orang Keni.
Rupanya mereka adalah pandai besi pengembara yang pertama kali dijumpai Musa pada saat dia tinggal di padang gurun, sebelum menjadi pemimpin Eksodus.
Heber telah memisahkan diri dari rombongan utama sukunya, dan menetap di dekat Kedesy.
12. Dikabarkan kepada Sisera, bahwa Barak bin Abinoam telah maju ke Gunung Tabor. Setelah Sisera mengetahui gerakan Barak, dia mengumpulkan pasukannya, termasuk sembilan ratus kereta besi, lalu bergerak maju dari Haroset menuju ke Sungai Kison.
14. Lalu turunlah Barak dari Gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia. Setelah dipastikan oleh Debora, bahwa Allah akan mendatangkan kemenangan besar kepada orang Israel, Barak dan sepuluh ribu anggota pasukannya bergerak maju menemui pasukan Kanaan tersebut di lembah.
15. Dan Tuhan mengacaukan Sisera serta segala keretanya. Pasukan Kanaan menjadi panik.
Serangan mendadak pasukan Israel dan badai yang menyebabkan Sungai Kison meluap (5:21), membuat pasukan Kanaan lari meninggalkan kereta mereka yang dibiarkan terperosok di lembah itu.
17. Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael, Isteri Heber, orang Keni itu. Dengan sisa pasukan yang sudah tidak berdaya, tujuan utama dari Sisera adalah menyelamatkan dirinya sendiri.
Sebab ada perhubungan baik antara Yabin, raja Hazor, dengan keluarga Heber, orang Keni itu. Sisera memiliki alasan untuk berpikir, bahwa dirinya akan selamat, jika dia sudah berhasil mencapai rumah Heber.
Jelaslah orang Kanaan tidak menindas orang Keni pengembara yang ada di tengah mereka, dan orang Keni itu tidak ikut terlibat di dalam pemberontakan orang Israel terhadap mereka.
18. Yael itupun keluar mendapatkan Sisera, dan berkata kepadanya: "Singgahlah, tuanku, silakan masuk." Yael memberikan kesediaan menerima tamu di kemahnya untuk Sisera yang sedang ketakutan.
Apakah dia mengundang panglima tersebut ke dalam tendanya untuk membunuhnya, merupakan masalah yang tidak dapat dipastikan.
Perempuan itu menutupi dia dengan selimut. Arti sesungguhnya dari kata yang diterjemahkan menjadi selimut, tidak jelas. Kata tersebut juga dapat diterjemahkan menjadi tirai tenda.
19. Lalu perempuan itu membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya pula. Sisera minta air, namun Yael membuka sebuah kantong yang terbuat dari kulit kambing atau domba, yang dipakai untuk menyimpan susu dan memberinya minum susu secawan penuh.
20. Berdirilah di depan pintu kemah. Sisera memiliki alasan yang kuat untuk menduga, bahwa pasukan Israel sedang mengejarnya.
Dia meminta kepada Yael untuk mengatakan kepada pasukan tersebut, bahwa dirinya tidak ada di situ.
Tindakan Yael yang ramah itu membuat Sisera berpikir, bahwa dia bisa mengandalkan perempuan tersebut.
21. Tetapi Yael, Isteri Heber, mengambil patok kemah . . . lalu dilantaknyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya ... maka matilah orang itu. Di antara orang Badui, memasang patok kemah merupakan tugas kaum perempuan, dan hal ini mungkin sudah berlaku sejak zaman dulu.
Patok kemah dan palu yang dipakai Yael, mungkin terbuat dari kayu.
Sisera yang sudah kelelahan karena harus meloloskan diri dengan sulit, sedang tertidur nyenyak, dan Yael menganggap inilah kesempatannya untuk membunuh musuh Israel itu.
Beberapa penafsir berpendapat, bahwa Yael tidak setuju dengan sikap netral suaminya (4:17), sehingga tindakannya terhadap Sisera itu merupakan ungkapan kesetiaannya kepada Israel.
Apakah tindakannya itu sudah direncanakan sebelumnya atau tidak, bukanlah hal yang penting sepanjang yang menyangkut catatan Kitab Hakim-hakim.
Dari sudut pandang Israel, Yael adalah pahlawan perempuan karena membunuh Sisera.
22. Pada waktu itu muncullah Barak yang mengejar Sisera. Keluarlah Yael mendapatkan dia. Yael menyampaikan berita baik itu kepada Barak, bahwa panglima pasukan Kanaan tersebut telah tewas.
23. Demikianlah Allah pada hari itu menundukkan Yabin, raja Kanaan, di depan orang Israel. Alkitab tidak memisahkan Allah dari proses sejarah.
Tindakan Yael tersebut dikemukakan, namun kemenangan itu tetap disebut sebagai kemenangan Allah.
Sikap Alkitab terhadap sejarah senantiasa sama.
Allah mengizinkan orang kafir untuk menghajar umat-Nya, dan Allah juga yang mengangkat seorang penolong untuk melepaskan mereka.
Hubungan sebab akibat itu penting di dalam sejarah, namun Allah dilihat sebagai Kekuatan di balik segala sesuatu yang terjadi, baik atau tidak baik.
Bahkan tindakan-tindakan yang paling jahat di dalam Alkitab, dikemukakan sebagai melaksanakan maksud Allah (bdg. Kis. 2:23-24, Mzm. 76:10).
Perikop Selanjutnya: Nyanyian Debora.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Hakim-hakim (Judges 4 dengan judul perikop Debora dan Barak).
Kita belajar perikop Debora dan Barak ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Debora dan Barak (Kitab Hakim-hakim 4)
Jdg 4:1 Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN.
Jdg 4:2 Lalu TUHAN menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim.
Jdg 4:3 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, sebab Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi dan dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras.
Jdg 4:4 Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel.
Jdg 4:5 Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora antara Rama dan Betel di pegunungan Efraim, dan orang Israel menghadap dia untuk berhakim kepadanya.
Jdg 4:6 Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali, lalu berkata kepadanya: "Bukankah TUHAN, Allah Israel, memerintahkan demikian: Majulah, bergeraklah menuju gunung Tabor dengan membawa sepuluh ribu orang bani Naftali dan bani Zebulon bersama-sama dengan engkau,
Jdg 4:7 dan Aku akan menggerakkan Sisera, panglima tentara Yabin, dengan kereta-keretanya dan pasukan-pasukannya menuju engkau ke sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu."
Jdg 4:8 Jawab Barak kepada Debora: "Jika engkau turut maju akupun maju, tetapi jika engkau tidak turut maju akupun tidak maju."
Jdg 4:9 Kata Debora: "Baik, aku turut! Hanya, engkau tidak akan mendapat kehormatan dalam perjalanan yang engkau lakukan ini, sebab TUHAN akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan." Lalu Debora bangun berdiri dan pergi bersama-sama dengan Barak ke Kedesh.
Jdg 4:10 Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh, maka sepuluh ribu orang maju mengikuti dia; juga Debora maju bersama-sama dengan dia.
Jdg 4:11 Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari suku Keni, dari anak-anak Hobab ipar Musa, dan telah berpindah-pindah memasang kemahnya sampai ke pohon tarbantin di Zaanaim yang dekat Kedesh.
Jdg 4:12 Setelah dikabarkan kepada Sisera, bahwa Barak bin Abinoam telah maju ke gunung Tabor,
Jdg 4:13 dikerahkannyalah segala keretanya, sembilan ratus kereta besi, dan seluruh rakyat yang bersama-sama dengan dia, dari Haroset-Hagoyim ke sungai Kison.
Jdg 4:14 Lalu berkatalah Debora kepada Barak: "Bersiaplah, sebab inilah harinya TUHAN menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah TUHAN telah maju di depan engkau?" Lalu turunlah Barak dari gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia,
Jdg 4:15 dan TUHAN mengacaukan Sisera serta segala keretanya dan seluruh tentaranya oleh mata pedang di depan Barak, sehingga Sisera turun dari keretanya dan melarikan diri dengan berjalan kaki.
Jdg 4:16 Lalu Barak mengejar kereta-kereta dan tentara itu sampai ke Haroset-Hagoyim, dan seluruh tentara Sisera tewas oleh mata pedang; tidak ada seorangpun yang tinggal hidup.
Jdg 4:17 Tetapi Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael, isteri Heber, orang Keni itu, sebab ada perhubungan baik antara Yabin, raja Hazor, dengan keluarga Heber, orang Keni itu.
Jdg 4:18 Yael itupun keluar mendapatkan Sisera, dan berkata kepadanya: "Singgahlah, tuanku, silakan masuk. Jangan takut." Lalu singgahlah ia ke dalam kemah perempuan itu dan perempuan itu menutupi dia dengan selimut.
Jdg 4:19 Kemudian berkatalah ia kepada perempuan itu: "Berilah kiranya aku minum air sedikit, aku haus." Lalu perempuan itu membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya pula.
Jdg 4:20 Lagi katanya kepada perempuan itu: "Berdirilah di depan pintu kemah dan apabila ada orang datang dan bertanya kepadamu: Ada orang di sini?, maka jawablah: Tidak ada."
Jdg 4:21 Tetapi Yael, isteri Heber, mengambil patok kemah, diambilnya pula palu, mendekatinya diam-diam, lalu dilantaknyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya sampai tembus ke tanah--sebab ia telah tidur nyenyak karena lelahnya--maka matilah orang itu.
Jdg 4:22 Pada waktu itu muncullah Barak yang mengejar Sisera. Keluarlah Yael mendapatkan dia dan berkata kepadanya: "Mari, aku akan menunjukkan kepadamu orang yang kaucari itu." Lalu masuklah Barak ke dalam dan tampaklah Sisera mati tergeletak dengan patok dalam pelipisnya.
Jdg 4:23 Demikianlah Allah pada hari itu menundukkan Yabin, raja Kanaan, di depan orang Israel.
Jdg 4:24 Dan kekuasaan orang Israel kian keras menekan Yabin, raja Kanaan, sampai mereka melenyapkan Yabin, raja Kanaan itu.
Para Penindas dan Pelepas Israel (3:7-16:31).
Sesudah pendahuluan umum, yang melukiskan kehidupan sepanjang masa para Hakim, kepada kita disajikan serangkaian episode khusus.
Setiap episode, mengisahkan kemurtadan Israel dengan penghajaran oleh Allah sebagai akibatnya.
4:1. Setelah Ehud mati, orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata Tuhan. Sepanjang masa kehidupan Ehud, Israel tetap setia kepada Tuhan.
Sekalipun demikian, sesudah kematiannya, penyembahan berhala menjadi marak kembali, sehingga menimbulkan masa penindasan berikutnya.
2. Lalu Tuhan menyerahkan mereka ke dalam tangan Yabin, raja Kanaan, yang memerintah di Hazor. Penindasan sebelumnya datang dari luar wilayah Kanaan.
Namun Yabin, seorang raja Kanaan, memimpin sebuah perlawanan terhadap orang Israel, yang telah mengusirnya pada zaman Yosua.
Hazor merupakan kubu pertahanan paling penting di Kanaan utara.
Panglima tentaranya ialah Sisera yang diam di Haroset-Hagoyim. Tempat tinggal Sisera, Haroset-Hagoyim, adalah Tel Amar pada zaman modern ini, yang terletak di tempat di mana Sungai Kison melewati sebuah tonjolan sempit untuk memasuki dataran Akre.
Tempat itu terletak sekitar sepuluh mil barat Laut Megido.
3. Sisera mempunyai sembilan ratus kereta besi. Lihat 1:19, di mana orang Filistin juga dikatakan memiliki kereta besi.
Perlengkapan perang tersebut paling hebat bagi orang Israel, sebab mereka sendiri belum memasuki zaman besi.
Dua puluh tahun lamanya ia menindas orang Israel dengan keras. Sepanjang setengah angkatan, Israel ditindas oleh orang-orang Kanaan, yang memanfaatkan kedudukan mereka yang strategis di Lembah Esdraelon sebagai pusat yang menguntungkan untuk memperluas kekuasaan mereka.
4. Pada waktu itu Debora, seorang nabiah, isteri Lapidot, memerintah sebagai hakim atas orang Israel. Debora digambarkan sebagai seorang nabiah dan seorang Hakim.
Pada suatu masa yang sulit, dia membangkitkan semangat bangsanya untuk maju berperang.
5. Ia biasa duduk di bawah pohon korma Debora. Sebagian dari tanggung jawab Debora selaku hakim, ialah bertindak sebagai penengah di dalam menyelesaikan sengketa.
Pohon khusus yang dihubungkan dengan pelaksanaan tugasnya tersebut terletak di antara Rama dan Betel.
Rama terletak di wilayah suku Benyamin, di sebelah utara Yerusalem.
Di wilayah ini pula, Samuel kemudian bertugas selaku hakim Israel (I Sam. 7:16).
6. Ia menyuruh memanggil Barak bin Abinoam dari Kedesh di daerah Naftali. Kedesy di daerah Naftali adalah sebuah kota perlindungan (Yos. 20:7, bdg. 12:22).
Wilayah itu merupakan bagian Israel yang paling dekat dengan para penindas dari Kanaan.
Majulah, bergeraklah menuju Gunung Tabor. Barak memperoleh perintah untuk memimpin pasukan Israel yang ada di Gunung Tabor, yaitu di bagian timur laut Lembah Esdraelon.
7. Dan Aku akan menggerakkan Sisera ... menuju engkau ke Sungai Kison dan Aku akan menyerahkan dia ke dalam tanganmu. Debora berbicara sebagai seorang nabiah.
Allah berjanji melalui dirinya, untuk memusnahkan pasukan Sisera.
8. Jika engkau turut maju akupun maju. Barak meminta jaminan, bahwa sang nabiah akan maju bersamanya untuk memastikan keberhasilan dalam pertempuran.
9. Kata Debora: "Baik, aku turut! . . . Tuhan akan menyerahkan Sisera ke dalam tangan seorang perempuan." Debora berjanji akan mendampingi Barak, tetapi ia menyatakan, bahwa seorang perempuan akan menjadi pahlawan perang.
Pernyataan ini mengantisipasi peran yang akan dimainkan dalam mengalahkan orang Kanaan oleh Yael, istri Heber.
10. Barak mengerahkan suku Zebulon dan suku Naftali ke Kedesh. Kedua suku utara tersebut memiliki tanggung jawab untuk mengatasi ancaman dari Sisera.
11. Adapun Heber, orang Keni itu, telah memisahkan diri dari . . . anak-anak Hobab ipar Musa. Sang penulis sejarah suci, memberikan latar belakang tentang orang Keni.
Rupanya mereka adalah pandai besi pengembara yang pertama kali dijumpai Musa pada saat dia tinggal di padang gurun, sebelum menjadi pemimpin Eksodus.
Heber telah memisahkan diri dari rombongan utama sukunya, dan menetap di dekat Kedesy.
12. Dikabarkan kepada Sisera, bahwa Barak bin Abinoam telah maju ke Gunung Tabor. Setelah Sisera mengetahui gerakan Barak, dia mengumpulkan pasukannya, termasuk sembilan ratus kereta besi, lalu bergerak maju dari Haroset menuju ke Sungai Kison.
14. Lalu turunlah Barak dari Gunung Tabor dan sepuluh ribu orang mengikuti dia. Setelah dipastikan oleh Debora, bahwa Allah akan mendatangkan kemenangan besar kepada orang Israel, Barak dan sepuluh ribu anggota pasukannya bergerak maju menemui pasukan Kanaan tersebut di lembah.
15. Dan Tuhan mengacaukan Sisera serta segala keretanya. Pasukan Kanaan menjadi panik.
Serangan mendadak pasukan Israel dan badai yang menyebabkan Sungai Kison meluap (5:21), membuat pasukan Kanaan lari meninggalkan kereta mereka yang dibiarkan terperosok di lembah itu.
17. Sisera dengan berjalan kaki melarikan diri ke kemah Yael, Isteri Heber, orang Keni itu. Dengan sisa pasukan yang sudah tidak berdaya, tujuan utama dari Sisera adalah menyelamatkan dirinya sendiri.
Sebab ada perhubungan baik antara Yabin, raja Hazor, dengan keluarga Heber, orang Keni itu. Sisera memiliki alasan untuk berpikir, bahwa dirinya akan selamat, jika dia sudah berhasil mencapai rumah Heber.
Jelaslah orang Kanaan tidak menindas orang Keni pengembara yang ada di tengah mereka, dan orang Keni itu tidak ikut terlibat di dalam pemberontakan orang Israel terhadap mereka.
18. Yael itupun keluar mendapatkan Sisera, dan berkata kepadanya: "Singgahlah, tuanku, silakan masuk." Yael memberikan kesediaan menerima tamu di kemahnya untuk Sisera yang sedang ketakutan.
Apakah dia mengundang panglima tersebut ke dalam tendanya untuk membunuhnya, merupakan masalah yang tidak dapat dipastikan.
Perempuan itu menutupi dia dengan selimut. Arti sesungguhnya dari kata yang diterjemahkan menjadi selimut, tidak jelas. Kata tersebut juga dapat diterjemahkan menjadi tirai tenda.
19. Lalu perempuan itu membuka kirbat susu, diberinyalah dia minum dan diselimutinya pula. Sisera minta air, namun Yael membuka sebuah kantong yang terbuat dari kulit kambing atau domba, yang dipakai untuk menyimpan susu dan memberinya minum susu secawan penuh.
20. Berdirilah di depan pintu kemah. Sisera memiliki alasan yang kuat untuk menduga, bahwa pasukan Israel sedang mengejarnya.
Dia meminta kepada Yael untuk mengatakan kepada pasukan tersebut, bahwa dirinya tidak ada di situ.
Tindakan Yael yang ramah itu membuat Sisera berpikir, bahwa dia bisa mengandalkan perempuan tersebut.
21. Tetapi Yael, Isteri Heber, mengambil patok kemah . . . lalu dilantaknyalah patok itu masuk ke dalam pelipisnya ... maka matilah orang itu. Di antara orang Badui, memasang patok kemah merupakan tugas kaum perempuan, dan hal ini mungkin sudah berlaku sejak zaman dulu.
Patok kemah dan palu yang dipakai Yael, mungkin terbuat dari kayu.
Sisera yang sudah kelelahan karena harus meloloskan diri dengan sulit, sedang tertidur nyenyak, dan Yael menganggap inilah kesempatannya untuk membunuh musuh Israel itu.
Beberapa penafsir berpendapat, bahwa Yael tidak setuju dengan sikap netral suaminya (4:17), sehingga tindakannya terhadap Sisera itu merupakan ungkapan kesetiaannya kepada Israel.
Apakah tindakannya itu sudah direncanakan sebelumnya atau tidak, bukanlah hal yang penting sepanjang yang menyangkut catatan Kitab Hakim-hakim.
Dari sudut pandang Israel, Yael adalah pahlawan perempuan karena membunuh Sisera.
22. Pada waktu itu muncullah Barak yang mengejar Sisera. Keluarlah Yael mendapatkan dia. Yael menyampaikan berita baik itu kepada Barak, bahwa panglima pasukan Kanaan tersebut telah tewas.
23. Demikianlah Allah pada hari itu menundukkan Yabin, raja Kanaan, di depan orang Israel. Alkitab tidak memisahkan Allah dari proses sejarah.
Tindakan Yael tersebut dikemukakan, namun kemenangan itu tetap disebut sebagai kemenangan Allah.
Sikap Alkitab terhadap sejarah senantiasa sama.
Allah mengizinkan orang kafir untuk menghajar umat-Nya, dan Allah juga yang mengangkat seorang penolong untuk melepaskan mereka.
Hubungan sebab akibat itu penting di dalam sejarah, namun Allah dilihat sebagai Kekuatan di balik segala sesuatu yang terjadi, baik atau tidak baik.
Bahkan tindakan-tindakan yang paling jahat di dalam Alkitab, dikemukakan sebagai melaksanakan maksud Allah (bdg. Kis. 2:23-24, Mzm. 76:10).
Perikop Selanjutnya: Nyanyian Debora.