Hakim-hakim 3:12-30: Ehud
Senin, Januari 22, 2018
Edit
Ehud. |
Setelah belajar perikop Otniel dari kitab Hakim-hakim, sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Ehud.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Hakim-hakim (Judges 3:12-30 dengan judul perikop Ehud).
Kita belajar perikop Ehud ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Jdg 3:12 Tetapi orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; lalu Eglon, raja Moab, diberi TUHAN kuasa atas orang Israel, oleh sebab mereka telah melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
Jdg 3:13 Raja ini mengajak bani Amon dan bani Amalek menjadi sekutunya. Lalu majulah ia dan memukul orang Israel kalah. Kota pohon korma diduduki mereka.
Jdg 3:14 Delapan belas tahun lamanya orang Israel menjadi takluk kepada Eglon, raja Moab.
Jdg 3:15 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal. Dengan perantaraannya orang Israel biasa mengirimkan upeti kepada Eglon, raja Moab.
Jdg 3:16 Dan Ehud membuat pedang yang bermata dua, yang panjangnya hampir sehasta, disandangnyalah itu di bawah pakaiannya, pada pangkal paha kanannya.
Jdg 3:17 Kemudian ia menyampaikan upeti kepada Eglon, raja Moab. Adapun Eglon itu seorang yang sangat gendut.
Jdg 3:18 Setelah Ehud selesai menyampaikan upeti itu, disuruhnya pembawa-pembawa upeti itu pulang,
Jdg 3:19 tetapi ia sendiri berhenti pada batu-batu berpahat yang di dekat Gilgal, dan kembali menghadap raja. Berkatalah ia: "Ada pesan rahasia yang kubawa untuk tuanku, ya raja." Kata Eglon: "Diamlah dahulu!" Maka semua orang yang berdiri di depannya itu pergi ke luar.
Jdg 3:20 Lalu Ehud masuk mendapatkan dia, sedang ia duduk sendirian di kamar atas di rumah peranginannya. Berkatalah Ehud: "Ada firman Allah yang kubawa untuk tuanku." Lalu bangunlah ia berdiri dari tempat duduknya.
Jdg 3:21 Kemudian Ehud mengulurkan tangan kirinya, dihunusnya pedang itu dari pangkal paha kanannya dan ditikamkannya ke perut raja,
Jdg 3:22 sehingga hulunya beserta mata pedang itu masuk. Lemak menutupi mata pedang itu, sebab pedang itu tidak dicabutnya dari perut raja. Lalu keluarlah ia melalui pintu belakang.
Jdg 3:23 Demikianlah Ehud sampai ke serambi; pintu kamar atas itu ditutup dan dikuncinya setelah ia keluar.
Jdg 3:24 Baru saja ia keluar, datanglah hamba-hamba raja melihat, tetapi pintu kamar atas itu terkunci. Lalu berkatalah mereka: "Tentulah ia membuang air di kamar rumah peranginan itu."
Jdg 3:25 Lalu mereka menunggu-nunggu sampai menjadi bingung, tetapi raja tidak membuka pintu kamar atas itu. Kemudian mereka mengambil kunci, membuka pintu, maka tampaklah tuan mereka mati tergeletak di lantai.
Jdg 3:26 Sedang mereka berlambat-lambat, Ehud meloloskan diri; ia lewat dari batu-batu berpahat dan meloloskan diri ke arah Seira.
Jdg 3:27 Setelah ia sampai ke sana, ditiupnyalah sangkakala di pegunungan Efraim, lalu turunlah orang Israel bersama-sama dengan dia dari pegunungan itu, dan ia sendiri di depan.
Jdg 3:28 Berkatalah ia kepada mereka: "Ikutlah aku, sebab TUHAN telah menyerahkan musuhmu, orang-orang Moab itu, ke dalam tanganmu." Maka turunlah mereka mengikuti dia, lalu mereka merebut tempat penyeberangan sungai Yordan ke Moab dan tidak seorangpun dibiarkan mereka menyeberang.
Jdg 3:29 Pada waktu itu mereka menewaskan kira-kira sepuluh ribu orang dari Moab, semuanya orang yang tegap dan tangkas, seorangpun tidak ada yang lolos.
Jdg 3:30 Demikianlah pada hari itu Moab ditundukkan oleh Israel, maka amanlah tanah itu, delapan puluh tahun lamanya.
12. Eglon, raja Moab, diberi TUHAN kuasa atas orang Israel. Sesudah kematian Otniel, penyembahan berhala kembali beramai-ramai dilakukan oleh suku-suku Israel.
Pemimpin dari penindasan yang kedua datang dari Moab, sebuah negeri di sebelah timur Laut Mati dan sebelah selatan Sungai Arnon.
13. Raja ini mengajak bani Amon dan bani Amalek. Orang Amon berdiam di sebelah timur dan utara Moab, dari Arnon hingga ke Yabok.
Sihon, raja orang Amori, pernah dikalahkan oleh Israel di wilayah tersebut sebelum penaklukan Kanaan.
Orang Amalek yang suka mengembara, merupakan musuh bebuyutan Israel sejak pertempuran di Rafidim ketika menuju ke Sinai sampai mereka dihancurkan terakhir kalinya pada zaman raja Hizkia (I Taw. 4:43).
Kota Pohon Korma diduduki mereka. Eglon dan sekutu-sekutunya menyerbu Kanaan melalui jalur yang telah dipakai oleh Yosua sebelumnya.
Mereka menyeberang Sungai Yordan dan merebut Kota Pohon Korma, atau Yerikho.
Kota yang telah dihancurkan oleh Yosua tersebut, memiliki posisi yang strategis, sehingga sebuah kota lain dibangun di tempat itu tidak lama sesudah kehancurannya.
Secara tersirat, ayat ini menunjukkan adanya sebuah pertempuran memperebutkan "Kota Pohon Korma" itu sebelum Eglon dan sekutu-sekutunya dapat menduduki kota tersebut.
15. Tuhan membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal. Suku Benyamin tampaknya memiliki kecenderungan kidal (20:16), dan dalam setidak-tidaknya satu peristiwa, mereka dilukiskan sebagai orang yang cakap memakai kedua tangannya (I Taw. 12:2).
Dengan perantaraannya orang Israel biasa mengirimkan upeti kepada Eglon. Jelas bahwa upeti tersebut ialah iuran yang dituntut dari Israel oleh para penindas itu.
16. Dan Ehud membuat pedang yang bermata dua, yang panjangnya hampir sehasta. Ehud menyediakan sendiri sebuah pedang kecil, atau belati sebagai persiapan untuk membunuh raja Eglon.
18. Disuruhnya pembawa-pembawa upeti itu pulang. Ehud menyuruh pergi rombongan besar yang menyertainya waktu itu.
Karena upeti tersebut dalam bentuk perak, emas, ternak, dan barang berharga lainnya, maka upeti tersebut harus dibawa oleh kelompok yang cukup besar.
Dengan menyuruh mereka pergi, Ehud meniadakan kemungkinan kedatangannya dicurigai orang.
19. Tetapi ia sendiri berhenti pada batu-batu berpahat yang di dekat Gilgal. Kata yang diterjemahkan batu-batu berpahat (pesîlîm), biasanya diterjemahkan sebagai gambar-gambar yang dipahat sebagaimana terjemahan di LXX.
Sesudah menyuruh pergi rombongannya, Ehud kembali menghadap raja.
Ada pesan rahasia yang kubawa untuk tuanku, ya raja. Sebuah pesan khusus yang akan disampaikan kepada Eglon, sehingga harus diutarakan secara pribadi.
Secara tersirat dikatakan, bahwa pesan tersebut demikian penting, sehingga tidak dapat dipercayakan kepada seorang utusan yang lebih rendah.
20. Duduk sendirian di kamar atas di rumah peranginannya. Eglon sedang ada di dalam aliya ketika Ehud datang menghadap.
Aliya adalah sebuah lantai tambahan yang dibuat di atas atap rumah yang rata pada salah satu sudutnya.
Ruangan tersebut merupakan ruang yang paling sejuk di dalam rumah itu.
Berkatalah Ehud: "Ada firman Allah yang kubawa untuk tuanku." Kata-kata Ehud menyiratkan, bahwa dirinya sedang membawa sebuah pesan dari Allah Israel kepada raja Moab itu.
Beberapa penafsir membuat parafrase dari pesan tersebut menjadi: "Saya mendapat tugas dari Allah menyangkut kamu, sebuah tugas ilahi yang harus saya laksanakan," lalu bangunlah ia (Eglon) . . . dari tempat duduknya.
Penguasa Moab tersebut rupanya berdiri sebagai tanda menghormati pesan ilahi yang dibawa Ehud.
Hal ini mungkin sudah direncanakan oleh Ehud, supaya ia dapat berada dalam jarak serangan dari raja Eglon.
21. Kemudian Ehud mengulurkan tangan kirinya, dihunusnya pedang itu dari pangkal paha kanannya dan ditikamkannya ke perut raja. Rencana Ehud berhasil dengan baik.
Dia berhasil mendekati raja tanpa menimbulkan kecurigaan, lalu secara mendadak dia menusuk tewas penindas Israel itu dengan pedangnya.
22. Sehingga hulunya beserta mata pedang itu masuk. Tikaman itu cepat dan sangat kuat.
Ehud kemudian meninggalkan senjata itu pada korbannya.
Lemak menutupi mata pedang itu. Luka yang demikian dalam memaksa lemak dari perut raja itu mengalir ke luar.
Hal ini merupakan tafsiran yang paling alamiah, dan secara fisiologi hal itu dapat dibenarkan.
23. Demikianlah Ehud sampai ke serambi. Misderôn yang diterjemahkan sebagai serambi, yang melaluinya Ehud melarikan diri, tidak dapat diketahui dengan pasti letaknya. Kata ini hanya muncul satu kali saja di dalam Alkitab.
24. Tentulah ia membuang air di kamar rumah peranginan itu. Para hamba Eglon pasti melihat Ehud keluar.
Karena tidak ada keributan, tidak ada alasan bagi mereka untuk menjadi curiga.
Mereka juga tidak berani masuk ke dalam ruangan itu, dan beranggapan bahwa Eglon sedang membuang hajat.
25. Mereka menunggu-nunggu sampai menjadi bingung. Mereka menunggu hingga sadar, bahwa mereka telah melakukan suatu kesalahan.
Kemudian mereka mengambil kunci, membuka pintu. Jenis kunci yang dipakai pada zaman Alkitab, merupakan kunci yang umum di Palestina hingga zaman ini.
Kunci tersebut adalah sebuah grendel yang dapat ditutup dengan tangan.
Sesudah itu, sejumlah pasak timah masuk ke dalam lubang yang ada, sehingga grendel itu tertutup.
Sebuah kunci hanya dipakai untuk membuka, dan pada umumnya merupakan sebuah lempengan kayu dengan sejumlah tonjolan yang jumlah dan kedudukannya sama dengan posisi pasak dari grendel itu.
Panjang kunci disesuaikan dengan tebalnya grendel.
Grendel itu kemudian dipotong bawahnya supaya kunci dapat dimasukkan memanjang, sehingga mengangkat pasak-pasak tersebut di dalam rangka membuka pintu itu.
26. Ehud meloloskan diri. Pada saat para hamba Eglon menemukan mayat raja mereka, Ehud telah mencapai tepian perbukitan Efraim. Lokasi Seira tidak diketahui.
27. Ditiupnyalah sangkakala di pegunungan Efraim. Sangkakala merupakan panggilan untuk berperang (bdg. I Sam. 13:3-4).
Pegunungan Efraim terdiri dari bentangan gunung utama Palestina dari dataran Esdraelon ke selatan ke daerah sekitar Yerusalem.
28. Maka turunlah mereka mengikuti dia, lalu mereka merebut tempat penyeberangan Sungai Yordan ke Moab. Orang Israel menanggapi panggilan Ehud tersebut.
Mereka merampas tempat-tempat penyeberangan Sungai Yordan yang akan dipakai orang Moab untuk melarikan diri (bdg. Yos. 2:7, II Sam. 19:15).
29. Pada waktu itu mereka menewaskan kira-kira sepuluh ribu orang dari Moab. Sekalipun tepatnya dianggap sebagai suatu pembulatan, jumlah sepuluh ribu orang pastilah merupakan sebuah kehilangan yang besar bagi orang Moab.
Kekuasaan Moab atas Israel telah dipatahkan dengan berhasil.
30. Maka amanlah tanah itu, delapan puluh tahun lamanya. Bandingkan 3:11. Tidak ada yang dikatakan tentang masa Ehud bertugas sebagai Hakim sesudah kemenangan atas orang Moab ini.
Sekalipun demikian, kita membaca tentang jangka waktu delapan puluh tahun (dua angkatan), yang selama itu negeri tersebut bebas dari serbuan kekuatan asing.
Perikop Selanjutnya: Samgar.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Hakim-hakim (Judges 3:12-30 dengan judul perikop Ehud).
Kita belajar perikop Ehud ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Ehud (Kitab Hakim-hakim 3:12-30)
Jdg 3:12 Tetapi orang Israel melakukan pula apa yang jahat di mata TUHAN; lalu Eglon, raja Moab, diberi TUHAN kuasa atas orang Israel, oleh sebab mereka telah melakukan apa yang jahat di mata TUHAN.
Jdg 3:13 Raja ini mengajak bani Amon dan bani Amalek menjadi sekutunya. Lalu majulah ia dan memukul orang Israel kalah. Kota pohon korma diduduki mereka.
Jdg 3:14 Delapan belas tahun lamanya orang Israel menjadi takluk kepada Eglon, raja Moab.
Jdg 3:15 Lalu orang Israel berseru kepada TUHAN, maka TUHAN membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal. Dengan perantaraannya orang Israel biasa mengirimkan upeti kepada Eglon, raja Moab.
Jdg 3:16 Dan Ehud membuat pedang yang bermata dua, yang panjangnya hampir sehasta, disandangnyalah itu di bawah pakaiannya, pada pangkal paha kanannya.
Jdg 3:17 Kemudian ia menyampaikan upeti kepada Eglon, raja Moab. Adapun Eglon itu seorang yang sangat gendut.
Jdg 3:18 Setelah Ehud selesai menyampaikan upeti itu, disuruhnya pembawa-pembawa upeti itu pulang,
Jdg 3:19 tetapi ia sendiri berhenti pada batu-batu berpahat yang di dekat Gilgal, dan kembali menghadap raja. Berkatalah ia: "Ada pesan rahasia yang kubawa untuk tuanku, ya raja." Kata Eglon: "Diamlah dahulu!" Maka semua orang yang berdiri di depannya itu pergi ke luar.
Jdg 3:20 Lalu Ehud masuk mendapatkan dia, sedang ia duduk sendirian di kamar atas di rumah peranginannya. Berkatalah Ehud: "Ada firman Allah yang kubawa untuk tuanku." Lalu bangunlah ia berdiri dari tempat duduknya.
Jdg 3:21 Kemudian Ehud mengulurkan tangan kirinya, dihunusnya pedang itu dari pangkal paha kanannya dan ditikamkannya ke perut raja,
Jdg 3:22 sehingga hulunya beserta mata pedang itu masuk. Lemak menutupi mata pedang itu, sebab pedang itu tidak dicabutnya dari perut raja. Lalu keluarlah ia melalui pintu belakang.
Jdg 3:23 Demikianlah Ehud sampai ke serambi; pintu kamar atas itu ditutup dan dikuncinya setelah ia keluar.
Jdg 3:24 Baru saja ia keluar, datanglah hamba-hamba raja melihat, tetapi pintu kamar atas itu terkunci. Lalu berkatalah mereka: "Tentulah ia membuang air di kamar rumah peranginan itu."
Jdg 3:25 Lalu mereka menunggu-nunggu sampai menjadi bingung, tetapi raja tidak membuka pintu kamar atas itu. Kemudian mereka mengambil kunci, membuka pintu, maka tampaklah tuan mereka mati tergeletak di lantai.
Jdg 3:26 Sedang mereka berlambat-lambat, Ehud meloloskan diri; ia lewat dari batu-batu berpahat dan meloloskan diri ke arah Seira.
Jdg 3:27 Setelah ia sampai ke sana, ditiupnyalah sangkakala di pegunungan Efraim, lalu turunlah orang Israel bersama-sama dengan dia dari pegunungan itu, dan ia sendiri di depan.
Jdg 3:28 Berkatalah ia kepada mereka: "Ikutlah aku, sebab TUHAN telah menyerahkan musuhmu, orang-orang Moab itu, ke dalam tanganmu." Maka turunlah mereka mengikuti dia, lalu mereka merebut tempat penyeberangan sungai Yordan ke Moab dan tidak seorangpun dibiarkan mereka menyeberang.
Jdg 3:29 Pada waktu itu mereka menewaskan kira-kira sepuluh ribu orang dari Moab, semuanya orang yang tegap dan tangkas, seorangpun tidak ada yang lolos.
Jdg 3:30 Demikianlah pada hari itu Moab ditundukkan oleh Israel, maka amanlah tanah itu, delapan puluh tahun lamanya.
Para Penindas dan Pelepas Israel (3:7-16:31).
Sesudah pendahuluan umum, yang melukiskan kehidupan sepanjang masa para Hakim, kepada kita disajikan serangkaian episode khusus.
Setiap episode, mengisahkan kemurtadan Israel dengan penghajaran oleh Allah sebagai akibatnya.
12. Eglon, raja Moab, diberi TUHAN kuasa atas orang Israel. Sesudah kematian Otniel, penyembahan berhala kembali beramai-ramai dilakukan oleh suku-suku Israel.
Pemimpin dari penindasan yang kedua datang dari Moab, sebuah negeri di sebelah timur Laut Mati dan sebelah selatan Sungai Arnon.
13. Raja ini mengajak bani Amon dan bani Amalek. Orang Amon berdiam di sebelah timur dan utara Moab, dari Arnon hingga ke Yabok.
Sihon, raja orang Amori, pernah dikalahkan oleh Israel di wilayah tersebut sebelum penaklukan Kanaan.
Orang Amalek yang suka mengembara, merupakan musuh bebuyutan Israel sejak pertempuran di Rafidim ketika menuju ke Sinai sampai mereka dihancurkan terakhir kalinya pada zaman raja Hizkia (I Taw. 4:43).
Kota Pohon Korma diduduki mereka. Eglon dan sekutu-sekutunya menyerbu Kanaan melalui jalur yang telah dipakai oleh Yosua sebelumnya.
Mereka menyeberang Sungai Yordan dan merebut Kota Pohon Korma, atau Yerikho.
Kota yang telah dihancurkan oleh Yosua tersebut, memiliki posisi yang strategis, sehingga sebuah kota lain dibangun di tempat itu tidak lama sesudah kehancurannya.
Secara tersirat, ayat ini menunjukkan adanya sebuah pertempuran memperebutkan "Kota Pohon Korma" itu sebelum Eglon dan sekutu-sekutunya dapat menduduki kota tersebut.
15. Tuhan membangkitkan bagi mereka seorang penyelamat yakni Ehud, anak Gera, orang Benyamin, seorang yang kidal. Suku Benyamin tampaknya memiliki kecenderungan kidal (20:16), dan dalam setidak-tidaknya satu peristiwa, mereka dilukiskan sebagai orang yang cakap memakai kedua tangannya (I Taw. 12:2).
Dengan perantaraannya orang Israel biasa mengirimkan upeti kepada Eglon. Jelas bahwa upeti tersebut ialah iuran yang dituntut dari Israel oleh para penindas itu.
16. Dan Ehud membuat pedang yang bermata dua, yang panjangnya hampir sehasta. Ehud menyediakan sendiri sebuah pedang kecil, atau belati sebagai persiapan untuk membunuh raja Eglon.
18. Disuruhnya pembawa-pembawa upeti itu pulang. Ehud menyuruh pergi rombongan besar yang menyertainya waktu itu.
Karena upeti tersebut dalam bentuk perak, emas, ternak, dan barang berharga lainnya, maka upeti tersebut harus dibawa oleh kelompok yang cukup besar.
Dengan menyuruh mereka pergi, Ehud meniadakan kemungkinan kedatangannya dicurigai orang.
19. Tetapi ia sendiri berhenti pada batu-batu berpahat yang di dekat Gilgal. Kata yang diterjemahkan batu-batu berpahat (pesîlîm), biasanya diterjemahkan sebagai gambar-gambar yang dipahat sebagaimana terjemahan di LXX.
Sesudah menyuruh pergi rombongannya, Ehud kembali menghadap raja.
Ada pesan rahasia yang kubawa untuk tuanku, ya raja. Sebuah pesan khusus yang akan disampaikan kepada Eglon, sehingga harus diutarakan secara pribadi.
Secara tersirat dikatakan, bahwa pesan tersebut demikian penting, sehingga tidak dapat dipercayakan kepada seorang utusan yang lebih rendah.
20. Duduk sendirian di kamar atas di rumah peranginannya. Eglon sedang ada di dalam aliya ketika Ehud datang menghadap.
Aliya adalah sebuah lantai tambahan yang dibuat di atas atap rumah yang rata pada salah satu sudutnya.
Ruangan tersebut merupakan ruang yang paling sejuk di dalam rumah itu.
Berkatalah Ehud: "Ada firman Allah yang kubawa untuk tuanku." Kata-kata Ehud menyiratkan, bahwa dirinya sedang membawa sebuah pesan dari Allah Israel kepada raja Moab itu.
Beberapa penafsir membuat parafrase dari pesan tersebut menjadi: "Saya mendapat tugas dari Allah menyangkut kamu, sebuah tugas ilahi yang harus saya laksanakan," lalu bangunlah ia (Eglon) . . . dari tempat duduknya.
Penguasa Moab tersebut rupanya berdiri sebagai tanda menghormati pesan ilahi yang dibawa Ehud.
Hal ini mungkin sudah direncanakan oleh Ehud, supaya ia dapat berada dalam jarak serangan dari raja Eglon.
21. Kemudian Ehud mengulurkan tangan kirinya, dihunusnya pedang itu dari pangkal paha kanannya dan ditikamkannya ke perut raja. Rencana Ehud berhasil dengan baik.
Dia berhasil mendekati raja tanpa menimbulkan kecurigaan, lalu secara mendadak dia menusuk tewas penindas Israel itu dengan pedangnya.
22. Sehingga hulunya beserta mata pedang itu masuk. Tikaman itu cepat dan sangat kuat.
Ehud kemudian meninggalkan senjata itu pada korbannya.
Lemak menutupi mata pedang itu. Luka yang demikian dalam memaksa lemak dari perut raja itu mengalir ke luar.
Hal ini merupakan tafsiran yang paling alamiah, dan secara fisiologi hal itu dapat dibenarkan.
23. Demikianlah Ehud sampai ke serambi. Misderôn yang diterjemahkan sebagai serambi, yang melaluinya Ehud melarikan diri, tidak dapat diketahui dengan pasti letaknya. Kata ini hanya muncul satu kali saja di dalam Alkitab.
24. Tentulah ia membuang air di kamar rumah peranginan itu. Para hamba Eglon pasti melihat Ehud keluar.
Karena tidak ada keributan, tidak ada alasan bagi mereka untuk menjadi curiga.
Mereka juga tidak berani masuk ke dalam ruangan itu, dan beranggapan bahwa Eglon sedang membuang hajat.
25. Mereka menunggu-nunggu sampai menjadi bingung. Mereka menunggu hingga sadar, bahwa mereka telah melakukan suatu kesalahan.
Kemudian mereka mengambil kunci, membuka pintu. Jenis kunci yang dipakai pada zaman Alkitab, merupakan kunci yang umum di Palestina hingga zaman ini.
Kunci tersebut adalah sebuah grendel yang dapat ditutup dengan tangan.
Sesudah itu, sejumlah pasak timah masuk ke dalam lubang yang ada, sehingga grendel itu tertutup.
Sebuah kunci hanya dipakai untuk membuka, dan pada umumnya merupakan sebuah lempengan kayu dengan sejumlah tonjolan yang jumlah dan kedudukannya sama dengan posisi pasak dari grendel itu.
Panjang kunci disesuaikan dengan tebalnya grendel.
Grendel itu kemudian dipotong bawahnya supaya kunci dapat dimasukkan memanjang, sehingga mengangkat pasak-pasak tersebut di dalam rangka membuka pintu itu.
26. Ehud meloloskan diri. Pada saat para hamba Eglon menemukan mayat raja mereka, Ehud telah mencapai tepian perbukitan Efraim. Lokasi Seira tidak diketahui.
27. Ditiupnyalah sangkakala di pegunungan Efraim. Sangkakala merupakan panggilan untuk berperang (bdg. I Sam. 13:3-4).
Pegunungan Efraim terdiri dari bentangan gunung utama Palestina dari dataran Esdraelon ke selatan ke daerah sekitar Yerusalem.
28. Maka turunlah mereka mengikuti dia, lalu mereka merebut tempat penyeberangan Sungai Yordan ke Moab. Orang Israel menanggapi panggilan Ehud tersebut.
Mereka merampas tempat-tempat penyeberangan Sungai Yordan yang akan dipakai orang Moab untuk melarikan diri (bdg. Yos. 2:7, II Sam. 19:15).
29. Pada waktu itu mereka menewaskan kira-kira sepuluh ribu orang dari Moab. Sekalipun tepatnya dianggap sebagai suatu pembulatan, jumlah sepuluh ribu orang pastilah merupakan sebuah kehilangan yang besar bagi orang Moab.
Kekuasaan Moab atas Israel telah dipatahkan dengan berhasil.
30. Maka amanlah tanah itu, delapan puluh tahun lamanya. Bandingkan 3:11. Tidak ada yang dikatakan tentang masa Ehud bertugas sebagai Hakim sesudah kemenangan atas orang Moab ini.
Sekalipun demikian, kita membaca tentang jangka waktu delapan puluh tahun (dua angkatan), yang selama itu negeri tersebut bebas dari serbuan kekuatan asing.
Perikop Selanjutnya: Samgar.