Yosua 8:30-35: Mezbah di Gunung Ebal; Pembacaan Hukum Taurat
Selasa, Januari 09, 2018
Edit
Mezbah di Gunung Ebal; Pembacaan Hukum Taurat. |
Setelah belajar perikop Ai Dibinasakan dari kitab Yosua, maka sekarang kita belajar perikop lanjutannya, yakni Mezbah di Gunung Ebal; Pembacaan Hukum Taurat.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Yosua (Joshua 8:30-35 dengan judul perikop Mezbah di Gunung Ebal; Pembacaan Hukum Taurat).
Kita belajar perikop Mezbah di Gunung Ebal; Pembacaan Hukum Taurat ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Jos 8:30 Pada waktu itulah Yosua mendirikan mezbah di gunung Ebal bagi TUHAN, Allah Israel,
Jos 8:31 seperti yang diperintahkan Musa, hamba TUHAN, kepada orang Israel, menurut apa yang tertulis dalam kitab hukum Musa: suatu mezbah dari batu-batu yang tidak dipahat, yang tidak diolah dengan perkakas besi apapun. Di atasnyalah mereka mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN dan mengorbankan korban keselamatan.
Jos 8:32 Dan di sanalah di atas batu-batu itu, dituliskan Yosua salinan hukum Musa, yang dituliskannya di depan orang Israel.
Jos 8:33 Seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para pengatur pasukannya dan para hakimnya berdiri sebelah-menyebelah tabut, berhadapan dengan para imam yang memang suku Lewi, para pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, baik pendatang maupun anak negeri, setengahnya menghadap ke gunung Gerizim dan setengahnya lagi menghadap ke gunung Ebal, seperti yang dahulu diperintahkan oleh Musa, hamba TUHAN, apabila orang memberkati bangsa Israel.
Jos 8:34 Sesudah itu dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum.
Jos 8:35 Tidak ada sepatah katapun dari segala apa yang diperintahkan Musa yang tidak dibacakan oleh Yosua kepada seluruh jemaah Israel dan kepada perempuan-perempuan dan anak-anak dan kepada pendatang yang ikut serta.
Bukannya merayakan kemenangan atas pertempuran di Ai, Yosua justru melakukan hal yang ditinjau dari segi militer merupakan kebodohan -- dia berhenti untuk melaksanakan sebuah peziarahan yang diperintahkan Tuhan (Ul. 11:26-30, 27:2-13).
Allah akan melindungi bangsa itu pada saat mereka mengadakan ibadah di wilayah yang sangat suci bagi para leluhur.
Yosua bisa memimpin bangsa itu melalui jalur utara sekitar dua puluh mil dari Betel ke Sikhem, menelusuri jalur yang hampir sama dengan jalur Yerusalem-Nablus sekarang, melalui pegunungan yang ditumbuhi pohon (bdg. Yos. 17:18) nyaris tanpa tempat pemukiman kuno terkecuali Silo yang kemudian didirikan Israel, atau yang lebih mungkin, mengingat bahwa perempuan dan anak-anak ikut serta, Yosua bisa mengambil jalur yang lebih mudah dari Gilgal mendaki Lembah Yordan dan Wadi Far'a di seberang Sungai Yabok.
Untuk mencapai amfiteater alamiah besar yang terbentuk oleh ceruk-ceruk melengkung yang luas di kedua sisi gunung yang saling berhadapan itu, orang Israel harus melewati perbentengan Sikhem yang menjaga jalan masuk ke lembah tersebut, kurang dari satu mil ke timur.
Kota ini pasti sedang dikuasai oleh pihak-pihak yang bersahabat dengan mereka (lih. 20:7, 24:1).
Beberapa Surat Amarna menyatakan, bahwa sekitar tahun 1380 sM, Lab'ayu, pangeran Sikhem, bersekutu dengan suku Apiru yang menyerbu.
Di dalam kasus ini, bangsa Israel mungkin yang disebut dengan Apiru.
Alasan persahabatan di antara orang Sikhem dengan orang Israel, mungkin disebabkan karena di antara penduduk Sikhem ada beberapa keturunan Yakub yang telah meninggalkan Mesir dalam jumlah kecil sebelum masa penindasan (mis. I Taw. 7:24, yang mengisahkan bahwa seorang putri atau cucu perempuan dari Efraim kembali ke Kanaan untuk mendirikan Bet-horon beberapa angkatan sebelum Yosua).
30. Di Gunung Ebal. Di kaki tempat yang menonjol di pusat Kanaan ini, Ebal, gunung yang lebih tinggi (3085 kaki) dibandingkan Gerizim (2890 kaki) itulah yang ditunjuk.
Musa telah memberikan perintah (di Ul. 27:2-4, 8) tentang menuliskan hukum Taurat di atas batu-batu berplester yang besar, dan kemudian memerintahkan tentang mempersembahkan kurban di atas mezbah yang terbuat dari batu-batu yang tidak dipahat (Ul. 27:5-7, bdg. Kel. 20:25), upacara agama tentu diawali dengan mempersembahkan kurban (bdg. Kel. 24:4-8) yang perlu dilakukan karena perjanjian tersebut diresmikan untuk pertama kalinya di Kanaan.
32. Di atas batu-batu itu. Bukan jenis batu yang dipakai untuk mezbah, tetapi di atas pilar-pilar besar seperti batu peringatan setinggi tujuh kaki yang dipakai untuk menulis Hukum Hamurabi yang terkenal itu dan sanggup menampung 3654 baris tulisan.
Menurut Ulangan 27:2-4, 8 batu-batu ini harus diplester kapur agar dapat ditulisi.
Orang Mesir sering kali melakukan hal itu sebelum menulis di atasnya dengan memakai tinta hitam.
Beberapa batu peringatan yang tingginya sekitar delapan kaki dan dilabur kapur, telah ditemukan di Byblos berdekatan dengan sebuah kuil yang berasal dari tanggal sekitar 200 sM.
Kita hanya dapat menduga saja berapa banyak hukum Musa yang telah berhasil dituliskan di atas batu-batu berplester kapur itu, tetapi kemungkinan besar Ulangan 5-26.
Tulisan di atas Batu Karang Behistun (The Behistun Rock) panjangnya nyaris tiga kali panjang Kitab Ulangan.
33-35. Dengan para pejabat berdiri di sekitar tabut perjanjian di dekat mezbah, kurang lebih setengah jalan di antara gunung dengan para suku yang ada di lereng, menurut Ulangan 27:11-26, Yosua menyuruh orang untuk membacakan hukum Taurat kepada bangsa itu.
Hal itu sesuai dengan maksud ilahi di dalam menaklukkan Kanaan, yaitu agar Taurat diresmikan di pusat negeri itu, sehingga dengan demikian merupakan hukum yang berlaku di wilayah itu, dan juga agar Israel membaharui sumpah perjanjian mereka kepada Yehova, Allah mereka.
Lihat Keluaran 24:4, 7, II Raja-Raja 23:3, Nehemia 8-9, untuk pembacaan Taurat di depan umum. Lihat tafsiran atas Yosua 24.
Perikop Selanjutnya: Akal Orang Gibeon.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab Yosua (Joshua 8:30-35 dengan judul perikop Mezbah di Gunung Ebal; Pembacaan Hukum Taurat).
Kita belajar perikop Mezbah di Gunung Ebal; Pembacaan Hukum Taurat ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Mezbah di Gunung Ebal; Pembacaan Hukum Taurat (Kitab Yosua 8:30-35)
Jos 8:30 Pada waktu itulah Yosua mendirikan mezbah di gunung Ebal bagi TUHAN, Allah Israel,
Jos 8:31 seperti yang diperintahkan Musa, hamba TUHAN, kepada orang Israel, menurut apa yang tertulis dalam kitab hukum Musa: suatu mezbah dari batu-batu yang tidak dipahat, yang tidak diolah dengan perkakas besi apapun. Di atasnyalah mereka mempersembahkan korban bakaran kepada TUHAN dan mengorbankan korban keselamatan.
Jos 8:32 Dan di sanalah di atas batu-batu itu, dituliskan Yosua salinan hukum Musa, yang dituliskannya di depan orang Israel.
Jos 8:33 Seluruh orang Israel, para tua-tuanya, para pengatur pasukannya dan para hakimnya berdiri sebelah-menyebelah tabut, berhadapan dengan para imam yang memang suku Lewi, para pengangkat tabut perjanjian TUHAN itu, baik pendatang maupun anak negeri, setengahnya menghadap ke gunung Gerizim dan setengahnya lagi menghadap ke gunung Ebal, seperti yang dahulu diperintahkan oleh Musa, hamba TUHAN, apabila orang memberkati bangsa Israel.
Jos 8:34 Sesudah itu dibacakannyalah segala perkataan hukum Taurat, berkatnya dan kutuknya, sesuai dengan segala apa yang tertulis dalam kitab hukum.
Jos 8:35 Tidak ada sepatah katapun dari segala apa yang diperintahkan Musa yang tidak dibacakan oleh Yosua kepada seluruh jemaah Israel dan kepada perempuan-perempuan dan anak-anak dan kepada pendatang yang ikut serta.
Peresmian Perjanjian Israel Sebagai Hukum Negeri (8:30-35).
Bukannya merayakan kemenangan atas pertempuran di Ai, Yosua justru melakukan hal yang ditinjau dari segi militer merupakan kebodohan -- dia berhenti untuk melaksanakan sebuah peziarahan yang diperintahkan Tuhan (Ul. 11:26-30, 27:2-13).
Allah akan melindungi bangsa itu pada saat mereka mengadakan ibadah di wilayah yang sangat suci bagi para leluhur.
Yosua bisa memimpin bangsa itu melalui jalur utara sekitar dua puluh mil dari Betel ke Sikhem, menelusuri jalur yang hampir sama dengan jalur Yerusalem-Nablus sekarang, melalui pegunungan yang ditumbuhi pohon (bdg. Yos. 17:18) nyaris tanpa tempat pemukiman kuno terkecuali Silo yang kemudian didirikan Israel, atau yang lebih mungkin, mengingat bahwa perempuan dan anak-anak ikut serta, Yosua bisa mengambil jalur yang lebih mudah dari Gilgal mendaki Lembah Yordan dan Wadi Far'a di seberang Sungai Yabok.
Untuk mencapai amfiteater alamiah besar yang terbentuk oleh ceruk-ceruk melengkung yang luas di kedua sisi gunung yang saling berhadapan itu, orang Israel harus melewati perbentengan Sikhem yang menjaga jalan masuk ke lembah tersebut, kurang dari satu mil ke timur.
Kota ini pasti sedang dikuasai oleh pihak-pihak yang bersahabat dengan mereka (lih. 20:7, 24:1).
Beberapa Surat Amarna menyatakan, bahwa sekitar tahun 1380 sM, Lab'ayu, pangeran Sikhem, bersekutu dengan suku Apiru yang menyerbu.
Di dalam kasus ini, bangsa Israel mungkin yang disebut dengan Apiru.
Alasan persahabatan di antara orang Sikhem dengan orang Israel, mungkin disebabkan karena di antara penduduk Sikhem ada beberapa keturunan Yakub yang telah meninggalkan Mesir dalam jumlah kecil sebelum masa penindasan (mis. I Taw. 7:24, yang mengisahkan bahwa seorang putri atau cucu perempuan dari Efraim kembali ke Kanaan untuk mendirikan Bet-horon beberapa angkatan sebelum Yosua).
30. Di Gunung Ebal. Di kaki tempat yang menonjol di pusat Kanaan ini, Ebal, gunung yang lebih tinggi (3085 kaki) dibandingkan Gerizim (2890 kaki) itulah yang ditunjuk.
Musa telah memberikan perintah (di Ul. 27:2-4, 8) tentang menuliskan hukum Taurat di atas batu-batu berplester yang besar, dan kemudian memerintahkan tentang mempersembahkan kurban di atas mezbah yang terbuat dari batu-batu yang tidak dipahat (Ul. 27:5-7, bdg. Kel. 20:25), upacara agama tentu diawali dengan mempersembahkan kurban (bdg. Kel. 24:4-8) yang perlu dilakukan karena perjanjian tersebut diresmikan untuk pertama kalinya di Kanaan.
32. Di atas batu-batu itu. Bukan jenis batu yang dipakai untuk mezbah, tetapi di atas pilar-pilar besar seperti batu peringatan setinggi tujuh kaki yang dipakai untuk menulis Hukum Hamurabi yang terkenal itu dan sanggup menampung 3654 baris tulisan.
Menurut Ulangan 27:2-4, 8 batu-batu ini harus diplester kapur agar dapat ditulisi.
Orang Mesir sering kali melakukan hal itu sebelum menulis di atasnya dengan memakai tinta hitam.
Beberapa batu peringatan yang tingginya sekitar delapan kaki dan dilabur kapur, telah ditemukan di Byblos berdekatan dengan sebuah kuil yang berasal dari tanggal sekitar 200 sM.
Kita hanya dapat menduga saja berapa banyak hukum Musa yang telah berhasil dituliskan di atas batu-batu berplester kapur itu, tetapi kemungkinan besar Ulangan 5-26.
Tulisan di atas Batu Karang Behistun (The Behistun Rock) panjangnya nyaris tiga kali panjang Kitab Ulangan.
33-35. Dengan para pejabat berdiri di sekitar tabut perjanjian di dekat mezbah, kurang lebih setengah jalan di antara gunung dengan para suku yang ada di lereng, menurut Ulangan 27:11-26, Yosua menyuruh orang untuk membacakan hukum Taurat kepada bangsa itu.
Hal itu sesuai dengan maksud ilahi di dalam menaklukkan Kanaan, yaitu agar Taurat diresmikan di pusat negeri itu, sehingga dengan demikian merupakan hukum yang berlaku di wilayah itu, dan juga agar Israel membaharui sumpah perjanjian mereka kepada Yehova, Allah mereka.
Lihat Keluaran 24:4, 7, II Raja-Raja 23:3, Nehemia 8-9, untuk pembacaan Taurat di depan umum. Lihat tafsiran atas Yosua 24.
Perikop Selanjutnya: Akal Orang Gibeon.