1 Samuel 1: Lahirnya Samuel

Lahirnya Samuel.

Setelah belajar perikop Silsilah Daud dari Kitab Rut, sekarang kita belajar perikop / pasal pertama dari Kitab 1 Samuel, yakni Lahirnya Samuel. Juga kita akan pelajari garis besar dan pendahuluan dari kitab ini.

Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam Kitab 1 Samuel (1 Samuel 1 dengan judul perikop Lahirnya Samuel).

Kita belajar perikop Lahirnya Samuel ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.

Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.

Lahirnya Samuel (Kitab 1 Samuel 1)


1Sa 1:1 Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim, dari pegunungan Efraim, namanya Elkana bin Yeroham bin Elihu bin Tohu bin Zuf, seorang Efraim.

1Sa 1:2 Orang ini mempunyai dua isteri: yang seorang bernama Hana dan yang lain bernama Penina; Penina mempunyai anak, tetapi Hana tidak.

1Sa 1:3 Orang itu dari tahun ke tahun pergi meninggalkan kotanya untuk sujud menyembah dan mempersembahkan korban kepada TUHAN semesta alam di Silo. Di sana yang menjadi imam TUHAN ialah kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas.

1Sa 1:4 Pada hari Elkana mempersembahkan korban, diberikannyalah kepada Penina, isterinya, dan kepada semua anaknya yang laki-laki dan perempuan masing-masing sebagian.

1Sa 1:5 Meskipun ia mengasihi Hana, ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian, sebab TUHAN telah menutup kandungannya.

1Sa 1:6 Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya supaya ia gusar, karena TUHAN telah menutup kandungannya.

1Sa 1:7 Demikianlah terjadi dari tahun ke tahun; setiap kali Hana pergi ke rumah TUHAN, Penina menyakiti hati Hana, sehingga ia menangis dan tidak mau makan.

1Sa 1:8 Lalu Elkana, suaminya, berkata kepadanya: "Hana, mengapa engkau menangis dan mengapa engkau tidak mau makan? Mengapa hatimu sedih? Bukankah aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki?"

1Sa 1:9 Pada suatu kali, setelah mereka habis makan dan minum di Silo, berdirilah Hana, sedang imam Eli duduk di kursi dekat tiang pintu bait suci TUHAN,

1Sa 1:10 dan dengan hati pedih ia berdoa kepada TUHAN sambil menangis tersedu-sedu.

1Sa 1:11 Kemudian bernazarlah ia, katanya: "TUHAN semesta alam, jika sungguh-sungguh Engkau memperhatikan sengsara hamba-Mu ini dan mengingat kepadaku dan tidak melupakan hamba-Mu ini, tetapi memberikan kepada hamba-Mu ini seorang anak laki-laki, maka aku akan memberikan dia kepada TUHAN untuk seumur hidupnya dan pisau cukur tidak akan menyentuh kepalanya."

1Sa 1:12 Ketika perempuan itu terus-menerus berdoa di hadapan TUHAN, maka Eli mengamat-amati mulut perempuan itu;

1Sa 1:13 dan karena Hana berkata-kata dalam hatinya dan hanya bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran, maka Eli menyangka perempuan itu mabuk.

1Sa 1:14 Lalu kata Eli kepadanya: "Berapa lama lagi engkau berlaku sebagai orang mabuk? Lepaskanlah dirimu dari pada mabukmu."

1Sa 1:15 Tetapi Hana menjawab: "Bukan, tuanku, aku seorang perempuan yang sangat bersusah hati; anggur ataupun minuman yang memabukkan tidak kuminum, melainkan aku mencurahkan isi hatiku di hadapan TUHAN.

1Sa 1:16 Janganlah anggap hambamu ini seorang perempuan dursila; sebab karena besarnya cemas dan sakit hati aku berbicara demikian lama."

1Sa 1:17 Jawab Eli: "Pergilah dengan selamat, dan Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya."

1Sa 1:18 Sesudah itu berkatalah perempuan itu: "Biarlah hambamu ini mendapat belas kasihan dari padamu." Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi.

1Sa 1:19 Keesokan harinya bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan TUHAN; kemudian pulanglah mereka ke rumahnya di Rama. Ketika Elkana bersetubuh dengan Hana, isterinya, TUHAN ingat kepadanya.

1Sa 1:20 Maka setahun kemudian mengandunglah Hana dan melahirkan seorang anak laki-laki. Ia menamai anak itu Samuel, sebab katanya: "Aku telah memintanya dari pada TUHAN."

1Sa 1:21 Elkana, laki-laki itu, pergi dengan seisi rumahnya mempersembahkan korban sembelihan tahunan dan korban nazarnya kepada TUHAN.

1Sa 1:22 Tetapi Hana tidak ikut pergi, sebab katanya kepada suaminya: "Nanti apabila anak itu cerai susu, aku akan mengantarkan dia, maka ia akan menghadap ke hadirat TUHAN dan tinggal di sana seumur hidupnya."

1Sa 1:23 Kemudian Elkana, suaminya itu, berkata kepadanya: "Perbuatlah apa yang kaupandang baik; tinggallah sampai engkau menyapih dia; hanya, TUHAN kiranya menepati janji-Nya." Jadi tinggallah perempuan itu dan menyusui anaknya sampai disapihnya.

1Sa 1:24 Setelah perempuan itu menyapih anaknya, dibawanyalah dia, dengan seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun, satu efa tepung dan sebuyung anggur, lalu diantarkannya ke dalam rumah TUHAN di Silo. Waktu itu masih kecil betul kanak-kanak itu.

1Sa 1:25 Setelah mereka menyembelih lembu, mereka mengantarkan kanak-kanak itu kepada Eli;

1Sa 1:26 lalu kata perempuan itu: "Mohon bicara tuanku, demi tuanku hidup, akulah perempuan yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku untuk berdoa kepada TUHAN.

1Sa 1:27 Untuk mendapat anak inilah aku berdoa, dan TUHAN telah memberikan kepadaku, apa yang kuminta dari pada-Nya.

1Sa 1:28 Maka akupun menyerahkannya kepada TUHAN; seumur hidup terserahlah ia kiranya kepada TUHAN." Lalu sujudlah mereka di sana menyembah kepada TUHAN.


1:1. Ada seorang laki-laki dari Ramataim-Zofim. LXX menerjemahkan ayat ini: seorang laki-laki dari Arimatea (bdg. Mat. 27:57), seorang Zufi.

Ramataim, "puncak kembar" adalah bentuk ganda dari Rama: "tempat tinggi".

Menurut kitab ini, Rama adalah tempat kelahiran (1:19), tempat tinggal (7:17), dan tempat penguburan (25:1) nabi Samuel.

Biasanya Rama diidentifikasi dengan Beit-Rima, sebuah desa di barat dataran tinggi tengah Palestina, dua belas mil di sebelah utara Betel dan dua belas mil di sebelah barat Silo.

Zuf adalah seorang leluhur Elkana (ay. 1), dan Rama tempat tinggal Samuel (1:19) terletak di tanah Zuf. (9:5).

Oleh karena itu, Rama mungkin merupakan sebutan singkatan dari Ramataim-Zofim.

Seorang Efraim. Elkana (dan karenanya juga Samuel) adalah orang Lewi (lih. I Taw. 6:33) yang tinggal di wilayah suku Efraim.

Hal ini bukan sesuatu yang janggal, karena suku Lewi tidak memperoleh wilayah sendiri, namun tinggal di antara suku-suku lainnya.

2. Dua isteri. Poligami yang tidak sesuai dengan gambaran pernikahan dari Alkitab (Kej. 2:24) dilakukan oleh Abram, Yakub, Gideon, Daud dan Salomo.

Pernikahan bigami ini (mungkin sesuai dengan Ul. 21:15-17), tidak diragukan lagi disebabkan karena pernikahan pertama tidak menghasilkan anak.

Tidak ada kesalahan moral yang terkait di dalam pernikahan Elkana ini.

Hana, atau Anugerah, juga merupakan nama sang nabi perempuan di Lukas 2:36, dan nama ibu perawan Maria (menurut sebuah tradisi), dan nama saudara perempuan ratu Dido dari Kartago, keponakan ratu Izebel.

Penina, "Batu Koral" atau "Mutiara", bisa disamakan dengan Margareta yang artinya "mutiara".

3. Tuhan semesta alam. Sebuah gelar untuk Allah, pemimpin bala tentara Israel di bumi (Kel. 7:4, Mzm. 44:10), dan panglima pasukan surgawi yang bisa merupakan (a) benda-benda langit seperti matahari, bulan dan bintang, atau (b) makhluk-makhluk angkasa.

Gelar ini dikenakan kepada nama ilahi Yehovah, dan di dalam Kitab Samuel inilah dipakai untuk pertama kalinya di dalam Perjanjian Lama. Gelar ini menyatakan kedaulatan-Nya atas alam semesta.

Di Silo. Silo terus merupakan pusat religius dari bangsa itu hingga sesudah hilangnya tabut perjanjian di dalam pertempuran yang mendatangkan malapetaka di Ebenhaezer.

Nob kemudian menggantikan Silo sebagai pusat religius.

Yeremia menunjuk kepada kegersangan Silo sebagai saksi tetap dari hukuman Allah: "Tetapi baiklah pergi dahulu ke tempat-Ku yang di Silo itu, di mana Aku membuat nama-Ku diam dahulu dan lihatlah apa yang telah Kulakukan kepadanya karena kejahatan umat-Ku Israel!" (7:12).

Kedua anak Eli, Hofni dan Pinehas. Hofni artinya kecebong dan Pinehas artinya si negro.

4. Mempersembahkan. Kurban yang ia persembahkan adalah kurban ucapan syukur, sebab hanya kurban itulah yang membolehkan orang yang menyembah itu ikut ambil bagian (Im. 7:11-18).

Sebagian dari hewan itu dipersembahkan sebagai kurban kepada Allah, dan sisanya dimakan oleh orang-orang yang beribadah dalam sebuah kebaktian perjamuan biasa.

5. Ia memberikan kepada Hana hanya satu bagian. AV menerjemahkannya dengan: bagian yang bagus.

Sebagian besar tafsiran menuduh Elkana pilih kasih terhadap Hana akibat terjemahan AV tersebut.

Salah pengertian ini timbul akibat terjemahan Geneva Bible tahun 1560, yang menerjemahkannya seperti itu berlandaskan pada terjemahan Targum atas kata Ibrani yang sulit, apãyîm, ("berwajah dua"?) menjadi pilihan.

LXX menerjemahkannya menjadi epes-kî, "tetapi", yang memberikan kesan, bahwa Elkana memberikan hanya satu bagian saja kepada Hana sekalipun dia mengasihi istrinya itu.

Elkana lebih mengasihi Hana, bukan dengan membuat pembedaan dalam perjamuan religius itu, tetapi dengan lebih mengasihi Hana daripada Penina.

6. Tetapi madunya selalu menyakiti hatinya. Kã'as, istilah Ibrani untuk "menyakiti hati", menunjuk kepada perasaan yang timbul akibat perlakuan yang tidak sepantasnya.

Kata ini dipakai untuk mengungkapkan perasaan Allah pada saat musuh-musuh Israel memperoleh kemenangan (Ul. 32:27).

Supaya ia gusar. Secara harfiah: membuatnya menggerutu.

Kata ra'am berarti membuat hati bergejolak, menghasut, mengacaukan batin.

Belakangan, versi Siria mengartikan kata ini sebagai: meratap, mengeluh, bergumam.

8. Aku lebih berharga bagimu dari pada sepuluh anak laki-laki. Sepuluh merupakan sebuah angka pembulatan untuk menunjuk kepada jumlah yang besar.

Jadi, maksudnya ialah: Bukankah aku lebih berharga bagimu daripada sebuah keluarga yang besar?

9. Imam Eli adalah keturunan Itamar, putra keempat Harun.

Tugas dari anggota keluarga ini ialah memelihara benda-benda perabotan Kemah Suci.

Kapan kedudukan imam besar beralih ke keluarga Eli, tidak diketahui.

Beberapa pakar beranggapan, bahwa insiden kuil di Silo merupakan usaha yang gagal dari keluarga Itamar untuk mengambil alih kedudukan imam besar.

Pakar lainnya beranggapan, bahwa garis keturunan imam besar mengalami kemerosotan, atau bahkan sudah punah, sehingga jabatan ini dialihkan kepada keluarga yang paling memungkinkan.

Bait suci Tuhan. Secara harfiah: istana Tuhan.

Hêkal merupakan istilah yang dipinjam dari kata bahasa Sumeria E-gal yang artinya: rumah besar.

Kata ini semula dipakai untuk mengacu kepada istana raja, lalu belakangan artinya menjadi kuil ilahi.

Kemah Suci disebut "istana Yehova", bukan karena kemegahan dan kecemerlangan bangunannya, namun karena di dalam Kemah Suci itu berdiam Yehova semesta alam, Allah Raja Israel (bdg. Mzm. 5:7).

10. Hati pedih. Elisa memakai ungkapan "hatinya pedih", waktu melukiskan kesedihan perempuan Sunem atas kematian putranya yang masih muda kepada hambanya Gehasi (II Raj. 4:27).

Frasa yang dipakai untuk Hana ini mengandung pengertian kesedihan jiwa, kekecewaan yang mendalam.

11. Bernazarlah ia. Ada dua hal yang dinazarkan olehnya:
(a) pelayanan sebagai seorang Lewi seumur hidup,
(b) keanggotaan di dalam kelompok nazir.

Kedua posisi ini tidak harus permanen bagi orang Ibrani.

Seorang Lewi melaksanakan tugasnya hingga usia lima puluh.

Nazar seorang nazir dilaksanakan untuk jangka waktu tertentu (lih. Bil. 6:2 dst. tentang hukum bernazar seorang nazir).

Simson, Samuel, dan Yohanes Pembaptis, diserahkan untuk menjadi nazir seumur hidup sejak lahir.

13. Bibirnya saja bergerak-gerak, tetapi suaranya tidak kedengaran. Doa secara diam-diam bukan merupakan ciri doa orang Ibrani dahulu.

Cara Hana berdoa yang tidak wajar itu membuat Eli mengira, bahwa dia sedang mabuk.

16. Perempuan dursila. AV menerjemahkannya: putri Belial. Belial dipakai di dalam sastra pasca penulisan Alkitab sebagai rekan Iblis.

Di sini artinya perempuan dursila.

17. Allah Israel akan memberikan kepadamu apa yang engkau minta dari pada-Nya. Para penafsir Yahudi memberikan sebuah terjemahan alternatif yang membuat Eli menubuatkan, bahwa Allah akan memberi seorang putra kepada Hana.

Nas Ibraninya menyiratkan sebuah harapan penuh keyakinan, dan bukan sebuah nubuat.

18. Lalu keluarlah perempuan itu, ia mau makan dan mukanya tidak muram lagi. LXX menerjemahkannya: pergi masuk ke kamar tempatnya menginap dan makan.

Baik AV maupun LXX mengimplikasikan, bahwa Hana menghentikan acara makannya untuk berdoa memohon seorang putra.

19. Bangunlah mereka itu pagi-pagi, lalu sujud menyembah di hadapan Tuhan. Kebiasaan bangun pagi untuk berdoa ini dibuktikan oleh orang Eseni dari Qumran.

Tuhan ingat kepadanya. Kesan yang diperoleh di sini ialah, bahwa diperlukan tindakan langsung Tuhan untuk membuat orang mengandung.

Dari pengertian ini tinggal selangkah lagi untuk percaya, bahwa keluarga yang besar merupakan upah kebajikan, dan kemandulan merupakan tanda perilaku yang berdosa.

20. Maka setahun kemudian. Penafsir Yahudi, Kimchi (wafat 1235), menafsirkan kalimat ini sebagai: pada akhir masa kehamilan.

Lebih tepat untuk memahami ayat ini sebagai "pada perjalanan berikut di tahun yang baru", maksudnya: musim kunjungan ziarah Elkana berikutnya.

Samuel. Ada yang beranggapan, bahwa nama ini berasal dari shemû'a-él, "mendengar mengenai Allah". Orang lain mengatakan berasal dari shemû-él, "nama-Nya perkasa".

Akan tetapi, yang lebih baik ialah pandangan, bahwa nama itu berasal dari "nama Allah", sebagaimana dikemukakan pertama kali oleh Gesenius.

Ada dua orang tokoh Perjanjian Lama lainnya yang memiliki nama Samuel (Bil. 34:20, I Taw. 7:2).

21. Dan korban nazarnya. Mungkin Elkana ikut bergabung dengan Hana ketika bernazar kepada Tuhan.

LXX yang juga menerjemahkannya demikian, menambahkan bahwa pada kesempatan tersebut Elkana mempersembahkan "seluruh perpuluhan dari tanah miliknya" (bdg. Ul. 12:26-27).

Mengikuti pandangan Yosefus, diduga bahwa si penyalin bahasa Ibrani telah membuang apa yang dicatat LXX, sebab mustahil seorang Lewi memberikan perpuluhan.

Sekalipun demikian, Yosefus memang melukiskan Elkana sebagai seorang Lewi, dan menurut Bilangan 18:26 dan seterusnya dan Nehemia 10:38, orang Lewi membayar perpuluhan.

22. Apabila anak itu cerai susu. Menurut 2 Makabe 7:27, perempuan Ibrani memberikan susu ibu kepada bayi-bayi mereka hingga berusia tiga tahun.

23. Tuhan kiranya menepati janji-Nya. Allah belum menyatakan diri kepada Hana.

Mungkin kata-kata yang diucapkan Eli kepadanya (ay. 17), membuat mereka berpikir, bahwa Allah telah berbicara tentang kelahiran bayi itu, sehingga kini mereka menantikan sabda Allah selanjutnya.

Versi Siria dan LXX berbunyi, perkataanmu, sebagai pernyataan Elkana kepada Hana agar memenuhi nazarnya pada saat yang tepat.

24. Seekor lembu jantan yang berumur tiga tahun. Terjemahan AV: tiga ekor lembu.

Terjemahan baru LAI mengikuti LXX.

Dua ekor lembu, menurut Ehrlich, dipersembahkan kepada Eli dan satunya dikurbankan (ay. 25).

Keil berpendapat, bahwa ketiga-tiganya dipersembahkan, satu untuk nazar tentang anak itu, satu untuk kurban bakaran tahunan dan satu untuk kurban syukur tahunan.

26. Yang dahulu berdiri di sini dekat tuanku. Doa itu dipanjatkan dengan:
(a) berdiri, seperti yang dilakukan Hana dan Abraham (Kej. 18:22),
(b) berlutut seperti yang dilakukan Salomo (I Raj. 8:22) dan Daniel (6:10), atau
(c) sujud seperti yang dilakukan Musa dan Harun (Bil. 16:22) dan Yesus (Mat. 26:39).

28. Akupun menyerahkannya kepada Tuhan. Dalam bahasa Inggris istilah lent untuk kata menyerahkan, kurang tepat melukiskan penyerahan Samuel untuk melayani Tuhan di tempat ibadah Silo.

Istilah itu mengandung arti tindakan untuk sementara, padahal Hana menyerahkan anaknya kepada Tuhan untuk seumur hidup.

Perikop Selanjutnya: Puji-pujian Hana.

GARIS BESAR 1 SAMUEL

I. Kehidupan dan Pelayanan Samuel (I Samuel 1:1-7:17)
A. Kelahiran dan Masa Kanak-kanak Samuel (1:1-4:1a)
B. Tabut Perjanjian Dirampas dan Kembali (4:1b-7:1)
C. Kemenangan Atas Orang Filistin (7:2-17)
II. Kehidupan dan Masa Tugas Saul (8:1-14:52)
A. Israel Meminta Seorang Raja (8:1-22)
B. Kehidupan Politik Saul (9:1-12:25)
C. Perang Kemerdekaan (13:1-14:52)
III. Kehidupan dan Masa Tugas Mula-mula Daud (15:1-II Samuel 20:26)
A. Saul Ditolak oleh Samuel (15:1-35)
B. Daud Diurapi Sebagai Raja (16:1-13)
C. Daud di Istana Saul (16:14-19:17)
D. Daud dalam Pelarian (19:18-31:13)
E. Daud Raja di Hebron (II Samuel 1:1-4:12)
F. Daud Raja di Yerusalem (5:1-8:18)
G. Kehidupan Daud di Istana (9:1-20:26)
IV. Hari-hari Terakhir Daud (21:1-24:25)
A. Kelaparan (21:1-14)
B. Tindakan-tindakan Kepahlawanan (21:15-22)
C. Mazmur Daud (22:1-51)
D. Wasiat Daud (23:1-7)
E. Tindakan-tindakan Kepahlawanan (23:8-39)
F. Sensus dan Tulah (24:1-25)

PENDAHULUAN 1 SAMUEL


Judul. Judul kedua kitab ini berasal dari nama tokoh utamanya di awal I Samuel.

Kata Ibrani Samuel memiliki banyak arti.

Sekalipun demikian, arti yang pertama kali diusulkan oleh sarjana bahasa Ibrani dari Jerman, Gesenius, "Nama Allah" tampaknya masih menduduki peringkat paling banyak dianut para sarjana Alkitab.

Tanggal Penulisan dan Penulisnya. Seperti halnya Kitab Perjanjian Lama lainnya, tanggal penulisan kedua kitab ini tidak diketahui dengan pasti.

Sebagian dari kesulitan untuk menentukan tanggal penulisan tersebut terletak pada kenyataan, bahwa sebagian besar peristiwa yang terdapat di dalamnya terjadi sesudah kematian Samuel.

Bagian awal dari I Samuel mungkin ditulis sekitar tahun 1000 sM, sisanya kira-kira tiga puluh hingga lima puluh tahun kemudian.

Sekalipun Talmud menyebutkan, bahwa Samuel adalah penulisnya, sangat mungkin sang nabi hanya menulis bagian-bagian sejarah Israel yang terjadi sebelum masa purna baktinya dari jabatan sipil.

Ada yang berpendapat, pendapat ini cukup menarik, bahwa Abiatar menulis sebagian besar Kitab pertama dan kedua Samuel, khususnya bagian-bagian yang membahas kehidupan di istana Daud.

Abiatar sangat dekat dengan kemunculan dan nasib baik raja besar Israel itu, karena dia ikut beberapa waktu bersama Daud dalam pelariannya.

Abiatar juga berasal dari keluarga imam, sehingga memiliki kemampuan untuk menulis dan mencatat.

Pendapat yang lain mengatakan, bahwa salah satu murid dari salah satu sekolah yang didirikan Samuel, telah melanjutkan tugas yang dimulai gurunya.

Latar Belakang Sejarah. Panggilan Samuel untuk menjadi nabi dan hakim Israel, merupakan sebuah titik balik yang kuat di dalam perkembangan Kerajaan Allah Perjanjian Lama.

Pada masa peralihan dari kepemimpinan para hakim pilihan Allah ke masa kerajaan, Samuel mempunyai tugas amat besar untuk memimpin pembangunan kembali kesatuan sosial dan religius bangsa itu.

Dia merupakan alat yang dipakai Allah untuk mendirikan kerajaan Israel pada saat krisis nasional yang hebat ini, yang pentingnya hanya bisa ditandingi oleh pengalaman eksodus saja.

Tugas Samuel ialah memimpin Israel keluar dari masa hakim-hakim dan memasuki masa raja-raja.

Dia menyelesaikan tugas para hakim bukan dengan kekuatan fisik tangannya saja, namun dengan kuasa rohani dari ucapan dan doanya.

Dia juga meletakkan landasan bagi jabatan nabi, dan mengembangkan jabatan tersebut hingga mencapai tingkatan imamat dan kerajaan.

Sejak saat itu, para nabi memelihara dan mengasuh kehidupan rohani bangsa itu, dan merupakan sarana melalui siapa kehendak Allah disampaikan kepada pemimpin dan kepada rakyat.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel