2 Tawarikh: Raja Ahazia

Klik:

2 Chronicles 22:1-6


2Ch 22:1 Lalu penduduk Yerusalem mengangkat Ahazia, anaknya yang bungsu, menjadi raja menggantikan dia, karena semua anaknya yang lebih tua umurnya telah dibunuh oleh gerombolan yang datang ke tempat perkemahan bersama-sama orang-orang Arab. Dengan demikian Ahazia, anak Yoram raja Yehuda, menjadi raja.

2Ch 22:2 Ahazia berumur empat puluh dua tahun pada waktu ia menjadi raja dan setahun lamanya ia memerintah di Yerusalem. Nama ibunya ialah Atalya, cucu Omri.

2Ch 22:3 Iapun hidup menurut kelakuan keluarga Ahab, karena ibunya menasihatinya untuk melakukan yang jahat.

2Ch 22:4 Ia melakukan apa yang jahat di mata TUHAN sama seperti keluarga Ahab, sebab sesudah ayahnya mati mereka menjadi penasihat-penasihatnya yang mencelakakannya.

2Ch 22:5 Atas nasihat mereka pula ia pergi bersama-sama Yoram bin Ahab, raja Israel, untuk berperang melawan Hazael, raja Aram, di Ramot-Gilead. Tetapi orang-orang Aram melukai Yoram.

2Ch 22:6 Kemudian pulanglah ia ke Yizreel untuk diobati oleh karena luka-luka yang didapatnya di Rama pada waktu ia berperang melawan Hazael, raja Aram. Dan Ahazia, anak Yoram raja Yehuda, pergi menjenguk Yoram bin Ahab di Yizreel, karena dia sakit.


Tafsiran Wycliffe


Ahazia (841 sM; 22:1-9).

Ayat-ayat ini menunjukkan peristiwa sejarah tentang bagaimana oleh pengaturan Allah, akibat dosa menimbulkan hukuman atas dosa tersebut.

Di dalam kasus Ahazia, dosa tersebut ialah persepakatan jahat di antara Israel dengan Yehuda yang mengakibatkan kematian sang raja (ay. 4. 7) sesudah masa pemerintahan sepanjang hanya beberapa bulan saja.

Rangkaian peristiwa yang membuat hal ini terjadi dijelaskan di dalam nas yang lebih terinci yaitu di II Raja-Raja 8:25-10:14.

1. Penduduk Yerusalem mengangkat Ahazia ... menjadi raja. Tindakan penduduk tersebut memberikan kesan, bahwa pergantian raja itu diperebutkan (bdg. II Raj. 23:30), yang mungkin ditimbulkan oleh ibu sang raja, yakni Atalya yang kejam itu (bdg. 22:10).

Semua putra Yoram yang lebih tua sudah dibunuh oleh gerombolan. Lihat 21:17 (Yoahas merupakan sekadar contoh lain dari Ahazia) [*maksudnya: orang Israel biasa memiliki lebih dari satu nama].

2. Empat puluh dua tahun merupakan usia yang mustahil pada saat itu (bdg. 21:5).

Mungkin angka tersebut merupakan kesalahan penyalin yang seharusnya adalah dua puluh dua (I Raj. 8:26).

Setahun lamanya ia memerintah dan itupun tidak setahun penuh (bdg. II Raj. 8:25; 3:1; dan ingat, bahwa kematian Ahazia terjadi bersamaan dengan kematian Yoram dari Israel).

Atalya, cucu Omri maksudnya: salah satu keturunan Omri (bdg. 21:6; I Raj. 16:29).

3. Ibunya menasihatinya. Petunjuk lebih lanjut tentang pengaruh yang dominan dari perempuan yang jahat ini (bdg. 21:6; taf. 21:4).

Untuk melakukan yang jahat. Atalya menyokong penyembahan kepada Baal Fenisia dari ibunya, Izebel (bdg. 23:17).

5. Dua belas tahun sesudah kematian Ahab di Ramot-Gilead pada tahun 853 sM (18:34), putra Ahab yang kedua, Yoram, telah merebut kembali kota itu, tampaknya didorong oleh pembunuhan atas Ben-Hadad dan penggantiannya oleh Hazael sebagai raja baru Damsyik (II Raj. 8:7-15).

Namun, Hazael menyerbu kembali Ramot-Gilead (bdg. II Raj. 9:14,15) dan di dalam pertempuran tersebut Hazael melukai Yoram.

6. Pergi ... Yizreel di bagian utara dari Lembah Esdraelon, tempat kedudukan istana Ahab (I Raj. 21:1) dari Rama (maksudnya, Ramot-Gilead, ay. 5).

[*...] adalah tambahan dari admin blog.

Para Pemimpin Yehuda (12:1-36:16).

Sembilan belas laki-laki dan satu orang perempuan yang menduduki takhta Daud dari tahun 930 sM hingga 586 sM sangat beragam wataknya mulai dari yang kokoh dan baik hingga yang lemah dan jahat.

Nasib setiap bangsa sebagian besar ditentukan oleh kaliber kepemimpinannya, dan hal ini sangat nyata di dalam kehidupan bangsa Israel di mana tangan Allah sering kali ikut campur tangan secara lebih nyata daripada di tempat lainnya.

Penulis Tawarikh dengan demikian memberikan dorongan kepada manusia sezamannya untuk menyerahkan diri kepada Allah dengan cara menunjukkan berdasarkan berbagai kelepasan Yehuda secara mukjizat oleh Allah pada masa lalu betapa "iman adalah kemenangan" yang dapat mengalahkan dunia (II Taw. 20:20).

Namun pada saat yang bersamaan, dan dari data sejarah yang sama pula, penulis Tawarikh mengingatkan mereka akan bahayanya berkompromi dengan dunia, bersikap acuh terhadap Hukum Taurat dan bertindak menyimpang dari Tuhan.

Sebab pola dasar dari sejarah Yehuda adalah kemerosotan religius.

Dosa demikian mengakar di dalam kehidupan mereka sehingga seorang Yosia sekalipun tidak mampu membalik arus: "Oleh sebab itu murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan" (36;16).

Allah bisa menghukum umat yang telah dipilih-Nya!

Di dalam hal tertentu 12:1-36:16 sangat sama dengan I Raja-Raja 14:22; II Raja-Raja 24:20.

Akan tetapi, sebagian besar dari Kitab Raja-Raja dihilangkan, misalnya: kehidupan para nabi dan, tentu saja, juga seluruh sejarah kerajaan Israel di utara (bdg. Pendahuluan, Tujuan Penulisan).

Namun tentang Yehuda, penulis Tawarikh memberikan sejumlah teladan mengesankan tentang iman dan tentang kelepasan yang tidak ada paralelnya di dalam Kitab Raja-Raja.

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel