2 Tawarikh: Ahazia Dibunuh Yehu
Senin, Mei 28, 2018
Edit
Klik:
2 Chronicles 22:7-9
2Ch 22:7 Telah ditentukan Allah, bahwa Ahazia akan menemui ajalnya pada waktu ia mengunjungi Yoram; maka ketika Ahazia datang, pergilah ia bersama-sama Yoram mendapatkan Yehu, cucu Nimsi, yang telah diurapi TUHAN, supaya dialah yang melenyapkan keluarga Ahab.
2Ch 22:8 Sementara Yehu melakukan penghukuman atas keluarga Ahab, ia menjumpai pembesar-pembesar Yehuda dan anak-anak saudara-saudara Ahazia, yang melayani Ahazia. Juga mereka dibunuhnya.
2Ch 22:9 Lalu ia mencari Ahazia; Ahazia tertangkap ketika ia bersembunyi di Samaria. Ia dibawa kepada Yehu, lalu dibunuh, tetapi dikuburkan juga, karena kata orang: "Dia ini cucu Yosafat, yang mencari TUHAN dengan segenap hatinya." Dari keluarga Ahazia tidak ada lagi yang sanggup memerintah.
Tafsiran Wycliffe
7. Penjelasan rinci tentang bagaimana Tuhan mengurapi Yehu supaya dialah yang melenyapkan keluarga Ahab terdapat di II Raja-Raja 9.
8. Baru sesudah kematian Ahazia (ay. 9) Yehu membunuh anak-anak saudara-saudara Ahazia (bdg. II Raj. 10:12-14). Mereka yang dibunuh itu pastilah masih anak kecil (bdg. II Taw. 21:5).
9. Sesudah pamannya, Yoram, dibunuh oleh Yehu, Ahazia melarikan diri dan bersembunyi di Samaria.
Sesudah tertangkap ia dibawa kepada Yehu, yang melukainya dengan parah di dekat Yibleam (yang terletak di antara Yizreel dan Samaria), dari Yibleam dia kemudian melarikan diri ke Megido dan meninggal di sana (II Raj. 9:27).
Para pembantunya membawa mayat Ahazia ke Yerusalem (II Raj. 9:28) dan dikuburkan di sana.
Ahazia (841 sM; 22:1-9).
Ayat-ayat ini menunjukkan peristiwa sejarah tentang bagaimana oleh pengaturan Allah, akibat dosa menimbulkan hukuman atas dosa tersebut.
Di dalam kasus Ahazia, dosa tersebut ialah persepakatan jahat di antara Israel dengan Yehuda yang mengakibatkan kematian sang raja (ay. 4. 7) sesudah masa pemerintahan sepanjang hanya beberapa bulan saja.
Rangkaian peristiwa yang membuat hal ini terjadi dijelaskan di dalam nas yang lebih terinci yaitu di II Raja-Raja 8:25-10:14.
Para Pemimpin Yehuda (12:1-36:16).
Sembilan belas laki-laki dan satu orang perempuan yang menduduki takhta Daud dari tahun 930 sM hingga 586 sM sangat beragam wataknya mulai dari yang kokoh dan baik hingga yang lemah dan jahat.
Nasib setiap bangsa sebagian besar ditentukan oleh kaliber kepemimpinannya, dan hal ini sangat nyata di dalam kehidupan bangsa Israel di mana tangan Allah sering kali ikut campur tangan secara lebih nyata daripada di tempat lainnya.
Penulis Tawarikh dengan demikian memberikan dorongan kepada manusia sezamannya untuk menyerahkan diri kepada Allah dengan cara menunjukkan berdasarkan berbagai kelepasan Yehuda secara mukjizat oleh Allah pada masa lalu betapa "iman adalah kemenangan" yang dapat mengalahkan dunia (II Taw. 20:20).
Namun pada saat yang bersamaan, dan dari data sejarah yang sama pula, penulis Tawarikh mengingatkan mereka akan bahayanya berkompromi dengan dunia, bersikap acuh terhadap Hukum Taurat dan bertindak menyimpang dari Tuhan.
Sebab pola dasar dari sejarah Yehuda adalah kemerosotan religius.
Dosa demikian mengakar di dalam kehidupan mereka sehingga seorang Yosia sekalipun tidak mampu membalik arus: "Oleh sebab itu murka Tuhan bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan" (36;16).
Allah bisa menghukum umat yang telah dipilih-Nya!
Di dalam hal tertentu 12:1-36:16 sangat sama dengan I Raja-Raja 14:22; II Raja-Raja 24:20.
Akan tetapi, sebagian besar dari Kitab Raja-Raja dihilangkan, misalnya: kehidupan para nabi dan, tentu saja, juga seluruh sejarah kerajaan Israel di utara (bdg. Pendahuluan, Tujuan Penulisan).
Namun tentang Yehuda, penulis Tawarikh memberikan sejumlah teladan mengesankan tentang iman dan tentang kelepasan yang tidak ada paralelnya di dalam Kitab Raja-Raja.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.