2 Tawarikh: TUHAN Menepati Janji-Nya kepada Daud

Klik:

2 Chronicles 6:3-11


2Ch 6:3 Kemudian berpalinglah raja lalu memberkati seluruh jemaah Israel, sedang segenap jemaah Israel berdiri.

2Ch 6:4 Ia berkata: "Terpujilah TUHAN, Allah orang Israel, yang telah menyelesaikan dengan tangan-Nya apa yang difirmankan-Nya dengan mulut-Nya kepada Daud, ayahku, demikian:

2Ch 6:5 Sejak Aku membawa umat-Ku keluar dari tanah Mesir, tidak ada kota yang Kupilih di antara segala suku Israel untuk mendirikan rumah di sana sebagai tempat kediaman nama-Ku, dan tidak ada orang yang Kupilih untuk menjadi raja atas umat-Ku Israel.

2Ch 6:6 Tetapi kemudian Aku memilih Yerusalem sebagai tempat kediaman nama-Ku dan memilih Daud untuk berkuasa atas umat-Ku Israel.

2Ch 6:7 Ketika Daud, ayahku, bermaksud mendirikan rumah untuk nama TUHAN, Allah Israel,

2Ch 6:8 berfirmanlah TUHAN kepadanya: Engkau bermaksud mendirikan rumah untuk nama-Ku, dan maksudmu itu memanglah baik;

2Ch 6:9 hanya, bukanlah engkau yang akan mendirikan rumah itu, melainkan anak kandungmu yang akan lahir kelak, dialah yang akan mendirikan rumah itu untuk nama-Ku.

2Ch 6:10 Jadi TUHAN telah menepati janji yang telah diucapkan-Nya; aku telah bangkit menggantikan Daud, ayahku, dan telah duduk di atas takhta kerajaan Israel, seperti yang difirmankan TUHAN; aku telah mendirikan rumah ini untuk nama TUHAN, Allah Israel,

2Ch 6:11 dan telah menempatkan di sana tabut, yang memuat perjanjian yang telah diikat TUHAN dengan orang Israel."


Tafsiran Wycliffe


4. Allah menyelesaikan dengan tangan-Nya apa yang difirmankan-Nya dengan mulut-Nya kepada Daud, ayahku; maksudnya: bahwa Bait Suci akan didirikan dan keturunan Daud akan tetap menduduki takhta (ay. 10; I Taw. 17).

6. Aku memilih Yerusalem (I Taw. 22:1) sebagai tempat kediaman nama-Ku. Maksudnya, kehadiran-Nya secara langsung (Ul. 12:5, 7).

Penahbisan (5:1-7:22).

Pentingnya Bait Suci dinyatakan melalui rangkaian upacara yang dilaksanakan ketika Bait Suci tersebut diresmikan.

Sesudah mengumpulkan semua pemimpin yang ada di Israel, Salomo pertama-tama menyatakan Bait Allah tersebut sebagai pengganti langsung dari semua tempat ibadah Israel yang ada sebelumnya dengan cara meletakkan Tabut Perjanjian di tempat maha kudus (5:1-10).

Allah kemudian mempertegas kenyataan, bahwa Ia tinggal di dalam Bait Suci tersebut dengan cara memenuhi bangunan itu dengan Syekina, yaitu asap kemuliaan Allah (ay. 11-14).

Salomo dengan kagum memberikan sebuah kesaksian singkat tentang kesetiaan Allah (6:1-11).

Kesaksian itu kemudian dilanjutkan dengan doa yang lebih panjang untuk penahbisan Bait Suci, dengan meminta Tuhan untuk turun tangan demi kesejahteraan bangsa Israel ketika mereka mengajukan permohonan-permohonan mereka ke hadirat-Nya di Bait Suci itu (ay. 12-42).

Doa inipun dijawab ketika Allah mengirimkan api dari langit langsung ke atas mezbah baru itu sehingga dengan demikian mengawali dua minggu masa perayaan dan persembahan kurban penahbisan (7:1-10).

Belakangan, sesudah Salomo membangun istananya sendiri, Tuhan menampakkan diri kepada raja itu pada malam hari untuk menegaskan kembali semua janji-janji sebelumnya dengan syarat, bahwa Israel tetap setia, tetapi Ia memberikan ancaman pembuangan dan pemusnahan Bait Suci jika mereka tidak setia (ay. 11-22).

Pasal-pasal ini sangat mirip dengan I Raja-Raja 8:1-9:9.

Bait Suci Salomo (2:1-7:22).

Hasil warisan terbesar Salomo adalah kitab-kitab terilhamkan yang ditulis olehnya (Amsal, Pengkhotbah, Kidung Agung, dan mungkin Ayub) dan Bait Allah yang megah itu.

Bagi kita sekarang, hal pertama jelas lebih bermakna daripada yang kedua.

Tetapi bagi Ezra yang hidup pada saat tulisan-tulisan yang diilhamkan Allah dalam kanon Perjanjian Lama berakhir (II Tim. 3:16; lih. Pendahuluan, Tanggal Penulisan), dan saat Bait Allah merupakan pusat untuk menghampiri Allah, maka hal kedua jelas menjadi perhatian utamanya, peristiwa yang baginya mengalahkan semua hal lain dalam karier Salomo.

Tentang Bait Suci, seperti halnya Kemah Suci yang mendahuluinya, merupakan lambang kehadiran Allah (yang telah menebus mereka) di tengah-tengah bangsa (7:1, 2; Kel. 29:45, 46).

Bait Suci merupakan jalan keselamatan bagi mereka, yang dengan berbagai persembahan kurbannya telah mengantisipasi [kedatangan] Anak Domba Allah yang akan "berkemah" di tengah-tengah kita untuk mengangkat dosa-dosa dunia (Yoh. 1:14, 29).

Bait Suci juga melambangkan pemuliaan yang menanti manusia di hadirat Allah di surga (Kel. 24:18; Ibr. 9:24).

Karena itu penulis Tawarikh memanfaatkan enam dari sembilan pasal, mengenai Salomo untuk membahas Bait Suci ini: persiapannya (ps. 2), pembangunannya (ps. 3, 4) dan penahbisannya (ps. 5-7).

Bagian ini merupakan penjelasan yang sama dengan I Raja-Raja 5;6; 7:13; 8:66.

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel