Job 34: Allah Tidak Berlaku Curang
Kamis, Juli 12, 2018
Edit
Klik:
Job 34
Job 34:1 Maka berbicaralah Elihu:
Job 34:2 "Dengarkanlah perkataanku, kamu orang-orang yang mempunyai hikmat, berilah telinga kepadaku, kamu orang-orang yang berakal budi.
Job 34:3 Karena telinga itu menguji kata-kata, seperti langit-langit mencecap makanan.
Job 34:4 Biarlah kita memutuskan bagi kita sendiri apa yang adil, menentukan bersama-sama apa yang baik.
Job 34:5 Karena Ayub berkata: Aku benar, tetapi Allah mengambil hakku;
Job 34:6 kendati aku mempunyai hak aku dianggap berdusta, sekalipun aku tidak melakukan pelanggaran, lukaku tidak dapat sembuh lagi.
Job 34:7 Siapakah seperti Ayub, yang minum hujatan terhadap Allah seperti air,
Job 34:8 yang mencari persekutuan dengan orang-orang yang melakukan kejahatan dan bergaul dengan orang-orang fasik?
Job 34:9 Karena ia telah berkata: Tidak berguna bagi manusia, kalau ia dikenan Allah.
Job 34:10 Oleh sebab itu, kamu orang-orang yang berakal budi, dengarkanlah aku: Jauhlah dari pada Allah untuk melakukan kefasikan, dan dari pada Yang Mahakuasa untuk berbuat curang.
Job 34:11 Malah Ia mengganjar manusia sesuai perbuatannya, dan membuat setiap orang mengalami sesuai kelakuannya.
Job 34:12 Sungguh, Allah tidak berlaku curang, Yang Mahakuasa tidak membengkokkan keadilan.
Job 34:13 Siapa mempercayakan bumi kepada-Nya? Siapa membebankan alam semesta kepada-Nya?
Job 34:14 Jikalau Ia menarik kembali Roh-Nya, dan mengembalikan nafas-Nya pada-Nya,
Job 34:15 maka binasalah bersama-sama segala yang hidup, dan kembalilah manusia kepada debu.
Job 34:16 Jikalau engkau berakal budi, dengarkanlah ini, pasanglah telinga kepada apa yang kuucapkan.
Job 34:17 Dapatkah pembenci keadilan memegang kekuasaan, dan apakah engkau mau mempersalahkan Dia yang adil dan perkasa,
Job 34:18 Dia yang berfirman kepada raja: Hai, orang dursila, kepada para bangsawan: Hai, orang fasik;
Job 34:19 Dia yang tidak memihak kepada para pembesar, dan tidak mengutamakan orang yang terkemuka dari pada orang kecil, karena mereka sekalian adalah buatan tangan-Nya?
Job 34:20 Dalam sekejap mata mereka mati, ya, pada tengah malam orang dikejutkan dan binasa; mereka yang perkasa dilenyapkan bukan oleh tangan orang.
Job 34:21 Karena mata-Nya mengawasi jalan manusia, dan Ia melihat segala langkahnya;
Job 34:22 tidak ada kegelapan ataupun kelam kabut, di mana orang-orang yang melakukan kejahatan dapat bersembunyi.
Job 34:23 Karena bagi manusia Ia tidak menentukan waktu untuk datang menghadap Allah supaya diadili,
Job 34:24 orang-orang yang perkasa diremukkan-Nya dengan tidak diperiksa, dan orang-orang lain diangkat-Nya ganti mereka.
Job 34:25 Jadi, Ia mengetahui perbuatan mereka, dan menggulingkan mereka di waktu malam, sehingga mereka hancur lebur.
Job 34:26 Mereka ditampar-Nya karena kefasikan mereka, dengan dilihat orang banyak,
Job 34:27 karena mereka meninggalkan-Nya, dan tidak mengindahkan satupun dari pada jalan-Nya,
Job 34:28 sehingga mereka menyebabkan jeritan orang miskin naik ke hadapan-Nya, dan Ia mendengar jeritan orang sengsara.
Job 34:29 --Kalau Dia berdiam diri, siapa akan menjatuhkan hukuman? Kalau Dia menyembunyikan wajah-Nya, siapa akan melihat Dia, baik itu sesuatu bangsa atau orang seorang? --,
Job 34:30 supaya jangan menjadi raja orang fasik yang adalah jerat bagi orang banyak.
Job 34:31 Tetapi kalau seseorang berkata kepada Allah: Aku telah menyombongkan diri, tetapi aku tidak akan lagi berbuat jahat;
Job 34:32 apa yang tidak kumengerti, ajarkanlah kepadaku; jikalau aku telah berbuat curang, maka aku tidak akan berbuat lagi,
Job 34:33 menurut hematmu apakah Allah harus melakukan pembalasan karena engkau yang menolak? Jadi, engkau jugalah yang harus memutuskan, bukan aku; katakanlah apa yang engkau tahu!
Job 34:34 Maka orang-orang yang berakal budi dan orang yang mempunyai hikmat yang mendengarkan aku akan berkata kepadaku:
Job 34:35 Ayub berbicara tanpa pengetahuan, dan perkataannya tidak mengandung pengertian.
Job 34:36 Ah, kiranya Ayub diuji terus-menerus, karena ia menjawab seperti orang-orang jahat!
Job 34:37 Karena ia menambahkan dosanya dengan pelanggaran, ia mengepalkan tangan di antara kami dan banyak bicara terhadap Allah."
Tafsiran Wycliffe
34:1-37. Struktur pasal 33 diulang kembali: sebuah panggilan pembukaan untuk mendengar (ay. 2-4), kutipan dari keluhan Ayub (ay. 5-9), sebuah jawaban atas keluhan-keluhan itu (ay. 10-28) dan sebuah tantangan sebagai penutup (ay. 29-37).
2-4. Dari 34:34 Elihu terlihat meminta perhatian dari kalangan yang lebih luas daripada ketiga sahabat itu saja. 5-9.
Elihu kembali mengarahkan perhatiannya kepada keluhan Ayub, bahwa Allah memutarbalikkan keadilan dengan cara menyiksa dia dengan luka-luka yang tidak bisa disembuhkan kendati dia tidak melakukan pelanggaran.
Ini secara tepat merangkum banyak hal dalam ucapan Ayub (untuk ay. 5a bdg. khususnya 13:18; 23:10; 27:6; untuk ay. 5b, 27:2; untuk ay. 6, 9:20; 6:14; 16:13; untuk ay. 9, bdg. 9:22; 10:3; 21:7 dst.; 24:1 dst.).
10-28. Salahnya tuduhan Ayub dibuktikan dengan mempertimbangkan kebenaran Allah.
Elihu memulai dengan menyangkal langsung, bahwa Allah bersifat tidak adil (ay. 10-12).
Secara logika, ini bisa berarti menerima tanpa bukti, namun hal itu menunjuk kepada keterbatasan pikiran manusia.
Karena Elihu hanya mengacu kepada aspek keilahian di dalam penyandang gambar Allah, dan itulah satu-satunya prosedur yang paling baik untuk bisa menyatakan nama Allah.
Penegasan tentang keadilan sempurna Sang Pencipta dapat dijumpai di dalam kemahakuasaan dan kemahatahuan-Nya (bdg. ay. 13 dst.).
Sikap adil yang murni merupakan korelasi dari transendensi Allah yang melebihi segala motivasi untuk menunjukkan rasa hormat pada orang-orang ciptaan-Nya (ay. 1320).
Di dalam Allah itulah semua orang hidup, bergerak dan memiliki wujud (ay. 13-15); para raja dan orang perkasa tidak terkecuali (ay. 16-20).
Selain itu, pengaturan alam semesta oleh Allah bertentangan dengan tuduhan tidak adil yang dilancarkan kepada-Nya, sebab ketidakadilan menimbulkan kekacauan dan bukan keteraturan (ay. 17a).
Tidak mungkin ada cacat yang timbul karena kelalaian dalam pengaturan Allah (ay. 21-28).
Bagi manusia Ia tidak menentukan waktu (ay. 23a). Dengan sekali saja melihat secara Mahatahu, Allah mengerti semua fakta yang terkait di dalam kasus itu, bahkan pekerjaan-pekerjaan rahasia yang dilakukan dalam kegelapan (ay. 21, 22), dan penindasan kaum miskin secara terselubung (ay. 24-28) sekalipun.
29-37. Meragukan pemeliharaan Allah yang penuh kebaikan adalah tindakan yang bodoh (ay. 29, 30).
Kalau seseorang berkata kepada Allah: "Aku telah menyombongkan diri, tetapi aku tidak akan lagi berbuat jahat" (ay. 31). Elihu tampaknya melanjutkan pemikiran di ayat 5-9 - sebuah keangkuhan yang tidak pantas (bdg. ay. 7) di dalam protes-protes Ayub kepada Allah (bdg. ay. 6b).
Menurut hematmu apakah Allah harus melakukan pembalasan karena engkau yang menolak? Jadi, engkau jugalah yang harus memutuskan, bukan aku (ay. 33a, b). Kembali Ayub memperoleh kesempatan untuk membela pemberontakannya, namun Ayub tetap diam.
Pelayanan Elihu (32:1-37:24).
Elihu yang tampaknya merupakan salah satu pendengar dalam jumlah lebih besar, yang ikut mendengarkan perdebatan itu, kini tampil ke depan dan mengemukakan teodisenya.
Jika dia diperkenalkan lebih dulu, pasti perjalanan dramatis kisah ini akan dikotori oleh sebuah antisipasi yang janggal tentang hasil perdebatan tersebut.
Tokoh yang lebih muda ini, juga sama-sama tidak tahu seperti yang lainnya tentang percakapan di surga yang disebutkan pada pembukaan kisah ini.
Karena itu, penafsirannya terhadap penderitaan Ayub, tidak komprehensif.
Namun, Elihu mengenali pentingnya prinsip kasih karunia Allah yang cuma-cuma yang tidak diperhatikan oleh tokoh-tokoh lainnya.
Oleh karena itu, dengan uraiannya ini, terang jalan hikmat mulai muncul sesudah masa gelap perdebatan yang panjang yang hanya sekali-sekali saja menampakkan percikan hikmat.
Keangkuhan Ayub berkurang, sehingga Elihu merupakan utusan Tuhan untuk membuka jalan bagi kedatangan-Nya di dalam angin badai (ps. 38 dst.).
Uraian Elihu (32:6-37:24), walaupun ditandai dengan sejumlah waktu sela (34:1; 35:1; 36:1), pada dasarnya merupakan satu kesatuan.
Sesudah pembelaan (32:6-22), dikembangkanlah teodise sebagai jawaban terhadap sejumlah keluhan Ayub (terkutip di 33:8-11; 34:5-9; 35:2, 3; bdg. 36:17 dst.) dan dengan memakai sebuah paparan tentang kasih karunia (33:12-33), kebenaran (34:10-36:25) dan kuasa (36:26-37:24) Allah.
Keputusan-keputusan Manusia (4:1-37:24).
Karena dialog antara Ayub dengan sahabat-sahabatnya terkait dengan keluhan Ayub dan bukan secara langsung dengan penderitaan yang dialaminya, maka misi dari para sahabat lebih merupakan usaha penghakiman daripada penghiburan pastoral, dan ini makin nyata dalam siklus pembicaraan selanjutnya (tentang struktur siklus dialog ini lihat Garis Besar).
Para sahabat tersebut mengambil kedudukan sebagai dewan penatua yang siap menghakimi seorang pelanggar yang keras hati.
Pertimbangan kesalahan Ayub mencakup pembahasan tentang aspek-aspek yang lebih luas dari masalah teodise, tetapi selalu dengan memperhatikan penghukuman dan kasus khusus Ayub.
Oleh karena itu, bagi Ayub perdebatan itu bukan merupakan penyelidikan akademis yang obyektif tentang penderitaan pada umumnya, melainkan suatu fase baru yang lebih menyakitkan dari penderitaannya.
Para sahabat itu diperdaya oleh ketaatan mereka pada teori tradisional sehingga ikut membantu serta bersekongkol dengan Iblis dalam memusuhi Allah dan menggelapkan jalan hikmat bagi hamba Allah, Ayub.
Tetapi perdebatan ini berguna untuk membungkam hikmat dunia dan dengan demikian mempersiapkan penyajian pendekatan sesuai perjanjian terhadap hikmat yang muncul dalam percakapan antara Elihu dan Tuhan sendiri.
Sekali lagi, di dalam permohonan banding Ayub kepada mahkamah tertinggi mengingat keputusan-keputusan manusia tidak sesuai dengan keadaan, yang terungkap dalam kerinduan Ayub yang mendalam untuk membela dirinya di hadapan Tuhan, perdebatan tersebut sampai membuat Allah harus menampakkan diri.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.