Job 21: Pendapat Ayub, Bahwa Kemujuran Orang Fasik Kelihatannya Tahan Lama
Sabtu, Juli 07, 2018
Edit
Klik:
Job 21
Job 21:1 Tetapi Ayub menjawab:
Job 21:2 "Dengarkanlah baik-baik perkataanku dan biarlah itu menjadi penghiburanmu.
Job 21:3 Bersabarlah dengan aku, aku akan berbicara; sehabis bicaraku bolehlah kamu mengejek.
Job 21:4 Kepada manusiakah keluhanku tertuju? Mengapa aku tidak boleh kesal hati?
Job 21:5 Berpalinglah kepadaku, maka kamu akan tercengang, dan menutup mulutmu dengan tangan!
Job 21:6 Kalau aku memikirkannya, aku menjadi takut, dan gemetarlah tubuhku.
Job 21:7 Mengapa orang fasik tetap hidup, menjadi tua, bahkan menjadi bertambah-tambah kuat?
Job 21:8 Keturunan mereka tetap bersama mereka, dan anak cucu diperhatikan mereka.
Job 21:9 Rumah-rumah mereka aman, tak ada ketakutan, pentung Allah tidak menimpa mereka.
Job 21:10 Lembu jantan mereka memacek dan tidak gagal, lembu betina mereka beranak dan tidak keguguran.
Job 21:11 Kanak-kanak mereka dibiarkan keluar seperti kambing domba, anak-anak mereka melompat-lompat.
Job 21:12 Mereka bernyanyi-nyanyi dengan iringan rebana dan kecapi, dan bersukaria menurut lagu seruling.
Job 21:13 Mereka menghabiskan hari-hari mereka dalam kemujuran, dan dengan tenang mereka turun ke dalam dunia orang mati.
Job 21:14 Tetapi kata mereka kepada Allah: Pergilah dari kami! Kami tidak suka mengetahui jalan-jalan-Mu.
Job 21:15 Yang Mahakuasa itu apa, sehingga kami harus beribadah kepada-Nya, dan apa manfaatnya bagi kami, kalau kami memohon kepada-Nya?
Job 21:16 Memang, kemujuran mereka tidak terletak dalam kuasa mereka sendiri! Rancangan orang fasik adalah jauh dari padaku.
Job 21:17 Betapa sering pelita orang fasik dipadamkan, kebinasaan menimpa mereka, dan kesakitan dibagikan Allah kepada mereka dalam murka-Nya!
Job 21:18 Mereka menjadi seperti jerami di depan angin, seperti sekam yang diterbangkan badai.
Job 21:19 Bencana untuk dia disimpan Allah bagi anak-anaknya. Sebaiknya, orang itu sendiri diganjar Allah, supaya sadar;
Job 21:20 sebaiknya matanya sendiri melihat kebinasaannya, dan ia sendiri minum dari murka Yang Mahakuasa!
Job 21:21 Karena peduli apa ia dengan keluarganya sesudah ia mati, bila telah habis jumlah bulannya?
Job 21:22 Masakan kepada Allah diajarkan orang pengetahuan, kepada Dia yang mengadili mereka yang di tempat tinggi?
Job 21:23 Yang seorang mati dengan masih penuh tenaga, dengan sangat tenang dan sentosa;
Job 21:24 pinggangnya gemuk oleh lemak, dan sumsum tulang-tulangnya masih segar.
Job 21:25 Yang lain mati dengan sakit hati, dengan tidak pernah merasakan kenikmatan.
Job 21:26 Tetapi sama-sama mereka terbaring di dalam debu, dan berenga-berenga berkeriapan di atas mereka.
Job 21:27 Sesungguhnya, aku mengetahui pikiranmu, dan muslihat yang kamu rancangkan terhadap aku.
Job 21:28 Katamu: Di mana rumah penguasa? Di mana kemah tempat kediaman orang-orang fasik?
Job 21:29 Belum pernahkah kamu bertanya-tanya kepada orang-orang yang lewat di jalan? Dapatkah kamu menyangkal petunjuk-petunjuk mereka,
Job 21:30 bahwa orang jahat terlindung pada hari kebinasaan, dan diselamatkan pada hari murka Allah?
Job 21:31 Siapa yang akan langsung menggugat kelakuannya, dan mengganjar perbuatannya?
Job 21:32 Dialah yang dibawa ke kuburan, dan jiratnya dirawat orang.
Job 21:33 Dengan nyaman ia ditutupi oleh gumpalan-gumpalan tanah di lembah; setiap orang mengikuti dia, dan yang mendahului dia tidak terbilang banyaknya.
Job 21:34 Alangkah hampanya penghiburanmu bagiku! Semua jawabanmu hanyalah tipu daya belaka!"
Tafsiran Wycliffe
Jawaban Ayub kepada Zofar (21:1-34).
Para penuduh Ayub yang tidak melihat ketulusan Ayub, telah menyangkal dan bukan menjelaskan penyebab penderitaannya.
Namun karena harapan yang dimilikinya kini sudah lebih kuat, Ayub sanggup bangkit dari kekecewaannya terhadap mereka dan mulai mengambil alih pimpinan di dalam perdebatan itu.
Mata Ayub, segera setelah terbuka oleh pengalamannya yang aneh tentang kekeliruan pemahaman tradisional yang sudah mapan mengenai hukum pembalasan, melihat bahwa sejarah penuh dengan kasus-kasus "perkecualian."
Sesudah mengawali jawabannya dengan sebuah permohonan untuk diperhatikan (ay. 2-6), Ayub kemudian menghancurkan perlawanan terhadap dirinya dengan menunjukkan kekeliruan analisis mereka tentang nasib baik orang fasik (ay. 7-24).
2-6. Biarlah itu menjadi penghiburanmu (ay. 2b). Telinga mereka yang terbuka memberikan lebih banyak penghiburan ketimbang mulut mereka yang terbuka (bdg. tanggapan sarkastis yang sama terhadap Zofar di 13:5).
Kekuatan dari argumentasi Ayub akan menjadikan mereka semua bungkam (ay. 5).
7-16. Mengapa (ay. 7). Ketidakadilan yang nyata dalam kehidupan, sekalipun mendukung perkara Ayub, sangat menyulitkan dirinya (bdg. ay. 6), justru karena Ayub mengakui, bahwa Allah mengendalikan segala sesuatu (ay. 9b, 16a).
Merupakan petunjuk tentang integritas Ayub, bahwa di dalam penderitaannya sekalipun, Ayub tidak mau bertukar tempat dengan orang kaya yang fasik (ay. 16b).
Sekalipun demikian, Ayub tidak terlalu menghargai perlunya kasih karunia ilahi untuk tetap membiarkan umat manusia yang jatuh dalam dosa hidup di dunia ini.
Selanjutnya, Ayub tidak memahami tujuan Injili dari pemberian kasih karunia umum untuk dinikmati oleh orang tidak percaya (Rm. 2:4; bdg. Mat. 5:45).
7-34. Ayub melukiskan kemakmuran orang fasik, mula-mula secara umum (ay. 7-16) dan sesudah itu secara bertolak belakang dengan gambaran-gambaran yang dikemukakan oleh para sahabatnya (ay. 17-26) dan akhirnya dengan cara membela dirinya (ay. 27-34).
17-26. Betapa sering (ay. 17). Ayub menantang statistik yang diandalkan oleh para penuduhnya itu (bdg. ayat 29).
Ayub sendiri agak berlebihan, tetapi dia lebih dekat pada kebenaran ketimbang para lawan bicaranya.
Di 21:19a Ayub mengantisipasi kemungkinan adanya serangan (bdg. 5:4; 20:10) dan menutup kemungkinan tersebut (21:19b-21).
Berbagai kata kerja pada ayat 19b, 20 mengandung arti perintah, misalnya: sebaiknya matanya sendiri melihat kebinasaannya (ay. 20a), Masakan kepada Allah diajarkan orang pengetahuan? (ay. 22a).
Teori tradisional merupakan sebuah kecaman terselubung terhadap cara-cara yang dipakai Allah (ay. 23-26).
27-34. Aku mengetahui pikiranmu (ay. 27a). Ayub mengenali dirinya di dalam berbagai gambaran mereka yang secara tersirat memang menyindir dirinya.
Belum pernahkah kamu bertanya-tanya kepada orang-orang yang lewat di jalan? (ay. 29a). Sekalipun para sahabat itu mengutarakan pandangan mereka sebagai hukum yang sudah berlaku sejak dahulu (bdg. 20:4), mereka adalah teoritikus menara gading yang tidak menyentuh kehidupan nyata sama sekali (bdg. taf. 4:2-11).
Orang jahat terlindung pada hari kebinasaan, dan diselamatkan pada hari murka Allah (ay. 30). Ayub bersikukuh pada pendapatnya, bahwa kematian orang fasik sering kali sangat mudah (ay. 13b, 23) dan terhormat (ay. 32, 33).
Penilaian Ayub tentang karier orang jahat kurang memiliki penekanan yang seimbang (yang sampai taraf tertentu terdapat dalam ucapan para sahabat itu) terhadap keresahan rohani mereka sepanjang hidup dan kemusnahan mereka sesudah itu.
Namun dengan memecahkan balon pembalasan yang demikian ketat, Ayub membiarkan para penuduhnya berpegang pada dusta (ay. 34).
Keputusan-keputusan Manusia (4:1-37:24).
Karena dialog antara Ayub dengan sahabat-sahabatnya terkait dengan keluhan Ayub dan bukan secara langsung dengan penderitaan yang dialaminya, maka misi dari para sahabat lebih merupakan usaha penghakiman daripada penghiburan pastoral, dan ini makin nyata dalam siklus pembicaraan selanjutnya (tentang struktur siklus dialog ini lihat Garis Besar).
Para sahabat tersebut mengambil kedudukan sebagai dewan penatua yang siap menghakimi seorang pelanggar yang keras hati.
Pertimbangan kesalahan Ayub mencakup pembahasan tentang aspek-aspek yang lebih luas dari masalah teodise, tetapi selalu dengan memperhatikan penghukuman dan kasus khusus Ayub.
Oleh karena itu, bagi Ayub perdebatan itu bukan merupakan penyelidikan akademis yang obyektif tentang penderitaan pada umumnya, melainkan suatu fase baru yang lebih menyakitkan dari penderitaannya.
Para sahabat itu diperdaya oleh ketaatan mereka pada teori tradisional sehingga ikut membantu serta bersekongkol dengan Iblis dalam memusuhi Allah dan menggelapkan jalan hikmat bagi hamba Allah, Ayub.
Tetapi perdebatan ini berguna untuk membungkam hikmat dunia dan dengan demikian mempersiapkan penyajian pendekatan sesuai perjanjian terhadap hikmat yang muncul dalam percakapan antara Elihu dan Tuhan sendiri.
Sekali lagi, di dalam permohonan banding Ayub kepada mahkamah tertinggi mengingat keputusan-keputusan manusia tidak sesuai dengan keadaan, yang terungkap dalam kerinduan Ayub yang mendalam untuk membela dirinya di hadapan Tuhan, perdebatan tersebut sampai membuat Allah harus menampakkan diri.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.