Mazmur 96: Allah, Tuhan dan Hakim Seluruh Dunia

Klik:

Psalms 96


Psa 96:1 Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN, menyanyilah bagi TUHAN, hai segenap bumi!

Psa 96:2 Menyanyilah bagi TUHAN, pujilah nama-Nya, kabarkanlah keselamatan yang dari pada-Nya dari hari ke hari.

Psa 96:3 Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa dan perbuatan-perbuatan yang ajaib di antara segala suku bangsa.

Psa 96:4 Sebab TUHAN maha besar dan terpuji sangat, Ia lebih dahsyat dari pada segala allah.

Psa 96:5 Sebab segala allah bangsa-bangsa adalah hampa, tetapi Tuhanlah yang menjadikan langit.

Psa 96:6 Keagungan dan semarak ada di hadapan-Nya, kekuatan dan kehormatan ada di tempat kudus-Nya.

Psa 96:7 Kepada TUHAN, hai suku-suku bangsa, kepada TUHAN sajalah kemuliaan dan kekuatan!

Psa 96:8 Berilah kepada TUHAN kemuliaan nama-Nya, bawalah persembahan dan masuklah ke pelataran-Nya!

Psa 96:9 Sujudlah menyembah kepada TUHAN dengan berhiaskan kekudusan, gemetarlah di hadapan-Nya, hai segenap bumi!

Psa 96:10 Katakanlah di antara bangsa-bangsa: "TUHAN itu Raja! Sungguh tegak dunia, tidak goyang. Ia akan mengadili bangsa-bangsa dalam kebenaran."

Psa 96:11 Biarlah langit bersukacita dan bumi bersorak-sorak, biarlah gemuruh laut serta isinya,

Psa 96:12 biarlah beria-ria padang dan segala yang di atasnya, maka segala pohon di hutan bersorak-sorai

Psa 96:13 di hadapan TUHAN, sebab Ia datang, sebab Ia datang untuk menghakimi bumi. Ia akan menghakimi dunia dengan keadilan, dan bangsa-bangsa dengan kesetiaan-Nya.


Tafsiran Wycliffe


Mazmur 96. Kemuliaan Allah.

Inilah nyanyian pujian yang berakhir dengan nada eskatologis.

Universalisme mencolok di sepanjang mazmur ini memperlihatkan pemandangan yang diperluas mengenai orang-orang buangan ketika mereka kembali dari pengasingan.

Septuaginta (LXX) mengidentifikasi kejadian itu sebagai waktu "rumah Tuhan dibangun kembali sesudah pembuangan".

Seringnya mazmur-mazmur lain dikutip (9, 29, 33, 40, 48, 95, 98, 105), universalisme, dan konsep "kehampaan" dari allah-allah, semuanya cenderung memperkuat spesifikasi LXX tentang peristiwa itu.

1-3. Misi Puji-pujian Israel.

Nyanyikanlah nyanyian baru ... Ceritakanlah kemuliaan-Nya di antara bangsa-bangsa. Nyanyian baru diperlukan untuk mengekspresikan kelepasan Israel dari pembuangan.

Bangsa itu dinasihati untuk menyanyi bagi Allah dan memuliakan Dia, mengabarkan keselamatan dari-Nya dengan puji-pujian yang riuh rendah setiap hari.

4-6. Sifat Agung Allah.

Maha besar dan terpuji sangat. Seperti pada mazmur sebelumnya, bangsa itu dinasihati untuk memuji Allah, sebab Allah yang besar layak mendapat pujian besar.

Keagungan ... semarak ... kekuatan ... kehormatan, kendatipun di sini dipersonifikasikan, namun tetap memiliki hubungan dengan sifat-sifat Allah.

7-9. Kewajiban Manusia untuk Memuji Tuhan.

Hai suku-suku bangsa. Sejalan dengan misi universal Israel, semua bangsa dipanggil untuk memuji Allah.

Mereka diajak memberikan puji-pujian yang pantas, membawa persembahan, memasuki tempat kudus-Nya, dan menyembah Allah.

Perhatikan, bahwa mereka harus menyembah dengan pakaian yang pantas - berhiaskan kekudusan, dan sikap yang patut - gemetar atau penuh hormat.

10-13. Pemerintahan Adil Allah.

Tuhan itu Raja. Terjemahan harfiah frasa ini adalah: Yahweh adalah Raja atau menjadi Raja.

Barangkali ini mengacu pada upacara penobatan yang mungkin telah menjadi bagian dari perayaan Tahun Baru.

Akan tetapi, penekanan pokok adalah hal-hal mengenai zaman akhir (eskatologis); Allah digambarkan sebagai Raja semua bangsa dan Hakim atas bumi.

JILID IV. Mazmur 90-106.

Bagian pokok keempat dari Kitab Mazmur sebenarnya merupakan bagian dari sebuah koleksi yang lebih besar, mencakup Mazmur 90-150.

Pemutusan pada Mazmur 106 kelihatannya dibuat untuk memudahkan, sebab gagasan menonjol yang sama dilanjutkan dalam Mazmur 107.

Kendatipun mazmur-mazmur dalam Jilid I terutama bersifat pribadi dan mazmur-mazmur dalam Jilid II dan III pada umumnya untuk bangsa, bagian selebihnya dari Mazmur pada dasarnya bersifat liturgis, atau berhubungan dengan tata ibadah.

Penekanannya adalah pada ibadah umat Allah ketika mereka mempersembahkan pujian-pujian dan ucapan syukur, yang bentuknya cocok untuk ibadah di Bait Suci.

Nama perjanjian untuk Allah, yakni Yahweh, menonjol.

Nama itu muncul pada setiap mazmur dalam Jilid IV, dan tidak muncul hanya pada dua mazmur dalam Jilid V.

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel