Mazmur 73: Pergumulan dan Pengharapan
Rabu, Agustus 08, 2018
Edit
Klik:
Psalms 73
Psa 73:1 Mazmur Asaf. Sesungguhnya Allah itu baik bagi mereka yang tulus hatinya, bagi mereka yang bersih hatinya.
Psa 73:2 Tetapi aku, sedikit lagi maka kakiku terpeleset, nyaris aku tergelincir.
Psa 73:3 Sebab aku cemburu kepada pembual-pembual, kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik.
Psa 73:4 Sebab kesakitan tidak ada pada mereka, sehat dan gemuk tubuh mereka;
Psa 73:5 mereka tidak mengalami kesusahan manusia, dan mereka tidak kena tulah seperti orang lain.
Psa 73:6 Sebab itu mereka berkalungkan kecongkakan dan berpakaian kekerasan.
Psa 73:7 Karena kegemukan, kesalahan mereka menyolok, hati mereka meluap-luap dengan sangkaan.
Psa 73:8 Mereka menyindir dan mengata-ngatai dengan jahatnya, hal pemerasan dibicarakan mereka dengan tinggi hati.
Psa 73:9 Mereka membuka mulut melawan langit, dan lidah mereka membual di bumi.
Psa 73:10 Sebab itu orang-orang berbalik kepada mereka, mendapatkan mereka seperti air yang berlimpah-limpah.
Psa 73:11 Dan mereka berkata: "Bagaimana Allah tahu hal itu, adakah pengetahuan pada Yang Mahatinggi?"
Psa 73:12 Sesungguhnya, itulah orang-orang fasik: mereka menambah harta benda dan senang selamanya!
Psa 73:13 Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih, dan membasuh tanganku, tanda tak bersalah.
Psa 73:14 Namun sepanjang hari aku kena tulah, dan kena hukum setiap pagi.
Psa 73:15 Seandainya aku berkata: "Aku mau berkata-kata seperti itu," maka sesungguhnya aku telah berkhianat kepada angkatan anak-anakmu.
Psa 73:16 Tetapi ketika aku bermaksud untuk mengetahuinya, hal itu menjadi kesulitan di mataku,
Psa 73:17 sampai aku masuk ke dalam tempat kudus Allah, dan memperhatikan kesudahan mereka.
Psa 73:18 Sesungguhnya di tempat-tempat licin Kautaruh mereka, Kaujatuhkan mereka sehingga hancur.
Psa 73:19 Betapa binasa mereka dalam sekejap mata, lenyap, habis oleh karena kedahsyatan!
Psa 73:20 Seperti mimpi pada waktu terbangun, ya Tuhan, pada waktu terjaga, rupa mereka Kaupandang hina.
Psa 73:21 Ketika hatiku merasa pahit dan buah pinggangku menusuk-nusuk rasanya,
Psa 73:22 aku dungu dan tidak mengerti, seperti hewan aku di dekat-Mu.
Psa 73:23 Tetapi aku tetap di dekat-Mu; Engkau memegang tangan kananku.
Psa 73:24 Dengan nasihat-Mu Engkau menuntun aku, dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan.
Psa 73:25 Siapa gerangan ada padaku di sorga selain Engkau? Selain Engkau tidak ada yang kuingini di bumi.
Psa 73:26 Sekalipun dagingku dan hatiku habis lenyap, gunung batuku dan bagianku tetaplah Allah selama-lamanya.
Psa 73:27 Sebab sesungguhnya, siapa yang jauh dari pada-Mu akan binasa; Kaubinasakan semua orang, yang berzinah dengan meninggalkan Engkau.
Psa 73:28 Tetapi aku, aku suka dekat pada Allah; aku menaruh tempat perlindunganku pada Tuhan ALLAH, supaya dapat menceritakan segala pekerjaan-Nya.
Tafsiran Wycliffe
JILID III. MAZMUR 73-89.
Bagian pokok yang ketiga dari Kitab Mazmur, yang jauh lebih pendek daripada dua jilid sebelumnya, hanya mencakup tujuh belas mazmur.
Sebelas yang pertama dikaitkan dengan nama Asaf, yang adalah salah satu dari para kepala pemain musik di bawah pimpinan Daud.
Dua kepala pemain musik lain adalah Heman dan Etan, masing-masing dikaitkan dengan sebuah mazmur dalam jilid ini.
Satu mazmur menyebut Daud, sementara empat mazmur sisanya dikaitkan dengan bani Korah.
Lagi-lagi, tidak ada perlunya menyatakan, bahwa pengarang mazmur-mazmur tersebut ialah orang yang namanya disebut dalam judul-judul ini.
Sebagaimana bani Korah merupakan imamat Lewi, demikian pula bani Asaf meneruskan jabatan memimpin musik.
Mazmur 73. Ujian Iman.
Ini adalah pendekatan lain terhadap soal kemakmuran orang fasik.
Walaupun pemazmur disusahkan oleh penderitaannya sendiri, dia lebih bingung oleh keadaan orang-orang fasik yang tidak mendapat hukuman setimpal.
Mazmur ini lebih mendalam membicarakan masalah tersebut dibanding dengan Mazmur 37 dan 49, dan penulis mazmur menemukan damai sejahtera melalui persekutuan rohani dengan Allah.
Mazmur ini bisa dikelompokkan sebagai nyanyian kepercayaan dengan nada tambahan yang mempertautkannya kepada para penulis Hikmat.
Di sepanjang mazmur ini tampak jelas ada tujuan mendidik, tetapi itu jalin-menjalin dengan pengakuan seseorang yang imannya telah diuji secara berat.
1. Kesimpulannya.
Sesungguhnya Allah itu baik. Pertama-tama, pemazmur mengemukakan kesimpulan meyakinkan yang berasal dari ujian imannya yang tertinggi.
Dia menggunakan partikel Ibrani `ak, yang dapat diterjemahkan bermacam-macam - "sekarang," "sesungguhnya," "tentu saja," "hanya," "bagaimanapun juga."
Di sini dan dalam ayat 13 serta 18, mungkin ia paling baik diterjemahkan tentu saja.
2-12. Permasalahannya.
Kalau aku melihat kemujuran orang-orang fasik. Berbeda dengan kesimpulan umum penulis mazmur ialah perjalanan rohaninya di lembah keragu-raguan, diawali dengan kata-kata tetapi aku.
Dia berada dalam bahaya kemurtadan mutlak karena dia cemburu pada kemujuran orang-orang fasik.
Dia melukiskan keangkuhan mereka, keadaan mereka yang bebas dari penderitaan, kesombongan mereka yang sok berkuasa, serta sikap mereka yang mengolok-olok Allah.
13-22. Pergumulannya.
Sia-sia sama sekali aku mempertahankan hati yang bersih. Ini bukan kesimpulannya seperti dinyatakan dalam ayat 1, melainkan pernyataan mengenai pencobaannya selama bergumul dengan keragu-raguan.
Dia menolak memperlihatkan keragu-raguannya, agar tidak menimbulkan pengaruh yang merugikan orang lain.
Walaupun dia bergumul dengan pertanyaan-pertanyaannya, dia tidak menemukan kelegaan sampai dia masuk ke Bait Suci.
Di sana dia mendapatkan kembali keseimbangan rohani, sementara dia menerima pengertian tentang nasib akhir yang disediakan bagi orang fasik.
23-28. Kemenangannya.
Tetapi aku tetap di dekat-Mu. Kini penulis mazmur telah menemukan kemenangan sempurna atas keragu-raguannya.
Kebodohannya telah berlalu, sebab kini Allah menjadi pembimbingnya dan kekuatannya.
Sangat mungkin yang dimaksud oleh frasa: dan kemudian Engkau mengangkat aku ke dalam kemuliaan, ialah harapan di luar kehidupan ini; kata kerja yang sama di sini dipakai untuk pengalaman Henokh (Kej. 5:24) dan pengalaman Elia (II Raj. 2:10; bdg. Mzm. 49:16).
Sekalipun demikian, pemazmur menekankan kesadaran akan kedekatan Allah, sementara dia mengalaminya dalam berbagai keadaannya sekarang.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.