Mazmur 150: Haleluya

Klik:

Psalms 150


Psa 150:1 Haleluya! Pujilah Allah dalam tempat kudus-Nya! Pujilah Dia dalam cakrawala-Nya yang kuat!

Psa 150:2 Pujilah Dia karena segala keperkasaan-Nya, pujilah Dia sesuai dengan kebesaran-Nya yang hebat!

Psa 150:3 Pujilah Dia dengan tiupan sangkakala, pujilah Dia dengan gambus dan kecapi!

Psa 150:4 Pujilah Dia dengan rebana dan tari-tarian, pujilah Dia dengan permainan kecapi dan seruling!

Psa 150:5 Pujilah Dia dengan ceracap yang berdenting, pujilah Dia dengan ceracap yang berdentang!

Psa 150:6 Biarlah segala yang bernafas memuji TUHAN! Haleluya!


Tafsiran Wycliffe


Mazmur 150. Puji-pujian Dalam Klimaks Universalnya.

Nyanyian pujian terakhir ini memenuhi syarat untuk menduduki posisi terhormat sebagai puji-pujian kepada Allah untuk seluruh Mazmur.

Setiap frasa dalam mazmur ini tampaknya dibuat berdasarkan pemikiran sebelumnya untuk menyiapkan klimaks, yang muncul secara mendadak seperti luapan puji-pujian yang nyaring dari seluruh penghuni surga dan bumi.

1. Tempat-Nya Diterangkan.

Dalam tempat kudus-Nya ... dalam cakrawala-Nya. Yang dimaksud tempat kudus mungkin adalah kediaman Allah di surga atau Bait Allah di bumi.

Sementara makna kediaman Allah di surga paralel dengan cakrawala, makna Bait Allah di bumi jauh lebih mempunyai arti para penyembah yang berkumpul.

2. Alasan-alasan Dikemukakan.

Segala keperkasaan-Nya ... kebesaran-Nya yang hebat. Perbuatan-perbuatan-Nya yang perkasa dalam penciptaan alam semesta serta dalam sejarah telah menjadi tema dari banyak mazmur.

Kebesaran-Nya menjadi tema yang terus-menerus muncul dalam nyanyian-nyanyian pujian terakhir ini (bdg. Mzm. 145, 147).

3-5. Alat-alat Musik Disebutkan Satu per Satu.

Dengan tiupan ... Pemazmur kelihatannya menyusun alat-alat musik ini secara acak.

Kemungkinan masing-masing dibunyikan ketika benda itu disebutkan dan terus dimainkan sampai akhir dari Haleluya (untuk keterangan mengenai alat-alat musik yang dibicarakan, bdg. W. O. E. Oesterley, The Psalms, hlm. 589 dst.).

6. Paduan Suara Yang Berkumpul.

Biarlah segala yang bernafas. Bukan hanya para imam dan orang-orang suku Lewi, melainkan seluruh makhluk ciptaan dari segala zaman dan tempat yang bernafas, termasuk dalam paduan suara besar yang terdiri atas kelompok-kelompok paduan suara ini.

Kitab Mazmur berakhir, tetapi senandungnya tetap hidup sementara para penyembah meneruskan bernyanyi Haleluya, Pujilah Allah.

JILID V. MAZMUR 107-150.

Jilid kelima dari lima bagian ini mencakup beberapa koleksi atau kelompok mazmur yang lebih kecil.

Nyanyian-nyanyian Ziarah dan Mazmur-mazmur Haleluya (111-113, 115-117, 146-150) jelas adalah bagian inti yang di sekitarnya mazmur-mazmur lain dikelompokkan bersama.

Sebelum ada pembagian menjadi lima bagian ini, mungkin ada pembabakan menjadi tiga bagian di mana Jilid IV dan V merupakan sebuah kumpulan besar.

Seluruh bagian secara nyata memperlihatkan tujuan liturgis; yang menimbulkan rasa ibadah bersama yang mendalam, yang mencapai puncak dalam kata-kata penutup Mazmur 150: "Biarlah segala yang bernafas memuji Tuhan. Haleluya."

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel