Pengkhotbah 7:23-8:1: Pengejaran Hikmat Yang Mengecewakan
Minggu, September 23, 2018
Edit
Klik:
Ecclesiastes 7:23-8:1
Ecc 7:23 Kesemuanya ini telah kuuji untuk mencapai hikmat. Kataku: "Aku hendak memperoleh hikmat," tetapi hikmat itu jauh dari padaku.
Ecc 7:24 Apa yang ada, itu jauh dan dalam, sangat dalam, siapa yang dapat menemukannya?
Ecc 7:25 Aku tujukan perhatianku untuk memahami, menyelidiki, dan mencari hikmat dan kesimpulan, serta untuk mengetahui bahwa kefasikan itu kebodohan dan kebebalan itu kegilaan.
Ecc 7:26 Dan aku menemukan sesuatu yang lebih pahit dari pada maut: perempuan yang adalah jala, yang hatinya adalah jerat dan tangannya adalah belenggu. Orang yang dikenan Allah terhindar dari padanya, tetapi orang yang berdosa ditangkapnya.
Ecc 7:27 Lihatlah, ini yang kudapati, kata Pengkhotbah: Sementara menyatukan yang satu dengan yang lain untuk mendapat kesimpulan,
Ecc 7:28 yang masih kucari tetapi tidak kudapati, kudapati seorang laki-laki di antara seribu, tetapi tidak kudapati seorang perempuan di antara mereka.
Ecc 7:29 Lihatlah, hanya ini yang kudapati: bahwa Allah telah menjadikan manusia yang jujur, tetapi mereka mencari banyak dalih.
Ecc 8:1 Siapakah seperti orang berhikmat? Dan siapakah yang mengetahui keterangan setiap perkara? Hikmat manusia menjadikan wajahnya bercahaya dan berubahlah kekerasan wajahnya.
Tafsiran Wycliffe
VI.G. LAKI-LAKI LEBIH BAIK DARIPADA PEREMPUAN. 7:23-29.
Sebuah contoh bagus tentang kefasikan itu kebodohan (ay. 25) ialah seorang perempuan jahat (ay. 26) yang menjerat manusia untuk berbuat dosa.
Cukup sulit menemukan laki-laki baik, tetapi seorang perempuan yang baik hampir tidak mungkin ditemukan (ay. 28).
Walaupun Allah telah menjadikan manusia yang jujur, manusia telah menyimpang dari keadaan ini dengan mencari banyak dalih, yaitu maksud-maksud, atau cara (di sini barangkali adalah muslihat perempuan) yang telah mendatangkan kerusakan dan kejahatan ke dalam dunia (ay. 29).
VI.H. BERKOMPROMI KADANG LEBIH BAIK DARIPADA BERJALAN LURUS (8:1-8).
Dalam melayani seorang raja yang kerap kali bertindak semena-mena dan berbuat apa yang dikehendakinya (ay. 3b), tindakan yang bijaksana ialah tidak memaksakan keinginan seseorang untuk semua perkara.
Jika raja memerintahkan hal yang tidak menyenangkan, janganlah tergesa-gesa pergi dari hadapannya (ay. 3a). Artinya, jangan sekehendak hatimu memalingkan diri dari apa yang dikehendakinya.
Untuk segala sesuatu ada waktunya dan tempatnya (ay. 6).
VI. Kata-kata Nasihat (B) 7:1 - 8:8.
Dalam 6:12, sang penulis telah mengajukan pertanyaan tentang kemungkinan menentukan kebaikan tertinggi.
Di sini, dia mengakui ada pola-pola hidup tertentu yang lebih "baik" daripada yang lain.
Dan dia memberikan nasihatnya tentang bagaimana mengetahui hal ini.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.