Isaiah 2:1-5: Sion Sebagai Pusat Kerajaan Damai

Klik:

Isaiah 2:1-5


Isa 2:1 Firman yang dinyatakan kepada Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem.

Isa 2:2 Akan terjadi pada hari-hari yang terakhir: gunung tempat rumah TUHAN akan berdiri tegak di hulu gunung-gunung dan menjulang tinggi di atas bukit-bukit; segala bangsa akan berduyun-duyun ke sana,

Isa 2:3 dan banyak suku bangsa akan pergi serta berkata: "Mari, kita naik ke gunung TUHAN, ke rumah Allah Yakub, supaya Ia mengajar kita tentang jalan-jalan-Nya, dan supaya kita berjalan menempuhnya; sebab dari Sion akan keluar pengajaran dan firman TUHAN dari Yerusalem."

Isa 2:4 Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa dan akan menjadi wasit bagi banyak suku bangsa; maka mereka akan menempa pedang-pedangnya menjadi mata bajak dan tombak-tombaknya menjadi pisau pemangkas; bangsa tidak akan lagi mengangkat pedang terhadap bangsa, dan mereka tidak akan lagi belajar perang.

Isa 2:5 Hai kaum keturunan Yakub, mari kita berjalan di dalam terang TUHAN!


Tafsiran Wycliffe


2:2. Gunung tempat rumah TUHAN. Tepatnya ialah Gunung Moria (yang disebut Sion), di mana Bait Salomo dibangun.

Tetapi, Bait Suci fisik itu adalah kiasan untuk Bait Suci rohani, yaitu Gereja Perjanjian Baru, atau tubuh Kristus (Ef. 2:21), cahaya suar kesaksian ilahi bagi dunia.

Karena itu, berkumpulnya bangsa-bangsa ke Yerusalem dengan iman yang sangat besar menunjukkan pertobatan bangsa-bangsa lain.

Tetapi, karena dikatakan, bahwa pemandangan ini terjadi pada hari-hari yang terakhir, dan karena kitab lain mengajar kita, bahwa pada akhirnya Kerajaan Allah akan mengalahkan semua kerajaan dunia ini, maka kita harus mengharapkan, bahwa penggenapan sepenuhnya nubuat ini akan terjadi pada masa kedatangan kembali Kristus, yaitu pada akhir dari masa kita sekarang.

Ayat ini memberi tahu kita sekilas mengenai tujuan akhir Allah bagi Israel, dan umat manusia.

Menjulang tinggi di atas bukit-bukit. Kerajaan Allah akan ditinggikan di atas kerajaan-kerajaan dunia ini (Dan. 2:35).

Segala bangsa. Semua gôyîm, atau bangsa-bangsa lain, yang dibedakan dengan `am atau "umat" kepunyaan TUHAN - yaitu bangsa Israel.

Tetapi, bangsa-bangsa ini disebut dalam ayat 3 sebagai banyak suku bangsa, atau `ammîm.

3. Perhatian utama dari bangsa-bangsa lain yang masih bertahan hidup "pada hari-hari yang terakhir" itu ialah mencari kehendak Allah dan melakukannya.

Dan mereka sangat ingin, agar orang-orang lain ikut mendapat berkat dari hubungan perjanjian dengan Allah, karenanya mereka akan saling menasihati dan mendorong satu sama lain untuk datang kepada-Nya.

Mereka akan berusaha mengetahui jalan-jalan-Nya, dan hidup dalam jalan kekudusan.

Dari Sion akan keluar pengajaran. Sion di sini melambangkan satu penyataan ilahi yang berkuasa, sebab di Sion-lah Allah bertemu manusia untuk memberikan pencerahan dan pengampunan, bukan di tempat lain mana pun.

Pengajaran atau tôrâ, di sini berarti pengajaran yang diilhamkan dalam pengertian yang luas (sebab tôrâ berasal dari kata kerja hôrâ atau yãrâ, "mengajar").

Kata kerja akan keluar juga bisa diterjemahkan dengan keluar (dalam waktu sekarang atau present tense).

Karenanya, kata tersebut secara tepat bisa termasuk dalam 'hari-hari terakhir' menurut pengertian bangsa-bangsa yang sudah bertobat, setelah mereka menyadari kebenaran yang unik dari penyataan orang Kristen Ibrani.

4. Ia akan menjadi hakim antara bangsa-bangsa. TUHAN sendiri (yakni Tuhan Yesus, menurut 11:3, 4) akan menegakkan pemerintahan yang adil di atas bumi, dan memaksa bangsa-bangsa melaksanakan kebenaran dan keadilan satu terhadap yang lain.

Karena itu, tidak akan ada pertikaian antar bangsa (internasional), tidak akan ada bangsa-bangsa agresor, semua negara akan hidup bersama-sama secara damai.

Menjadi wasit. Karena tidak akan ada dorongan untuk mempersenjatai diri, atau melakukan kekerasan guna menyelesaikan perselisihan - sebab semua akan diatur oleh keputusan pengadilan Kristus - senjata-senjata untuk perang akan diubah menjadi alat-alat untuk perdamaian, dan memajukan produktivitas perekonomian.

Kerajaan Seribu Tahun akan ditandai oleh masyarakat yang tanpa perang.

5. Mengingat janji-janji Allah untuk mengampuni orang-orang berdosa yang bertobat, dan mengingat prospek-prospek cemerlang bagi pertobatan bangsa-bangsa lain pada masa yang akan datang, maka sang nabi mendesak bangsanya untuk berjalan dalam terang dan hidup untuk menyenangkan Allah, dengan percaya, bahwa Dia akan melaksanakan firman-Nya.

Mereka harus melakukan ini, meskipun itu berarti melawan arus zaman dan menentang kecenderungan-kecenderungan modern masa kini.

Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel