Isaiah 7:1-9: Yesaya dan Raja Ahas
Senin, Oktober 08, 2018
Edit
Klik:
Isaiah 7:1-9
Isa 7:1 Dalam zaman Ahas bin Yotam bin Uzia, raja Yehuda, maka Rezin, raja Aram, dengan Pekah bin Remalya, raja Israel, maju ke Yerusalem untuk berperang melawan kota itu, namun mereka tidak dapat mengalahkannya.
Isa 7:2 Lalu diberitahukanlah kepada keluarga Daud: "Aram telah berkemah di wilayah Efraim," maka hati Ahas dan hati rakyatnya gemetar ketakutan seperti pohon-pohon hutan bergoyang ditiup angin.
Isa 7:3 Berfirmanlah TUHAN kepada Yesaya: "Baiklah engkau keluar menemui Ahas, engkau dan Syear Yasyub, anakmu laki-laki, ke ujung saluran kolam atas, ke jalan raya pada Padang Tukang Penatu,
Isa 7:4 dan katakanlah kepadanya: Teguhkanlah hatimu dan tinggallah tenang, janganlah takut dan janganlah hatimu kecut karena kedua puntung kayu api yang berasap ini, yaitu kepanasan amarah Rezin dengan Aram dan anak Remalya.
Isa 7:5 Oleh karena Aram dan Efraim dengan anak Remalya telah merancang yang jahat atasmu, dengan berkata:
Isa 7:6 Marilah kita maju menyerang Yehuda dan menakut-nakutinya serta merebutnya, kemudian mengangkat anak Tabeel sebagai raja di tengah-tengahnya,
Isa 7:7 maka beginilah firman Tuhan ALLAH: Tidak akan sampai hal itu, dan tidak akan terjadi,
Isa 7:8 sebab Damsyik ialah ibu kota Aram, dan Rezin ialah kepala Damsyik. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah, tidak menjadi bangsa lagi.
Isa 7:9 Dan Samaria ialah ibu kota Efraim, dan anak Remalya ialah kepala Samaria. Jika kamu tidak percaya, sungguh, kamu tidak teguh jaya."
Tafsiran Wycliffe
Umat Allah Diperhadapkan dengan Ancaman (7:1,2).
Siria dan Kerajaan Israel di Utara membentuk persekutuan, atau aliansi melawan ancaman dari kerajaan Asyur yang bangkit lagi, dan mereka berniat membawa Yehuda ke dalam koalisi mereka, walaupun itu berarti menurunkan Ahas dari kekuasaan dan menggantinya dengan raja boneka, anak laki-laki Tabeel (lihat Albright, "The Son of Tabeel," BASOR # 140, hlm. 34, 35).
Dengan menyusun pasukan mereka untuk melakukan serangan-serangan yang berhasil seperti dicatat dalam II Tawarikh 28, mereka membuat ketakutan bala tentara Yehuda yang jumlahnya lebih kecil, yang dipimpin oleh raja mereka yang fasik.
3. Ahas memeriksa saluran air di kota untuk mempersiapkan diri terhadap pengepungan yang akan terjadi (mungkin tahun 735 SM).
Secara persis, Allah menyatakan kepada sang nabi gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran raja, lalu menyuruh nabi itu menemui Ahas sambil membawa anak laki-lakinya, Syear Yasyub, barangkali karena janji mulia yang terkandung dalam nama anak laki-laki itu - yang masih tersisa akan kembali (dari pembuangan).
7. Tanpa lebih dulu menyebut dosa-dosa yang belum ditinggalkan oleh sang raja, Allah melalui Yesaya, mula-mula menyampaikan kepadanya janji keselamatan, dan memperlakukan dia dengan kemurahan yang tidak sepantasnya dia terima.
8. Dalam enam puluh lima tahun Efraim akan pecah. Yakni, pada tahun 669 SM (dihitung dari 735 SM).
Sebetulnya, Samaria jatuh sesudah waktu sebelas tahun (722 SM), dan penduduknya dibuang ke luar Asyur.
Tetapi, usaha memukimkan penduduk baru non-Israel oleh pemerintah tampaknya tidak terjadi dalam jumlah besar sampai pemerintahan Asyur-banipal (669-626 SM) - sebuah fakta yang disinggung dalam Ezra 4:10 di mana para imigran menyebut raja Asyur sebagai Asnapar (atau Osnaper).
Dengan arus masuk orang asing ini, Kerajaan Utara benar-benar secara etnik "hancur berkeping-keping" dengan sedikit orang asli Israel yang masih tersisa di negeri itu.
9. Di sini tersirat ancaman kepada Pekah, walau tidak dinyatakan dengan eksplisit.
Perhatikan, bahwa bangsa Yahudi (kamu) harus menerima dan mempercayai janji ilahi ini jika mereka ingin teguh jaya, yakni memperoleh manfaat praktis dari hukuman yang dijatuhkan kepada sekutu-sekutu utara.
Jika mereka tidak berbuat itu, maka kesulitan mereka akan lebih hebat, sementara mereka dijajah oleh Asyur.
Sumber bahan: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.