Yehezkiel 1: Nabi Melihat Kemuliaan TUHAN
Rabu, Desember 12, 2018
Edit
Klik:
Ezekiel / Yehezkiel 1
Eze 1:1 Pada tahun ketiga puluh, dalam bulan yang keempat, pada tanggal lima bulan itu, ketika aku bersama-sama dengan para buangan berada di tepi sungai Kebar, terbukalah langit dan aku melihat penglihatan-penglihatan tentang Allah.
Eze 1:2 Pada tanggal lima bulan itu, yaitu tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang,
Eze 1:3 datanglah firman TUHAN kepada imam Yehezkiel, anak Busi, di negeri orang Kasdim di tepi sungai Kebar, dan di sana kekuasaan TUHAN meliputi dia.
Eze 1:4 Lalu aku melihat, sungguh, angin badai bertiup dari utara, dan membawa segumpal awan yang besar dengan api yang berkilat-kilat dan awan itu dikelilingi oleh sinar; di dalam, di tengah-tengah api itu kelihatan seperti suasa mengkilat.
Eze 1:5 Dan di tengah-tengah itu juga ada yang menyerupai empat makhluk hidup dan beginilah kelihatannya mereka: mereka menyerupai manusia,
Eze 1:6 tetapi masing-masing mempunyai empat muka dan pada masing-masing ada pula empat sayap.
Eze 1:7 Kaki mereka adalah lurus dan telapak kaki mereka seperti kuku anak lembu; kaki-kaki ini mengkilap seperti tembaga yang baru digosok.
Eze 1:8 Pada keempat sisi mereka di bawah sayap-sayapnya tampak tangan manusia. Mengenai muka dan sayap mereka berempat adalah begini:
Eze 1:9 mereka saling menyentuh dengan sayapnya; mereka tidak berbalik kalau berjalan, masing-masing berjalan lurus ke depan.
Eze 1:10 Muka mereka kelihatan begini: Keempatnya mempunyai muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang.
Eze 1:11 Sayap-sayap mereka dikembangkan ke atas; mereka saling menyentuh dengan sepasang sayapnya dan sepasang sayap yang lain menutupi badan mereka.
Eze 1:12 Masing-masing berjalan lurus ke depan; ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, mereka tidak berbalik kalau berjalan.
Eze 1:13 Di tengah makhluk-makhluk hidup itu kelihatan seperti bara api yang menyala, seperti suluh, yang bergerak kian ke mari di antara makhluk-makhluk hidup itu, dan api itu bersinar sedang dari api itu kilat sabung-menyabung.
Eze 1:14 Makhluk-makhluk hidup itu terbang ke sana ke mari seperti kilat.
Eze 1:15 Aku melihat, sungguh, di atas tanah di samping masing-masing dari keempat makhluk-makhluk hidup itu ada sebuah roda.
Eze 1:16 Rupa roda-roda itu seperti kilauan permata pirus dan keempatnya adalah serupa; buatannya seolah-olah roda yang satu di tengah-tengah yang lain.
Eze 1:17 Kalau mereka berjalan mereka dapat menuju keempat jurusan; mereka tidak berbalik kalau berjalan.
Eze 1:18 Mereka mempunyai lingkar dan aku melihat, bahwa sekeliling lingkar yang empat itu penuh dengan mata.
Eze 1:19 Kalau makhluk-makhluk hidup itu berjalan, roda-roda itu juga berjalan di samping mereka; dan kalau makhluk-makhluk hidup itu terangkat dari atas tanah, roda-roda itu turut terangkat.
Eze 1:20 Ke arah mana roh itu hendak pergi, ke sanalah mereka pergi, dan roda-rodanya sama-sama terangkat dengan mereka, sebab roh makhluk-makhluk hidup itu berada di dalam roda-rodanya.
Eze 1:21 Kalau makhluk-makhluk hidup itu berjalan, roda-roda itu berjalan; kalau mereka berhenti, roda-roda itu berhenti; dan kalau mereka terangkat dari tanah, roda-roda itu sama-sama terangkat dengan mereka; sebab roh makhluk-makhluk hidup itu berada di dalam roda-rodanya.
Eze 1:22 Di atas kepala makhluk-makhluk hidup itu ada yang menyerupai cakrawala, yang kelihatan seperti hablur es yang mendahsyatkan, terbentang di atas kepala mereka.
Eze 1:23 Dan di bawah cakrawala itu sayap mereka dikembangkan lurus, yang satu menyinggung yang lain; dan masing-masing mempunyai sepasang sayap yang menutupi badan mereka.
Eze 1:24 Kalau mereka berjalan, aku mendengar suara sayapnya seperti suara air terjun yang menderu, seperti suara Yang Mahakuasa, seperti keributan laskar yang besar; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai.
Eze 1:25 Maka kedengaranlah suara dari atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka; kalau mereka berhenti, sayapnya dibiarkan terkulai.
Eze 1:26 Di atas cakrawala yang ada di atas kepala mereka ada menyerupai takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit; dan di atas yang menyerupai takhta itu ada yang kelihatan seperti rupa manusia.
Eze 1:27 Dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke atas aku lihat seperti suasa mengkilat dan seperti api yang ditudungi sekelilingnya; dan dari yang menyerupai pinggangnya sampai ke bawah aku lihat seperti api yang dikelilingi sinar.
Eze 1:28 Seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan, demikianlah kelihatan sinar yang mengelilinginya. Begitulah kelihatan gambar kemuliaan TUHAN. Tatkala aku melihatnya aku sembah sujud, lalu kudengar suara Dia yang berfirman.
Tafsiran Wycliffe
I. Nubuat Melawan Yehuda dan Yerusalem 1:1-24:27.
Ucapan peringatan terhadap Yerusalem dan umat Israel, yang diberikan sebelum kejatuhan Yerusalem, terdiri dari: bagian pendahuluan, rincian panggilan sang nabi (ps. 1-3); tindakan-tindakan simbolis dan nubuatan yang menggambarkan penaklukan kota dan bangsa tersebut (ps. 4-7); sejumlah penglihatan yang menggambarkan dosa-dosa yang menjijikkan dari Yerusalem yang mengakibatkan kehancurannya (ps. 8-11); tindakan-tindakan simbolis, perumpamaan-perumpamaan, dan alegori-alegori yang menggambarkan perlunya pembuangan itu secara moral (ps. 12-19); dan sebuah tinjauan tentang sejarah masa lampau bangsa Israel yang sangat memerlukan hukuman tertentu (ps. 20-24).
1. Pada tahun ketiga puluh. Sejak zaman Origenus (185-254 SM), catatan waktu ini telah dipegang menjadi referensi bagi usia sang nabi sendiri, yakni usia ketika para imam memulai pelayanan mereka (Bil. 4:3, 4), sebuah sistem penanggalan yang tanpa ada persamaannya dalam sejarah Ibrani.
Penafsiran-penafsiran lainnya yang diajukan: usia Yoyakhin yang ke-30, 585 SM (Snaith); tahun ke-30 setelah pemulihan Yosia, 593/592 SM (dari Targum, Jerome, Hermann, Holscher, L. Finkelstein); tahun ke-30 dari periode Yobel terakhir (Seder Olam, Kimchi, Hitzig); tahun ke-30 dari kekaisaran neo-Babel, 606/605 SM (Scaliger, Ewald); tahun ke-30 dari Manasye, 667 SM (Torrey); tahun ke-30 dari Artaxerxes III, 328 SM (dari L. E. Browne); berbagai proses pembetulan teks: tahun ke-30 dari pemerintahan Nebukadnezar, 592 SM (Rothstein, Berth olet); tahun ke-5 dari pembuangan Yoyakhin, 595/594 SM (Herntrich).
Albright dan Howie berpendapat, bahwa ini adalah tahun ke-30 dari penyuntingan Kitab Yehezkiel, tiga tahun setelah tahun ke-27 dari 29:17, atau 567 SM, dan tahun ke-30 dari pemerintahan Yoyakhin. Bandingkan dengan II Raja-Raja 26:27. Semua penanggalan lainnya dalam nubuatan juga diperhitungkan dari "pemerintahan" atau pembuangan Yoyakhin.
Bulan yang keempat adalah pertengahan Juni sampai pertengahan Juli, yang dihitung dari bulan pertama, pertengahan Maret sampai pertengahan April.
Bersama-sama dengan para buangan. Di tengah-tengah para buangan, atau tawanan.
Kata Ibrani gôlâ ialah sebuah kata benda kolektif yang berarti "para buangan" atau dalam teorinya, "pembuangan."
Sungai Kebar (Ke-bar) atau Nehar-Kebar (1:1,3; 3:15, 23; 10:15, 20, 22; 43:3). Mungkin naru kabari, "sungai besar", "kanal besar", sebuah saluran air buatan dari Sungai Efrat.
Berawal dari sebelah atas Babel, sungai itu mengalir ke tenggara, melewati Nipur, situs pemukiman Yahudi kuno (dan situs rumah tangga perbankan karya Murashu and Sons, yang arsipnya berisi banyak nama Yahudi), dan bertemu kembali dengan Sungai Efrat di bagian bawah Ur.
Nama modernnya ialah Shatt en Nil, "Sungai Nil" (lih. H. V. Hilprecht, Explorations in Bible Lands in the Nineteenth Century, hlm. 409 dst.).
Penglihatan-penglihatan tentang Allah di sini meliputi penglihatan-penglihatan yang diberikan oleh Allah dan penglihatan-penglihatan di mana Allah terlihat.
2. Raja Yoyakhin. Raja Yehuda ke-18 dan nomor dua dari terakhir, adalah anak dari sang tiran picik, Yoyakim, dan cucu dari Yosia yang takut akan Allah.
Namanya, yang berarti "Allah yang memulai" dieja secara beragam dalam berbagai versi Alkitab: Yôyãkin, Yehezkiel 1:2; Yehôyãkin, II Raja-Raja 24:6, 12; 15; 25:27 a, b; Yeremia 52:31 a, b; II Tawarikh 36:8, 9; , Yekonyã, Yeremia 27:20; Qerè, Yeremia 28:4; 29:2; Ester 2:6; Korintus 3:16, 17; Yekon Yãhû, Yeremia 24:1; Konyãhû, Yeremia 22:24, 28; 37:1.
Dinobatkan sebagai raja oleh Firaun-Nekho dari Mesir, dia memerintah hanya tiga bulan, ketika dia buang ke Babel oleh Nebukadnezar pada tahun 597 SM, bersama-sama dengan orang-orang golongan atas (II Raj. 24:8-16).
Dia dibebaskan oleh Amel Marduk (Merodach Jahat), anak Nebukadnezar pada tahun 560 SM, tahun ke-37 dari masa pembuangannya (II Raj. 25:27).
"Batu-batu tulis Yoyakhin" yang diterbitkan pada tahun 1939, menunjuk pada "Yaukin" dan anak-anaknya ketika menerima bagian rangsum (Albright, DA, V , hlm. 49-55).
Yeremia (22:20-30) dan Yehezkiel (19:5-9) tampaknya bersimpati terhadapnya.
Cucunya, Zerubabel, ada dalam garis keturunan Mesianis (bdg. Mat. 1:11, 12; Ezr. 3:8; I Taw. 3:17-19).
Tahun kelima sesudah raja Yoyakhin dibuang (Juni - Juli, 592 SM) adalah yang pertama dari 14 keterangan tanggal dalam Kitab Yehezkiel (bdg. 1:2; 3:16; 8:1; 20:1; 24:1; 26:1; 29:1; 9:17; 30:20; 31:1; 32:1; 32:17; 33:21; 40:1).
Yehezkiel adalah nabi pertama yang memberi tanggal untuk pesan-pesannya secara kronologis. (Untuk penanggalan dari periode tersebut, bdg. J. Finegan, "Nebuchadnezzar and Jerusalem," JBR, 25 , hlm. 203-205).
3. Imam Yehezkiel (Yehezgē'l: "Allah menguatkan"). Tidak ada yang diketahui tentang ayahnya, Busi.
Nabi-nabi lain dengan latar belakang imam adalah: Samuel (I Taw. 6:28; I Sam. 7:9; 11:14; 16:2 dst.); Yeremia (1:1); Zakharia (1:7; Neh. 12:4, 16; Ezr. 5:1).
Kekuasaan TUHAN meliputi dia. Suatu pernyataan yang menggambarkan suatu kondisi menjelang ekstase nabi (Lihat juga 3:14, 22; 8:1; 33:22; 37:1; 40:1).
Tiga belas naskah Ibrani dan versi Septuaginta, Siria, dan Arab berbunyi meliputiku.
Penglihatan Pengukuhan Sang Nabi: Teofani (1:4-28).
Panggilan Yehezkiel datang dalam bentuk teofani, suatu manifestasi Allah di tengah-tengah badai.
Penglihatannya digambarkan jauh lebih rinci daripada teofani Musa (Kel. 33; 24:9 dst.), Amos (7:15), Yesaya (ps. 6), Yeremia (1:4-10), atau Daniel (7:9 dst.).
Dia mulai dari bawah, dengan menggambarkan lebih dulu empat makhluk hidup, dengan empat sayap dan empat wajah, campuran antara bentuk manusia dan binatang yang membentuk kereta - takhta (ay. 4-14), lalu roda-roda di antara roda-roda yang memampukan kereta tersebut bergerak ke seluruh empat penjuru tanpa berbelok (ay. 15-21), dan akhirnya cakrawala hablur yang di atasnya terdapat apa yang menyerupai takhta, di mana bertakhta yang menyerupai manusia seperti api yang dikelilingi kemuliaan seperti pelangi (ay. 22-28).
4. Untuk penampakan Allah dalam angin badai (ASV; AV, angin puyuh) dan awan, lihat juga Keluaran 9:24; 19:16; Hakim-Hakim 5:4; I Raja-Raja 19:11; Mazmur 29; Zakharia 9:14.
Dari Utara. Di sini Yehezkiel tidak sedang meminjam konsep mitos, bahwa utara adalah kediaman dewa-dewa, tetapi mungkin sedang menunjukkan transendensi Allah.
Api yang berkilat-kilat. Harfiahnya: api yang bernyala-nyala sendiri.
Suasa mengkilat (RSV). Ibrani, laksana mata hashmal. Hanya digunakan dalam 1:4, 27; 8:2. Bandingkan bahasa Akad elmesu dan bahasa Mesir hesmen, "perunggu" (G. R. Driver, VT, I , 60-62).
5. Menyerupai (demût) dan kelihatannya (mar'eh) muncul 10 dan 14 kali dalam penjelasan tersebut.
Nabi Yehezkiel merasakan kurangnya bahasa manusia untuk menggambarkan apa yang tidak terlukiskan dengan kata-kata itu, tetapi dia juga berhati-hati untuk menghindari antropomorfisme.
Empat makhluk hidup (bayyôt) belakangan disebut sebagai kerub (10: 15, 20).
7. Kaki mereka (legs) (dan bukannya feet; bdg. Kej. 49:10; Yes. 6:2; 7:20) adalah lurus, tanpa sendi lutut; dan telapak kaki mereka bulat (Targum, Aquila) seperti kaki anak lembu, untuk meniadakan menekuk dan membelok.
8. Setiap kerub mungkin memiliki dua tangan, karena pada keempat sisi mereka bisa bermakna "pada sisi dari keempat mereka".
9. Kerub-kerub tersebut, dengan sepasang sayap yang terentang saling menyentuh, membentuk sisi-sisi kereta, yang bisa bergerak dalam semua arah, dengan tidak berbalik (bdg. ay. 12). Sepasang sayap lainnya menutupi tubuh mereka (ay. 11).
10. Masing-masing kerub memiliki empat wajah, muka manusia di depan, muka singa di sebelah kanan, muka lembu di sebelah kiri, dan muka rajawali di belakang (bdg. 10:14; Why. 4:7).
12. Roh Allah menuntun gerakan mereka (bdg. ay. 20; 10:17), sebagaimana Dia menuntun Yehezkiel (2:2; 3:12, 24; 11:24).
13. Diterjemahkan: Di tengah makhluk-makhluk hidup itu (demikian RV di pinggir halaman., Moffatt, RSV, LXX, dan Latin Kuno) Api, suluh (ASV), dan kilat menyala dari tengah-tengah mereka (bdg. Kel. 3:2; 13:22; 19:18; Bil. 11:1-3; Ul. 4:24; II Raj. 1:12).
14. Ayat ini dihilangkan oleh LXX B sebagai penjelasan di pinggir halaman dari ayat 13. Teks Ibrani tampaknya berisi kesalahan dalam penyalinan.
15. Selanjutnya nabi melihat di samping masing-masing dari keempat makhluk-makhluk hidup itu (RSV) roda-roda.
16. Rupa roda-roda itu seperti kilauan (harf., mata) permata pirus (RSV; AV, beryl). Ibrani, tarshîsh.
Batu yang diberi nama dari Tarshish, atau Tartessus, di Spanyol selatan, mungkin permata pirus kuno (batu emas), yang berhubungan dengan batu ratna cempaka berwarna emas, bukan batu hijau biru pucat atau beryl.
Roda yang satu di tengah-tengah yang lain. Penjelasan yang paling umum ialah, bahwa setiap roda kelihatan seperti dua roda saling menyilang pada sudut yang tepat untuk membentuk sebuah roda majemuk, yang bisa bergerak ke berbagai arah tanpa mengubah bagian depan (ay. 17).
18. Teks Ibraninya kacau.
LXX mengusulkan: Mereka mempunyai lingkar (atau, bagian luar pelek; AV, lingkaran-lingkaran).
Dan aku melihat. (bukan seperti dalam bahasa Ibrani: dan ketakutan ada pada mereka). Bahwa sekeliling lingkar yang empat itu penuh dengan mata, melambangkan kehidupan dan akal budi.
19-21. Ada kesatuan antara makhluk-makhluk hidup dan roda-roda tersebut, yang diarahkan oleh Roh Allah.
Bandingkan dengan keterangan tentang roda-roda dari takhta milik "Yang Lanjut Usianya" dalam Daniel 7:9, dan dari kereta-kereta penopang di Bait Salomo, I Raja-Raja 7:27-30, serta dari kereta dalam I Tawarikh 28:18.
Di kemudian hari, "Ophannim", roda-roda yang dipersonifikasi seperti manusia, berdiri dekat kerub dan serafim di hadirat Allah (Henokh 61:10; 71:7).
22. Yang menyerupai cakrawala. Ibrani: rãqia muncul 17 kali dalam Alkitab, di Kejadian 1; Yehezkiel 1; 10:1; Mazmur 19:1; 150:1; Daniel 12:3.
Di sini gambarannya adalah suatu "cakrawala" terbentang di atas (RSV) kepala makhluk-makhluk hidup tersebut seperti hablur es (harf: seperti mata atau kilauan es; demikian LXX, Siria, Vulgata. Bdg. Why. 4:6. "yang mendahsyatkan," dihapus dalam LXX).
24. Ketika bergerak, suara sayap mereka seperti suara air terjun yang menderu (Mzm. 42:7; Yes. 17:12), seperti suara Yang Mahakuasa (Mzm. 29, "suara TUHAN," tujuh kali), seperti keributan laskar yang besar (RSV; Yes. 17:12; Yl. 2:5).
Yang Mahakuasa. Ibrani: Shadday adalah istilah sebelum zaman Musa untuk Allah, terutama digunakan dalam puisi, atau dalam prosa dengan El (Allah) sebagai awalan (Kej. 17:1).
Nama tersebut dari akar kata yang tidak pasti, tetapi bisa lebih berarti "mahatahu, serba mengetahui" daripada "Mahakuasa" atau "dari gunung-gunung" (bdg. N. Walker, "A New Interpretation of the Divine Name Shaddai," ZAW, 72 (1960), hlm. 64-66).
25. Ayat ini dihilangkan oleh sembilan naskah Ibrani, LXX, dan naskah Siria, sebagai sebuah ditografi.
26. Di atas cakrawala ada sebuah takhta yang kelihatannya seperti permata lazurit (bdg. Kel. 24:10). Ini mungkin batu biru langit seperti kelereng yang dikenal sebagai lapis lazuli.
27. Bagian atas dari sesuatu yang menyerupai manusia yang duduk di atas takhta ditunjukkan seperti suasa mengkilat (RSV; harf: seperti mata hashmal; bdg. ay. 4), yang ditudungi api di sekelilingnya (harf: seperti rupa api yang mengelilingi sebuah rumah); sementara bagian bawahnya, juga ditutupi oleh api yang dikelilingi sinar.
28. Sinar yang mengelilingi takhta Tuhan seperti busur pelangi, yang terlihat pada musim hujan di awan-awan. Ini menunjukkan ketenangan setelah badai.
Bagi orang-orang Ibrani dan bagi kita, pelangi mengingatkan pada perjanjian yang dibuat Allah dengan Nuh (bdg. Kej. 9:12; Why. 4:3; 10:1).
Kemuliaan Tuhan (kebôd Y H W H, 1:28; 3:12, 23; 10:4, 18; 11:23; 43:4, 5; 44:4; dan "kemuliaan Allah Israel" 8:4; 9:3; 10:19; 11:22; 43:2) dalam Kitab Yehezkiel terutama berarti "sesuatu seperti sinar dan kemuliaan yang menunjukkan Hadirat ilahi" (Cook, Ezekiel, ICC, hlm. 22).
Ide dasar dari kãbôd adalah "berat" (weight; heaviness) dan mengandung ide tentang suatu manifestasi eksternal dan fisik dari kemuliaan, keunggulan, atau keagungan (bdg. Betteridge, "Glory," ISBE, II, 1235 dst.).
Di hadirat Allah, Yehezkiel menyadari ketidaklayakannya (bdg. Kej. 32:30; Kel. 20:19, 20; 24: 11; Yes. 6:5; Yer. 1:6).
Dari penglihatannya, Yehezkiel mengetahui, bahwa Allah tidak terbatas di Palestina, tetapi ada di Babel di antara para buangan, turun ke bumi di atas kerub dan badai (Mzm. 18:10; 104:3).
Kereta tersebut bisa bergerak dengan cepat ke semua jurusan, yang dilambangkan dengan angka empat.
Makhluk-makhluk yang menghadap ke empat arah (ay. 9, 10, 17) menunjukkan suatu pemikiran, bahwa semua bagian alam semesta terbuka bagi pandangan Allah.
Sayap-sayap menghubungkan penglihatan tersebut dengan surga dan roda-roda dengan bumi.
Jadi, tidak ada tempat yang tidak dapat dimasuki oleh hadirat dan kuasa ilahi.
Melalui ini, kemahahadiran Allah dinyatakan secara kuat.
Figur yang duduk di atas takhta berbicara tentang kemahakuasaan dan pemerintahan tertinggi Allah (ay. 26).
Kedaulatan Allah dinyatakan lewat ciptaan yang tidak bernyawa, yaitu angin, awan, api, guruh (ay. 4, 24), dan ciptaan yang bernyawa, yaitu empat makhluk hidup (ay. 5, 10).
Bentuk manusia yang umum dan berbagai wajah dari makhluk-makhluk hidup menunjukkan kemuliaan yang diberikan oleh Allah kepada berbagai bagian ciptaan-Nya, refleksi dari keagungan-Nya: manusia, akal budi; rajawali, kecepatan; lembu, kekuatan; singa, keagungan.
Para rabi menjelaskan simbolisme tersebut sebagai berikut: "Manusia dimuliakan di antara ciptaan; rajawali dimuliakan di antara burung-burung; lembu dimuliakan di antara binatang-binatang ternak; singa dimuliakan di antara binatang-binatang liar; dan semua telah menerima kuasa, dan kebesaran telah diberikan kepada mereka, tetapi mereka ditempatkan di bawah kereta Yang Kudus" (Midrash Rabbah Shemoth, § 23, dalam Kel. 15:1).
Suara gaduh dari sayap-sayap kerub (ay. 24) adalah kesaksian dari semua ciptaan tentang Allah (Mzm. 19:1), sementara badan yang ditutupi (ay. 8, 11) melambangkan ketidakmampuan semua makhluk untuk berdiri di hadirat Allah yang kudus (bdg. Yes. 6:2).
Para Bapak Gereja memakai empat wajah tersebut sebagai lambang para Penulis Injil.
Irenaeus, Jerome, Athanasius, dan Augustine berbeda dalam penggunaan lambang-lambang itu.
Penggunaan oleh Jerome, yang memiliki popularitas terbesar, ialah sebagai berikut: manusia, Matius; singa, Markus; lembu, Lukas; rajawali, Yohanes.
Sementara dewa-dewa Babel Marduk, Nebo, Nergal, dan Ninib ditunjukkan masing-masing oleh lembu, manusia, singa, dan rajawali (Yeremia), Yehezkiel sangat mungkin mengambil simbolismenya dari gambar-gambar dalam Bait Suci Salomo (I Raj. 6:23-35; 7:27-37) dan dari tutup pendamaian di atas tabut di dalam Kemah Suci (Kel. 25:10-22).
Mata pada roda-roda menunjukkan akal budi yang mahatahu (ay. 18), sementara roh di sayap dan roda (ay. 20, 21) menggambarkan karya universal Roh Allah yang terlihat dalam kesatuan dan keselarasan karya-karya-Nya.
Kesucian dan kekudusan ilahi ditunjukkan oleh api (ay. 27), sementara pelangi di sekeliling takhta menggambarkan keindahan yang sempurna, dan mungkin juga, ide tentang pengampunan dan belas kasihan (ay. 28).
Kemuliaan ini terlihat oleh Yehezekiel di Sungai Kebar (1:4-28), memberinya pesan di Tel-abib (3:12 dst., 22 dst.), memindahkannya dari kediamannya di pembuangan ke jalan masuk dari pintu gerbang pelataran dalam Bait Suci di Yerusalem (8:4, 5), pergi dari kerub di Bait Suci ke ambang pintu Bait Suci (9:3; 10:4), naik dari ambang pintu ke pintu gerbang timur dari pelataran luar Bait Suci (10:15, 16, 18, 19), naik dari tengah-tengah kota ke Bukit Zaitun di sebelah timur kota (11:22, 23), tetapi kembali untuk memenuhi Bait Allah yang baru dan menyucikan orang-orang (43:2-7; 44:4).
Garis Besar Kitab Yehezkiel
Kitab Yehezkiel terdiri dari dua bagian: pasal 1-24, serangkaian pesan yang disampaikan sebelum kejatuhan Yerusalem, yang isinya secara umum adalah tentang "malapetaka"; pasal 25-48, disampaikan setelah kejatuhan Yerusalem, dengan tema dasar tentang "pengharapan".
Kitab Yehezkiel lebih cocok dipelajari dalam empat judul: pasal 1-24, Nubuat tentang Penghukuman atas Yehuda dan Yerusalem; pasal 25-32, Nubuat Melawan Bangsa-bangsa Sekitar; pasal 33-39, Nubuat tentang Pemulihan Israel; pasal 40-48, Penglihatan-penglihatan tentang Bait Suci Yang Baru dan Hukum Yang Baru bagi Orang-orang Tebusan.
I. Nubuat melawan Yehuda dan Yerusalem. 1:1-24:27.
A. Pendahuluan: Panggilan Yehezkiel. 1:1-3:27.
1. Tulisan awal. 1:1-3.
2. Penglihatan pengukuhan sang nabi: Teofani. 1:4-28.
3. Masa inisiasinya menuju jabatan nabi. 2:1-3:27.
B. Kejatuhan kota dan bangsa itu dinubuatkan. 4:1-7:27.
1. Empat tindakan simbolis tentang Yerusalem. 4:1-5:17.
2. Nubuat melawan gunung-gunung Israel, tempat pemujaan berhala. 6:1-14.
3. Ratapan atas kejatuhan Yehuda. 7:1-27.
C. Dosa dan nasib Yerusalem. 8:1-11:25.
1. Penglihatan tentang empat kejijikan yang dilakukan di Bait Suci. 8:1-18.
2. Penglihatan tentang penduduk yang dibantai oleh beberapa pembalas ilahi. 9:1-11.
3. Penglihatan tentang Yerusalem yang dihancurkan oleh api. 10:1-22.
4. Penglihatan tentang kondisi di dalam kota dan kepergian Tuhan dari kota itu. 11:1-25.
D. Perlunya pembuangan itu secara moral. 12:1-19:14.
1. Tindakan-tindakan simbolis yang menunjukkan pembuangan dan penyerbuan. 12:1-20.
2. Nubuat dan kekejaman-kekejaman di dalamnya. 12:21-14:23.
3. Perumpamaan tentang pohon anggur. 15:1-8.
4. Perumpamaan tentang anak yang diketemukan. 16:1-63.
5. Perumpamaan tentang pohon anggur dan dua ekor rajawali. 17:1-24
6. Keadilan Allah ditunjukkan dalam perlakuan-Nya terhadap individu. 18:1-32.
7. Perumpamaan tentang dua ekor singa dan pohon anggur. 19:1-14.
E. Kejatuhan Israel yang akan datang tidak terelakkan dan perlu. 20:1-24:27.
1. Tinjauan tentang ketidaksetiaan Israel, dan pemeliharaan atas Israel. 20:1-44.
2. Israel akan dihukum oleh pedang amarah Allah. 20:45-21:32.
3. Dosa-dosa Yerusalem akan dihakimi dalam peleburan logam. 22:1-31.
4. Perumpamaan tentang Ohola dan Oholiba. 23:1-49.
5. Simbol-simbol tentang pengepungan terakhir terhadap Yerusalem. 24:1-27.
II. Nubuatan-nubuatan melawan bangsa-bangsa asing: Kedaulatan universal Allah. 25:1-32:32.
A. Amon. 25:1-7.
B. Moab. 25:8-11.
C. Edom. 25:12-14.
D. Filistin. 25:15-17.
E. Tirus. 26:1-28:19.
1. Nubuat tentang kehancuran Tirus. 26:1-21.
2. Ratapan atas kejatuhan Tirus. 27:1-36.
3. Kejatuhan raja Tirus. 28:1-19.
4. Sidon. 28:20-26.
F. Mesir. 29:1-32:32.
1. Kehancuran dan pemulihan Mesir. 29:1-16.
2. Mesir akan diserahkan kepada Nebukadnezar sebagai imbalan. 29:17-21.
3. Kehancuran Mesir dan sekutunya. 30:1-19.
4. Kekuatan Firaun akan dihancurkan. 30:20-26.
5. Perumpamaan tentang pohon aras yang besar. 31:1-18.
6. Ratapan untuk Firaun, sang naga. 32:1-16.
7. Ratapan atas turunnya Firaun ke dunia orang mati. 32:17-32.
III. Nubuatan tentang pemulihan Israel. 33:1-39:29.
Perjanjian Baru (New Covenant): Penyucian Israel, pemulihan serta damai sejahtera kekalnya, dan pemulihan sekularnya.
A. Sang nabi: Fungsinya dalam mempersiapkan zaman baru. 33:1-33.
B. Keluarga rajani: Gembala-gembala Israel yang mementingkan diri sendiri dan Gembala yang Baik. 34:1-31.
C. Tanah: Israel akan dipulihkan dan dibuat berbuah. 35:136:38.
1. Edom yang jahat akan dihancurkan. 35:1-15.
2. Israel akan dimuliakan dan diberkati. 36:1-15.
3. Prinsip-prinsip penebusan digambarkan. 36:16-38.
D. Bangsa: Kebangkitan tulang-tulang kering Israel; penyatuan kembali Yehuda dan Israel. 37:1-28.
E. Damai Sejahtera: Tuhan akan membela Israel terhadap serangan Gog. 38:1-39:29.
1. Serangan Gog dan kehancurannya. 38:1-23.
2. Kelanjutan nubuat melawan Gog. 39:1-29.
IV. Penglihatan tentang masyarakat yang dipulihkan: Bait Suci yang baru dan hukum yang baru. 40:1-48:35.
A. Gambaran tentang Bait Suci yang baru. 40:1-43:27.
1. Bait Suci yang baru dengan pelataran-pelataran dan kamar-kamarnya. 40:1-42:20.
a. Pelataran, tembok, dan serambi. 40:1-49.
b. Bait Suci dan Ruang Mahakudus. 41:1-26.
c. Kamar untuk para imam. 42:1-20.
2. Kembalinya Tuhan ke Bait Suci. 43:1-12.
3. Mezbah dan persediaan untuk persembahan Bait Suci. 43:13-27.
B. Ibadah penyembahan yang baru dengan pelayanan dan sistem persembahan kurban yang ideal. 44:1-46:24.
1. Orang-orang yang boleh melayani di dalam Bait Suci. 44:1-31.
2. Bagian tanah untuk para imam, kaum Lewi, dan raja; dan hal-hal yang harus dibayarkan kepada raja. 45:1-17.
3. Persembahan-persembahan yang harus dilakukan pada hari-hari raya dan masa-masa yang ditetapkan lainnya. 45:18-46:24.
C. Israel ditata kembali menurut pembagian suku. 47:148:35.
1. Aliran air yang memberi hidup keluar dari Bait Suci. 47:1-12.
2. Batas-batas dan pembagian tanah suci. 47:13-23.
3. Bagian wilayah suku-suku, imam-imam, kota, dan raja. 48:1-35.
Pendahuluan Kitab Yehezkiel
Masa.
Data dalam Kitab Yehezkiel menempatkan pelayanan sang nabi pada tahun-tahun awal dari pembuangan ke Babel, antara tahun 593/592 dan 571/570 SM (1:1, 2; 29:17).
Nabi Yehezkiel, dari lokasinya di Babel, mendapat penglihatan tentang kejatuhan dan pemulihan bangsa Israel; sementara rekannya yang lebih tua, Yeremia, di Yerusalem, sesungguhnya melihat nafas Kerajaan Yehuda yang sedang sekarat (Yer. 1:1-3).
Selama abad ke-8 dan 7 SM, penguasa Asyur yang kejam menekan kerajaan Israel dan Yehuda.
Kerajaan Utara jatuh pada tahun 721 SM; tetapi Yehuda, meskipun sudah sangat lemah, berusaha untuk bertahan lebih lama daripada musuhnya.
Saat pemerintahan Ashurbanipal (669-633 SM), kekaisaran Asyur mulai melemah.
Mesir melepaskan diri dari Asyur pada tahun 655 SM.
Selama beberapa tahun Asyur berperang melawan Babel dan Media.
Ibu kota Asyur kuno, Asyur, menyerah pada tahun 614 SM, dan Niniwe yang telah lama jaya benar-benar dihancurkan pada tahun 612 SM.
Pada tahun 607 SM, sisa-sisa kerajaan Asyur telah berakhir.
Dengan memanfaatkan kejatuhan Asyur, Yosia (640/639-609/608), raja besar terakhir Yehuda memperkuat kerajaannya.
Masa pemerintahannya yang cemerlang terhenti oleh pertempuran di Megido dengan Firaun-Nekho II dari Mesir, yang sedang berupaya untuk membantu kekaisaran Asyur sebagai benteng perlindungan melawan orang Kasdim (II Raj. 23:29).
Salum atau Yoahas (Yer. 22:10-12; Yeh. 19:2-4), yang menggantikan ayahnya, Yosia, dibuang ke Mesir setelah memerintah selama tiga bulan, dan Yoyakim, anak Yosia yang lebih tua, diangkat menjadi raja oleh Nekho (II Raj. 23:31-35).
Bangsa Mesir di bawah kekuasaan Nekho dikalahkan oleh Nebukadnezar di Karkemis di Sungai Efrat pada tahun 605 SM (Yer. 46:2).
Bangsa Kasdim menjadi penguasa dunia yang baru (II Raj. 24:7), di mana Yehuda menjadi daerah jajahan.
Yoyakim (608-597 SM) menganiaya para nabi (Yer. 7; 26; 36), menghancurkan kehidupan rohani bangsa itu (Yer. 7:1-15; 13; 16-20; bdg. Yeh. 8), dan menunjukkan dirinya sebagai seorang tiran yang picik (Yer. 22:13-15, 17-19).
Dia memberontak terhadap Nebukadnezar pada tahun 602 SM dan diganggu oleh bangsa-bangsa di sekitarnya (II Raj. 24:1).
Dia mati secara tidak terhormat sebelum serangan hukuman oleh Nebukadnezar mencapai Yehuda (Yer. 22:19).
Yoyakhin (Yekoniah atau Koniah) anak Yoyakim, memerintah tiga bulan dan kemudian menyerah kepada Nebukadnezar (II Raj. 24:8-17; Yer. 22:24-30; Yeh. 19:5-9).
Setelah merampok Yerusalem, penguasa Kasdim membuang beberapa ribu penduduk kelas atas ke Babel.
Oleh Yeremia, orang-orang ini diumpamakan sebagai "buah ara yang baik", harapan bagi masa depan Israel, lawan dari "buah ara yang jelek", kaum termiskin dari bangsa Israel, yang ditinggalkan (Yer. 24; 29).
Termasuk dalam kelompok yang dibuang adalah Yehezkiel, yang memberi tanggal untuk pesan-pesannya dari tahun pembuangan Yoyakhin (1:1, 2; 3:16; 8:1; 20:1; 24:1; 26:1; 29:1; 29:17; 30:20; 31:1; 32:17; 33:21; 40:1).
"Batu tulis Yoyakhin" yang diterbitkan pada tahun 1939, menunjuk pada "Yaukin raja Yahud" dan anak-anaknya (bdg. W.F. Albright, "King Joiakin in Exile," BA, V [Des 1942], hlm. 49-55).
Dia dibebaskan dari pemenjaraannya oleh Amel-Marduk, anak Nebukadnezar, pada tahun 560 SM, tahun ke-37 dari pembuangannya.
Raja Yehuda ke-19 dan terakhir adalah Zedekia (597-586), anak ketiga dari Yosia (II Raj. 24:17-25:7; Yeh. 19:11-14), seorang raja yang lemah (Yer. 37; 38), yang dengan segera melanggar sumpah setianya kepada Nebukadnezar dengan bergabung dalam sebuah koalisi bangsa-bangsa yang memberontak (Yeh. 17:13-15; Yer. 27:1-11).
Kebodohan ini menyebabkan bangsa Kasdim yang hendak membalas dendam datang ke Yerusalem.
Setelah pengepungan selama satu setengah tahun (II Raj. 25:1-3), terbebas selama waktu yang singkat karena desas-desus tentang kedatangan tentara Mesir di bawah Firaun Hofra (Yer. 34:3; 37:5-8), kota Yerusalem dihancurkan, Bait Suci dirampok dan dibakar, Zedekia ditawan, dan sejumlah orang dibuang ke Babel (II Raj. 25:1-21).
Yeremia memilih untuk tetap tinggal di tanah Yehuda bersama orang-orang yang masih bertahan hidup dan sengsara di bawah pemerintahan Gedalya di Mizpa.
Setelah Gedalya terbunuh secara curang, orang-orang tersebut, karena takut akan pembalasan, pindah ke Mesir, dengan mengabaikan nasihat Yeremia (Yer. 40-44).
Alkitab menceritakan sedikit sekali tentang pembuangan, dan Yehezkiel khususnya tidak bersedia mengungkapkan lebih banyak tentang itu.
Beberapa orang pasti menjadi buruh atau budak, sementara yang lainnya menjadi makmur, sebagaimana ditunjukkan dalam batu-batu tulis berisi perjanjian dari Nippur (lih. pada 1:1).
Pemimpin-pemimpin seperti Zerubabel, Ezra, dan Nehemia muncul dari gold (orang-orang buangan).
Banyak orang buangan yang rupanya tinggal di rumah-rumah mereka sendiri (Yer. 29:1-7), di berbagai pemukiman (Ezr. 2:59; Neh. 7:61), dan memiliki suatu organisasi para tua-tua (Yeh. 3:15, 24; 8:1; 14:1; 20:1; 33:31).
Beberapa orang kehilangan iman; tetapi bagi mereka yang tetap setia, Yehezkiel menjadi menara kekuatan.
Tidaklah mengherankan, bahwa meski telah disingkirkan dari negeri mereka, dari Bait Allah, dan dari berbagai kurban persembahan, mereka tetap mengutamakan puasa, hari Sabat, serta sunat, doa, pembacaan Kitab Suci, serta pengidungan mazmur, yakni cikal bakal sinagoge, terus ditekankan.
Pribadi.
Yehezkiel (Allah meneguhkan), anak Busi, berasal dari keluarga imam, mungkin dari bani Zadok (1:3; 40:46; 44:15).
Dia menunjukkan hubungannya yang sangat dekat dengan Yerusalem, di mana dia menghabiskan tahun-tahun pertamanya, dan dengan Bait Sucinya.
Pada tahun 597 SM, dia dibuang ke Babel oleh Nebukadnezar, bersama dengan raja Yoyakhin dan orang-orang penting dari Yerusalem.
Rumahnya di Tel-Abib, koloni terpenting dari orang-orang buangan, di Sungai Kebar atau "Kanal Besar" (1:1; 3:15), dekat kota Nipur, sebelah tenggara Babel.
Dia memiliki istri yang tercinta, tetapi tidak memiliki anak (24:16-18).
Sebagai orang yang tampaknya dihormati, kediamannya menjadi tempat pertemuan para tua-tua dari orang-orang buangan (3:24; 8:1; 14:1; 20:1).
Sebagai tanggapan terhadap suatu penampakan Allah yang indah (1:4-28), dia ditugaskan menjadi juru bicara Allah dan penjaga atas orang-orang buangan (ps. 2; 3).
Pelayanannya berlangsung sejak tahun kelima dari pembuangan Yoyakhin, 592 SM, sampai tahun ke-27, 570 SM (1:2; 29:17).
Sebelum kejatuhan Yerusalem pada tahun 586 SM, dia terutama merupakan seorang pengkhotbah mengenai pertobatan dan penghakiman (ps. 1-24).
Bagi suatu masyarakat yang pemberontak, yang cenderung menyembah berhala, dan yang dengan mudah dipengaruhi oleh lingkungan kafir, Yehezkiel terus-menerus memberikan peringatan (2:3 dst.; 3:4-11; 13; 14:1 dst.; 18:2, 25; 20:1 dst.).
Dia mengingatkan para buangan, bahwa orang-orang yang masih hidup di Yerusalem punya keyakinan yang salah, yaitu tentang tidak akan diganggu gugatnya Bait Suci dan tanah Israel (11:1-15), serta menganggap masih sangat jauhnya hari pembalasan (12:21-28).
Bagi para pendengarnya yang berputus asa, setelah kejatuhan Yerusalem (24:21 dst.; 33:10, 17; 37:11), dia menjadi seorang penghibur, pembawa berita keselamatan, seorang yang memaparkan pentingnya agama dalam batin, seorang nabi bagi orang-orang Israel yang dikumpulkan kembali, dan seorang yang mendapat penglihatan mengenai pemulihan yang dilakukan Allah terhadap Bait Suci, ibadah, dan tanah bagi bangsa Israel yang sudah ditebus dan disucikan (33:11; 34; 36:25-31; 37; 40-48).
Dia menggambarkan hukuman yang jatuh atas bangsa-bangsa musuh yang dipimpin oleh Gog dan Magog (ps. 38; 39), tetapi memberi petunjuk tentang pertobatan bangsa-bangsa lain, misalnya, Sodom dan Samaria (16:53 dst.), dan melihat sebelumnya tentang banyak bangsa yang datang bernaung, seperti burung-burung, di bawah pohon aras yang besar, Sang Mesias (17:22-24).
Yehezkiel menyampaikan pesannya dengan metode-metode yang begitu mengesankan, seperti perumpamaan (ps. 15; 16; 17:1-21; 19; 21:1-17; 23; 24:1-14), tindakan-tindakan simbolis (4:1-5:4; 12:1-7, 17-20; 21:18-23; 24:3-5, 15-24; 37:15-17), dan penglihatan-penglihatan (1:4-28; 2:9-3:3; 3:22, 23; 8-11; 37:110; 40-48).
Sebagaimana bagi Zakharia, begitu juga bagi Yehezkiel, seorang malaikat yang memberikan penafsiran pun penting dalam penglihatan-penglihatannya (sering kali dalam 40-48; mis., 40:3, 4; 43:6, 7; 47:1 dst.).
Gambaran apokaliptik muncul berulang kali (7:5-12; 20:33-44; 28:25, 26; 34:25-31; 36:8-15, 33-36; 38; 39; 47:1-12).
Penguasaan Yehezkiel akan banyak bentuk prosa dan puisi menunjukkan persiapan dan pemikiran yang seksama.
Selama generasi terakhir, para ahli mengajukan teori-teori yang sangat berbeda mengenai Yehezkiel:
- Bahwa orang seperti dia tidak ada, tetapi kitab itu adalah suatu pseudepigrafa (karya sastra Yahudi yang tidak termasuk dalam kanon Alkitab maupun dalam apokrif) dari 230 SM (C.C. Torrey)
- Bahwa dia hidup pada masa Manasye, berasal dari Israel Utara, dan menulis kepada diaspora Asyur (James Smith)
- Bahwa semua pelayanannya bertempat di Palestina tetapi setelah tahun 586 SM di Babel (Bertholet, Auvray, Van den Born, Oesterley dan Robinson)
- Bahwa dia memiliki beberapa tempat kediaman (I.G. Matthews, Fisher, Freedman)
- Bahwa dia seorang dari Israel Utara pada tahun 400 SM (Messel)
Ketidakmampuan para ahli untuk menghasilkan sebuah teori yang lebih baik daripada pandangan tradisional, ditambah dengan bukti yang kuat untuk itu, menunJukkan, bahwa tidak ada perubahan yang diperlukan berkaitan dengan tempat kediaman Yehezkiel (bdg., Carl G. Howie, "The Residence of Ezekiel," dalam The Date and Composition of Ezekiel, hlm. 5-26).
Berbagai usaha telah diupayakan untuk membuktikan, bahwa Yehezkiel adalah seorang psikopat.
E.C. Broome, yang menulis dalam "Ezekiel Abnormal Personality" (JBL, 65 [1946], hlm. 272-292) mendiagnosanya sebagai terganggu oleh katatonik atau schizofrenia paranoid.
Howie secara seksama telah membandingkan apa yang disebutnya bukti untuk penyakit schizofrenia Yehezkiel dengan kesamaan-kesamaan antara Yehezkiel dan penganut aliran mistik lainnya ("Psychological Aspects of Ezekiel and His Prophecy," op. cit., hlm. 69-84).
Dia menunjukkan betapa tidak masuk akalnya bagi seorang siswa psikiatri non-profesional untuk menyatakan diri berhasil melakukan psikoanalisis terhadap seorang yang telah meninggal selama 2500 tahun.
Howie berkata: "Yehezkiel ... pada dasarnya adalah seorang penganut aliran mistik dengan suatu imajinasi yang sensitif dan artistik yang menghasilkan beberapa penglihatannya yang terkenal dan kata-kata kiasan simbolis dalam sastra Alkitab ... Dia berperilaku sangat berbeda dengan 'norma' tetapi dia tidak benar-benar menderita psikopat. Tidak ada nabi yang normal, kalau tidak dia tentu tidak akan menjadi seorang nabi. Keanehan atau ketidaknormalan Yehezkiel tampaknya merupakan rahasia dari kebesarannya" (ibid., hlm. 84).
Nabi Yehezkiel disebut sebagai "orang pertama yang mengekspresikan dogma secara kuat dalam Perjanjian Lama", "Calvin Perjanjian Lama", "orang yang paling berpengaruh dalam seluruh perjalanan sejarah Ibrani", "bapak Yudaisme", "nabi dengan tanggung jawab pribadi", dan lain-lain.
Orang yang secara serius menyelidiki Kitab Yehezkiel bisa dengan mudah melihat bagaimana pujian-pujian semacam itu bisa digunakan untuk imam, nabi, dan gembala ini.
Kitab - Penulis dan Kesatuan.
Kitab tersebut, kecuali untuk penjelasan redaksional, oleh sebagian besar ahli dianggap sebagai berasal dari Yehezkiel di gôlâ Babel; tetapi para ahli modern sering kali menentang soal kesatuan dan penulis tunggal dari kitab ini.
Oeder, pada tahun 1771, tidak mengakui keaslian pasal 40.48, dan selain itu Carrodi (1791) menolak pasal 38; 39.
Zunz (1831) menempatkan kitab tersebut dalam periode Persia, sekitar tahun 440-400 SM, dengan pasal 25-28 ditulis pada tahun 332 SM.
Seinecke (1876-1884) menilai Kitab Yehezkiel sebagai pseudepigrafa dari tahun 163 SM.
Kraetzschmar (1900) dan Hermann (1908) berpendapat, bahwa ada dua perbaikan teks dari kitab tersebut.
Gustav Holscher, pada tahun 1924, mengemukakan pandangan yang radikal, bahwa hanya pesan-pesan mengenai bencana yang ditulis dalam bentuk qina puitis yang bisa dihubungkan dengan Yehezkiel secara pasti.
Karena itu, katanya, 6/7 bagian kitab ini merupakan editorial, hanya 170 dari keseluruhan 1273 ayat yang memang ditulis oleh nabi tersebut.
C. C. Torrey (1930) menilai kitab tersebut sebagai pseudepigrafa yang berasal dari tahun 230 SM, tetapi dinyatakan berasal dari zaman Manasye.
Dalam mendukung pandangan-pandangannya, dia mengutip Talmud dari abad ke-4 M yang diterima tanpa diselidiki terlebih dulu, Baba Bathra 14b-15a, yang membicarakan tentang pembuangan Babel sebagai sebuah isapan jempol (bertentangan dengan penemuan-penemuan arkeologi; bandingkan W. F. Albright, "The American Excavations at Tell Beit Mirsim," ZAW, 6 [1929], hlm. 16), dan menemukan banyak pengaruh bahasa Aram yang belakangan di dalam kitab tersebut.
Untuk melihat jawaban atas hal itu, bacalah buku Howie, "The Aramaic of the Book of Ezekiel" (op. cit., hlm. 47-68).
W. A. Irwin (1943) menganggap hanya 251 ayat dalam bentuk puitis dari pasal 1-39 yang berasal dari Yehezkiel.
Menurutnya, sisa berupa 80 persen dari kitab tersebut, adalah "tafsiran yang palsu" yang menunjukkan banyak tambahan dari banyak penulis selama periode waktu yang lama.
Perlu diperhatikan secara serius catatan peringatan yang diserukan oleh H. G. May dalam tafsirannya tentang Yehezkiel: "Kritik sastra dan sejarah bukanlah suatu ilmu pasti ... Elemen subjektif menyertainya, karena dalam sebuah kitab seperti Yehezkiel, para ahli dipengaruhi oleh seluruh konsep mereka tentang perkembangan dan karakteristik agama dan sejarah Ibrani" (IB, VI, 45).
Berbagai referensi sejarah yang tidak langsung, sifat bahasa yang digunakan, bukti bahwa Yehezkiel hidup sebelum Bait Salomo dihancurkan, semuanya merupakan bukti positif untuk mendukung penanggalan tradisional dari kitab tersebut (bdg. Howie, "The Date of the Prophecy," op. cit. hlm. 27-46).
Teks Masoret (TM, teks Ibrani yang diterima, dipelihara, dan diberi tanda-tanda baca huruf hidup oleh para juru tulis antara tahun 600 dan 900 M) memiliki banyak perubahan tekstual, sebagaimana diindikasikan dalam tafsiran.
Para ahli terpaksa melihat pada beberapa versi, terutama Septuaginta (LXX), dalam upaya memulihkan teks tersebut.
Kodeks Papirus LXX 967, papirus Chester Beatty, yang berisi Yehezkiel 11-17 dengan bagian yang hilang, dan koleksi John H. Scheide, yang berisi sebagian besar Yehezkiel 19:12-39:29, dan bertanggal sebelum Hexapla karya Origenus dari abad ke-3 M, merupakan dokumen-dokumen yang sangat bermanfaat.
Diharapkan, bahwa penjelasan mengenai teks Yehezkiel akan segera datang dari naskah-naskah dan penggalan-penggalan Gulungan-gulungan Kitab Laut Mati.
Kitab - Isi.
Keterangan singkat tentang isi Kitab Yehezkiel ada tersusun. Ada banyak kemiripan antara Yeremia dan Yehezkiel dalam pemakaian bahasa, lambang, dan ide.
Dalam suatu diagram sinoptik, G. Currey menunjukkan suatu perbandingan antara Yehezkiel, Daniel, Zakharia, dan Wahyu. (Ezekiel in The Speaker's Commentary, hlm. 12-16).
Beberapa perikop yang menonjol dari Kitab Yehezkiel, ditulis per pasal, adalah: 1; 2; 3:16-21 (bdg. 33:1-9); 8 dan 9; 11:19 dst. (bdg. 18:31; 24:7; 31:31; 32:39; 36:26); 14:14, 15; 16; 17:22-24; 18 (bdg. 33); 21:8-17; 21:18-27; 23; 27 dan 28; 31; 32:17-22; 34; 36:16-38; 37; 38 dan 39; 47.
Perikop-perikop Mesianis yang utama adalah: 11:16-20, Tuhan, tempat ibadah; 17:22-24, pohon aras yang besar; 21:26, 27, raja yang adil; 34:11-31, gembala yang setia; 36:25-35, penyucian besar; 37:1-14, kebangkitan besar; 37:21-28, penyatuan kembali yang besar; 38 dan 39, penaklukan Gog; 47:1-12, aliran air yang memberi hidup yang keluar dari Bait Allah.
Ajaran-ajaran dasar dari Yehezkiel bisa dikelompokkan sebagai berikut:
(1) Ide-ide mengenai Allah: kemuliaan-Nya, pasal 1; 10; 43; nama-Nya, 20:8, 9, 14, 22; 36:22, 23; kekudusan-Nya, 20:41; 28:22-25.
(2) Penekanan pada tanggung jawab pribadi, 18:2, 5-9, 19, 20, suatu pengembangan dari Yeremia 31:29, 30.
(3) Keadaan berdosa Israel pada permulaan sejarahnya, 20:8, 9; 23:3 dst.
(4) Janji-janji pemulihan; penghakiman atas bangsa-bangsa, 25-32; 38 dan 39; pemberian tanah dengan kesuburan yang luar biasa, 36:8, 9, 29, 30, 34, 35; kelahiran baru secara rohani, 36:25-27; pemulihan orang-orang buangan, 37:1-14; pemerintahan Mesianis, 34:11-22, 23, 24; 37:22 dst.; kembalinya Tuhan kepada umat yang sudah lahir baru, 37:26,27; 43:1-12.
(5) Kelompok masyarakat yang dipulihkan, 40-48.
Yehezkiel, yang menulis sebagai seorang imam di bawah Perjanjian Lama (old covenant), menggambarkan Bait Allah, imam-imam, dan sistem persembahan kurban yang sudah dibaharui itu sebagai alat di mana Allah berhubungan dengan umat tebusan-Nya.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.