Daniel 5:31-6:28: Gua Singa
Jumat, Januari 25, 2019
Edit
Klik:
Daniel 5:31-6:28
Dan 5:31 (6-1) Darius, orang Media, menerima pemerintahan ketika ia berumur enam puluh dua tahun.
Dan 6:1 (6-2) Lalu berkenanlah Darius mengangkat seratus dua puluh wakil-wakil raja atas kerajaannya; mereka akan ditempatkan di seluruh kerajaan;
Dan 6:2 (6-3) membawahi mereka diangkat pula tiga pejabat tinggi, dan Daniel adalah salah satu dari ketiga orang itu; kepada merekalah para wakil-wakil raja harus memberi pertanggungan jawab, supaya raja jangan dirugikan.
Dan 6:3 (6-4) Maka Daniel ini melebihi para pejabat tinggi dan para wakil raja itu, karena ia mempunyai roh yang luar biasa; dan raja bermaksud untuk menempatkannya atas seluruh kerajaannya.
Dan 6:4 (6-5) Kemudian para pejabat tinggi dan wakil raja itu mencari alasan dakwaan terhadap Daniel dalam hal pemerintahan, tetapi mereka tidak mendapat alasan apapun atau sesuatu kesalahan, sebab ia setia dan tidak ada didapati sesuatu kelalaian atau sesuatu kesalahan padanya.
Dan 6:5 (6-6) Maka berkatalah orang-orang itu: "Kita tidak akan mendapat suatu alasan dakwaan terhadap Daniel ini, kecuali dalam hal ibadahnya kepada Allahnya!"
Dan 6:6 (6-7) Kemudian bergegas-gegaslah para pejabat tinggi dan wakil raja itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ya raja Darius, kekallah hidup tuanku!
Dan 6:7 (6-8) Semua pejabat tinggi kerajaan ini, semua penguasa dan wakil raja, para menteri dan bupati telah mufakat, supaya dikeluarkan kiranya suatu penetapan raja dan ditetapkan suatu larangan, agar barangsiapa yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, maka ia akan dilemparkan ke dalam gua singa.
Dan 6:8 (6-9) Oleh sebab itu, ya raja, keluarkanlah larangan itu dan buatlah suatu surat perintah yang tidak dapat diubah, menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
Dan 6:9 (6-10) Sebab itu raja Darius membuat surat perintah dengan larangan itu.
Dan 6:10 (6-11) Demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat, pergilah ia ke rumahnya. Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya.
Dan 6:11 (6-12) Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya.
Dan 6:12 (6-13) Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: "Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?" Jawab raja: "Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
Dan 6:13 (6-14) Lalu kata mereka kepada raja: "Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya."
Dan 6:14 (6-15) Setelah raja mendengar hal itu, maka sangat sedihlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya.
Dan 6:15 (6-16) Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!"
Dan 6:16 (6-17) Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"
Dan 6:17 (6-18) Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa.
Dan 6:18 (6-19) Lalu pergilah raja ke istananya dan berpuasalah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia tidak dapat tidur.
Dan 6:19 (6-20) Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa;
Dan 6:20 (6-21) dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"
Dan 6:21 (6-22) Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu!
Dan 6:22 (6-23) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
Dan 6:23 (6-24) Lalu sangat sukacitalah raja dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah Daniel dari dalam gua itu, dan tidak terdapat luka apa-apa padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.
Dan 6:24 (6-25) Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.
Dan 6:25 (6-26) Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu!
Dan 6:26 (6-27) Bersama ini kuberikan perintah, bahwa di seluruh kerajaan yang kukuasai orang harus takut dan gentar kepada Allahnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir.
Dan 6:27 (6-28) Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa."
Dan 6:28 (6-29) Dan Daniel ini mempunyai kedudukan tinggi pada zaman pemerintahan Darius dan pada zaman pemerintahan Koresh, orang Persia itu.
Tafsiran Wycliffe
Darius Orang Media Dalam Peran Sebagai Penganiaya Orang Saleh: Sebuah Pelajaran Tentang Iman dan Doa (6:1-29).
Tema tentang iman dan doa dikembangkan dalam sebuah kisah penganiayaan orang saleh, suatu tema yang pertama kali disebutkan dalam Alkitab di Kejadian 4 dan berlanjut ke Wahyu 20 (lih. juga Mat. 10:16-26; 23:33-36; 24:1-28; Yoh. 21:18, 19; Kis. 7; 18:2; I Ptr. 4:12, 13; I Yoh. 3:12; Why. 1:9; 13).
Pasal itu diawali dengan menjelaskan betapa penting kedudukan yang dipegang Daniel di Babel (ay. 1-4).
Selanjutnya ada catatan tentang suatu persekongkolan untuk menghabisi nyawanya (ay. 5-10).
Kemudian ada doa Daniel yang sempurna (ay. 11, 12), lalu laporan tentang keberhasilan persekongkolan itu (ay. 11-18).
Pasal itu dilanjutkan dengan jawaban Allah yang ajaib atas doa itu, dan gagalnya persekongkolan tersebut (ay. 19-29).
2b. Seratus dua puluh wakil-wakil raja (gubernur). Mereka bukanlah pemimpin dari 127 provinsi dari kerajaan besar Ahasyweros (Xerxes, 486-465 SM).
Tidak ada disebutkan tentang pembagian geografis.
Mungkin, mereka adalah 120 pembantu Darius sebagai gubernur Babel.
"Raja" dalam bahasa Aram dan Ibrani adalah istilah yang agak mudah berubah, yang mencakup setiap penguasa mulai dari raja yang tidak penting (mis., raja-raja kota dari Kitab Yosua) sampai pada Nebukadnezar (Dan. 1:3), Koresy (10:1), dan Ahasyweros (Est. 1:2).
3. Tiga pejabat tinggi. Mungkin pengawas.
Supaya raja jangan dirugikan. Sang raja hanya peduli pada keuntungan finansial dan keuntungan materinya sendiri, bukan pada pelaksanaan keadilan.
Raja-raja kafir kuno tidak memiliki pengertian yang benar tentang pemerintahan "bagi rakyat" (lih. I Sam. 8).
4. Jelas Daniel yang telah berpengalaman lebih dari 50 tahun dalam pelayanan publik, adalah tokoh internasional yang penting, yang dikenal karena integritasnya; karena dia adalah orang asing, yang dua kali disingkirkan dari Darius, dan pegawai lama yang masih dipertahankan dari administrasi musuh.
Hal ini menunjukkan bernilainya usia dalam posisi-posisi dengan tanggung jawab yang tinggi (Ams. 16:10-16). Tetapi, dalam posisi penting Daniel itulah terletak bahaya, karena iri hati dan cemburu dari yang lain.
5. Integritas Daniel yang terkenal menjadikannya sasaran utama.
7-10. Kekuatan rencana itu terletak pada pemanfaatan kesombongan Darius.
Semua perkataan dan usulan orang-orang itu menyenangkan nafsu kafir sang raja yang memuliakan diri sendiri.
Sebagai seorang yang berumur 62 tahun, dia tahu, bahwa jika dia hendak memperoleh kemuliaan, sekaranglah saatnya atau tidak sama sekali.
Pernyataan mereka, bahwa "semua" penasihat telah bermufakat adalah sebuah dusta, karena Daniel tidak dimintai pendapat.
Ke dalam gua singa. Orang-orang Persia yang menjadi penganut Zoroastrian percaya, bahwa api adalah sakral. Karena itu bagi mereka, tidaklah tepat untuk membakar jenazah atau menghukum mati dengan api.
Orang-orang Zoroastrian (Parsi) sampai sekarang tetap memberikan jenazah kepada burung-burung pemakan bangkai.
Doa Daniel (6:11, 12).
Penilaian Allah sendiri tentang Daniel dan nama baiknya di surga membuat doa-doa Daniel layak untuk kita perhatikan dan teladani (bdg. Yoh. 14:14; Dan. 10:11).
Kehebatan imannya yang berani dikenal oleh semua orang yang memasuki situasi itu secara simpatik.
Dia tetap mempertahankan kebiasaannya yang saleh dan kepercayaannya, seperti yang biasa dilakukannya, di tengah-tengah suatu keadaan yang sangat sulit, demi didengar Daniel, bahwa surat perintah itu telah dibuat.
11. Demi didengar. Pertama-tama, doa itu penuh keberanian (bdg. Hus di Constancem 1415 M).
Pergilah ia ke rumahnya ... berdoa. Kedua, doa itu sungguh-sungguh saleh, tanpa berpura-pura bersikap jagoan di hadapan umum.
Tidak ada pameran keagamaan.
Daniel hanya melakukan apa yang dia tahu benar (bdg. Yak. 1:27; Mat. 6:5).
Ketiga, doa itu sesuai dengan Alkitab.
Sebagaimana Musa, dalam Ulangan 28:36-38, telah menubuatkan pembuangan orang-orang Yahudi, begitu juga dengan kata-kata Salomo dalam II Tawarikh 6:36-39 telah menuliskan tentang ibadah mereka dalam pembuangan.
Daniel 6:11, 12 harus dipahami dengan mengingat bagian-bagian Alkitab yang sangat diperlukan ini.
Delapan elemen yang spesifik dari doa yang benar tampak dalam perbandingan.
(1) Iman. Daniel mempercayai Firman Allah, karena dia menaatinya dan menjadikannya sebagai dasar doanya.
Doa orang-orang buangan harus "berkiblat ke negeri mereka" dan dengan menghadap ke arah Yerusalem, Daniel menunjukkan iman yang penuh rasa hormat.
(2) Ibadah. Salomo menuliskan "berkiblat ... ke kota", yakni Yerusalem (Ul. 12:5-7; I Taw. 11:4-9; 13:1-14; 15:25-29; II Taw. 3:1, 2; 5:1-14; 7:1-3. Bdg. Yoh. 4:20-22; Kis. 4:12).
Daniel tidak bisa benar-benar beribadah di kota suci, tetapi sikap tubuhnya menunjukkan, bahwa dia ingin berbuat demikian; dan dalam roh dia melakukannya.
(3) Landasan berupa pendamaian melalui darah. "Ke rumah yang telah kudirikan bagi nama-Mu" adalah pusat upacara persembahan kurban. Sikap tubuh Daniel mengakui hal tersebut (bdg. Ibr. 10:19-22).
(4) Kerendahan hati. Ini ditunjukkan dengan penekanan yang jelas dalam sikap tubuh berlutut (bdg. Luk. 18:13, 14).
(5) Keteraturan. Tiga kali sehari (bdg. Mzm. 55:16, 17).
(6) Permohonan. Berdoa atau dan tetap berdoa. Kata oela' berarti "bersujud dengan permohonan".
(7) Ucapan syukur. Memuji, dan lain-lain (bdg. Flp. 4:6).
(8) Kesetiaan. Seperti yang biasa dilakukannya.
12. Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati Daniel sedang berdoa. Di sini, seperti dalam ayat 6, bergegas-gegas masuk memiliki pengertian sekumpulan orang yang hiruk-pikuk.
Dalam kejadian sebelumnya, mereka mengerumuni raja dengan usulan-usulan yang menggemparkan, dan dalam kejadian kedua mereka mengganggu secara beramai-ramai seorang pelayan publik yang saleh dan lanjut usia dalam doa pribadinya.
Tidak ada satu tindakan pun yang patut dipuji.
Persekongkolan itu Tampaknya Berhasil (6:14-18).
Darius ternyata terikat dan tercekik oleh hukumnya sendiri.
Dengan demikian, dia menunjukkan, bahwa kekuasaannya lebih rendah dibandingkan dengan kekuasaan Nebukadnezar, yang berada di atas hukum.
Pemerintahan Darius lebih mendekati cita-cita demokrasi, tetapi tidak semutlak demokrasi bangsa Kasdim.
Dalam hal itu, pemerintahannya kurang kuat, sehingga menggenapi apa yang telah diramalkan melalui bagian yang dari perak, dalam nubuat tentang patung pada pasal 2.
Perhatikan, bahwa kesukaan raja kepada Daniel tidak hilang, dan bahwa iman Daniel juga mengilhami sang raja untuk percaya.
Jawaban yang Ajaib atas Doa Daniel (6:19-28).
Seandainya Daniel berdoa untuk dirinya sendiri, maka ayat 22-24 menguraikan jawabannya; seandainya untuk raja, maka ayat 17 dari bagian sebelumnya menunjukkan karya Allah di dalam hatinya; seandainya untuk kemuliaan Allah, maka ayat 25-29 menjadi jawabannya.
Iman Zoroastrian dari sang raja merupakan bentuk kepercayaan kafir yang paling mirip dengan monoteisme etik Yahudi.
Pernyataan ini berbunyi nyaris seolah-olah dia telah "menemukan" Allah dimuliakan melalui kehancuran musuh-musuh-Nya, melalui pengakuan sang raja, dan melalui penghargaan terhadap hamba-Nya.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.