Hosea 1:1: Judul

Klik:

Hosea 1:1


1:1 Firman TUHAN yang datang kepada Hosea bin Beeri pada zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda, dan pada zaman Yerobeam bin Yoas, raja Israel.

Tafsiran Wycliffe


1. Nubuatan Hosea mulai dengan penegasan, bahwa nubuatan itu dari Allah: Firman Tuhan ... datang. Firman itu dari Tuhan; yang diungkapkan melalui alat berupa manusia, yaitu sang nabi.

Hosea bin Beeri. Nama Hosea berarti "kelepasan" atau "keselamatan".

Penulis-penulis Yahudi awal mengidentifikasikan nama ayah Hosea, Beeri dengan Beerah (I Taw. 5:6), yang diangkut ke pembuangan oleh Tiglat pileser.

Hosea bernubuat pada zaman Uzia, dan ia sebaya dengan Yesaya (bdg. Yes. 1:1).

Namun, Yesaya tinggal di Yerusalem dan pada umumnya bernubuat kepada Kerajaan Selatan (Yehuda), sedangkan Hosea bernubuat kepada Kerajaan Utara (Israel, atau Efraim).

Garis Besar Kitab Hosea


I. Kehidupan perkawinan sang nabi. 1:1-3:5
A. Perkawinannya dengan Gomer. 1:1-9
B. Berita pengharapan. 1:10-11
C. Penghakiman atas Israel yang tidak setia. 2:1-12
D. Pemulihan Israel yang tidak setia. 2:13-22
E. Hosea menebus istrinya yang tidak setia. 3:1-5

II. Ketidaksetiaan Israel dan hukuman yang diakibatkannya 4:1-13:16
A. Kesalahan bangsa itu. 4:1-3
B. Kesalahan imam-imam. 4:4-8
C. Penghukuman untuk semua. 4:9, 10
D. Praktik-praktik pemujaan yang amoral. 4:11-19
E. Penghakiman atas raja-raja dan imam-imam karena menyesatkan bangsa itu. 5:1-7
F. Kebijakan-kebijakan luar negeri Efraim (Israel) dan Yehuda yang mendatangkan malapetaka. 5:8-15.
G. Permohonan Israel dan jawaban Allah. 6:1-6.
H. Kejahatan-kejahatan Israel. 6:7-7:7.
I. Kebijakan luar negeri Israel yang mendatangkan malapetaka. 7:8-8:3.
J. Penyembahan Berhala dan sekutu-sekutu jahat Israel. 8:4-14.
K. Pembuangan Israel dinubuatkan. 9:1-9.
L. Kemurtadan Israel dahulu di Baal-Peor. 9:10-14.
M. Kemurtadan Israel di Gilgal. 9:15-17.
N. Kehancuran pemujaan Baal dinubuatkan. 10:1-8.
O. Dosa di Gibea. 10:9-10.
P. Kehancuran Israel. 10:11-15.
Q. Kasih Allah; Israel tak tahu berterima kasih. 11:1-7.
R. Belas kasihan Allah kepada umat-Nya. 11:8-11.
S. Dosa-dosa Yakub. 12:1-15.
T. Pemujaan anak lembu yang berarti kejahatan. 13:1-3.
U. Allah yang penuh anugerah akan mendatangkan kehancuran. 13:4-11.
V. Kehancuran yang tak terelakkan. 13:12-15-14:1.

III. Pertobatan dan pembaharuan Israel. 14:2-10.
A. Panggilan untuk bertobat. 14:2-4.
B. Janji pengampunan. 14:5-9.
C. Nasihat terakhir. 14:10.

Pendahuluan Kitab Hosea


Penulis.

Pengetahuan kita tentang kehidupan Hosea, anak Beeri, hanya bersumber dari kitab yang menyandang namanya.

Ia bernubuat kepada Kerajaan Utara (Israel, atau Efraim) tepat pada waktu Yesaya sedang bernubuat di Yehuda (1:1; bdg. Yes. 1:1).

Amos (Am. 1:1) yang hidup sezaman dengan dia, adalah penduduk asli Yehuda, yang bernubuat di Israel.

Namun, Hosea adalah nabi yang juga seorang penulis dari Kerajaan Utara, yang menyapa bangsanya sendiri.

Ia berbicara kepada mereka dengan hati hancur.

Ia bernubuat tentang pembuangan yang akan mereka alami (Hos. 3:4).

Visi profetiknya melihat melewati pembuangan, kepada pemulihan, ketika umat yang telah dihajar kembali mengakui hak-hak prerogatif Tuhan (3:5).

Karena kejatuhan Samaria tidak disebutkan sebagai fakta yang telah terjadi oleh Hosea, orang berpendapat, bahwa ia melayani sebagian besar sebelum 722 SM.

Kebanyakan dari pelayanannya sebagai nabi jelas dilakukan di antara 750 sampai 725 SM.

Pasal 1 ayat 1 membuktikan, bahwa ia masih hidup dan bernubuat pada zaman raja Hizkia (mulai sekitar 715 SM).

Pernikahan Hosea.

Ketidaksetiaan Israel kepada Tuhan, digambarkan oleh Hosea dengan kiasan seorang istri, yang meninggalkan suaminya yang setia demi mengikuti kekasih-kekasihnya yang jahat.

Kiasan ini diambil dari pengalaman Hosea sendiri, karena 1:2 memberi tahu kita, bahwa Tuhan berbicara kepada Hosea: "Pergilah, kawinilah seorang perempuan sundal."

Tafsiran yang banyak sehubungan dengan perkataan yang aneh ini, umumnya termasuk dalam tiga kategori:

(1) Sebagian orang berpendapat, bahwa perkataan itu dimaksudkan untuk menyajikan sebuah alegori yang dirancang untuk menanamkan pelajaran spiritual tentang ketidaksetiaan Israel, dan bahwa Hosea tidak benar-benar menikah seperti itu.

Pakar-pakar yang berpendapat begini antara lain adalah Calvin, Keil, von Hoonacher, Reuss, Gressman, Robert Pfeiffer, dan E. J. Young.

(2) Sebagian lain bersikeras, bahwa Hosea benar-benar menikah dengan seorang pelacur, mungkin pelacur kuil.

T. H. Robinson dan T. Laetsch menyokong pandangan ini.

(3) Banyak pakar berpendapat, bahwa Hosea menikah dengan seorang wanita yang tadinya ia kira suci, tetapi belakangan mengetahui, bahwa sang istri tidak setia.

Menurut pandangan ini, ungkapan "perempuan sundal" (1:2) dipakai secara profetik.

Pada waktu menulis buku ini, Hosea melihat, bahwa tangan Allah yang telah membuat suatu pernikahan, yang dari sudut pandang manusia merupakan tragedi yang berat.

Dengan harapan-harapan besar, Hosea menikahi Gomer, hanya untuk mengetahui kecenderungan sang istri untuk berzina.

Mereka kemudian bercerai, dan 2:1 sebetulnya berisi formula perceraian -- "Dia bukan istri-Ku, dan Aku ini bukan suaminya." -- Hosea tetap mencintainya, dan menikah lagi dengannya (3:1).

Ini paralel dengan cara Allah menghadapi Israel.

Setelah bersumpah setia pada Hukum Tuhan, Israel masih terus mengejar-ngejar Baal dan dewa-dewa Kanaan lain, sampai Allah menolaknya untuk sementara (Pembuangan).

Setelah Israel dihajar seperti itu, ia dikembalikan kepada kasih Allah di tanah Yudea.

Pandangan ini menyamakan perempuan dalam 3:1 dengan "perempuan sundal" dalam 1:2.

Dengan sedikit perbedaan, pendapat ini didukung oleh Ehrlich, Marti, W. R. Harper, dan G. W. Anderson.

Tafsiran dalam buku ini ditulis dari sudut pandang ini.

Zaman Hosea.

Nubuat-nubuat Hosea mula-mula diucapkan pada waktu pemerintahan Yerobeam II yang kacau, ketika Israel menikmati kesejahteraan lahiriah, tetapi menderita kerusakan batiniah.

Kuil-kuil penuh dengan orang-orang yang berbakti (Am. 4:4, 5), tetapi orang-orang miskin ditindas (Am. 4:1) oleh orang-orang yang agamanya hanya bersifat lahiriah saja.

Selama hari-hari sejahtera Yerobeam, penghakiman tampak jauh dari Israel, namun kekuasaan Asyur akan segera dirasakan di Asia barat.

Tahun berikutnya setelah kematian Yerobeam, Tiglat-pileser III menaiki takhta Asyur (745 SM).

Pada tahun 732 SM, Damsyik jatuh ke tangan Asyur, lalu satu dasawarsa kemudian, Samaria, ibu kota Israel, jatuh dan penduduknya dikirim ke pembuangan.

Amos dan Hosea bernubuat selama tahun-tahun terakhir Kerajaan Utara, sama seperti Yeremia dari Yerusalem bernubuat pada saat-saat terakhir sejarah Yehuda.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel