Hagai 1:15-2:9: Kemegahan Bait Suci Yang Baru
Selasa, Mei 28, 2019
Edit
Klik:
Hagai 1:15-2:9
Hag 1:15 (2-1a) pada hari yang kedua puluh empat dalam bulan yang keenam. (2-1b) Pada tahun yang kedua zaman raja Darius,
Hag 2:1 (2-2) dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu, datanglah firman TUHAN dengan perantaraan nabi Hagai, bunyinya:
Hag 2:2 (2-3) "Katakanlah kepada Zerubabel bin Sealtiel, bupati Yehuda, dan kepada Yosua bin Yozadak, imam besar, dan kepada selebihnya dari bangsa itu, demikian:
Hag 2:3 (2-4) Masih adakah di antara kamu yang telah melihat Rumah ini dalam kemegahannya semula? Dan bagaimanakah kamu lihat keadaannya sekarang? Bukankah keadaannya di matamu seperti tidak ada artinya?
Hag 2:4 (2-5) Tetapi sekarang, kuatkanlah hatimu, hai Zerubabel, demikianlah firman TUHAN; kuatkanlah hatimu, hai Yosua bin Yozadak, imam besar; kuatkanlah hatimu, hai segala rakyat negeri, demikianlah firman TUHAN; bekerjalah, sebab Aku ini menyertai kamu, demikianlah firman TUHAN semesta alam,
Hag 2:5 (2-6) sesuai dengan janji yang telah Kuikat dengan kamu pada waktu kamu keluar dari Mesir. Dan Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Janganlah takut!
Hag 2:6 (2-7) Sebab beginilah firman TUHAN semesta alam: Sedikit waktu lagi maka Aku akan menggoncangkan langit dan bumi, laut dan darat;
Hag 2:7 (2-8) Aku akan menggoncangkan segala bangsa, sehingga barang yang indah-indah kepunyaan segala bangsa datang mengalir, maka Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan, firman TUHAN semesta alam.
Hag 2:8 (2-9) Kepunyaan-Kulah perak dan kepunyaan-Kulah emas, demikianlah firman TUHAN semesta alam.
Hag 2:9 (2-10) Adapun Rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahannya yang semula, firman TUHAN semesta alam, dan di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera, demikianlah firman TUHAN semesta alam."
Tafsiran Wycliffe
2:1. Dalam bulan yang ketujuh, pada tanggal dua puluh satu bulan itu. Pesan kedua dari sang nabi diberi tanggal hari ketujuh dari Perayaan Hari Pondok Daun, yaitu perayaan panen terakhir dalam penanggalan Ibrani (bdg. Im. 23:39-44).
Perayaan ini ditandai dengan kegembiraan besar (sebagaimana keadaannya sampai sekarang), dan persembahan kurban ucapan syukur jumlahnya lebih banyak pada hari akhir daripada hari-hari lain dalam setahun.
Meskipun demikian, dengan panen yang kurang dan permulaan yang lambat dari pembangunan kembali Bait Allah, kontras dengan keadaan-keadaan sebelumnya pasti sangat menyakitkan.
Oleh karena itulah dibutuhkan dorongan semangat (bdg. Ezr. 3:12, 13).
Iblis sering kali melakukan serangan terhebatnya terhadap manusia, tepat setelah mereka dengan tegas memutuskan untuk mengikuti pimpinan TUHAN.
Bangsa ini sangat memerlukan dorongan kuat untuk melindungi mereka dari keadaan patah semangat.
Dalam pasal pertama, yang dibutuhkan adalah pesan tentang hati nurani dan kemauan dari bangsa yang bersikap acuh tak acuh itu; di sini, yang dibutuhkan adalah perkataan yang menghibur dan menggembirakan bagi hati bangsa yang sudah sadar ini.
2:3. Masih adakah di antara kamu ... ? Kata-kata ini ditujukan kepada para pemimpin pemerintahan, dan agama, serta orang-orang tersisa yang kembali.
Allah sedang membandingkan Bait Allah Salomo dengan Bait Allah yang waktu itu sedang dibangun.
Melalui Hagai, Allah bertanya kepada para pemimpin dan rakyat, mengenai berapa banyak dari mereka yang mengingat keagungan bangunan yang pertama.
Setelah selang waktu tujuh puluh tahun pembuangan, kemungkinan hanya tinggal sedikit orang yang pernah menyaksikan Bait Allah yang terdahulu.
Seperti tidak ada artinya? Alasan munculnya pertanyaan TUHAN ini terdapat pada kisah dalam Ezra 3:8-13.
Catatan itu menyatakan, bahwa pada saat pendirian Bait Allah yang kedua, para imam mengiringi upacara dengan menyanyikan mazmur dan meniup nafiri.
Generasi yang lebih muda, tanpa maksud membandingkan dalam hal ini, bersukaria atas prestasi tersebut.
Namun, orang yang lebih tua, yang telah mengetahui kemegahan Bait Allah yang pertama, menangis secara terbuka karena perbedaan mencolok antara kedua tempat suci.
Hagai mengarahkan pertanyaan tersebut kepada kelompok kedua.
Dari sudut pandang Allah, hanya ada satu rumah TUHAN di Yerusalem, baik yang dibangun oleh Salomo, Zerubabel, atau yang kemudian dibangun oleh Herodes.
Oleh karena itu, Allah menyebut bangunan Salomo sebagai "Rumah ini dalam kemegahannya semula".
Pikiran-pikiran Allah bukanlah pikiran-pikiran manusia, dan penilaian-Nya dibuat berdasarkan hal-hal yang mutlak.
2:4. Kuatkanlah. Dalam tiga kali ucapan sama yang ditujukan kepada raja, imam besar, dan seluruh rakyat itu, TUHAN menyuruh semuanya untuk kuat.
Allah, yang mula-mula telah menarik perbedaan yang jelas antara bangunan-bangunan itu, sekarang memberikan kepada bangsa itu dasar-dasar rohani bagi pelaksanaan tugas mereka.
Tujuan-Nya dalam menyatakan perbedaan tersebut, bukan untuk mengecilkan hati mereka, melainkan lebih untuk membawa mereka kepada kesadaran tentang pentingnya pekerjaan itu, tentang ketidakmampuan mereka untuk menyelesaikannya dengan kekuatan mereka sendiri, dan tentang perlunya bersandar pada Dia yang serba mencukupi.
TUHAN adalah kekuatan mereka.
Sekali lagi, perkataan yang meringankan diberikan, bahwa kehadiran TUHAN akan merupakan bagian tetap mereka.
2:5. Janji yang telah Kuikat dengan kamu. Bila ada negara di dunia ini, yang bisa memiliki kepastian mengenai sifat Tuhan yang dapat dipercaya berkenaan dengan janji-janji-Nya, itulah Israel.
Dia telah mengikat janji (harf: memotong perjanjian, berbicara tentang korban-korban - yang dipotong dua untuk mengesahkan sebuah perjanjian; bdg. Kej. 15:10) untuk masuk dalam sebuah hubungan yang permanen dengan bani Israel, ketika mereka meninggalkan Mesir.
Pandangan tertuju kepada perjanjian di atas Gunung Sinai (bdg. Kel. 19:5; khususnya 33:12-14).
Karena Allah sudah setia pada janji-Nya itu sepanjang abad-abad yang lampau dalam sejarah Israel, Dia pasti dapat diandalkan untuk tetap menjunjung tinggi janji-Nya kepada orang-orang yang hidup sezaman dengan nabi Hagai.
Roh-Ku tetap tinggal di tengah-tengahmu. Untuk menjamin kebenaran janji itu, maka Roh Tuhan tinggal di tengah-tengah mereka.
Tuhan tidak meninggalkan mereka, walaupun Dia sangat tidak senang pada sikap acuh tak acuh mereka terhadap kasih-Nya dan perintah-perintah-Nya.
Mereka sama sekali tidak perlu takut.
2:6. Sedikit waktu lagi. Ungkapan yang tidak jelas ini barangkali berarti, bahwa hanya dalam waktu singkat peristiwa-peristiwa yang dinyatakan tersebut akan terjadi.
Aku akan menggoncangkan langit. Ayat ini dan tiga ayat setelahnya, dengan jelas menyatakan pemikiran mengenai Mesias (lih. juga Yes. 61:1-3; Dan. 9:24-27; Za. 9:9, 10).
Di sini, pesan nabi memadukan rincian tentang kedatangan pertama dan kedatangan kedua Kristus, sebagaimana yang sering diberikan dalam nubuatan-nubuatan PL yang lain.
Prediksi mengenai bergoncangnya langit, bumi, laut, dan daratan, tentu bukan sekadar peragaan luar biasa tentang kemahakuasaan Allah atas alam semesta; keseluruhan suasana dari nubuatan ini membawa pembaca kepada zaman Wahyu.
Di sini, Allah sekali lagi terlihat campur tangan secara bijaksana dan secara nyata dalam urusan manusia.
Hubungan pemikiran apakah yang mungkin ada, antara pernyataan dalam ayat ini dengan yang dalam ayat 5?
Nabi mendorong bangsa Yahudi untuk melaksanakan pekerjaan membangun Bait Allah dengan segenap ketekunan, sebab, katanya meyakinkan mereka, Allah mereka, Tuhan atas segala bangsa, tidak lama lagi akan menyatakan kuasa-Nya yang dahsyat demi Israel.
Dia akan menggoncangkan alam semesta dan merobohkan kerajaan-kerajaan di dunia yang bersifat terbatas, dengan maksud untuk mendirikan kerajaan terakhir dan final di muka bumi, yaitu kerajaan Putra terkasih Allah.
2:7. Aku akan menggoncangkan segala bangsa. Prediksi ini menunjuk pada pemberontakan dan pergolakan di kerajaan Persia dan Yunani.
Tidak seorang pun dapat secara masuk akal menyangkal, bahwa pemerintahan-pemerintahan ini digoncangkan pada masa lampau.
Akan tetapi, membaca secara teliti nubuat-nubuat dalam Alkitab akan meyakinkan siswa yang tak berprasangka, bahwa peristiwa-peristiwa itu hanya merupakan langkah persiapan dalam proses di mana Allah akan mengeluarkan kerajaan-kerajaan tersebut dari dunia, untuk menggantikan mereka dengan pemerintahan yang adil oleh Mesias Israel dan Penebus dunia (lih. Ibr. 12:26,27; Why. 11:15).
Kepunyaan segala bangsa datang mengalir. Para penerjemah belum sependapat dalam menerjemahkan empat kata Ibrani dari bagian ayat ini.
LXX menerjemahkannya: Barang-barang pilihan dari segala bangsa akan datang.
ASV lebih suka menerjemahkannya dengan barang-barang berharga dari segala bangsa, dengan bacaan di pinggir, barang-barang yang diinginkan (Ibr. keinginan) segala bangsa akan datang.
Yang lainnya berpendapat: Bangsa-bangsa lain akan datang dengan barang-barang sangat indah milik mereka, atau harta berharga milik bangsa kafir.
Arti apa yang hendak diberikan pada bagian ini bila terjemahan-terjemahan ini diikuti?
Kurang megahnya dekorasi luar Bait Allah Zerubabel, akan lebih dari sekadar tertutupi oleh pemberian-pemberian berharga yang akan diserahkan oleh segala bangsa untuk menjadikan Bait Allah sesuatu yang indah dan mulia.
Tentu saja, penghargaan-penghargaan seperti itu bagi Tuhan akan diberikan karena penghormatan yang benar kepada-Nya.
Untuk mendukung penafsiran ini disebutkan, bahwa itu merupakan penafsiran terbaik untuk pemakaian subyek tunggal feminin dan kata kerja jamak.
Meskipun demikian, harus diingat, bahwa sejak masa-masa awal, sebagian besar penafsir Kristen mengikuti tradisi Yahudi waktu mengacu pada ayat mengenai kedatangan Mesias Israel.
Tampaknya jelas bagi para penafsir ini, bahwa kerinduan yang dimiliki oleh segala bangsa pada umumnya pasti adalah kerinduan mereka akan Sang Pelepas, entah mereka menyadari atau tidak tentang sifat keinginan mereka, atau identitas penggenapannya yang sebenarnya dalam Tuhan Yesus Kristus.
Lagi pula, dalam bahasa Ibrani, kata benda abstrak yang sering dipakai, bukan kata yang memiliki arti konkret; jadi penyebutan Mesias tidak secara otomatis dikesampingkan berdasarkan pertimbangan bahasa.
Pemakaian kata kerja jamak tidak berlawanan dengan penafsiran mengenai Mesias, sebab terdapat contoh-contoh di mana kata kerjanya selaras dengan kata benda yang kedua dari dua kata benda.
Aku akan memenuhi Rumah ini dengan kemegahan. Adalah menarik, bahwa semua tempat di dunia yang merupakan tempat kediaman Allah yang bersifat tak terbatas itu dipenuhi dengan kemuliaan (lih. Kel. 40:35 untuk Kemah Pertemuan Musa; I Raj. 8:10, 11; II Taw. 5:13, 14 untuk Bait Suci Salomo).
Bait Allah Zerubabel masih akan dipenuhi kemuliaan dengan kehadiran Allah Anak yang menjelma (Yoh. 1:14), belum lagi kemuliaan dari Adven Kedua (Mal. 3:1).
TUHAN memberitahukan sebelumnya, bahwa bangsa-bangsa akan digoncangkan (bukan ditebus).
Penggoncangan tersebut berawal pada persiapan kedatangan pertama dan akan disempurnakan pada penampakan kedua (Dan. 2:35,44; Mat. 21:44).
Karena itu, Allah akan memenuhi rumah-Nya, Bait Allah yang akan datang, dengan kemuliaan yang tidak pernah ada sebelumnya.
2:8. Kepunyaan-Kulah perak. Agar orang-orang yang tersisa, tidak terus bertambah cemas tentang kekurangan logam berharga dalam perbaikan Bait Allah, TUHAN menunjukkan persediaan-Nya yang tidak ada habis-habisnya.
Telah diperkirakan, bahwa dalam Bait Allah Salomo, emas seharga sekitar dua puluh juta dolar dipakai untuk melapisi ruang yang paling dalam dari tempat suci.
Tetapi, apakah yang dapat menandingi persediaan Pribadi yang memiliki segalanya? (Mzm. 50:12).
Ya, lebih dari itu, Allah akan membuatnya indah pada waktu kedatangan Anak-Nya.
Orang-orang buangan yang miskin, hanya memiliki sedikit yang mereka pakai untuk menghiasi Bait Suci, namun Allah meyakinkan mereka, bahwa Dia akan menyediakan kekurangannya.
2:9. Kemegahannya yang kemudian. Pengertiannya adalah, bahwa kemegahan yang kemudian dari bait itu akan melampaui semua kemegahan sebelumnya.
Sangatlah penting untuk mengetahui, bahwa dalam Kitab Suci, Bait Allah di Yerusalem dipahami sebagai sebuah kesatuan yang hadir dengan bentuk-bentuk yang berbeda dalam periode-periode sejarah yang berbeda.
Kehadiran Kristus, akan memberikan kemuliaan pada Bait Allah yang kedua yang tidak pernah dialami oleh Bait Allah yang pertama.
Pandangan yang diberikan selama ini adalah, bahwa kemuliaan yang belakangan memiliki kaitan dengan kemuliaan masa Milenial Bait Allah itu yang terdapat dalam Yehezkiel, pasal 40 sampai 48.
Karena terdapat kesinambungan dari berbagai Bait Allah dari zaman yang berbeda, pendapat ini tidak dapat diabaikan.
Walaupun, Bait Allah Zerubabel telah dilenyapkan sampai pada dasarnya oleh Herodes ketika dia merenovasinya, Bait Allah Zerubabel tetap dianggap sebagai Bait Allah kedua.
Demikianlah Bait Allah itu disebut oleh seluruh penguasa Yahudi.
Di tempat ini Aku akan memberi damai sejahtera. Kristus menyempurnakan dasar bagi damai sejahtera rohani (Kol. 1:20).
Dia memberi damai sejahtera di hati dan pikiran kepada orang-orang percaya saat ini (Rm. 5:1; Flp. 4:7).
Namun, pada akhirnya, Dia akan membawa damai sejahtera kepada dunia sebagai Raja Damai (Yes. 9:6, 7).
Jadi, lebih dari cukup jawaban Allah ini bagi penampilan yang kurang mengesankan dalam ayat 3.
Tuhan selalu menyediakan yang terbaik pada akhirnya.
Hanya mata iman yang mampu melihatnya.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.