Maleakhi 1:1: Judul | Garis Besar dan Pendahuluan Kitab Maleakhi
Selasa, Juli 02, 2019
Edit
Klik:
Malachi / Maleakhi 1:1
Mal 1:1 Ucapan ilahi. Firman TUHAN kepada Israel dengan perantaraan Maleakhi.
Tafsiran Wycliffe
Judul (1:1).
Sebagian besar kitab nabi-nabi PL memiliki judul yang memperkenalkan sang penulis dan menunjukkan, bahwa yang dituliskan selanjutnya adalah penyataan ilahi.
Maleakhi tidak terkecuali mengikuti peraturan umum ini.
1. Ucapan ilahi berarti "suatu pesan penting" atau "suatu hukuman pengadilan".
Bandingkan: Nahum 1:1; Habakuk 1:1; Zakharia 9:1.
Dengan perantaraan Maleakhi. Lihat: Pendahuluan.
Garis Besar Kitab Maleakhi
I. Judul. 1:1.II. Pertanyaan-pertanyaan yang untuknya Allah mempunyai jawaban yang bagus. 1:2-4:3.
A. "Dengan cara bagaimanakah Engkau mengasihi kami?" 1:2-5.
B. "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?" 1:6-2:9.
C. "Oleh karena apa?" 2:10-16.
D. "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?" 2:17-3:6.
E. "Dengan cara bagaimanakah kami harus kembali?" 3:7-12.
F. "Apakah kami bicarakan di antara kami tentang Engkau?" 3:13-4:3.
III. Kesimpulan. 4:4-6.
A. Nasihat untuk melaksanakan Hukum Musa. 4:4.
B. Janji akan kedatangan "Elia". 4:5, 6.
Pendahuluan Kitab Maleakhi
Pengarang dan Judul.
"Maleakhi" (1:1) barangkali singkatan dari Malachiah, sebuah nama orang Ibrani yang berarti: Utusan Yehovah.
Allah menghargai iman orang tua, yang menamai anak mereka demikian dengan menjadikan anak itu nabi terakhir dari Sistem Agama Lama.
Tradisi menyatakan, bahwa Maleakhi merupakan anggota dari "Sinagoge Besar" dan bahwa dia adalah seorang Lewi yang lahir di Supha, Zebulon, namun tidak ada pengetahuan yang pasti mengenai nabi ini.
Tanggal dan Latar Belakang Sejarah.
Berbagai keadaan yang dinyatakan dalam Maleakhi, menunjukkan masa pembangunan kembali Bait Suci setelah pembuangan ke Babel, pengetahuan tentang Hukum Taurat yang disampaikan oleh Ezra (Ezr. 7:10, 14, 25, 26), dan penyimpangan dari ketetapan-ketetapan Taurat Musa yang terjadi belakangan.
Juga, ada pertalian erat antara keadaan-keadaan religius yang lemah pada masa Maleakhi dengan keadaan-keadaan yang harus ditentang oleh Nehemia, ketika dia (Nehemia) pada tahun 433 SM kembali dari Persia untuk menjalankan tugasnya sebagai Bupati di Yerusalem.
Kejahatan-kejahatan ini mencakup:
(1) Ketidakpedulian para imam terhadap kesucian Bait Allah dan upacara-upacaranya (Neh. 13:1-9);
(2) Kelalaian bangsa itu untuk membawa persepuluhan dan persembahan (Neh. 13:10-13); dan
(3) Perkawinan campuran antara umat perjanjian dengan penyembah berhala (Neh. 13:23-28).
Maleakhi memperhatikan kejahatan-kejahatan yang sama ini (1:6-2:9; 3:8-12; 2:10-16).
Karena itu kitabnya barangkali ditulis pada kuartal ketiga dari abad kelima SM.
Pesan.
Apa yang hendak dikatakan oleh Maleakhi, berkali-kali didasarkan pada kedaulatan Allah.
Allah adalah Bapa (1:6), Tuan (1:6), Raja yang besar (1:14).
Dia adalah Bupati surgawi (1:7, 8).
Dia memberikan perjanjian-perjanjian dan perintah (2:4, 5, 10; 4:4).
Oleh karena Dia adalah Allah yang membenci dosa, sedangkan umat-Nya bersifat ceroboh, acuh tak acuh serta penuh dosa dengan mencemarkan Bait Suci, lalai menjalankan tanggung jawab ibadah mereka, serta mengikat perkawinan dengan bangsa-bangsa sekitar mereka yang tidak bersunat, maka Dia pasti memberikan penghukuman (2:2, 3, 12; 3:1-5; 4:1).
Tetapi, karena Dia adalah Allah dengan kasih karunia yang tak terbatas, Dia akan menggunakan kasih setia seandainya saja umat-Nya mau mendengar suara-Nya dan meninggalkan jalan mereka yang jahat (3:7, 10-12).
Hari TUHAN yang mengerikan akan datang (3:2; 4:1, 5), namun orang benar tidak perlu cemas, sebab Allah memelihara orang-orang milik-Nya (3:16, 17; 4:2, 3).
Sang nabi sesungguhnya meminta dengan sangat, secara langsung atau tidak langsung, kepada suatu bangsa yang memberontak melawan Kepala perjanjian mereka.
Dengan ajakan bernada penuh kasih, ia meminta mereka untuk kembali kepada Allah yang sudah mereka tinggalkan, kalau tidak, mereka akan dihancurkan pada hari penghukuman.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.