Matius 5:17-48: Yesus dan Hukum Taurat
Kamis, Juli 25, 2019
Edit
Klik:
Matthew / Matius 5:17-48
Mat 5:17 "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya.
Mat 5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi.
Mat 5:19 Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.
Mat 5:20 Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
Mat 5:21 Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
Mat 5:22 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala.
Mat 5:23 Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
Mat 5:24 tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
Mat 5:25 Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara.
Mat 5:26 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Mat 5:27 Kamu telah mendengar firman: Jangan berzinah.
Mat 5:28 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia di dalam hatinya.
Mat 5:29 Maka jika matamu yang kanan menyesatkan engkau, cungkillah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa, dari pada tubuhmu dengan utuh dicampakkan ke dalam neraka.
Mat 5:30 Dan jika tanganmu yang kanan menyesatkan engkau, penggallah dan buanglah itu, karena lebih baik bagimu jika satu dari anggota tubuhmu binasa dari pada tubuhmu dengan utuh masuk neraka.
Mat 5:31 Telah difirmankan juga: Siapa yang menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.
Mat 5:32 Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang menceraikan isterinya kecuali karena zinah, ia menjadikan isterinya berzinah; dan siapa yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berbuat zinah.
Mat 5:33 Kamu telah mendengar pula yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan bersumpah palsu, melainkan peganglah sumpahmu di depan Tuhan.
Mat 5:34 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah sekali-kali bersumpah, baik demi langit, karena langit adalah takhta Allah,
Mat 5:35 maupun demi bumi, karena bumi adalah tumpuan kaki-Nya, ataupun demi Yerusalem, karena Yerusalem adalah kota Raja Besar;
Mat 5:36 janganlah juga engkau bersumpah demi kepalamu, karena engkau tidak berkuasa memutihkan atau menghitamkan sehelai rambutpun.
Mat 5:37 Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak, hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.
Mat 5:38 Kamu telah mendengar firman: Mata ganti mata dan gigi ganti gigi.
Mat 5:39 Tetapi Aku berkata kepadamu: Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu, melainkan siapapun yang menampar pipi kananmu, berilah juga kepadanya pipi kirimu.
Mat 5:40 Dan kepada orang yang hendak mengadukan engkau karena mengingini bajumu, serahkanlah juga jubahmu.
Mat 5:41 Dan siapapun yang memaksa engkau berjalan sejauh satu mil, berjalanlah bersama dia sejauh dua mil.
Mat 5:42 Berilah kepada orang yang meminta kepadamu dan janganlah menolak orang yang mau meminjam dari padamu.
Mat 5:43 Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu.
Mat 5:44 Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.
Mat 5:45 Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar.
Mat 5:46 Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian?
Mat 5:47 Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian?
Mat 5:48 Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
Tafsiran Wycliffe
Pelayanan Yesus Kristus (4:12-25:46).
Analisis Matius terhadap pelayanan Kristus, dibuat berdasarkan empat wilayah geografis yang tercantum dengan jelas: Galilea (4:12), Daerah Seberang Sungai Yordan (19:1), Yudea (20:17) dan Yerusalem (21:1).
Bersama dengan Injil Sinoptis lainnya, ia menghilangkan pelayanan awal di Yudea, yang secara kronologis terjadi di antara 4:11 dan 4:12 (bdg. Yoh. 1-4).
Matius mungkin bertolak dari Kapernaum di Galilea, karena di situ pula ia mulai mengenal Kristus (9:9).
Khotbah di Bukit (5:1-7:29).
Khotbah ini sama dengan yang dicatat dalam Lukas 6:20-49, karena perbedaan-perbedaannya dapat diselaraskan atau dijelaskan, dan persamaan pada bagian permulaan, pada bagian akhir dan pada pokok pembahasan membuat penyamaan ini sangat mungkin.
Selanjutnya, kedua kisah itu mencatat kisah penyembuhan hamba seorang perwira sebagai peristiwa berikutnya.
Adanya keberatan, bahwa Matius menempatkan khotbah ini di depan panggilannya sendiri (9:9: bdg. Luk. 5:27 dst.), dapat diterangkan dengan kekurangjituannya mengenai urutan kronologis di bagian lain.
Di sini, karena Matius telah melukiskan kegiatan Kristus memberitakan datangnya Kerajaan (4:17, 32), adalah wajar baginya untuk mencantumkan suatu pembahasan penuh oleh Yesus mengenai hal ini.
Dengan demikian, Khotbah di Bukit terutama bukanlah pernyataan sejumlah prinsip bagi gereja Kristen (yang masih belum terungkap), bukan pula berita penginjilan bagi mereka yang belum diselamatkan, namun merupakan suatu gambaran tentang prinsip-prinsip yang akan merupakan ciri dari Kerajaan Mesianis yang diberitakan Kristus.
Belakangan, penolakan oleh bangsa Israel akan Raja mereka, menunda kedatangan dari Kerajaan ini, tetapi bahkan saat ini orang Kristen yang telah bersumpah untuk setia kepada Sang Raja, dan dipersiapkan secara rohani untuk menantikan berkat-berkat Kerajaan-Nya (Kol. 1:13), dapat melihat cita-cita Allah di dalam khotbah yang indah ini, serta akan menyetujui, bahwa khotbah ini bertaraf tinggi.
17-20. Bukan untuk meniadakan. Kristus menjawab tuduhan, bahwa diri-Nya melecehkan Perjanjian Lama dengan menyangkal adanya usaha untuk meniadakan atau membatalkan Hukum Taurat.
Melainkan untuk menggenapinya. Kristus menanggapi Perjanjian Lama dengan menaati Hukum Taurat secara sempurna, dengan menggenapi semua lambang dan nubuatnya, dan dengan menjalani sepenuhnya hukuman dari Hukum Taurat selaku pengganti orang-orang berdosa.
(Karena itu, orang percaya, melalui pembenaran, memiliki kebenaran Kristus yang dikenakan kepada mereka: Rm. 3:20-26; 10:4).
Aku berkata (Sesungguhnya Aku berkata). Pemakaian pertama rumusan yang mengesankan ini oleh Yesus, menunjukkan suatu pernyataan yang sangat penting.
Selama belum lenyap langit dan bumi. Sekalipun oleh beberapa penafsir dianggap sebagai ungkapan yang berarti tidak pernah, pernyataan ini mungkin merupakan suatu acuan Eskatologis (Mat. 24:35; Why. 21:1).
Iota. Huruf paling kecil dari abjad Ibrani (yodh).
Titik. Proyeksi kecil di atas huruf Ibrani tertentu.
Orang-orang yang secara prinsip tidak menentang Hukum Allah, tetapi telah mengabaikan tuntutan-tuntutan yang kurang penting, tidak akan diusir dari Kerajaan itu, hanya saja akan memperoleh pahala yang lebih kecil di dalam Kerajaan Sorga.
Hidup keagamaanmu ... benar. Dibedakan dengan kebenaran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang hidup menurut Hukum Musa hanya secara lahiriah, sekalipun ditaati dengan amat rinci.
Kebenaran seorang percaya didasarkan pada kebenaran yang berasal dari Kristus, yang diperoleh karena iman (Rm. 3:21, 22), yang memungkinkan ia hidup benar (Rm. 8:2-5).
Hanya mereka ini yang boleh masuk ke dalam Kerajaan Sorga yang diberitakan oleh Kristus.
21-26. Ilustrasi pertama: Pembunuhan.
Yesus menunjukkan bagaimana penggenapan Hukum Taurat oleh diri-Nya itu lebih mendalam daripada sekadar ketaatan lahiriah saja.
Siapa yang membunuh, menandai suatu perluasan tradisional dari Keluaran 20:13, tetapi tetap hanya berkenaan dengan tindakan membunuh.
Harus dihukum. Dilaksanakan oleh pengadilan sipil Yahudi sebagaimana dilandaskan pada Ulangan 16:18 (lihat juga Josephus, Antiquities, iv.8.14).
Marah. Naskah-naskah yang terbaik menghilangkan 'tanpa alasan', sekalipun Efesus 4:16 menunjukkan, bahwa pembatasan tertentu dapat diselipkan.
Kafir (Rica). Mungkin berarti 'kepala kosong' (dari istilah Aram yang artinya 'yang kosong').
Jahil. Karena rangkaian julukan ini pada umumnya semakin pedas, Bruce menanggap 'kafir' sebagai menghina kepala orang, sedangkan 'jahil' sebagai menghina watak seseorang (ExpGT, I, 107).
Neraka yang menyala-nyala. Secara harfiah mengacu kepada Lembah Hinom di luar Yerusalem, di mana sampah, limbah dan bangkai dibakar, sehingga merupakan suatu kiasan yang cocok untuk tempat penyiksaan abadi.
(Sejarah Hinom yang menyeramkan dapat dibaca di Yer. 7:31, 32; II Taw. 28:3; 33:6; II Raj. 23:10.)
Kristus menunjukkan, bahwa akar pembunuhan adalah dalam hati seorang yang marah, dan Ia berjanji, bahwa dalam Kerajaan-Nya, hukuman yang dapat dilaksanakan sebelum pembunuhan dapat dilaksanakan.
Admin blog: "Mungkin maksud kalimat di atas adalah orang yang menyimpan kemarahan / dendam dalam hatinya sudah dapat dihukum sebelum ia melampiaskan kemarahannya."
Di atas mezbah. Petunjuk bahwa khotbah ini bercorak Yahudi.
Sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, maksudnya, apabila engkau telah melakukan kesalahan kepada saudaramu.
Berdamai dahulu mewajibkan si calon penyembah berdamai dahulu dengan orang yang tersinggung itu, agar persembahannya berkenan (bdg. Mzm. 66:18).
Lawanmu. Pihak dengan siapa kita bersengketa (bdg. Luk. 12:58, 59).
Sebab, penghakiman sedang menjelang, orang-orang yang bersalah sebaiknya berdamai secepat mungkin.
Sebelum engkau membayar hutangmu. Mungkin suatu kejadian sesungguhnya di dalam Kerajaan Sorga.
Tetapi, apabila penjara melambangkan neraka, maka kemungkinan pelunasan dan pembebasan yang tersirat hanya berlaku pada perumpamaan ini dan bukan pada penafsirannya juga.
Alkitab dengan jelas menyebutkan, bahwa orang-orang yang ada di neraka akan berada di sana untuk selama-lamanya (Mat. 25:41, 46), sebab hutang mereka tidak akan mungkin terbayar.
27-30. Ilustrasi kedua: Perzinaan.
Yesus menunjukkan, bahwa dosa yang digambarkan dalam Keluaran 20:14 lebih mendalam daripada tindakan lahiriah.
Setiap orang yang memandang merupakan ciri orang yang penglihatannya tidak dikendalikan oleh pengekang yang kudus, sehingga menghasilkan tujuan kotor untuk menginginkan wanita itu.
Tindakan lahiriah akan menyusul manakala kesempatan tersedia.
Matamu yang kanan. Kepada orang yang menyalahkan mata atas terjadinya dosa ini, Yesus menunjukkan prosedur wajar yang harus dilakukan.
Sebagaimana kita memotong bagian-bagian tubuh yang sakit untuk memelihara yang sehat, demikian pula mata (atau tangan) yang sudah demikian tercemar, memerlukan penanganan tegas.
Tentu saja, Yesus ingin agar para pendengar-Nya melihat, bahwa sumber dosa yang sesungguhnya tidak terdapat di dalam organ tubuh, tetapi di dalam hati.
Hati seseorang yang jahat, harus diubah apabila dia ingin lolos dari kehancuran akhir di dalam neraka (Gehena; lihat tafsiran 5:22).
31-32. Ilustrasi ketiga: Perceraian.
Peraturan Musa (Ul. 24:1) melindungi wanita dari pikiran laki-laki, yang berubah mendadak dengan menetapkan perlunya surat cerai.
Tetapi, perceraian merupakan suatu konsesi bagi dosa manusia (Mat. 19:8).
Peraturan Musa tentang 'tidak senonoh' telah diterangkan secara beraneka ragam, dari zinah (Shamai) hingga perasaan tidak senang yang tidak berarti dari pihak suami (Hilel).
Di dalam adat Yahudi, hanya laki-laki yang dapat memperoleh perceraian.
Zinah. Beberapa orang membatasi pengertian istilah ini hanya pada adat Yahudi, yang melukiskan perzinahan sebagai ketidaksetiaan selama masa pertunangan saja (bdg. Masalah Yusuf, 1:18, 10), sehingga mereka tidak menemukan lagi alasan untuk cerai saat ini.
Pihak yang lain memahami 'zinah' sebagai sama dengan percabulan, yakni seperti yang dimaksudkan oleh kata zinah dalam nas ini, yang merupakan satu-satunya alasan yang disahkan Kristus untuk bercerai.
Jelas, tidak ada alasan lain lagi untuk bercerai selain alasan satu ini.
Menjadikan isterinya berzinah. Pada umumnya dipahami sebagai suatu kemungkinan, sebab sang istri mungkin terpaksa menikah lagi.
Karena hal ini belum tentu terjadi, Lenski menafsirkan bentuk pasif yang sulit ini sebagai menyebabkan si wanita ternoda sebagai pezinah (Interpretation of St. Matthews Gospel, hlm. 230-235), dan ia menganggap dosa ini sebagai kecurigaan tidak adil terhadap pihak yang dirugikan.
33-37. Ilustrasi keempat: Sumpah.
Dasar Perjanjian Lamanya adalah Imamat 19:12 dan Ulangan 23:21 (bdg. Kel. 20:7).
Sumpah palsu. Mengucapkan sumpah palsu.
Penyalahgunaan adat bersumpah oleh orang Yahudi, membuat Yesus mengatakan: Janganlah sekali-kali bersumpah.
Sulit mencari dalih untuk melanggar pengajaran ini (lihat juga Yak. 5:12).
Jadi orang percaya tidak boleh bersumpah untuk menguatkan pernyataannya.
Bahkan, pemerintah pada umumnya bersedia menerima penegasan dan bukan sumpah apabila diperlukan.
Demi langit. Orang Yahudi memanfaatkan keahlian mereka untuk mengelompokkan berbagai macam sumpah, dan pada umumnya tidak menerima sumpah yang tidak menyebut Allah secara khusus.
Yesus menunjukkan, bahwa pemikiran licik yang menipu itu tidak benar, karena Allah masih saja terkait apabila orang melibatkan langit, bumi, atau Yerusalem; dan bahkan, sumpah demi kepala sendiri pun melibatkan Dia yang menguasai kepala.
Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya. Suatu penegasan, atau penyangkalan yang sungguh-sungguh, sudah cukup bagi orang percaya.
Apa yang lebih dari pada itu. Dengan menambahkan sumpah pada pernyataan kita, kita mengakui, bahwa biasanya pernyataan kita tidak dapat dipercaya, atau kita merendahkan diri kita ke tingkat pendusta, yang mengikuti si jahat. Bandingkan Yohanes 8:44.
38-42. Ilustrasi kelima: Pembalasan.
Mata ganti mata (Kel. 21:24). Sebuah prinsip hukum yang menjadikan hukuman sesuai dengan kejahatannya.
Sekalipun demikian, prinsip ini tidak dimaksudkan untuk memberi izin kepada orang membalas dendam (Im. 19:18).
Janganlah kamu melawan orang yang berbuat jahat kepadamu. Yesus menunjukkan kepada warga Kerajaan, bagaimana mereka harus menghadapi tindakan yang melukai diri pribadi.
(Dia bukan membicarakan kewajiban pemerintah untuk memelihara ketertiban.)
Seorang anak Allah, harus rela menderita rugi karena diserang (ay. 39), karena dituntut secara hukum (ay. 40), karena diwajibkan oleh peraturan (ay. 41), karena ada orang yang meminta (ay. 42a), dan karena ada yang meminjam uang (ay. 42b).
Baju. Pakaian sebelah dalam.
Jubah. Pakaian sebelah luar yang lebih mahal, kadang-kadang dipergunakan sebagai kain penutup tempat tidur (Kel. 24:26-27), sehingga tidak dapat dijadikan jaminan hutang sampai malam hari (Ul. 24:12-13).
Memaksa engkau. Sebuah istilah yang berasal dari Persia, melukiskan kebiasaan pegawai pos yang berwewenang memaksa seseorang melaksanakan tugasnya apabila diperlukan (bdg. Simon orang Kirene, Mat. 27:32).
Patokan untuk perilaku yang bertaraf tinggi ini, seharusnya menjadikan semua orang percaya berusaha sedapat mungkin untuk hidup sesuai panggilan mereka, dan mendambakan saat, ketika pemerintahan Kristus yang adil akan menjadikan cita-cita ini dapat dilaksanakan sepenuhnya di seluruh bidang kehidupan.
43-48. Ilustrasi keenam: Mengasihi musuh.
Kasihilah sesamamu manusia (Im. 19:18, 34) merangkum keseluruhan loh batu kedua Hukum Taurat (bdg. Mat. 22:39).
Bencilah musuhmu. Penambahan yang tidak Alkitabiah ini tidak menangkap inti Hukum Kasih; tetapi kelihatannya merupakan penafsiran yang dikenal umum.
Pedoman disiplin dari Qumran berisi peraturan berikut: ... mengasihi semua orang yang telah dipilih-Nya dan membenci semua orang yang telah ditolak-Nya (1 QS 1.4).
Kasihilah musuhmu. Kasih (agapaō) yang diperintahkan di sini ialah kasih yang masuk akal, yang memahami segala kesulitan dan bersedia membebaskan musuhnya dari kebenciannya.
Kasih itu sejenis dengan tindakan kasih Allah terhadap orang-orang yang memberontak (Yoh. 3:16), sehingga menunjukkan, bahwa orang yang mengasihi sedemikian itu adalah benar-benar anak-anak Bapa.
Pemungut cukai. Petugas berbangsa Yahudi yang mengumpulkan pajak bagi Roma, dibenci oleh saudara sebangsa mereka karena melakukan pemerasan yang mencolok dan keterkaitan mereka dengan penjajah yang dianggap hina.
Perintah: Karena itu haruslah kamu sempurna, harus dibatasi pada masalah kasih di dalam konteks ini.
Sebagaimana kasih Allah itu sempurna, tidak mengabaikan kelompok mana pun, demikianlah seorang anak Allah harus berusaha mendewasakan diri di dalam hal ini (bdg. Ef. 5:1, 2).
Perintah ini tidak mungkin berarti ketiadaan dosa, sebab Matius 5:6-7 menunjukkan, bahwa orang yang berbahagia masih mendambakan kebenaran dan memerlukan kemurahan.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.