Matius 3:1-12: Yohanes Pembaptis
Rabu, Juli 17, 2019
Edit
Klik:
Matthew / Matius 3:1-12
Mat 3:1 Pada waktu itu tampillah Yohanes Pembaptis di padang gurun Yudea dan memberitakan:
Mat 3:2 "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
Mat 3:3 Sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya."
Mat 3:4 Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan.
Mat 3:5 Maka datanglah kepadanya penduduk dari Yerusalem, dari seluruh Yudea dan dari seluruh daerah sekitar Yordan.
Mat 3:6 Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.
Mat 3:7 Tetapi waktu ia melihat banyak orang Farisi dan orang Saduki datang untuk dibaptis, berkatalah ia kepada mereka: "Hai kamu keturunan ular beludak. Siapakah yang mengatakan kepada kamu, bahwa kamu dapat melarikan diri dari murka yang akan datang?
Mat 3:8 Jadi hasilkanlah buah yang sesuai dengan pertobatan.
Mat 3:9 Dan janganlah mengira, bahwa kamu dapat berkata dalam hatimu: Abraham adalah bapa kami! Karena aku berkata kepadamu: Allah dapat menjadikan anak-anak bagi Abraham dari batu-batu ini!
Mat 3:10 Kapak sudah tersedia pada akar pohon dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api.
Mat 3:11 Aku membaptis kamu dengan air sebagai tanda pertobatan, tetapi Ia yang datang kemudian dari padaku lebih berkuasa dari padaku dan aku tidak layak melepaskan kasut-Nya. Ia akan membaptiskan kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.
Mat 3:12 Alat penampi sudah ditangan-Nya. Ia akan membersihkan tempat pengirikan-Nya dan mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung, tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan."
Tafsiran Wycliffe
Pendahulu Kristus (3:1-12).
Keempat Injil melukiskan pelayanan persiapan Yohanes, dan Lukas menyajikan gambaran lengkap mengenai kelahirannya yang menakjubkan (Luk. 1:5-25, 57-80).
1. Pada waktu itu, mengacu kepada ayat sebelumnya, yang menyebutkan, bahwa Yesus tinggal di Nazaret.
Data terinci disajikan dalam Lukas 3:1-2.
Yohanes Pembaptis, disebut dengan nama ini, bahkan oleh Yosefus (Antiquities, XVIII.5.2), berkhotbah di dekat Sungai Yordan di bagian utara padang gurun Yudea, gurun tandus sepanjang pantai barat Laut Mati.
2. Bertobatlah, artinya "mengubah pikiran", namun maknanya bukan sekadar perubahan pendapat saja.
Sebagai istilah religius di dalam Alkitab, bertobat berarti perubahan sikap secara total terhadap dosa dan Allah, disertai dengan perasaan menyesal dan perubahan perilaku.
Kerajaan Sorga sudah dekat adalah alasan Yohanes untuk memanggil orang agar bertobat.
Sebutan ini, yang khas Matius dalam Perjanjian Baru, didasarkan pada Daniel 2:44; 7:13, 14, 27.
Yang dimaksudkan adalah Kerajaan Mesianis yang dijanjikan dalam Perjanjian Lama, dengan Yesus yang akan diperkenalkan sebagai Raja.
(Istilah "Kerajaan Allah", sering kali memiliki konotasi yang lebih luas, namun pada umumnya di dalam kitab-kitab Injil, kedua istilah ini dipergunakan secara bergantian.)
Kerajaan Sorga Mesianis ini, sekalipun dijanjikan sebagai suatu kerajaan di dunia, namun akan berlandaskan pada prinsip-prinsip rohani, dan akan diperlukan hubungan yang benar dengan Allah untuk dapat memasukinya; karena itulah ada panggilan untuk bertobat.
3-4. Dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya. Yesaya 40:3-5 pasti mengaitkan nubuat ini dengan Yohanes, suatu kenyataan yang disebutkan dalam setiap Injil (Mrk. 1:2-3; Luk. 3:4-6; Yoh. 1:23).
Jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, mungkin secara sengaja mirip pakaian Elia (II Raj. 1:8; bdg. Luk. 1:17; Mat. 17:10-33), dan merupakan pakaian umum para nabi (Za. 13:4).
Belalang. Makanan yang halal dan tidak biasa (Im. 11:22).
5-6. Khotbah Yohanes selaras dengan suasana penantian yang telah menguasai hati banyak orang, dan membuat orang semua bersemangat untuk mendengarnya, sebagaimana ditunjukkan oleh kata seluruh.
Waktu datang, mereka dibaptis, untuk menunjukkan, bahwa mereka menerima pemberitaannya.
Baptisan dilaksanakan orang Yahudi ketika menerima orang yang baru memeluk agama mereka, dan untuk maksud penyembuhan dan penyucian; jadi bentuk baptisan tidak dibaharui oleh Yohanes Pembaptis, sekalipun maknanya baru.
Bahkan, masyarakat Qumran juga melaksanakan ritual baptisan, walaupun tentu saja dengan alasan yang berbeda dengan baptisan Yohanes (W. S. LaSor, Amazing Dead Sea Scrolls, hlm. 205, 206).
7-10. Banyak orang Farisi. Anggota dari sebuah kelompok religius yang terkenal.
Mereka menyatakan diri sebagai penjaga Hukum Musa dan menganut adat istiadat nenek moyang mereka secara kaku.
Kristus menyebut mereka sebagai munafik (Luk. 11:44; 12:1).
Orang Saduki. Sekelompok rasionalis religius yang menyangkal, bahwa ada hidup sesudah kematian.
Secara politik mereka kuat, termasuk bangsawan yang menjadi imam di kalangan mereka.
Yohanes sadar, bahwa kehadiran mereka sekadar pamer saja, bukan tanda perubahan rohani, dan ia menyamakan mereka dengan ular beludak, yang melarikan diri sebelum api pertempuran mengejar.
Memiliki Abraham sebagai bapa nasional, tidak menjamin mereka untuk lolos dari hukuman ilahi.
Allah tidak berkewajiban untuk menggenapi janji-janji-Nya kepada mereka secara perseorangan.
Dari batu-batu ini. Mungkin mengingatkan pada Yesaya 51:1-2, tetapi lebih besar kemungkinannya, bahwa itu mengacu pada batu kerikil di kaki Yohanes, yang dapat dipakai untuk menanggapi sentuhan kreatif Allah, sebagaimana Adam diciptakan dari debu.
Dengan memakai gambaran yang dramatis, yakni kapak yang sudah tersedia pada akar pohon, Yohanes menunjukkan, bahwa waktu hampir habis bagi para pendengarnya.
Si Tukang Kayu sebentar lagi akan muncul.
11-12. Baptisan oleh Yohanes, yaitu kesaksian di depan umum, bahwa orang yang dibaptis sudah bertobat, akan diikuti dengan baptisan oleh Mesias, yang membaptis dengan Roh Kudus dan api.
Sebagian orang menggeser kedua istilah ini ke Pentakosta; yang lain menggesernya ke penghakiman terakhir.
Dari ayat 12, tampak jelas, bahwa baptisan dengan Roh Kudus itu mengacu kepada orang-orang percaya yang diselamatkan oleh Kristus (gandum-Nya) dan api menggambarkan hukuman atas orang fasik (debu jerami itu akan dibakar-Nya).
Bandingkan dengan Maleakhi 4:1 (pasal yang dalam Perjanjian Baru diberlakukan untuk Yohanes Pembaptis; lihat Luk. 1:17).
Jadi, Yohanes Pembaptis memandang karya Mesias dari titik pandang Perjanjian Lama yang biasa, tanpa memperhatikan selang waktu di antara kedatangan pertama dan kedua, yang mungkin juga tidak diketahui olehnya.
Alat penampi. Sebuah sekop kayu, yang dipakai untuk melemparkan gandum ke atas, agar diterpa angin setelah pengirikan.
Sekam yang lebih ringan akan terbawa angin, dan gandumnya akan jatuh menjadi timbunan.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.