Markus 8:31-9:1: Pemberitahuan Pertama Tentang Penderitaan Yesus dan Syarat-syarat Mengikut Dia
Senin, Desember 30, 2019
Edit
Klik:
Mark / Markus 8:31-9:1
Mar 8:31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari.
Mar 8:32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.
Mar 8:33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Mar 8:34 Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: "Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku.
Mar 8:35 Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya.
Mar 8:36 Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya.
Mar 8:37 Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?
Mar 8:38 Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusiapun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus."
Mar 9:1 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa."
Tafsiran Wycliffe
Penyingkiran-Penyingkiran Kristus dari Galilea (6:31-9:50).
Tuhan sudah menyebarkan amanat-Nya dengan sungguh-sungguh di Galilea, sehingga dalam seluruh perjalanan hidup mereka, orang Galilea sadar akan pelayanan-Nya.
Di antara banyak rakyat biasa, popularitas-Nya demikian tinggi, sehingga mereka siap untuk mengangkat Dia sebagai raja mereka dengan paksa.
Kejengkelan para pemimpin agama Yahudi sudah hampir mencapai puncaknya. Dan Herodes sekarang menjadi gusar terhadap popularitas Kristus.
Situasi menjadi semakin menjurus kepada krisis yang terlalu dini, sedangkan pelayanan Kristus belum selesai.
Akibatnya, Yesus menyingkir empat kali dari Galilea, satu ke pantai timur Danau itu (6:31-56), satu lagi ke wilayah Tirus dan Sidon (7:24-30), satu ke Dekapolis (7:31-8:9), dan terakhir ke Kaisarea Filipi (8:10-9:50).
Sepanjang waktu ini, Kristus sibuk mendidik kedua belas murid-Nya sebagai persiapan untuk menghadapi saat kematian-Nya.
Menyingkir ke Kaisarea Filipi (8:10-9:50).
Penyingkiran yang keempat dan yang terakhir dari Galilea mengarah ke utara ke wilayah Kaisarea Filipi.
Datang dari Dekapolis, Yesus menyeberang ke pantai barat Danau Galilea di mana orang-orang Farisi menemui Dia dengan meminta tanda (8:10-12).
Dia kemudian berlayar naik perahu ke arah timur laut ke Betsaida Yulias (8:13-21) di mana Dia menyembuhkan seorang buta (8:22-26).
Dari sana perjalanan melalui darat mengantar-Nya ke daerah sekitar Kaisarea Filipi.
Di sini, kegiatan utama Kristus adalah kembali mengajar murid-murid-Nya mengenai pokok-pokok seperti diri-Nya, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya, pemuridan mereka dan kedatangan-Nya dalam kemuliaan sebagaimana dilukiskan lebih dahulu di dalam peristiwa Pemuliaan-Nya di atas gunung (8:27-9:13).
Di sini, Dia juga menyembuhkan seorang lain yang kerasukan setan (9:14-29).
Setelah itu, Kristus kembali ke Galilea sambil terus mengajar Dua Belas Murid (9:30-50).
31. Pada kedatangan-Nya yang pertama, Kristus justru harus menanggung penderitaan, dibunuh dan bangkit.
Perhatian khusus harus diberikan kepada perbedaan yang tajam di antara pengakuan Petrus yang cemerlang dengan pernyataan langsung dari Kristus tentang penderitaan dan kematian.
Perhatikan bahwa Dia yang akan mati itu disebut dengan gelar Mesias, yaitu Anak Manusia. Salib merupakan aspek yang diperlukan dalam karya Mesias. Dia harus menanggung banyak penderitaan.
32. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Bentuk waktu imperfect Yunani dipakai untuk menunjukkan, bahwa Yesus mulai dan terus berbicara tentang kematian-Nya.
Dia tidak lagi mengacu kepada peristiwa tersebut secara terselubung (bdg. Yoh. 2:19), tetapi sejak saat ini, Dia mengajar murid-murid-Nya dengan terus terang dan jelas tentang kenyataan tersebut.
Hal ini merupakan tahap berikutnya di dalam pendidikan mereka.
Petrus menarik Yesus ke samping dan menegur Yesus karena berbicara begitu. Di dalam pikiran Petrus, kematian yang demikian mengerikan tidak cocok dengan martabat Mesias.
33. Usaha Petrus agar Tuhan tidak pergi ke salib sama dengan pencobaan di padang gurun.
Dalam hal ini, Iblis dengan sangat licik memakai salah satu murid terdekat Kristus (bdg. Luk. 4:13). Perhatikan teguran yang sama di dalam Matius 4:10.
Memikirkan. Kata kerja Yunaninya berkaitan dengan sikap berpikir, arah pemikiran.
Pikiran Petrus bertentangan dengan maksud-maksud Allah.
34. Pengajaran yang tercatat dalam 8:34-38 merupakan perkembangan wajar dari kenyataan tentang penderitaan Kristus.
Setiap orang yang mau mengikut Kristus, harus melintasi jalan yang telah dilalui-Nya, yaitu jalan penyangkalan diri dan memikul salib.
Salib adalah lambang penderitaan, dan penyangkalan diri melambangkan kesediaan untuk menderita bagi orang lain.
Kristus adalah teladannya; para murid harus terus mengikuti Dia (bentuk perintah untuk sekarang, Yunani).
35. Paradoks dari ayat-ayat ini dengan memahami bahwa Tuhan memakai istilah nyawa dengan dua arti.
Penggunaan yang pertama, menyelamatkan nyawanya, mengacu kepada usaha mempertahankan hidup jasmaniah dari kematian. Orang yang sepenuhnya berusaha melindungi hidup ini akan kehilangan hidup yang kekal.
Sebaliknya, orang yang demikian mengabdi kepada Kristus sehingga bersedia untuk kehilangan nyawanya adalah orang yang memperoleh hidup yang sejati.
Orang itu menemukan, bahwa mati adalah keuntungan (Flp. 1:21). Ini bukan gambaran tentang jalan keselamatan bagi orang yang tersesat, melainkan lebih merupakan falsafah hidup bagi murid.
36. Di sini yang dibandingkan adalah dunia dan nyawa. Istilah nyawa merupakan terjemahan dari psychē. Prinsip ini berlaku untuk tingkat jasmaniah maupun rohani.
Apa gunanya memperoleh segala sesuatu yang ditawarkan dunia apabila orang itu mati dan tidak dapat menikmati kekayaannya?
Atau apa gunanya mengumpulkan sejumlah harta duniawi untuk beberapa tahun yang singkat apabila itu berarti kehilangan hidup yang kekal?
38. Ketika Kristus menggunakan ungkapan, malu karena Aku dan karena perkataan-Ku, Dia sedang melukiskan suatu perbedaan dengan sikap bersedia kehilangan nyawa demi diri-Nya dan demi Injil (ay. 35).
Malu berarti menyangkal Kristus pada saat-saat pencobaan dan bukan tetap mengakui Dia walaupun dengan risiko mati.
Malu berarti berdiri bersama-sama dengan angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, dan bukan bersama-sama dengan Kristus.
Tidak setia. Secara rohani melukiskan orang-orang yang tidak setia kepada Allah. Demikian pula, pada saat Tuhan datang sebagai Hakim, Dia akan malu dan akan menyangkal orang-orang yang telah menyangkal Dia.
9:1. Pembagian pasal di sini tidak menguntungkan, sebab ayat ini jelas merupakan kesimpulan dari ajaran yang tercatat di bagian akhir Markus 8.
Sesungguhnya adalah suatu istilah untuk kepastian yang sungguh.
Istilah itu dari kata Yunani, amen, yang merupakan asal-usul kata amin.
Tidak akan mati. Aslinya lebih kuat lagi: sama sekali tidak akan mati.
Datangnya Kerajaan Allah di dalam pernyataan ini telah menghasilkan berbagai penafsiran.
Sekalipun demikian, di dalam ayat sebelumnya, Kristus berbicara tentang kedatangan-Nya dalam kemuliaan, dan di dalam ayat-ayat selanjutnya Markus mencatat peristiwa Pemuliaan Kristus di atas gunung.
Datangnya Kerajaan Allah, mungkin sekali bersamaan dengan kedatangan Sang Raja dalam kemuliaan (8:38). Yang diberi gambaran pendahuluannya melalui pemuliaan Kristus di atas gunung.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.