Kisah Para Rasul 15:22-34: Jawab Kepada Antiokhia
Sabtu, Juli 18, 2020
Edit
Klik:
Act / Kisah Para Rasul 15:22-34
Act 15:22 Maka rasul-rasul dan penatua-penatua beserta seluruh jemaat itu mengambil keputusan untuk memilih dari antara mereka beberapa orang yang akan diutus ke Antiokhia bersama-sama dengan Paulus dan Barnabas, yaitu Yudas yang disebut Barsabas dan Silas. Keduanya adalah orang terpandang di antara saudara-saudara itu.
Act 15:23 Kepada mereka diserahkan surat yang bunyinya: "Salam dari rasul-rasul dan penatua-penatua, dari saudara-saudaramu kepada saudara-saudara di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang berasal dari bangsa-bangsa lain.
Act 15:24 Kami telah mendengar, bahwa ada beberapa orang di antara kami, yang tiada mendapat pesan dari kami, telah menggelisahkan dan menggoyangkan hatimu dengan ajaran mereka.
Act 15:25 Sebab itu dengan bulat hati kami telah memutuskan untuk memilih dan mengutus beberapa orang kepada kamu bersama-sama dengan Barnabas dan Paulus yang kami kasihi,
Act 15:26 yaitu dua orang yang telah mempertaruhkan nyawanya karena nama Tuhan kita Yesus Kristus.
Act 15:27 Maka kami telah mengutus Yudas dan Silas, yang dengan lisan akan menyampaikan pesan yang tertulis ini juga kepada kamu.
Act 15:28 Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini:
Act 15:29 kamu harus menjauhkan diri dari makanan yang dipersembahkan kepada berhala, dari darah, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari percabulan. Jikalau kamu memelihara diri dari hal-hal ini, kamu berbuat baik. Sekianlah, selamat."
Act 15:30 Setelah berpamitan, Yudas dan Silas berangkat ke Antiokhia. Di situ mereka memanggil seluruh jemaat berkumpul, lalu menyerahkan surat itu kepada mereka.
Act 15:31 Setelah membaca surat itu, jemaat bersukacita karena isinya yang menghiburkan.
Act 15:32 Yudas dan Silas, yang adalah juga nabi, lama menasihati saudara-saudara itu dan menguatkan hati mereka.
Act 15:33 Dan sesudah beberapa waktu keduanya tinggal di situ, saudara-saudara itu melepas mereka dalam damai untuk kembali kepada mereka yang mengutusnya.
Act 15:34 (Tetapi Silas memutuskan untuk tinggal di situ.)
Tafsiran Wycliffe
Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-21:17).
Pasal 13 membawa kita ke bagian separuh kedua dari Kitab Kisah Para Rasul.
Di bagian separuh pertama, Yerusalem merupakan pusat cerita, dan tema utamanya ialah perluasan Gereja dari Yerusalem ke seluruh Palestina.
Sekarang, Yerusalem terdesak ke belakang, dan Antiokhia menjadi pusat cerita, karena Antiokhia menyokong perluasan Gereja di Asia dan Eropa.
Perluasan ini dilaksanakan dengan tiga perjalanan misi oleh Paulus, masing-masing dimulai dan diakhiri di Antiokhia.
Persoalan di Gereja Bukan Yahudi dan Sidang di Yerusalem (15:1-35).
Keberhasilan penginjilan di kalangan bukan Yahudi, telah menyebabkan munculnya persoalan yang paling penting di Gereja mula-mula, yaitu hubungan di antara orang percaya Yahudi dan bukan Yahudi, serta bagaimana orang-orang bukan Yahudi itu dapat diterima sebagai anggota Gereja.
Pada masa sebelumnya, Gereja terdiri atas orang-orang Yahudi, dan karena itu penginjilan kepada orang bukan Yahudi sebagaimana ditugaskan oleh Tuhan kita, belum diperhitungkan.
Filipus membawa Injil kepada orang Samaria.
Dan Petrus, sesudah dipersiapkan oleh Allah, berhasil mengatasi keberatannya sebagai orang Yahudi, lalu memberitakan Injil kepada Kornelius, dengan demikian, ambil bagian dalam persekutuan penuh dengan kalangan bukan Yahudi.
Pendirian Gereja non-Yahudi di Antiokhia, dan keberhasilan pemberitaan Injil kepada kalangan non-Yahudi di Galatia, kini memfokus pada persoalan yang harus segera diatasi.
Di Gereja Yerusalem, terdapat golongan yang bersikukuh, bahwa jikalau orang-orang bukan Yahudi itu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, mereka tidak mungkin selamat, dan tidak mungkin diterima sebagai anggota Gereja.
Ayat 5 menunjukkan, bahwa orang-orang ini adalah orang bertobat dari golongan Farisi, yakni kelompok Yahudi yang paling kolot.
Golongan ini melihat agama Kristen sebagai suatu aliran di dalam Yudaisme.
Mereka tetap memelihara dan mempertahankan semua kebiasaan, dan adat yang ada dalam Hukum Taurat, dengan hanya menambahkan Injil tentang kematian dan kebangkitan Yesus selaku Mesias yang dijanjikan.
Jelas terlihat, bahwa tidak ada orang percaya Yahudi yang meninggalkan adat mereka ketika menjadi orang Kristen.
Meskipun demikian, orang-orang Farisi yang bertobat, bersikeras bahwa orang bukan Yahudi harus juga menjadi orang Yahudi, jika hendak menjadi Kristen.
Persoalan ini sudah dimunculkan di dalam Gereja.
Seandainya (karena tampaknya mungkin demikian), Galatia 2:1-10 menguraikan kunjungan ketika terjadi bencana kelaparan sebagaimana dikisahkan dalam Kisah Para Rasul 11:27-30, maka para pemimpin di Yerusalem pada dasarnya telah menyetujui pemberitaan Injil oleh Paulus kepada kalangan bukan Yahudi, dan tidak bersikukuh, bahwa orang-orang itu harus disunat.
(Mengenai pandangan alternatif bahwa Gal. 2:1-10 melukiskan sebuah aspek dari sidang ini, lihat tafsiran atas Gal. 2:1 dst. - Penyusun)
Petrus menyetujui kebijaksanaan ini, sebab beberapa waktu kemudian, ketika dia tiba di Antiokhia, Petrus menunjukkan, bahwa dia sudah memahami pelajaran yang disampaikan kepadanya melalui penglihatan, dan dengan leluasa makan satu meja dengan orang percaya bukan Yahudi (Gal. 2:11, 12).
Kini terdapat dua macam Gereja:
1. Gereja Yahudi di Yerusalem di mana orang Kristen Yahudi bebas melanjutkan kebiasaan menaati Hukum Taurat Perjanjian Lama, tetapi selaku orang Yahudi dan bukan selaku orang Kristen.
2. Gereja orang bukan Yahudi di Antiokhia di mana tidak satupun kewajiban upacara Yahudi dilaksanakan.
Petrus menyetujui kebebasan orang bukan Yahudi dari kewajiban menaati hukum Taurat, maka ketika berada di tengah-tengah orang bukan Yahudi, dia mengesampingkan kebiasaan Yahudinya demi persekutuan Kristiani.
Golongan 'sayap kanan' di Yerusalem melihat sesuatu yang tidak disadari oleh Petrus, yaitu bahwa bertumbuhnya Gereja orang bukan Yahudi, pasti berarti berakhirnya Gereja Yahudi.
Meningkatnya hubungan di antara kedua Gereja ini, membuat orang-orang Kristen Yahudi akhirnya harus mengikuti teladan Petrus, dan mengesampingkan kebiasaan-kebiasaan Yahudi mereka.
Karena itu, ketika ada beberapa orang datang dari kalangan Yakobus ke Antiokhia (Gal. 2:12), mereka menuduh Petrus meninggalkan Hukum Taurat dan mengatakan kepadanya, bahwa tindakannya tersebut berarti mengakhiri Yudaisme.
Petrus tidak menyadari kemungkinan tersebut sebelumnya, karena itu dia mengundurkan diri dari meja persekutuan dengan orang-orang bukan Yahudi, untuk merenungkan kembali situasi itu.
Tindakannya ini langsung mengakibatkan keresahan dan perpecahan di antara jemaat Antiokhia.
Paulus langsung menyadari akibat dari tindakan Petrus tersebut.
Tindakan Petrus itu, pasti mengakibatkan dua Gereja yang terpisah, yakni Gereja Yahudi dan Gereja bukan Yahudi.
Pilihannya ialah orang Kristen Yahudi harus mengesampingkan kebiasaan Yahudi mereka, dan duduk bersekutu bersama dengan orang Kristen non-Yahudi, atau orang Kristen non-Yahudi harus tunduk kepada hukum Musa.
Jika tidak demikian, maka Gereja akan pecah.
Selaku orang Yahudi, Paulus bersedia saja melakukan kebiasaan-kebiasaan Yahudi.
Tetapi, dia bersikukuh, bahwa ketika orang Kristen Yahudi memasuki Gereja orang bukan Yahudi, maka mereka harus meninggalkan semua kebiasaan itu, dan bersekutu dengan orang Kristen bukan Yahudi.
Gereja yang terpecah merupakan keadaan yang sulit dibayangkan, dan menaati Hukum Musa berarti akhir dari kasih karunia bagi orang-orang bukan Yahudi.
Pandangan Paulus rupanya berlaku, tetapi kalangan Yahudi di Yerusalem tidak puas.
Mereka datang ke Antiokhia lagi, dan menandaskan, bahwa orang-orang bukan Yahudi harus disunat, jika hendak menjadi orang Kristen.
22. Yudas yang disebut Barsabas rupanya saudara dari Yusuf yang bernama Barsabas (1:23).
Silas adalah Silwanus yang disebut di dalam I Tesalonika 1:1; II Korintus 1:19; I Petrus 5:12, yang belakangan menjadi rekan seperjalanan Paulus.
23. Salam pembukaan dari surat itu hanya menyebutkan dua kelompok, bukan tiga; rasul-rasul dan penatua-penatua.
31-33. Keputusan Gereja di Yerusalem dan surat yang dikirim ke Antiokhia, tampaknya berhasil memecahkan persoalan yang ada.
Beberapa waktu kemudian, Yudas dan Silas kembali ke Yerusalem, sedangkan Paulus dan Barnabas tetap tinggal di Antiokhia.
Ayat 34 tidak ada di dalam sebagian besar naskah kuno.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.