Kisah Para Rasul 7:1-53: Pembelaan Stefanus
Rabu, Juli 08, 2020
Edit
Klik:
Act / Kisah Para Rasul 7:1-53
Act 7:1 Kata Imam Besar: "Benarkah demikian?"
Act 7:2 Jawab Stefanus: "Hai saudara-saudara dan bapa-bapa, dengarkanlah! Allah yang Mahamulia telah menampakkan diri-Nya kepada bapa leluhur kita Abraham, ketika ia masih di Mesopotamia, sebelum ia menetap di Haran,
Act 7:3 dan berfirman kepadanya: Keluarlah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan pergilah ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu.
Act 7:4 Maka keluarlah ia dari negeri orang Kasdim, lalu menetap di Haran. Dan setelah ayahnya meninggal, Allah menyuruh dia pindah dari situ ke tanah ini, tempat kamu diam sekarang;
Act 7:5 dan di situ Allah tidak memberikan milik pusaka kepadanya, bahkan setapak tanahpun tidak, tetapi Ia berjanji akan memberikan tanah itu kepadanya menjadi kepunyaannya dan kepunyaan keturunannya, walaupun pada waktu itu ia tidak mempunyai anak.
Act 7:6 Beginilah firman Allah, yaitu bahwa keturunannya akan menjadi pendatang di negeri asing dan bahwa mereka akan diperbudak dan dianiaya empat ratus tahun lamanya.
Act 7:7 Tetapi bangsa yang akan memperbudak mereka itu akan Kuhukum, firman Allah, dan sesudah itu mereka akan keluar dari situ dan beribadah kepada-Ku di tempat ini.
Act 7:8 Lalu Allah memberikan kepadanya perjanjian sunat; dan demikianlah Abraham memperanakkan Ishak, lalu menyunatkannya pada hari yang kedelapan; dan Ishak memperanakkan Yakub, dan Yakub memperanakkan kedua belas bapa leluhur kita.
Act 7:9 Karena iri hati, bapa-bapa leluhur kita menjual Yusuf ke tanah Mesir, tetapi Allah menyertai dia,
Act 7:10 dan melepaskannya dari segala penindasan serta menganugerahkan kepadanya kasih karunia dan hikmat, ketika ia menghadap Firaun, raja Mesir. Firaun mengangkatnya menjadi kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.
Act 7:11 Maka datanglah bahaya kelaparan menimpa seluruh tanah Mesir dan tanah Kanaan serta penderitaan yang besar, sehingga nenek moyang kita tidak mendapat makanan.
Act 7:12 Tetapi ketika Yakub mendengar, bahwa di tanah Mesir ada gandum, ia menyuruh nenek moyang kita ke sana. Itulah kunjungan mereka yang pertama;
Act 7:13 pada kunjungan mereka yang kedua Yusuf memperkenalkan dirinya kepada saudara-saudaranya, lalu ketahuanlah asal-usul Yusuf kepada Firaun.
Act 7:14 Kemudian Yusuf menyuruh menjemput Yakub, ayahnya, dan semua sanak saudaranya, tujuh puluh lima jiwa banyaknya.
Act 7:15 Lalu pergilah Yakub ke tanah Mesir. Di situ ia meninggal, ia dan nenek moyang kita;
Act 7:16 mayat mereka dipindahkan ke Sikhem dan diletakkan di dalam kuburan yang telah dibeli Abraham dengan sejumlah uang perak dari anak-anak Hemor di Sikhem.
Act 7:17 Tetapi makin dekat genapnya janji yang diberikan Allah kepada Abraham, makin bertambah banyaklah bangsa itu di Mesir,
Act 7:18 sampai bangkit seorang raja lain memerintah tanah Mesir, seorang yang tidak mengenal Yusuf.
Act 7:19 Raja itu mempergunakan tipu daya terhadap bangsa kita dan menganiaya nenek moyang kita serta menyuruh membuang bayi mereka, supaya bangsa kita itu jangan berkembang.
Act 7:20 Pada waktu itulah Musa lahir dan ia elok di mata Allah. Tiga bulan lamanya ia diasuh di rumah ayahnya.
Act 7:21 Lalu ia dibuang, tetapi puteri Firaun memungutnya dan menyuruh mengasuhnya seperti anaknya sendiri.
Act 7:22 Dan Musa dididik dalam segala hikmat orang Mesir, dan ia berkuasa dalam perkataan dan perbuatannya.
Act 7:23 Pada waktu ia berumur empat puluh tahun, timbullah keinginan dalam hatinya untuk mengunjungi saudara-saudaranya, yaitu orang-orang Israel.
Act 7:24 Ketika itu ia melihat seorang dianiaya oleh seorang Mesir, lalu ia menolong dan membela orang itu dengan membunuh orang Mesir itu.
Act 7:25 Pada sangkanya saudara-saudaranya akan mengerti, bahwa Allah memakai dia untuk menyelamatkan mereka, tetapi mereka tidak mengerti.
Act 7:26 Pada keesokan harinya ia muncul pula ketika dua orang Israel sedang berkelahi, lalu ia berusaha mendamaikan mereka, katanya: Saudara-saudara! Bukankah kamu ini bersaudara? Mengapakah kamu saling menganiaya?
Act 7:27 Tetapi orang yang berbuat salah kepada temannya itu menolak Musa dan berkata: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim atas kami?
Act 7:28 Apakah engkau bermaksud membunuh aku, sama seperti kemarin engkau membunuh orang Mesir itu?
Act 7:29 Mendengar perkataan itu, larilah Musa dan hidup sebagai pendatang di tanah Midian. Di situ ia memperanakkan dua orang anak laki-laki.
Act 7:30 Dan sesudah empat puluh tahun tampaklah kepadanya seorang malaikat di padang gurun gunung Sinai di dalam nyala api yang keluar dari semak duri.
Act 7:31 Musa heran tentang penglihatan itu, dan ketika ia pergi ke situ untuk melihatnya dari dekat, datanglah suara Tuhan kepadanya:
Act 7:32 Akulah Allah nenek moyangmu, Allah Abraham, Ishak dan Yakub. Maka gemetarlah Musa, dan ia tidak berani lagi melihatnya.
Act 7:33 Lalu firman Allah kepadanya: Tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.
Act 7:34 Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir dan Aku telah mendengar keluh kesah mereka, dan Aku telah turun untuk melepaskan mereka; karena itu marilah, engkau akan Kuutus ke tanah Mesir.
Act 7:35 Musa ini, yang telah mereka tolak, dengan mengatakan: Siapakah yang mengangkat engkau menjadi pemimpin dan hakim? --Musa ini juga telah diutus oleh Allah sebagai pemimpin dan penyelamat oleh malaikat, yang telah menampakkan diri kepadanya di semak duri itu.
Act 7:36 Dialah yang membawa mereka keluar dengan mengadakan mujizat-mujizat dan tanda-tanda di tanah Mesir, di Laut Merah dan di padang gurun, empat puluh tahun lamanya.
Act 7:37 Musa ini pulalah yang berkata kepada orang Israel: Seorang nabi seperti aku ini akan dibangkitkan Allah bagimu dari antara saudara-saudaramu.
Act 7:38 Musa inilah yang menjadi pengantara dalam sidang jemaah di padang gurun di antara malaikat yang berfirman kepadanya di gunung Sinai dan nenek moyang kita; dan dialah yang menerima firman-firman yang hidup untuk menyampaikannya kepada kamu.
Act 7:39 Tetapi nenek moyang kita tidak mau taat kepadanya, malahan mereka menolaknya. Dalam hati mereka ingin kembali ke tanah Mesir.
Act 7:40 Kepada Harun mereka berkata: Buatlah untuk kami beberapa allah yang akan berjalan di depan kami, sebab Musa ini yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir--kami tidak tahu apa yang telah terjadi dengan dia.
Act 7:41 Lalu pada waktu itu mereka membuat sebuah anak lembu dan mempersembahkan persembahan kepada berhala itu dan mereka bersukacita tentang apa yang dibuat sendiri oleh mereka.
Act 7:42 Maka berpalinglah Allah dari mereka dan membiarkan mereka beribadah kepada bala tentara langit, seperti yang tertulis dalam kitab nabi-nabi: Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan persembahan selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel?
Act 7:43 Tidak pernah, malahan kamu mengusung kemah Molokh dan bintang dewa Refan, patung-patung yang kamu buat itu untuk disembah. Maka Aku akan membawa kamu ke dalam pembuangan, sampai di seberang sana Babel.
Act 7:44 Kemah Kesaksian ada pada nenek moyang kita di padang gurun, seperti yang diperintahkan Allah kepada Musa untuk membuatnya menurut contoh yang telah dilihatnya.
Act 7:45 Kemah itu yang diterima nenek moyang kita dan yang dengan pimpinan Yosua dibawa masuk ke tanah ini, yaitu waktu tanah ini direbut dari bangsa-bangsa lain yang dihalau Allah dari depan nenek moyang kita; demikianlah sampai kepada zaman Daud.
Act 7:46 Daud telah mendapat kasih karunia di hadapan Allah dan ia memohon, supaya ia diperkenankan untuk mendirikan suatu tempat kediaman bagi Allah Yakub.
Act 7:47 Tetapi Salomolah yang mendirikan sebuah rumah untuk Allah.
Act 7:48 Tetapi Yang Mahatinggi tidak diam di dalam apa yang dibuat oleh tangan manusia, seperti yang dikatakan oleh nabi:
Act 7:49 Langit adalah takhta-Ku, dan bumi adalah tumpuan kaki-Ku. Rumah apakah yang akan kamu dirikan bagi-Ku, demikian firman Tuhan, tempat apakah yang akan menjadi perhentian-Ku?
Act 7:50 Bukankah tangan-Ku sendiri yang membuat semuanya ini?
Act 7:51 Hai orang-orang yang keras kepala dan yang tidak bersunat hati dan telinga, kamu selalu menentang Roh Kudus, sama seperti nenek moyangmu, demikian juga kamu.
Act 7:52 Siapakah dari nabi-nabi yang tidak dianiaya oleh nenek moyangmu? Bahkan mereka membunuh orang-orang yang lebih dahulu memberitakan tentang kedatangan Orang Benar, yang sekarang telah kamu khianati dan kamu bunuh.
Act 7:53 Kamu telah menerima hukum Taurat yang disampaikan oleh malaikat-malaikat, akan tetapi kamu tidak menurutinya."
Tafsiran Wycliffe
Perluasan Gereja di Palestina Melalui Perserakan (6:1-12:25).
Sampai sejauh ini, para rasul tidak menunjukkan tanda-tanda adanya maksud untuk memberitakan Injil ke seluruh dunia, tetapi tetap tinggal di Yerusalem sambil bersaksi kepada orang-orang Yahudi.
Lukas sekarang mengisahkan permulaan dari perluasan Gereja ke seluruh Yudea dan Samaria, yang disebabkan oleh penganiayaan yang muncul di sekitar Stefanus.
Perluasan ini terjadi, bukan karena visi dan rencana Gereja, tetapi karena tindakan pengaturan Allah dalam menyerakkan orang-orang percaya.
Untuk menjelaskan terjadinya penganiayaan ini, Lukas mula-mula mengisahkan bagaimana Stefanus menjadi menonjol di antara tujuh diaken yang ada.
7:1. Imam Besar dan pemimpin tertinggi Sanhedrin masih Kayafas, yang telah memimpin pengadilan dan keputusan hukuman mati bagi Yesus.
2-4. Pembelaan / jawaban Stefanus, sesungguhnya bukan suatu penyanggahan terhadap tuduhan-tuduhan yang dilancarkan kepadanya, tetapi lebih merupakan suatu penegasan positif terhadap kesaksiannya tentang Yesus Kristus dan Injil.
Stefanus tidak berusaha menunjukkan, bahwa tuduhan-tuduhan yang dilancarkan kepadanya itu salah.
Justru sebaliknya, dia mengemukakan keyakinannya, bahwa Bait Allah dan negeri Palestina tidak diperlukan untuk menyembah Allah dengan benar.
Dia menyajikan suatu sketsa singkat tentang sejarah Israel untuk menunjukkan:
(a) bahwa Allah telah memberkati nenek moyang mereka, sekalipun para leluhur itu tidak tinggal di Palestina;
(b) bahwa sepanjang sebagian besar sejarahnya, Israel tidak menyembah Allah di dalam Bait Allah;
(c) dan bahwa pemilikan Bait Allah sekalipun, tidak mencegah Israel dari taat kepada Allah menjadi pemberontak dan tidak taat kepada Allah.
Tujuan dari ucapan ini ialah untuk menunjukkan dari sejarah Israel, bahwa memiliki Bait Allah bukan sesuatu yang perlu dan bukan pula jaminan untuk bisa menyembah Allah dengan benar.
Dan hal ini berguna untuk mendukung pokok utama yang dikemukakan oleh Stefanus, bahwa karena Mesias sekarang telah datang, maka ibadah orang Yahudi di Bait Allah di Yerusalem itu, telah merupakan hal yang usang.
Panggilan Allah kepada Abraham, tidak terjadi di Tanah Perjanjian, tetapi ketika Abraham berada jauh dari situ, yakni di Mesopotamia.
Stefanus menceritakan tentang kunjungan Tuhan ketika Abraham masih berada di Mesopotamia, yang hasilnya ialah kepergian Abraham mula-mula ke Haran, di mana ia tinggal untuk beberapa saat, lalu belakangan pindah dari Haran ke Palestina.
Kejadian 11:31-32 tidak mencatat kunjungan Tuhan yang pertama ini, tetapi Kejadian 15:7 dan Nehemia 9:7, keduanya menunjukkan, bahwa pangadilan Allah kepada Abraham pada mulanya terjadi di Ur-Kasdim di Mesopotamia.
5. Sekalipun Abraham tinggal di Palestina, dia sebetulnya tidak memiliki negeri itu, tetapi menganggapnya hanya sebagai tanah yang dijanjikan Allah kepadanya dan kepada keturunannya.
Karena itu, berkat Abraham bukan bergantung pada soal memiliki negeri itu, melainkan pada janji Allah.
6-7. Keturunan Abraham tidak serta merta memiliki negeri itu, tetapi baru sesudah empat ratus tahun diperbudak dan dianiaya di luar Palestina.
Empat ratus tahun merupakan angka pembulatan (bdg. Gal. 3:17 di mana disebutkan 430 tahun).
8. Allah mengikat perjanjian dengan Abraham dan keturunannya, dan menetapkan sunat sebagai tanda pemeteraian perjanjian itu.
Stefanus menunjukkan, bahwa berkat dari perjanjian ini tidak bergantung pada keberadaan Bait Allah, tetapi pada janji-janji dan kesetiaan Allah.
9-10. Bahkan ketika para leluhur menjual Yusuf ke tanah Mesir, Allah tidak meninggalkan Yusuf karena Yusuf berada di luar wilayah negeri itu, tetapi Allah menuntunnya kepada pembebasan yang indah, dengan menjadikan dia kuasa atas tanah Mesir dan atas seluruh istananya.
11-15. Ketika bencana kelaparan besar melanda Mesir dan Palestina, Allah memberikan penglihatan masa depan kepada Yusuf untuk menyimpan cadangan gandum di Mesir sebagai sarana untuk memelihara para leluhur itu.
Yakub dan keluarganya kemudian pindah ke Mesir, di mana mereka dipelihara oleh Yusuf.
Angka tujuh puluh lima mengikuti kisah yang terdapat di dalam Septuaginta, atau terjemahan Perjanjian Lama berbahasa Yunani; jumlah tujuh puluh dalam Kejadian 46:27 dan Keluaran 1:5 adalah angka dalam teks Ibrani.
Kedua teks ini mencerminkan dua cara dalam menghitung jumlah keluarga Yakub.
16. Sekalipun para leluhur itu meninggal di Mesir, mayat-mayat mereka dibawa kembali ke Palestina, dan dimakamkan di negeri yang telah dijanjikan Allah kepada Abraham dan keturunannya.
17-43. Stefanus dituduh menghujat Musa.
Dengan menceritakan kembali kisah Musa dan pemberian Hukum Taurat, dia menunjukkan, bahwa memiliki Hukum Taurat tidak mencegah bangsa Israel dari memberontak kepada Allah.
17. Ketika waktu yang dijanjikan Allah untuk membawa para leluhur itu keluar dari Mesir agar dapat memberikan kepada mereka negeri Kanaan hampir tiba, bangsa Israel tidak memiliki kecenderungan untuk meninggalkan Mesir di mana mereka telah menjadi banyak dan kaya raya.
18-19. Karena itu, Allah mengangkat seorang raja lain di Mesir, yang tidak melanjutkan kebiasaan memberikan kemudahan kepada Yusuf dan keluarganya, tetapi yang memperlakukan orang Israel dengan penuh tipu daya, dengan memaksa mereka membuang semua bayi mereka.
20-21. Musa, yang lahir pada saat itu, elok di mata Allah.
Ketika sesudah tiga bulan, orang tuanya harus membuangnya, putri Firaun memungutnya dan mendidik Musa sebagai puteranya sendiri.
22. Selaku anak dari putri Firaun, Musa menikmati pendidikan terbaik yang ada di Mesir, dan dia menjadi seorang pemuda yang fasih berbicara dan giat bekerja.
23. Setelah dewasa, Musa berniat meninggalkan istana Firaun, dan mengunjungi saudara-saudara sebangsanya.
Rupanya sepanjang empat puluh tahun ini, dia tidak ada hubungan dengan bangsanya, dan hidup sebagai orang Mesir di istana Firaun.
24-25. Ketika dia melihat salah seorang saudaranya bangsa Israel disiksa, dia bertindak membela orang itu, dan memukul si orang Mesir, serta membunuhnya.
Musa mengira saudara sebangsanya itu akan mengenal dia sebagai salah seorang dari bangsa mereka yang diutus Allah untuk melepaskan mereka, tetapi mereka tidak mengetahui hal ini.
26. Keesokan harinya, ketika Musa menjumpai dua orang saudara sebangsanya sedang berkelahi, dia berusaha mendamaikan mereka dengan menunjukkan, bahwa mereka adalah saudara, sehingga tidak pantas jika mereka berkelahi.
27-28. Orang yang menyerang saudara sebangsanya itu, menolak keras usaha Musa untuk mendamaikan mereka.
Orang itu menuduh Musa mencampuri urusan mereka, dan ia menganggap Musa ingin menambah pembunuhan yang ia lakukan terhadap orang Mesir sehari sebelumnya.
29. Ketika Musa menyadari, bahwa dirinya sudah dikenal sebagai pembunuh orang Mesir untuk membela orang Israel, dia melarikan diri dari Mesir, dan hidup sebagai pendatang di Midian di bagian barat laut Arab.
Di sana, dia menikah dan mendapat dua anak laki-laki.
30. Di Gunung Sinai inilah, jauh dari Tanah Perjanjian dan tanpa bait suci untuk beribadah, Allah memberikan penyataan yang indah tentang diri-Nya kepada Musa.
31-32. Pada mulanya, Musa tidak mengerti apa arti dari semak yang menyala itu.
Kemudian Allah berbicara kepada Musa, menyatakan diri-Nya sebagai Allah para leluhur.
Suara Tuhan membuat Musa gemetar ketakutan, sehingga dia tidak berani memandang semak yang menyala itu.
33. Tempat yang terasing di padang gurun itu, dijadikan tempat yang kudus karena Allah telah menampakkan diri di sana.
Karena itu, Dia menyuruh Musa melepaskan kasutnya sebagai tanda hormat.
Di manapun Allah muncul, dan berbicara kepada manusia, tempat itu menjadi kudus.
34. Allah meyakinkan Musa, bahwa Dia tidak melupakan umat-Nya, sekalipun mereka berada di Mesir, dan bahwa Dia segera akan memenuhi janji-janji dalam perjanjian-Nya, serta akan melepaskan mereka.
35. Allah membalikkan kecaman saudara-saudara sebangsa Musa.
Mereka mengejek Musa karena menurut mereka, Musa berusaha bertindak sebagai pemimpin dan hakim.
Allah menjadikan Musa pemimpin dan penyelamat umat-Nya dari Mesir.
Penyelamat mengandung pengertian penebus.
36. Penebusan ini dilaksanakan melalui suatu pertunjukan kuasa yang perkasa di Mesir, dan dalam penyeberangan Laut Merah, serta dalam pengembaraan selama empat puluh tahun dari Mesir menuju Tanah Perjanjian.
37. Pengalaman Musa hanya menggambarkan pengalaman Pribadi lebih mulia, yang akan datang sesudah Musa.
Sebab Musa telah menubuatkan kedatangan seorang nabi lain yang akan didengar oleh bangsa Israel (Ul. 18:15, 18-19).
38. Israel di bawah kepemimpinan Musa merupakan lambang dari Gereja.
Kata Yunani untuk Gereja, ekklesia, dipakai dalam Ulangan 18:16 untuk melukiskan Israel sebagai jemaat Allah.
Malaikat. Malaikat khusus dari Tuhan yang mewakili Allah dan menjadikan kehadiran Allah nyata kepada manusia.
Musa juga menerima firman-firman yang hidup dari Allah, yaitu Hukum Taurat Perjanjian Lama (Kel. 20).
Semua berkat ini dinikmati bangsa Israel dari Allah, ketika mereka masih berada di padang gurun di luar Tanah Perjanjian, dan tanpa bait suci untuk beribadah.
39. Sekalipun menerima berkat-berkat dari tangan Allah ini, bangsa Israel tidak bersedia menaati Tuhan, justru mereka menolak Musa dan ingin kembali ke Mesir.
40. Waktu Musa berada di atas gunung, bangsa itu menuntut, agar Harun membuat patung bagi mereka untuk mereka sembah.
Bukannya menyembah Allah, Pencipta mereka, bangsa ini malahan menyembah anak lembu emas yang telah mereka buat sendiri (Kel. 32:16, 18).
Sebagai dalih, mereka mengemukakan, bahwa Musa telah menghilang, dan mereka tidak tahu apa yang terjadi atas dirinya.
41. Stefanus sedang dituduh menghujat Musa.
Dengan menceritakan kembali sejarah, dia menunjukkan, bahwa justru para leluhur dari orang-orang yang menuduh dirinya, juga telah gagal untuk menaati hukum Musa, dan telah menolak ketetapan ilahi tentang penyembahan, karena memilih menyembah berhala.
42. Kecenderungan untuk menyembah berhala ini, yang tergambar di sepanjang sejarah Israel, mencapai puncaknya ketika mereka ditawan di Babel, di mana Israel meniru para tetangga mereka dengan menyembah planet-planet di langit seakan-akan semua itu merupakan dewa (Ul. 4:19; 17:3, II Raj. 21:3, 5; 23:4, 5; Yer. 8:2, 19:13; Zef. 1:5).
Allah membiarkan Israel menyembah berhala orang kafir ini.
Stefanus mengutip Amos 5:25-27 untuk mengilustrasikan tindakan murtad yang dilakukan oleh Israel.
Perbedaan antara nas dalam Amos dan nas dalam Kisah Para Rasul adalah karena Stefanus mengutip dari terjemahan Perjanjian Lama berbahasa Yunani, yang tentang hal ini agak berbeda dengan bahasa Ibrani aslinya.
Stefanus menunjukkan, bahwa kurban-kurban yang dipersembahkan kepada Allah hanyalah bentuk lahiriah dan tidak memiliki nilai rohani (bdg. Yes. 1:10-14 di mana Allah menolak kurban yang dipersembahkan umat-Nya karena tidak berasal dari hati yang taat).
43. Molokh dan Refan adalah dua dewa yang dikaitkan dengan bintang-bintang.
Penyembahan berhala yang dilakukan orang Yahudi ketika menyembah anak lembu emas di Sinai, dan penyembahan formal yang tidak rohaniah kepada Allah melalui persembahan kurban di padang gurun, akhirnya membuat mereka menyembah dewa-dewa bintang orang kafir.
Karena kemurtadan ini, Allah mendatangkan atas mereka hukuman berupa pembuangan di seberang sana Babel.
44-45. Kemurtadan Israel terjadi, sekalipun Allah telah memberikan kepada mereka saksi yang jelas.
Di padang gurun, Allah telah memerintahkan Musa untuk mendirikan Kemah Kesaksian atau Tabernakel, yang akan merupakan saksi kehadiran Allah di tengah-tengah mereka (Kel. 25:9, 40; 26:30; 27:8).
Para leluhur membawa Tabernakel ini memasuki Tanah Perjanjian di bawah pimpinan Yosua. (Terjemahan bahasa Yunani dari Yosua adalah Yesus).
Allah mengusir bangsa-bangsa dari tanah tersebut supaya Israel dapat memilikinya.
46-47. Selama bertahun-tahun sesudah memasuki negeri itu, orang Israel tidak memiliki Bait Allah untuk beribadah, tetapi melanjutkan beribadah kepada Allah di kemah.
Daud, seorang yang mendapat kasih karunia di hadapan Allah, ingin menyediakan tempat tinggal bagi Allah; tetapi kehormatan ini ditangguhkan hingga ke zaman Salomo.
48-50. Stefanus sekarang secara tegas menyatakan, bahwa Yang Mahatinggi tidak dapat dibatasi dengan bangunan-bangunan yang dibuat oleh manusia, sebab Dia memenuhi seluruh dunia dan tidak ada rumah yang dapat menampung Dia.
51-52. Apabila Bait Allah tidak penting untuk menyembah Allah, maka Bait Allah juga bukan jaminan, bahwa orang akan menyembah Allah dengan benar.
Stefanus menuduh, orang-orang yang beribadah di Bait Allah sebagai orang yang tegar tengkuk dan tidak bersunat hati dan telinga, yang menolak Roh Kudus, dan yang mengkhianati dan membunuh Orang Benar itu, dengan demikian mereka mengikuti teladan dari para leluhur mereka yang pemberontak.
Stefanus telah dituduh sebagai menghujat hukum Musa.
Jawaban Stefanus ialah, bahwa sesungguhnya bukan dirinya yang bersalah atas dosa ini, tetapi orang-orang Yahudi, yang sejak zaman Musa telah melanggar Firman Allah.
Stefanus dituduh menghujat Allah karena mengesampingkan Bait Allah.
Jawaban Stefanus ialah, bahwa sejarah Israel sendiri membuktikan, bahwa Bait Allah hanya merupakan bangunan sementara dan tidak penting untuk menyembah Allah dengan benar.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.