Kisah Para Rasul 16:1-3: Timotius Turut Serta Dengan Paulus

Klik:

Act / Kisah Para Rasul 16:1-3


Act 16:1 Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.

Act 16:2 Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium,

Act 16:3 dan Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.


Tafsiran Wycliffe


Perluasan Gereja di Asia Kecil dan Eropa (13:1-21:17).

Pasal 13 membawa kita ke bagian separuh kedua dari Kitab Kisah Para Rasul.

Di bagian separuh pertama, Yerusalem merupakan pusat cerita, dan tema utamanya ialah perluasan Gereja dari Yerusalem ke seluruh Palestina.

Sekarang, Yerusalem terdesak ke belakang, dan Antiokhia menjadi pusat cerita, karena Antiokhia menyokong perluasan Gereja di Asia dan Eropa.

Perluasan ini dilaksanakan dengan tiga perjalanan misi oleh Paulus, masing-masing dimulai dan diakhiri di Antiokhia.

Misi Kedua: Asia Kecil dan Eropa (15:36-18:22).

Lukas sekarang mencatat persiapan dari apa yang kita namakan perjalanan pemberitaan Injil yang kedua.

Sesudah jangka waktu yang tidak disebutkan, Paulus berniat mengunjungi kembali dan memperkuat Gereja-gereja yang sudah berdiri.

Waktu itulah, sayangnya, terjadi suatu perbedaan pendapat di antara Paulus dan Barnabas.

Barnabas ingin membawa Yohanes Markus, yang pernah menyertai mereka dalam perjalanan pemberitaan Injil yang pertama, tetapi meninggalkan mereka ketika tiba di dataran Asia Kecil dan kembali ke Antiokhia.

Paulus menganggap tindakan ini sebagai bukti yang begitu nyata tentang ketidakmantapan, sehingga dia menolak keinginan Barnabas.

Akibatnya adalah perpisahan di antara Paulus dengan Barnabas.

Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus untuk mengunjungi Gereja-gereja yang didirikan pada perjalanan pemberitaan Injil yang pertama.

Paulus meminta Yerusalem mengirimkan Silas, yang baru saja berkunjung ke Antiokhia, dan yang dipandang oleh sang rasul sebagai orang yang dapat diandalkan.

16:1. Di Listra, Paulus memilih Timotius, yang rupanya bertobat pada waktu pemberitaan Injil yang pertama, untuk menjadi rekan seperjalanan dan salah satu pendampingnya yang paling dipercaya.

Kepada Timotius inilah, Paulus menjelang akhir hidupnya menulis dua dari surat-suratnya yang terakhir.

Timotius adalah keturunan campuran; ayahnya adalah seorang Yunani sedangkan ibunya adalah seorang Yahudi.

Ibunya pasti juga termasuk orang yang percaya kepada Kristus ketika Paulus mengunjungi Listra pada perjalanan pemberitaan Injil yang pertama, tetapi ayahnya, andaikata masih hidup, tidak menjadi orang percaya.

Dari II Timotius 1:5, kita mengetahui, bahwa nama ibunya adalah Eunike, dan bahwa dia adalah seorang wanita yang saleh.

2. Sejak kunjungan Paulus yang pertama, Timotius telah memperoleh nama yang baik di kalangan orang percaya di Listra dan Ikonium.

3. Karena Timotius hanya separuh Yahudi, maka agar dia dapat menjadi rekan seperjalanan yang dapat diterima kalangan Yahudi yang akan mereka layani, Paulus menyunatkan dia.

Sekalipun pemuda itu telah dididik oleh ibunya di dalam iman sesuai Perjanjian Lama (II Tim. 3:15), orang Yahudi memandang dia sebagai anak orang Yahudi yang tidak bersunat.

Dalam pada itu, orang bukan Yahudi akan menganggapnya sebagai orang Yahudi karena agama yang dianutnya.

Sebagai orang yang mengaku penganut agama Yahudi, tetapi tetap merupakan orang bukan Yahudi yang tidak disunat, Timotius akan merupakan sandungan bagi orang-orang Yahudi yang dijumpai Paulus di berbagai kota, dan kepada siapa Paulus pertama kali memberitakan Injil.

Paulus menyunati Timotius sebagai tindakan penyesuaian, dan bukan karena prinsip religius.

Tidak ada pertentangan dengan ketegasan Paulus untuk tidak menyunat Titus (Gal. 2:3), sebab Titus adalah sepenuhnya orang bukan Yahudi, sehingga sama sekali tidak ada alasan budaya untuk menyunatnya.

Dengan demikian, Timotius disunat bukan sebagai orang Kristen, melainkan sebagai orang Yahudi.

Tindakan ini merupakan penerapan dari prinsip yang dikemukakan rasul Paulus di dalam I Korintus 9:20, demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, ... supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat."

Jika tidak menyangkut prinsip yang hakiki, Paulus memakai prinsip penyesuaian dan konsoliasi yang tidak dapat dipahami, atau dihargai oleh banyak kalangan Kristen pada kemudian hari.

Mungkin, pada saat inilah Timotius dipisahkan untuk tugasnya oleh para penatua di Listra (I Tim. 4:14).

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel