Roma 14:1-12: Jangan Menghakimi Saudaramu
Sabtu, Agustus 29, 2020
Edit
Klik:
Romans / Roma 14:1-12
Rom 14:1 Terimalah orang yang lemah imannya tanpa mempercakapkan pendapatnya.
Rom 14:2 Yang seorang yakin, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan, tetapi orang yang lemah imannya hanya makan sayur-sayuran saja.
Rom 14:3 Siapa yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan, dan siapa yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan, sebab Allah telah menerima orang itu.
Rom 14:4 Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.
Rom 14:5 Yang seorang menganggap hari yang satu lebih penting dari pada hari yang lain, tetapi yang lain menganggap semua hari sama saja. Hendaklah setiap orang benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
Rom 14:6 Siapa yang berpegang pada suatu hari yang tertentu, ia melakukannya untuk Tuhan. Dan siapa makan, ia melakukannya untuk Tuhan, sebab ia mengucap syukur kepada Allah. Dan siapa tidak makan, ia melakukannya untuk Tuhan, dan ia juga mengucap syukur kepada Allah.
Rom 14:7 Sebab tidak ada seorangpun di antara kita yang hidup untuk dirinya sendiri, dan tidak ada seorangpun yang mati untuk dirinya sendiri.
Rom 14:8 Sebab jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Jadi baik hidup atau mati, kita adalah milik Tuhan.
Rom 14:9 Sebab untuk itulah Kristus telah mati dan hidup kembali, supaya Ia menjadi Tuhan, baik atas orang-orang mati, maupun atas orang-orang hidup.
Rom 14:10 Tetapi engkau, mengapakah engkau menghakimi saudaramu? Atau mengapakah engkau menghina saudaramu? Sebab kita semua harus menghadap takhta pengadilan Allah.
Rom 14:11 Karena ada tertulis: "Demi Aku hidup, demikianlah firman Tuhan, semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Ku dan semua orang akan memuliakan Allah."
Rom 14:12 Demikianlah setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
Tafsiran Wycliffe
Sikap dan Perilaku yang Diharapkan dari Jemaat di Roma (12:1-15:13).
Jelas Paulus cukup mengetahui kebutuhan orang-orang percaya di Roma.
Sekalipun sebagian besar dari nasihat-nasihatnya cocok untuk semua kelompok orang percaya, namun banyak dari nasihat-nasihat itu menunjukkan, bahwa sang rasul memikirkan kelompok tertentu ketika menulis.
Jangkauan dari nasihat-nasihat itu menakjubkan.
Nasihat-nasihat itu menyentuh nyaris setiap segi kehidupan.
Cara hidup Kristen adalah benar-benar menjadi orang Kristen dan bertindak sebagaimana seharusnya orang Kristen di setiap bidang kehidupan.
Tenggang Rasa Diperlukan Bagi Orang-orang yang Berhati Nurani Kuat dan yang Berhati Nurani Lemah (14:1-15:13).
Di dalam bagian ini, Paulus membahas berbagai sikap yang dimiliki oleh dua kelompok orang Kristen, satu terhadap yang lain.
Mengenai masalah-masalah yang ditetapkan oleh agama -- soal makanan, soal memperhatikan hari-hari tertentu -- orang-orang Kristen yang lebih dewasa pada zaman Paulus menganggap hal-hal ini tidak penting.
Orang Kristen yang lebih lemah, yang belum memiliki standar yang kokoh bagi nuraninya, dan masih mencari-cari jalan, merasa sangat terganggu oleh sikap saudara-saudaranya yang lebih kuat.
Hati nurani dikatakan kuat, apabila memiliki standar yang sehat untuk memberikan pendapat, dan lemah apabila standarnya kurang baik.
1. Paulus mula-mula membahas, apakah kelompok orang Kristen, sebaiknya menerima ke dalam persekutuan mereka, orang yang masih terbatas pengetahuannya mengenai arti menjadi seorang Kristen dan cara hidup sebagai orang Kristen.
Sang rasul mengemukakan, bahwa orang semacam itu harus diterima, tanpa mempercakapkan pendapatnya (lih. Arndt, diakrisis, 1, hlm. 184).
2. Orang Kristen yang lebih lemah adalah orang yang hanya mau makan sayur-sayuran.
Orang Kristen yang lebih kuat adalah orang yang percaya, bahwa ia boleh makan segala jenis makanan.
3. Orang yang makan, janganlah menghina orang yang tidak makan.
Orang yang tidak makan, janganlah menghakimi orang yang makan.
Bagi orang Kristen, makan atau tidak makan makanan tertentu, bukan merupakan persoalan moral.
Itu hanya masalah pilihan.
Meskipun demikian, saat ini Paulus menunjukkan, bahwa hal tersebut bisa menjadi masalah moral.
4. Orang Kristen yang lebih lemah, janganlah menghakimi hamba orang lain; itu adalah tugas tuannya.
Di sini, Paulus menambahkan, bahwa Sang Tuan dapat menjaga dia terus berdiri.
5. Paulus selanjutnya membahas masalah hari-hari khusus.
Orang Kristen yang lebih lemah, menganggap hari yang satu lebih penting daripada hari yang lain.
Orang Kristen yang lebih kuat, menganggap semua hari sama saja.
Sang rasul tidak memihak siapa-siapa dalam hal ini, tetapi sekadar menandaskan, agar setiap orang, benar-benar yakin dalam hatinya sendiri.
Secara halus, ini menyarankan, agar setiap orang memikirkan tentang landasan bagi pendapatnya sendiri.
6. Kedua kelompok, apapun sikap mereka tentang hari, apapun sikap mereka tentang makanan, harus senantiasa mengucapkan syukur kepada Allah.
Dengan demikian, pengabdian mereka kepada Tuhan, tidak diragukan.
7. Di dalam mengucap syukur kepada Tuhan, kita diingatkan, bahwa orang percaya tidak mungkin hidup, atau mati untuk dirinya sendiri.
Bagi mereka, hidup dan mati terfokus kepada Tuhan.
Di dalam setiap pengalaman hidup, mereka adalah milik Tuhan.
9. Kristus mati dan bangkit, agar Dia dapat menjadi Tuhan atas orang yang hidup dan yang mati.
10. Jika Kristus adalah Tuhan, mengapa orang Kristen yang lebih lemah menghakimi saudara seimannya?
Jika Kristus adalah Tuhan, mengapa orang Kristen yang lebih kuat menghina saudara seimannya?
Baik orang Kristen yang kuat maupun yang lemah -- kita semua -- harus menghadap takhta pengadilan Allah.
Di dalam II Korintus 5:10, Paulus berbicara tentang takhta pengadilan Kristus.
Pergeseran ini tidak penting, sebab Yesus sendiri mengatakan kepada kita, bahwa Bapa tidak menghakimi siapapun, tetapi "telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak" (lih. Yoh. 5:22, 23, 27, 29).
Allah menghakimi manusia, dalam arti bahwa Ia menghakimi mereka melalui Anak-Nya.
11-12. Paulus mengutip Yesaya 45:23 dari LXX, untuk menunjukkan, bahwa manusia harus menghadap penghakiman Allah.
Lalu Paulus mengatakan: Setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungan jawab tentang dirinya sendiri kepada Allah.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.