1 Korintus 12:1-11: Rupa-rupa Karunia, Tetapi Satu ROH
Minggu, September 20, 2020
Edit
Klik:
1 Corinthians / 1 Korintus 12:1-11
1Co 12:1 Sekarang tentang karunia-karunia Roh. Aku mau, saudara-saudara, supaya kamu mengetahui kebenarannya. 1Co 12:2 Kamu tahu, bahwa pada waktu kamu masih belum mengenal Allah, kamu tanpa berpikir ditarik kepada berhala-berhala yang bisu. 1Co 12:3 Karena itu aku mau meyakinkan kamu, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus. 1Co 12:4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. 1Co 12:5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. 1Co 12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. 1Co 12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh untuk kepentingan bersama. 1Co 12:8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. 1Co 12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. 1Co 12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. 1Co 12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.Tafsiran Wycliffe
Nasihat tentang Karunia-karunia Roh (12:1-14:40). Dengan kata peri de ("Sekarang tentang") yang terkenal itu, Paulus mengacu kepada pertanyaan lainnya yang dikemukakan oleh jemaat di Korintus. Sekalipun demikian, pokok yang baru ini, yaitu karunia Roh, terkait dengan bagian sebelumnya oleh hubungan bersama dengan ibadah umum. Penting untuk membedakan karunia Roh dengan buah-buah Roh dan jabatan rohani. Buah-buah Roh adalah ciri-ciri watak Kristen. Setiap orang percaya, berkewajiban mengembangkan semua buah Roh itu (bdg. Gal. 5:22-23). Jabatan-jabatan rohani merupakan kedudukan di dalam Gereja untuk menyelenggarakan urusan-urusannya, entah itu pengawasan rohani atas domba-domba Allah (para penatua), atau pengawasan rohani di dalam hal-hal yang bersifat sementara (para diaken: I Tim. 3:1-13). Hanya beberapa orang percaya tertentu saja, yang memegang jabatan rohani. Karunia Roh adalah berbagai kemampuan yang diberikan oleh Tuhan, yang berkaitan dengan pelayanan di Gereja lokal, baik yang resmi maupun yang tidak resmi. Setiap orang percaya, memiliki karunia Roh, tetapi tidak semua orang percaya memiliki karunia yang sama (bdg. I Kor. 12:4-11). Jemaat di Korintus, yang pasti bukan jemaat yang mati, berada dalam bahaya menyalahgunakan hak-hak istimewanya dengan cara menekankan secara berlebihan karunia-karunia spektakuler tertentu. Sang rasul, pertama-tama mengemukakan soal kesatuan dan keragaman dari semua karunia yang ada (12:1-31a), kemudian soal keutamaan kasih di atas usaha mencari karunia (12:31b-13:13), dan akhirnya soal penilaian serta pengaturan penggunaan karunia bernubuat dan karunia berbahasa roh (14:1-40). Keabsahan dari Ucapan (12:1-3). Paulus memberikan kepada Gereja, suatu nasihat pembukaan untuk membantu mereka dalam menentukan ucapan rohani yang sejati. Latar belakang kafir dari jemaat Korintus, tidak dapat membantu mereka di dalam hal ini. 1. Karunia-karunia Roh (harfiah: hal-hal yang rohani), tidak mengacu kepada manusia rohani (bdg. F. W. Grosheide, Commentary on the First Epistle to the Corinthians, hlm. 278, sekalipun Grossheide sendiri tidak menganut pandangan ini; juga bukan mengacu pada hal-hal rohani (George Campbell Morgan, The Corinthian Letters of Paul, hlm. 145, 146). Kata karunia di dalam ayat 4, maupun kata-kata Paulus di dalam 14:1 (jenis netral, harus diperhatikan), mendukung pencantuman kata karunia. 2-3. Karena itu, mengingat kebutuhan mereka akan pengajaran, mereka harus mengerti, bahwa tidak ada seorangpun yang berkata-kata oleh Roh Allah, dapat berkata: "Terkutuklah Yesus!" (kriteria negatif); dan tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan", selain oleh Roh Kudus (kriteria positif). Sang rasul, tentu saja, mengacu kepada ucapan yang muncul dari dalam hati (bdg. Mat. 26:22, 25). Kesatuan Karunia-karunia Roh (12:4-11). Sesudah menyimpang sejenak, Paulus memperhatikan terlebih dahulu kesatuan dari semua karunia, kesatuan sumber dan tujuan. 4-6. Rupa-rupa karunia. Bahasa Yunaninya, charismaton, berkaitan dengan kata charis, "kasih karunia", pernah diterjemahkan sebagai karunia kasih karunia, yang tidak terlalu salah. Di sini, kata tersebut dipergunakan dalam arti teknisnya untuk karunia-karunia rohani. Dipandang (1) dari sudut Roh, itu merupakan karunia; (2) dari sudut Tuhan, adalah rupa-rupa pelayanan kepada sidang jemaat; (3) dari sudut Bapa, itu adalah berbagai-bagai perbuatan ajaib. 7. Diberikan kepada tiap-tiap orang, membedakan karunia dengan jabatan (bdg. I Ptr. 4:10). 8-10. Beberapa karunia tertentu disebutkan di sini. 8. Berkata-kata dengan hikmat, mungkin merupakan sebuah karunia sementara seperti kerasulan, ada hubungannya dengan penyampaian hikmat rohani sebagaimana terdapat di dalam Surat-surat. Karunia ini diperlukan pada zaman mula-mula itu, ketika Gereja belum memiliki Alkitab Perjanjian Baru. Berkata-kata dengan pengetahuan, ada hubungannya dengan kebenaran yang sifatnya lebih praktis (bagian praktis dari Surat-surat); karunia ini juga merupakan karunia yang bersifat sementara. 9. Iman. Tidak boleh dikacaukan dengan iman yang menyelamatkan, yang dimiliki oleh setiap orang Kristen. Yang dimaksudkan adalah iman yang mewujudkan diri di dalam tindakan-tindakan percaya yang luar biasa (bdg. 13:2). Iman yang dimiliki oleh George Mueller atau Hudson Taylor, dapat dikatakan memenuhi syarat sebagai iman semacam ini. Karunia untuk menyembuhkan. Jangan dikacaukan dengan pekerjaan mereka yang dewasa ini dinamakan penyembuh ilahi. Karunia untuk menyembuhkan ini memberikan pemulihan hidup yang tidak mampu dilakukan oleh para penyembuh ilahi (bdg. Kis. 9:40; 20:9). Firman Allah mengajarkan kesembuhan ilahi menurut pola tertentu (bdg. Yak. 5:14, 15); Firman Allah tidak mempertimbangkan "para penyembuh ilahi". 10. Karunia untuk bernubuat. Karunia untuk menceritakan sebelumnya dan untuk memberitakan penyataan baru dari Allah, ini juga bersifat sementara, hanya diperlukan ketika kanon Alkitab belum lengkap. Sekarang ini tidak diperlukan lagi penyataan Allah lebih lanjut; tugas Gereja sekarang ialah memberitakan dan mengajarkan penyataan Allah yang sudah lengkap. Karunia untuk membedakan bermacam-macam roh, kini dilaksanakan Roh melalui Firman. Karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh dan karunia untuk menafsirkan bahasa roh, juga bersifat sementara (lihat pembahasan berikutnya), yang ada hubungannya dengan bahasa yang dikenal dan bukan ucapan ketika mengalami ekstase, sekalipun masalah ini masih merupakan masalah yang diperdebatkan. 11. Seperti yang dikehendaki-Nya. Roh adalah Pemberi karunia yang berdaulat. Kata-kata ini merupakan kunci untuk bagian selanjutnya, yang menunjukkan kepada orang-orang yang tampaknya lebih diistimewakan dalam menerima karunia, bahwa tidak ada keuntungan tertentu bagi dirinya, dan kepada orang-orang yang kurang diistimewakan, bahwa itu bukan berarti mereka kurang penting (bdg. Godet, op.cit, II:206).Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.