Galatia 5:16-26: Hidup Menurut Daging atau Roh
Jumat, November 06, 2020
Edit
Klik:
Galatians / Galatia 5:16-26
Gal 5:16 Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging. Gal 5:17 Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging--karena keduanya bertentangan--sehingga kamu setiap kali tidak melakukan apa yang kamu kehendaki. Gal 5:18 Akan tetapi jikalau kamu memberi dirimu dipimpin oleh Roh, maka kamu tidak hidup di bawah hukum Taurat. Gal 5:19 Perbuatan daging telah nyata, yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, Gal 5:20 penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, Gal 5:21 kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Terhadap semuanya itu kuperingatkan kamu--seperti yang telah kubuat dahulu--bahwa barangsiapa melakukan hal-hal yang demikian, ia tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah. Gal 5:22 Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, Gal 5:23 kelemahlembutan, penguasaan diri. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. Gal 5:24 Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. Gal 5:25 Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh, Gal 5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki.Tafsiran Wycliffe
Injil Dipraktikkan Dalam Roh (5:16-26). Sekalipun tidak dipakai di dalam bagian ini, merdeka (5:1, 13) belum hilang dari pandangan. "Kasih merupakan penjaga dari kemerdekaan Kristen. Roh Kudus adalah penuntunnya" (G. G. Findlay, The Epistle to the Galatians dalam The Expositor's Bible, hlm. 347). Bagian yang membahas perbedaan antara Roh dengan daging ini, sudah agak diantisipasi melalui pernyataan dalam 3:3. Hidup di dalam Roh saat ini dipandang sebagai penawar yang mujarab bagi tindakan-tindakan daging, prinsip dosa yang tetap ada di dalam diri orang-orang kudus. Jadi terdapat suatu pergumulan yang perlu dan sah, berbeda dengan yang disinggung dalam 5:15. 16-17. Hiduplah oleh Roh. Hanya dengan cara inilah, orang-orang percaya dapat mengatasi berbagai keterbatasan daging dan mencegah pemenuhan keinginan-keinginannya. Janjinya tegas: kamu tidak akan menuruti. Daging dan Roh adalah berlawanan, dan senantiasa perang. Jika seorang Kristen dikuasai oleh yang satu, dia tidak mungkin dikendalikan oleh yang lainnya. Pernyataan, keduanya bertentangan, agak bersifat sisipan, dan kesimpulan dari ayat ini tergantung langsung pada pernyataan kedua dalam ayat sebelumnya. Di balik perlawanan Roh terhadap daging, ada maksud ilahi agar orang-orang percaya dicegah dari melakukan hal-hal yang (kalau tidak demikian) akan mereka lakukan. 18. Untuk mencapai kemenangan atas daging, orang harus membiarkan dirinya dipimpin oleh Roh. Hukum Taurat menuntun manusia kepada Kristus (3:24). Sesudah itu, Roh mengambil alih kendali dan memimpin anak-anak Allah itu ke dalam kepenuhan hidup di dalam Tuhan. Kepenuhan ini pasti akan dicapai, kecuali jika Roh dibatasi oleh dosa dalam diri orang percaya (Ef. 4:30). Sesuai dengan pernyataan pertama dari bagian ini, sang rasul bukannya mengatakan, bahwa dipimpin oleh Roh berarti dilepaskan dari daging, justru sang rasul menarik suatu kesimpulan yang tidak terduga. Dipimpin oleh Roh menunjukkan kemerdekaan dari Hukum Taurat. Keterikatan kepada Hukum Taurat berarti menambah jumlah pelanggaran (bdg. Gal. 3:19) dan bukan menguranginya. Jelas ada ikatan yang kuat di antara Hukum Taurat dengan daging (bdg. Rm. 8:3). 19-21. Perbuatan daging dapat diduga berkembang dengan bebas di dalam lingkungan legalisme. Sekilas ironi dapat dijumpai di sini di dalam kaitan dengan perbuatan. Mula-mula muncul dosa-dosa sensual. Perzinahan merupakan hubungan seksual dengan orang yang sudah menikah, percabulan dengan orang yang belum menikah. Kecemaran meliputi segala jenis penyimpangan seksual. Hawa nafsu menunjuk kepada segala bentuk dosa dari gaya hidup semacam ini. Selanjutnya dikemukakan dosa-dosa yang sifatnya religius. Penyembahan berhala ialah menyembah kepada berhala. Kata Yunani yang diterjemahkan menjadi sihir sama dengan kata Inggris "pharmacy" dan pada dasarnya menunjuk kepada pembagian obat bius dan mantera-mantera sihir. Tetapi, kemudian yang dimaksudkan adalah keseluruhan jasa seorang tukang sihir (bdg. Why. 9:21; 18:23). Kelompok ketiga lainnya mencakup dosa-dosa yang bersumber pada temperamen. Kelompok ini membentang dari perseteruan yang merupakan sesuatu yang tersembunyi, hingga perselisihan yang merupakan sesuatu yang operatif (di dalam hal ini menunjuk kepada perbedaan pendapat karena mementingkan diri sendiri), dan percideraan serta roh pemecah atau semangat berkelompok yang salah (iri hati dapat dikaitkan dengan pokok sebelumnya sebagai membantu terjadinya perpecahan atau sangat mungkin juga berkaitan dengan pokok yang berikutnya), sampai pembunuhan, puncak dari berbagai antagonisme yang secara salah dihargai. Di dalam kelompok keempat dapat disebutkan kemabukan dan pesta pora. Daftar ini bisa diperpanjang. Orang-orang yang melakukan hal-hal ini, tidak akan mendapat bagian dalam Kerajaan Allah (bdg. I Kor. 6:9, 10). Orang percaya, mungkin saja terjerumus di dalam perbuatan-perbuatan salah tersebut jika ia berjalan menurut pimpinan daging. Karena itu, daftar ini tercantum pada bagian ini dalam surat yang ini, yaitu ketika yang dibahas adalah kehidupan Kristen. 22-23. Di sini, segala sesuatu merupakan kontras dari yang sebelumnya: buah, dan bukan perbuatan; Roh dan bukan daging; serta sebuah daftar kebajikan yang semuanya menarik dan layak diinginkan sebagai ganti dari daftar mengerikan di atas. Kata buah, bentuk tunggal, sebagaimana pada umumnya di dalam surat-surat Paulus, cenderung untuk menekankan kesatuan dan kepaduan dari hidup di dalam Roh yang bertentangan dengan kekacauan dan ketidakmantapan dari hidup di bawah pimpinan daging. Juga mungkin, bahwa bentuk tunggal ini dipakai untuk menunjuk kepada Pribadi Kristus di dalam siapa semua hal ini tampak secara sempurna. Roh berusaha menghasilkan semua ini dengan melahirkan Kristus di dalam diri orang percaya (bdg. 4:19). Nas-nas seperti Rm. 13:14 menunjukkan, bahwa persoalan-persoalan moral yang dialami oleh orang-orang yang tertebus, dapat diselesaikan dengan kecukupan Kristus jika orang itu hidup dengan iman. Mengingat pemilihan bentuk tunggal untuk buah oleh Paulus, tidak perlu untuk mengambil jalan yang bijaksana, yakni dengan menempatkan sebuah garis di belakang kasih untuk menjadikan semua pokok lain bergantung pada kasih. Kasih itu penting (I Yoh. 4:8; I Kor. 13:13; Gal. 5:6). Sukacita dianugerahkan oleh Kristus kepada para pengikut-Nya (Yoh. 15:11) dan disampaikan dengan perantaraan Roh Kudus (I Tes. 1:6; Rm. 4:17). Damai sejahtera adalah pemberian Kristus (Yoh. 14:27) dan mencakup ketenangan batin (Flp. 4:6), serta hubungan harmonis dengan orang lain (kontras dengan Gal. 5:15, 20). Kesabaran berkaitan dengan sikap seseorang terhadap orang lain dan mencakup ketidaksediaan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan. Harfiahnya adalah panjang sabar. Kemurahan adalah tindakan yang penuh kebaikan, khususnya kebajikan sosial. Kebaikan adalah ketulusan jiwa yang membenci kejahatan, motif dan perilaku yang baik. Kelemahlembutan didasarkan pada kerendahan hati dan menunjukkan sikap terhadap orang lain sesuai dengan penyangkalan diri. Penguasaan diri atau mengendalikan diri dengan dipimpin Roh. Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu. "Hukum ada untuk maksud mencegah, tetapi di dalam karya Roh, tidak ada yang perlu dicegah" (J. B. Lightfoot, Galatian's, hlm. 213). Kebenaran yang sama dinyatakan di tempat lain juga, misalnya di Roma 8:4. 24-26. Orang-orang yang benar-benar milik Kristus, harus menjadi seperti Dia di dalam arti ikut ambil bagian di dalam salib-Nya. Mereka sudah menyalibkan daging. Dalam teori, hal ini menunjuk kepada penyatuan mereka dengan Kristus di dalam kematian-Nya (2:20). Dalam praktik, hal ini menekankan perlunya menerapkan prinsip salib dalam kehidupan orang yang sudah ditebus, sebab daging, dengan segala nafsu dan keinginannya masih merupakan suatu kenyataan yang senantiasa ada (bdg. 5:16, 17). Kita hidup oleh Roh karena Allah yang mengaturnya, melalui sarana karunia Roh ketika bertobat. Tetapi kita dipimpin oleh Roh adalah soal pilihan pribadi, dengan setiap langkah diambil dalam ketergantungan kepada-Nya. Jika orang dipimpin demikian, dia tidak akan gila hormat - menonjolkan diri dan kecewa bila gagal. "Gila hormat menimbulkan persaingan, yang ditanggapi baik oleh orang yang bersifat lebih kuat, sedangkan yang lebih lemah terdorong untuk iri hati" (Hogg dan Vine, Galatians, hlm. 305).Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.