Filipi 1:1-2: Salam | Garis Besar dan Pendahuluan Kitab

Klik:

Philippians / Filipi 1:1-2

Php 1:1 Dari Paulus dan Timotius, hamba-hamba Kristus Yesus, kepada semua orang kudus dalam Kristus Yesus di Filipi, dengan para penilik jemaat dan diaken.

Php 1:2 Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.

Tafsiran Wycliffe

Salam (1:1-2).

Surat-surat pada zaman dahulu, dimulai dengan: "A kepada B, salam."

Sekalipun mengikuti pola ini, Paulus tidak tahan untuk tidak mengubah ungkapan dengan maksud baik yang agak kabur ini menjadi sebuah berkat Kristiani yang penuh arti.

1. Paulus, yang merupakan satu-satunya penulis surat ini, dengan ramah menambahkan Timotius (yang ada bersama dengan dia ketika menulis surat ini dan mungkin bertindak sebagai penulisnya).

Mereka berdua adalah hamba-hamba Kristus Yesus.

Kata douloi secara harfiah berarti budak-budak, tetapi di sini tidak ada pemikiran tentang sikap tunduk dengan gemetar ketakutan.

Dengan penyangkalan yang penuh sukacita, mereka telah menyerahkan diri untuk melayani Dia yang memiliki mereka.

Istilah semua orang kudus, tidak menunjuk kepada suatu tingkatan yang telah berhasil dicapai, tetapi orang-orang yang telah dipisahkan untuk hidup yang baru dalam Kristus Yesus.

Mungkin penambahan penilik jemaat dan diaken merupakan hasil pemikiran kemudian, yang meminta perhatian kepada orang-orang yang telah mengawasi (episcopos, paling bagus diterjemahkan menjadi "penilik") pengumpulan dana yang dikirimkan kepada Paulus sebagai suatu sumbangan (4:10-19).

Karena istilah "uskup" dan "presbiter" sebenarnya sama artinya (bdg. J. B. Lightfood, St. Paul's Epistle to the Philippians, hlm. 96 dst.), dan karena terdapat beberapa orang "uskup" (perhatikan bentuk jamak) di Filipi, adalah tidak bijaksana untuk berpendapat, bahwa pada abad pertama sudah ada struktur episkopal berdasarkan pernyataan ini.

2. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu. Gaya salam Kristiani dari Paulus yang merupakan perpaduan salam Yunani dan Ibrani.

Kasih karunia merupakan terjemahan dari charis - kasih Allah yang spontan, dan penuh kemurahan kepada manusia.

Damai sejahtera lebih daripada ketenangan batiniah; kata ini sarat muatan teologis yang berbicara tentang persekutuan yang sudah dipulihkan di antara Allah dan manusia yang berlandaskan pada karya pendamaian Kristus.

Berkat-berkat rohani ini sumber utamanya adalah Allah, Bapa kita dan Tuhan Yesus Kristus.

Pendahuluan Kitab Filipi

Pendirian Gereja di Filipi.

Sebagai tanggapan terhadap panggilan ke Makedonia, Paulus dan rekan-rekannya telah menyeberang Laut Aegea dari Troas ke Neapolis dan mengikuti Jalur Egnatian yang terkenal, yang terletak sekitar delapan hingga sepuluh mil ke atas dan sepanjang bentangan pantai kota Filipi.

Filipi (menurut nama Filipus dari Makedonia, ayah Aleksander Agung) terkenal karena tambang-tambang emasnya dan kedudukannya yang strategis sebagai gerbang menuju Eropa.

Kota ini merupakan Roma kecil, sebuah wilayah jajahan Romawi yang memiliki kebanggaan sendiri, bebas dari pajak dan dibangun sesuai dengan ibu kota dunia itu.

Dengan bertobatnya Lidia, si hamba perempuan, dan kepala penjara (Kis. 16), kota ini menjadi "tempat lahirnya agama Kristen Eropa."

Tidak lama sesudah itu, Paulus berangkat menuju Tesalonika dengan meninggalkan Lukas di sini untuk memelihara domba-domba yang memiliki tempat khusus di hatinya ini.

Kepenulisan.

Terkecuali oleh F. C. Baur dan beberapa kritikus Jerman lainnya, soal penulisan oleh Paulus tidak pernah diragukan dengan serius.

Bukti-bukti dari luar Kitab ini sudah sejak dini dan kuat.

Beberapa pakar menemukan sebutan tentang surat ini di dalam surat Klemens dari Roma kepada jemaat di Korintus (kurang lebih tahun 96 M).

Sekitar pertengahan abad kedua, Polikarpus menulis kepada jemaat di Filipi: "Paulus ... yang ketika tidak di sini menulis beberapa surat kepadamu" (iii.2).

Tempat Penulisan.

Bahwa surat Filipi ini ditulis dari penjara, cukup jelas.

Tetapi, di mana penjara ini berada merupakan masalah tersendiri.

Jika kita beranggapan, bahwa Lukas mencatat semua pemenjaraan Paulus, maka Roma merupakan jawaban yang paling mungkin.

(Filipi sendiri tidak mungkin, dan harapan Paulus, bahwa dirinya akan segera dibebaskan meruntuhkan hipotesa tentang Kaisarea).

Sekalipun demikian, akhir-akhir ini ditemukan gagasan, bahwa Efesus merupakan tempat penulisan surat ini, dan gagasan ini telah memperoleh banyak alasan.

Alasan-alasan yang dikemukakan sangat beragam, yang paling penting di antaranya ialah:

(1) Masuk akalnya gagasan tentang pemenjaraan di Efesus (I Kor. 15:30-32; II Kor. 1:8-10).

(2) Bukti-bukti dari prasasti-prasasti tentang penugasan "penjaga pretorium" dan juga anggota "rumah tangga Kaisar" di Efesus (A. H. McNiele, St. Paul, hlm. 229 catatan nomer 1 dan 2) - sebelumnya dikemukakan sebagai bukti yang tidak diragukan lagi tentang Roma sebagai tempat penulisan.

(3) Persamaan surat ini dengan beberapa surat Paulus yang lebih awal, misalnya Roma dan I Korintus.

(4) Jauh lebih mudah diadakan komunikasi di antara Filipi dengan Efesus (dari Efesus ke Filipi hanya diperlukan perjalanan sepanjang tujuh hingga sepuluh hari, sedangkan dari Roma ke Filipi memerlukan perjalanan darat sepanjang kurang lebih seribu kilometer ditambah perjalanan melalui samudera yang akan dihentikan ketika musim dingin; bdg. Kis. 27:12), sehingga memungkinkan di antara kedua kota ini sering ada hubungan sebagaimana tersirat di dalam surat ini.

(5) Rencana Paulus untuk bergerak terus ke Barat, yang jika pemenjaraan ini terjadi di Roma, akan bertentangan dengan keinginannya untuk mengunjungi Filipi kembali jika sudah dibebaskan (1:25; 2:24).

(Untuk suatu penyajian singkat dari pandangan ini, lihat pendahuluan dari tulisan J. H. Michael, The Epistle of Paul to the Philippians di dalam The Moffatt New Testament Commentary. Lihat juga G. S. Duncan, St. Paul's Ephesian Ministry. Untuk melihat pembahasan penting yang memberikan alasan-alasan bahwa surat ini ditulis dari Roma dan yang membicarakan tidak pastinya bukti-bukti yang menganggap surat ini ditulis di Efesus (lih. C. H. Dodd, New Testament Studies, hlm. 85-128)).

Untungnya penafsiran Kitab ini tidak tergantung pada asal usulnya.

Sekalipun hipotesa Efesus tampaknya lebih kuat, hal itu hanya sedikit sekali pengaruhnya terhadap pemahaman kita tentang surat dari penjara yang sangat luar biasa ini.

Andaikata surat ini ditulis dari Efesus, maka tanggal penyusunannya tentu sekitar tahun 54 M (jika ditulis dari Roma maka tanggalnya adalah th. 61-62 M).

Alasan Penulisan Surat.

Pandangan populer, bahwa surat ini adalah terutama surat ucapan terima kasih, merupakan sesuatu yang tidak mungkin.

Apakah Paulus akan menanti hingga saat-saat terakhir (4:10-20) sebelum mengungkapkan terima kasihnya atas pemberian jemaat Filipi?

Maksud langsung penulisan ini ialah penyampaian sebuah penghargaan dan penjelasan bersama dengan Epafroditus untuk menghadang setiap kecaman terhadap tindakannya pulang sebelum waktunya.

Sebaliknya ini memberi Paulus kesempatan untuk meyakinkan jemaat, bahwa ia sangat berterima kasih atas pemberian mereka dan untuk membetulkan sejumlah kekacauan kecil dalam jemaat seperti perasaan putus asa atas pemenjaraan Paulus yang berlanjut terus, rasa kecil hati menghadapi serangan kaum kafir, serta ancaman golongan Yudaisme, dan (khususnya) bayangan perpecahan yang mulai membayangi jemaat tersebut.

Sekalipun masalah-masalah ini belum muncul ke permukaan, jika dibiarkan tanpa kendali, maka tidak lama lagi pastilah akan menghancurkan kepentingan Kristus di Filipi.

Pasal 3 - Selaan atau Sisipan?

Karena pada 3:2 terjadi perubahan nada yang tidak terduga dan mendadak, banyak penafsir mengemukakan dugaan, bahwa surat ini merupakan gabungan dari dua atau lebih surat Paulus.

Kelemahan dari pandangan ini ialah kenyataan, bahwa para kritikus tidak bisa sepakat tentang akhir dari sisipan ini (3:19?; 4:9?; 4:20?; dst.).

Penafsiran yang jauh lebih wajar ialah, bahwa Paulus terhenti karena disela ketika menulis (mungkin oleh berita yang kurang menyenangkan tentang kegiatan golongan Yudaisme), dan ketika kembali menulis, dia mengangkat pokok yang baru tanpa peralihan.

Ciri-ciri Khas.

Surat Filipi merupakan surat Paulus yang paling pribadi.

Di dalamnya terdapat keyakinan dan ikatan batin yang kuat.

Tidak ada doktrin formal yang mencolok.

Bahkan, kidung Kristologis yang terkenal dalam pasal 2 secara tidak langsung dimasukkan untuk mendukung sebuah nasihat untuk merendahkan diri.

Nada yang dominan dari surat ini ialah sukacita.

Surat ini menampilkan Paulus sebagai orang yang "bersinar cemerlang di tengah-tengah badai dan tekanan hidup."

Garis Besar.

Karena surat ini merupakan surat yang sangat pribadi, usaha untuk memaksakan sebuah garis besar yang masuk akal, tidak dimungkinkan.

Alur berpikir yang ada di dalamnya bersifat wajar dan spontan.

Sebuah analisis deskriptif mungkin berbentuk sebagai berikut.

Garis Besar Kitab Filipi

I. Salam (1:1, 2)

II. Ucapan Syukur dan Doa (1:3-11)

III. Injil yang Tidak Dapat Dikalahkan (1:12-14)

IV. Pemberitaan yang Buruk (1:15-18)

V. Hidup Atau Mati? (1:19-26)

VI. Nasihat untuk Bertahan (1:27-30)

VII. Sebuah Bujukan kepada Pengalaman Kristen (2:1-4)

VIII. Teladan Utama Tentang Penyangkalan (2:5-11)

IX. Nasihat yang Berlanjutan (2:12-18)

X. Rencana untuk Kembali Bersatu (2:19-30)

XI. Penutup yang Disela (3:1-11)

XII. Putaran Terakhir (3:12-16)

XIII. Persemakmuran Kristen (3:17-21)

XIV. Nasihat Rasuli (4:1-9)

XV. Penghargaan Atas Pemberian (4:10-20)

XVI. Salam dan Berkat (4:21-23)

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel