1 Timotius 6:2-10: Mengenai Penyakit Bersilat Kata dan Mengenai Cinta Uang

Klik:

1 Timothy / 1 Timotius 6:2-10

1Ti 6:2 Jika tuan mereka seorang percaya, janganlah ia kurang disegani karena bersaudara dalam Kristus, melainkan hendaklah ia dilayani mereka dengan lebih baik lagi, karena tuan yang menerima berkat pelayanan mereka ialah saudara yang percaya dan yang kekasih. (6-2b) Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini.

1Ti 6:3 Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat--yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus--dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita,

1Ti 6:4 ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga,

1Ti 6:5 percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.

1Ti 6:6 Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar.

1Ti 6:7 Sebab kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kitapun tidak dapat membawa apa-apa ke luar.

1Ti 6:8 Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.

1Ti 6:9 Tetapi mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan.

1Ti 6:10 Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Tafsiran Wycliffe

Sejumlah Nasihat dan Pengajaran Kepada Gereja Tentang Allah Yang Hidup (2:1-6:2).

Pokok-pokok yang dibahas oleh Paulus di dalam bagian ini mudah dilihat, sebagaimana kentara dari garis besar umumnya.

Yang tidak terlalu jelas kelihatan ialah pokok pandangan yang menentukan pemilihan topik-topik tersebut, serta urutan pembahasannya.

Ide utama dari surat ini ialah pemeliharaan iman dan kesaksian.

Oleh karena itu, tidaklah mengejutkan, bahwa pada bagian tengah surat ini terdapat paragraf yang menyajikan Gereja sebagai tiang penopang dan dasar kebenaran, sebagai alat yang mempertahankan dan menyebarkan amanat Injil (lihat Pendahuluan, Struktur dan Tema I Timotius).

Sesudah paragraf ini, yaitu pada 4:6, muncul dengan pembagian dengan sendirinya.

Hingga 4:6, Paulus tampaknya membahas berbagai aspek dari kesaksian seluruh Gereja.

Sesudah ayat ini, Paulus berbicara kepada perseorangan dan golongan-golongan perseorangan tertentu, sambil mengarahkan nasihat-nasihatnya kepada masalah kesaksian.

Kepada Para Hamba (6:1-2). Konteks dan perbandingan dengan I Petrus 2:18 menunjukkan, bahwa yang dibahas adalah dua jenis tuan: yang beriman dan yang tidak beriman.

Paulus tidak membahas inti persoalan, yaitu benar atau salahnya perbudakan, tetapi ia menekankan kewajiban dari seorang budak, dan bahkan kesempatan yang tersedia dalam situasi semacam itu untuk "memuliakan ajaran Allah" (Tit. 2:10).

Sifat Allah dan ajaran Injil, akan terganggu karena perilaku yang salah.

Dan orang-orang yang memiliki tuan orang beriman, tidak boleh gagal dalam memberikan penghormatan penuh kepada tuan-tuan mereka itu, bahkan para tuan harus dilayani dengan lebih baik lagi, sebab yang menikmati keuntungan dari pelayanan yang lebih baik tersebut adalah seorang saudara seiman.

Sebuah Penugasan Resmi (6:2b-15a).

Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini. Ini adalah tema pokok dalam Surat-surat Penggembalaan yang muncul dalam 4:11 dan juga di sini.

Ajaran yang benar merupakan alasan utama mengapa Timotius ditinggalkan olehnya di Efesus (1:3).

Peringatan Terhadap Guru-guru Palsu (6:3-5).

Perkataan sehat. Sehat, logis, sebab menghasilkan kesehatan.

Ungkapan ini hanya terdapat di dalam Surat-surat Penggembalaan saja, menekankan permohonan Paulus agar yang diajarkan selalu merupakan doktrin yang benar, yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus.

Ini adalah satu petunjuk lain, bahwa berbagai narasi Injil yang tertulis (lihat 5:18), dikenal betul dan sedang beredar.

Dan tidak menurut ajaran. Kata dan lebih baik diterjemahkan sebagai bahkan, sebab perkataan Kristus merupakan inti dan pokok dari doktrin yang sesuai dengan ibadah (kesalehan) kita. (Istilah ini adalah sinonim dari "agama Kristen": lihat tafsiran atas 3:16.).

Mengenai pentingnya kehidupan dan ajaran Yesus di dalam teologi Paulus, lihat J. Gresham Machen, Origin of Paul's Religion, halaman 147-152.

4. Berlagak tahu. Dipakai tiga kali di dalam Perjanjian Baru, dan semuanya di dalam Surat-surat Penggembalaan (3:6; 6:4; II Tim. 3:4).

Kata ini memadukan ide tentang kebodohan dan keangkuhan.

Penolakan bukti yang diajukan Injil, bersumber pada keangkuhan dan merupakan puncak kebodohan.

Tidak tahu apa-apa. Hanya di sini saja Paulus menggunakan istilah ini yang artinya "memahami".

Penyakitnya. Kata ini harfiahnya berarti "sakit", "merana"; bersikap senang mencari-cari percekcokan dan debat tentang kata-kata (Revised Standard Version).

Curiga = Praduga jelek.

5. Ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan = Mengira bahwa kesalehan (ibadah) merupakan sebuah cara untuk memperoleh keuntungan (American Standard Version).

Sikap yang Benar dari Guru-guru Sejati (6:6-10).

6. Keuntungan besar. Kata-kata ini rupanya memiliki pengertian yang sama, "cara memperoleh keuntungan", "sarana untuk mendapatkan nafkah", yang menjadikan ayat ini lebih mudah dipahami.

Paulus bermaksud mengatakan: "Iman Kristen dengan kecukupan untuk kehidupan ini merupakan cara luar biasa untuk memperoleh keuntungan."

Paulus sudah mengatakan (dalam 4:8, yang mengatakan hal yang sama dan merupakan sebuah tafsiran yang baik), bahwa kesalehan menguntungkan dalam segala hal, dengan memberikan janji itu bukan hanya untuk kehidupan ini, tetapi juga untuk kehidupan yang akan datang.

Penekanan eskatologis inilah yang terus ditekankan oleh Paulus dalam sisa surat ini.

Dalam ayat 7-8, sang rasul menunjukkan kebodohan manusia yang menaruh harapan dan keinginannya pada dunia yang bersifat sementara ini.

Orang seharusnya puas dengan makanan dan pakaian.

Pada ayat 9-10, ia mengembangkan pemikiran tentang kebodohan orang yang memusatkan perhatian pada pengumpulan kekayaan selaku tujuan hidup.

Terjemahan Hendriksen (op.cit) tampaknya lebih disukai: Sebab akar segala kejahatan adalah cinta uang.

Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman. Cinta uang sama dengan penyembahan berhala, (Kol. 3:5; Ef. 5:5; I Yoh. 2:15) dan menuntun orang menjauh dari pengharapan sejati orang Kristen.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel