2 Timotius 1:3-18: Ucapan Syukur dan Nasihat Untuk Bertekun

Klik:

2 Timothy / 2 Timotius 1:3-18

2Ti 1:3 Aku mengucap syukur kepada Allah, yang kulayani dengan hati nurani yang murni seperti yang dilakukan nenek moyangku. Dan selalu aku mengingat engkau dalam permohonanku, baik siang maupun malam.

2Ti 1:4 Dan apabila aku terkenang akan air matamu yang kaucurahkan, aku ingin melihat engkau kembali supaya penuhlah kesukaanku.

2Ti 1:5 Sebab aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.

2Ti 1:6 Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.

2Ti 1:7 Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban.

2Ti 1:8 Jadi janganlah malu bersaksi tentang Tuhan kita dan janganlah malu karena aku, seorang hukuman karena Dia, melainkan ikutlah menderita bagi Injil-Nya oleh kekuatan Allah.

2Ti 1:9 Dialah yang menyelamatkan kita dan memanggil kita dengan panggilan kudus, bukan berdasarkan perbuatan kita, melainkan berdasarkan maksud dan kasih karunia-Nya sendiri, yang telah dikaruniakan kepada kita dalam Kristus Yesus sebelum permulaan zaman

2Ti 1:10 dan yang sekarang dinyatakan oleh kedatangan Juruselamat kita Yesus Kristus, yang oleh Injil telah mematahkan kuasa maut dan mendatangkan hidup yang tidak dapat binasa.

2Ti 1:11 Untuk Injil inilah aku telah ditetapkan sebagai pemberita, sebagai rasul dan sebagai guru.

2Ti 1:12 Itulah sebabnya aku menderita semuanya ini, tetapi aku tidak malu; karena aku tahu kepada siapa aku percaya dan aku yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya kepadaku hingga pada hari Tuhan.

2Ti 1:13 Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus.

2Ti 1:14 Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita.

2Ti 1:15 Engkau tahu bahwa semua mereka yang di daerah Asia Kecil berpaling dari padaku; termasuk Figelus dan Hermogenes.

2Ti 1:16 Tuhan kiranya mengaruniakan rahmat-Nya kepada keluarga Onesiforus yang telah berulang-ulang menyegarkan hatiku. Ia tidak malu menjumpai aku di dalam penjara.

2Ti 1:17 Ketika di Roma, ia berusaha mencari aku dan sudah juga menemui aku.

2Ti 1:18 Kiranya Tuhan menunjukkan rahmat-Nya kepadanya pada hari-Nya. Betapa banyaknya pelayanan yang ia lakukan di Efesus engkau lebih mengetahuinya dari padaku.

Tafsiran Wycliffe

Mengucap Syukur Atas Iman Timotius (1:3-5).

Hanya di dalam Kitab Galatia dan Titus saja, Paulus tidak mencantumkan ucapan syukur atau pujian formal.

3. Allah, yang kulayani ... seperti yang dilakukan nenek moyangku. Setidak-tidaknya, Paulus mengenal dua angkatan pendahulunya yang amat setia kepada iman, sesuai dengan penyebutan dua angkatan pendahulu di dalam keluarga Timotius (ay. 5).

Ini merupakan dasar untuk membangkitkan semangat, bahwa kita bukan mengikuti dongeng.

Iman ini sudah tahan uji dan telah menghasilkan buah.

Dengan hati nurani yang murni. Lihat tafsiran atas I Timotius 5:19; 3:9; 4:2. Kata Yunani yang dipakai merupakan padanan dari kata Latin con-scientia atau pengetahuan yang dimiliki bersama.

Yang dimaksudkan ialah kesadaran diri kita akan seluruh hubungan dalam hidup, khususnya hubungan etika.

Kita memiliki pengertian tentang benar dan salah.

Dan manakala kita melupakan kebenaran serta tuntutan dari pengertian-pengertian tersebut atas diri kita, dan kita tidak mau menaatinya, maka jiwa kita berperang dengan diri sendiri dan dengan Allah sebagaimana dilukiskan dalam Roma 7.

Memiliki nurani yang murni, tidak berarti bahwa kita tidak pernah berdosa atau tidak melakukan tindakan berdosa.

Justru itu berarti, bahwa arah dan tujuan pokok dari hidup ialah menaati dan menyenangkan Allah, sehingga semua tindakan berdosa akan terbiasa disadari sebagai dosa dan dipertanggungjawabkan kepada Allah (I Yoh. 1:9).

Aku mengucap syukur kepada Allah. Yang membuat Paulus bersyukur adalah iman yang tulen dari Timotius, ibunya dan neneknya.

Anak-anak kalimat yang disisipkan memberikan hal-hal lain yang membuat Paulus bersyukur.

Frasa terakhir dari ayat 4 berada di antara ide, tentang kenangan Paulus akan air mata Timotius dan kenangannya akan iman yang tulen.

Air mata yang dimaksudkan ialah air mata kasih dan kesetiaan kepada Paulus dan kepada Tuhan, sehingga merupakan alasan untuk bersukacita dan membuat sang rasul bersyukur secara mendalam kepada Allah atas iman yang sungguh-sungguh yang dinyatakan dengan air mata itu.

Pemberian Allah (1:6-7).

Alur pemikiran di dalam ayat 5 ketika mengacu kepada iman, dan acuan pada roh dalam ayat 7, menunjukkan bahwa karunia dalam ayat 6 ialah Roh Kudus, atau aspek tertentu dari karya-Nya.

Ini dapat dijelaskan mengapa Paulus menyebutkan tentang penganugerahan karunia ini melalui penumpangan tangan.

Manifestasi tertentu dari Roh Kudus disalurkan melalui penumpangan oleh para rasul (Kis. 8:17).

Mengobarkan. Pakailah karunia itu, terlibatlah dalam kegiatan pelayanan yang sesuai.

Ketakutan. Roma 8:15 merupakan penafsiran dari pemikiran ini (bdg. Ibr. 2:15; I Ptr. 3:14; dan I Yoh. 4:18).

Ketertiban. Kata ini dan kata-kata lain yang terkait dengannya sering dipakai di dalam Surat-surat Penggembalaan (I Tim. 2:9, 15; 3:2; Tit. 2:2; 4-6, 12).

Tantangan Untuk Tabah Dalam Penganiayaan Ketika Dalam Pelayanan (1:8-12).

Di dalam naskah Yunani, ayat-ayat ini merupakan satu alur pemikiran dan satu kalimat.

Empat buah perintah di dalam tantangan ini dan tantangan selanjutnya, mengandung pokok utama dari peringatan Paulus kepada Timotius: Janganlah malu (ay. 8), Ikutlah serta (ay. 8), Peganglah teguh (ay. 13), Peliharalah harta (ay. 14).

Paparan Injil di dalam ayat 9-12, memberikan landasan bagi nasihat ini.

Bersaksi tentang Tuhan kita, maksudnya ialah Injil yang dipercayakan-Nya kepada Gereja-Nya.

Penderitaan yang harus dialami ketika memberitakan Injil, harus ditanggung di dalam kekuatan Allah.

9. Menyelamatkan dan memanggil adalah kegiatan serupa dari Roh Kudus.

Dikaruniakan kepada kita. Di sini, seperti biasanya, penyebutan soal predestinasi oleh Paulus dimaksudkan untuk memperkuat dan menghibur.

Maksud-maksud kekal Allah, tidak akan gagal.

10. Dinyatakan. Sebagaimana telah direncanakan secara abadi oleh-Nya, kasih karunia-Nya (karunia kehidupan) menjadi milik kita, dan saat ini tampak dalam karya penyelamatan oleh Kristus.

Kata yang sama, yang secara tersirat berarti "dinyatakan sepenuhnya", dipakai di Roma 3:21 dan 16:26.

11. Untuk Injil inilah, mengacu kepada Injil yang darinya Paulus dijadikan rasul.

12. Sebab. Karena penugasan Tuhan.

Semuanya ini. Pemenjaraan dan pembelengguan.

Kita dapat menghadapi setiap keadaan yang tidak adil, dan bermusuhan dengan tanpa malu selama kita sadar, bahwa di dalam semuanya itu Tuhan tetap memelihara harta kita, yakni Injil yang dipercayakan oleh-Nya kepada kita.

Yakin. Nas ini nyaris sama dengan paparan Paulus dalam Roma 4:21 mengenai pengalaman Abraham.

Tantangan Untuk Memegang Teguh Bentuk Perkataan yang Sehat (1:13-14).

Perlunya menuangkan garis besar yang pokok dari doktrin dalam bentuk yang konkrit dan mudah diingat (bdg. Rm. 6:17), diulang kembali oleh Paulus dalam bentuk perintah: Peganglah ... ajaran yang sehat, atau garis besar doktrin.

Pengakuan iman merupakan ciri khas Gereja sejak masa paling dini, dan tidak lama kemudian dirumuskan menjadi Pengakuan Iman Rasuli.

Iman dan kasih kepada Kristus dan Roh-Nya memastikan bahwa kita tetap memelihara iman.

14. Harta yang indah. Kata yang sama dipakai di ayat 12 dan Imamat 6:2, 4 dalam LXX.

Roh akan memelihara harta itu.

Hubungan erat di antara karya Kristus dengan karya Roh, tampak di sini seperti halnya di dalam tulisan Paulus yang lain (Rm. 8:9-11; II Kor. 3:17, 18).

Aneka Ilustrasi Pribadi Mengenai Kesetiaan dan Perlawanan (1:15-18).

Di sini, dikemukakan berbagai contoh mengenai orang-orang yang mendukung dan orang-orang yang menentang rasul besar ini.

Semuanya berguna sebagai peringatan dan pemberi semangat kepada Timotius.

Cara yang dipakai Paulus di sini mirip dengan yang dipakainya di I Tim. 1:19, 20.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel