Ibrani 5:11-6:8: Peringatan Supaya Jangan Murtad
Rabu, Februari 10, 2021
Edit
Klik:
Hebrews / Ibrani 5:11-6:8
Heb 5:11 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan. Heb 5:12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras. Heb 5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Heb 5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat. Heb 6:1 Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, dan dasar kepercayaan kepada Allah, Heb 6:2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan, kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal. Heb 6:3 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya. Heb 6:4 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus, Heb 6:5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia dunia yang akan datang, Heb 6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian, hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri mereka dan menghina-Nya di muka umum. Heb 6:7 Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya, menerima berkat dari Allah; Heb 6:8 tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.Tafsiran Wycliffe
Kristus "Lebih Besar Daripada"; Alasan Pendukung Keunggulan (1:5-7:28). Pokok pemikiran yang diperkenalkan di 1:4, kini diperluas dengan tujuh kutipan dari Perjanjian Lama. Di antara tujuh kutipan ini, lima di antaranya menunjukkan keunggulan Kristus.Sebuah Teguran Karena Kurang Pengertian dan Kurang Dewasa (5:11-6:20). Sebelum membahas Imamat Melkisedek, penulis kembali berhenti untuk mengemukakan sebuah nasihat dan peringatan, termasuk sebuah teguran. 11-14. Sebuah teguran yang keras. Penulis dengan jelas mengemukakan, bahwa para pembacanya tidak berada dalam keadaan yang siap untuk menerima ajaran yang ia yakin harus diajarkan kepada mereka. Dia menyebut mereka sebagai lamban dalam hal mendengarkan. Akibat berada di dalam keadaan ini, tipologi mengenai Melkisedek mungkin ada di luar jangkauan pemahaman mereka. Jonathan Edwards pernah berkhotbah berdasarkan 5:12 dan diberinya judul Kepentingan dan Keuntungan dari Pengetahuan yang Menyeluruh Tentang Kebenaran Ilahi. Dia mencatat, bahwa teguran ini tampaknya mencakup semua pembaca yang disapa di dalam Surat ini, bahwa rupanya mereka tidak berkembang baik dalam hal doktrin maupun pengalaman, bahwa mereka tidak mengerti tentang Melkisedek, dan terlebih lagi, tidak memahami apa yang seharusnya sudah mereka pahami (The Works of President Edwards, IV, 1-15). Kesimpulan penulis, bahwa mereka belum memenuhi syarat untuk menjadi guru bagi orang lain, sudah jelas. Selanjutnya, mereka sesungguhnya hanya memenuhi syarat untuk menerima kebenaran dasar atau susu saja. Sebagai anak kecil (nepios, bayi yang menyusu), mereka tidak mampu mencerna makanan yang lebih keras; selanjutnya, mereka bukan hanya tidak memiliki pemahaman akan kebenaran, namun mereka juga tidak berpengalaman dengan kebenaran. Tetapi, mereka yang dewasa (teloi) mempunyai pancaindera yang terlatih (gegymnasmena, olahragawan yang siap untuk bertanding). Mereka yang sudah demikian terlatih secara rohani, memiliki kepekaan rohani, sehingga mampu membedakan di antara yang benar dengan yang salah ketika memperoleh pembinaan. (Sepanjang seluruh nas ini, gambaran yang dipakai berubah-ubah; lihat Alf, IV, 103). 6:1-3. Nasihat dilanjutkan. Sesudah memahami beberapa prinsip dasar mengenai Kristus, mereka dinasihati untuk tidak berhenti di situ saja, tetapi melanjutkan terus untuk memperoleh perkembangannya yang penuh dan kedewasaan untuk menampilkan pertumbuhan rohani yang sempurna. Mereka harus terus membedakan kebenaran yang hidup dengan bentuk-bentuk yang mati sebagaimana dijumpai di dalam aneka peraturan mengenai pembasuhan, pembaptisan dan ritual Yudaisme. Pada ayat 3, penulis mengindentifikasi dirinya dengan para pembaca dan mengungkapkan ketergantungan dirinya sendiri kepada Allah. 4-8. Beberapa di antara mereka, sudah bergerak menuju kepada kedewasaan; yang lain telah murtad. Mereka inilah yang kini dikemukakan untuk memperkuat peringatan yang baru saja diberikan - agar berjalan terus menuju kedewasaan. Nas ini hendaknya tidak dipahami menurut sistem theologi tertentu, tetapi menurut konteksnya sendiri. Prinsip-prinsip pertama yang dipelajari adalah subjeknya. Kini penulis berbicara mengenai orang-orang yang setelah memperoleh pengajaran tentang prinsip-prinsip dasar tersebut, kemudian berbalik meninggalkan Kristus. Sekarang mereka merupakan musuh Kristus dan musuh keselamatan yang terdapat di dalam Dia. Penulis memang bermaksud untuk melukiskan sebuah kebinasaan yang sangat parah, supaya mereka yang tergoda oleh kemurtadan memperoleh contoh yang paling kuat. Persoalannya jelas: Kristus atau bukan Kristus, iman yang menyelamatkan atau ketidakpercayaan, menderita hajaran-Nya atau ikut bergabung dengan orang-orang yang mengkhianati dan membunuh Dia. Kata-kata yang dipakai merupakan istilah-istilah yang kuat. Hapas photisthentas berarti sekali dan untuk selamanya diterangi hatinya (bdg. pernah diterangi hatinya). Mengecap, di dalam leksikon-leksikon yang baru diterjemahkan sebagai menjadi kenal. Mendapat bagian, terjemahan dari metochous, berarti semua yang memperoleh bagian (Alf, IV, 109). Semua istilah ini menunjukkan adanya pengetahuan dan keterlibatan yang cukup luas dari mereka yang pernah diterangi. Bahkan mukjizat cukup dikenal oleh mereka yang kini ditampilkan sebagai menentang Kristus. Pandangan yang agak berbeda mengenai nas ini juga bisa saja. Ayat 6 dapat diterjemahkan menjadi jika mereka murtad. Di dalam hal ini, penulis tidak berpikir mengenai tindakan murtad tertentu, apalagi di antara pembacanya (ay. 9), tetapi mengingatkan, bahwa ketidaksediaan untuk bertumbuh di dalam kehidupan Kristen berarti kemunduran, yang ujungnya mungkin adalah kemurtadan. Jika seseorang sampai menjadi murtad sesudah mengecap karunia surgawi, maka kemurtadan tersebut tidak mungkin digolongkan sebagai dosa biasa, sebab mencakup di dalamnya suatu penolakan terhadap yang disediakan Allah di dalam Kristus (kembali menyalibkan Anak Allah). Oleh karena itu, baginya harapan untuk bisa dibaharui kembali menjadi lenyap, sebab Allah tidak memiliki jalan yang lain, jika Kalvari sudah ditolak. Di dalam memilih untuk menolak Kristus, seseorang yang murtad sangat mirip dengan ladang yang hanya menghasilkan duri dan rumput berduri, sekalipun tanah tersebut menerima curahan hujan yang memadai dan diolah sedemikian rupa karena diharapkan dapat memberikan hasil yang memuaskan. Seseorang tidak mungkin salah di dalam melihat peringatan yang langsung dan kuat kepada pembaca yang tergoda untuk meninggalkan Kristus ini. Sesungguhnya, apa yang berlaku bagi orang-orang percaya abad pertama ini masih berlaku hingga sekarang.
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.