Ibrani 12:18-29: Tanggung Jawab Yang Berat
Jumat, Februari 26, 2021
Edit
Klik:
Hebrews / Ibrani 12:18-29
Heb 12:18 Sebab kamu tidak datang kepada gunung yang dapat disentuh dan api yang menyala-nyala, kepada kekelaman, kegelapan dan angin badai, Heb 12:19 kepada bunyi sangkakala dan bunyi suara yang membuat mereka yang mendengarnya memohon, supaya jangan lagi berbicara kepada mereka, Heb 12:20 sebab mereka tidak tahan mendengar perintah ini: "Bahkan jika binatangpun yang menyentuh gunung, ia harus dilempari dengan batu." Heb 12:21 Dan sangat mengerikan pemandangan itu, sehingga Musa berkata: "Aku sangat ketakutan dan sangat gemetar." Heb 12:22 Tetapi kamu sudah datang ke Bukit Sion, ke kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi dan kepada beribu-ribu malaikat, suatu kumpulan yang meriah, Heb 12:23 dan kepada jemaat anak-anak sulung, yang namanya terdaftar di sorga, dan kepada Allah, yang menghakimi semua orang, dan kepada roh-roh orang-orang benar yang telah menjadi sempurna, Heb 12:24 dan kepada Yesus, Pengantara perjanjian baru, dan kepada darah pemercikan, yang berbicara lebih kuat dari pada darah Habel. Heb 12:25 Jagalah supaya kamu jangan menolak Dia, yang berfirman. Sebab jikalau mereka, yang menolak Dia yang menyampaikan firman Allah di bumi, tidak luput, apa lagi kita, jika kita berpaling dari Dia yang berbicara dari sorga? Heb 12:26 Waktu itu suara-Nya menggoncangkan bumi, tetapi sekarang Ia memberikan janji: "Satu kali lagi Aku akan menggoncangkan bukan hanya bumi saja, melainkan langit juga." Heb 12:27 Ungkapan "Satu kali lagi" menunjuk kepada perubahan pada apa yang dapat digoncangkan, karena ia dijadikan supaya tinggal tetap apa yang tidak tergoncangkan. Heb 12:28 Jadi, karena kita menerima kerajaan yang tidak tergoncangkan, marilah kita mengucap syukur dan beribadah kepada Allah menurut cara yang berkenan kepada-Nya, dengan hormat dan takut. Heb 12:29 Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan.Tafsiran Wycliffe
Unsur-unsur Kehidupan Beriman (10:19-13:17). Sekarang, sebuah nasihat mengakhiri pemikiran sebelumnya dari penulis. Bagian penutup ini merupakan sebuah nasihat yang berintikan satu kata: iman. Nasihatnya ialah agar pembacanya konsisten dalam beriman, disertai dengan peringatan mengenai akibat yang terjadi, apabila kehidupan beriman tersebut ditolak, atau dibenci. Pemikiran tentang iman ini berlanjut terus, hingga Surat ini berakhir. Pemikiran tentang hidup beriman yang aktif, tampaknya merupakan pokok utama yang oleh penulis dimanfaatkan sebagai pusat dari serangkaian penjelasan dan peringatan yang terakhir. Pemikiran yang diawali dengan marilah kita menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh, mempengaruhi seluruh pembahasan selanjutnya. Melalui penggambaran, peringatan, contoh, dan sarana lainnya yang mungkin teringat oleh penulis, ia mengemukakan persoalannya secara jelas di dalam frasa: keyakinan iman yang teguh.
Perilaku Kristen di Bawah Perjanjian Baru (12:12-29). Hal pertama yang harus dilakukan orang percaya ialah membuang semua ketakutan dan kebiasaan suka mengeluh dalam situasi yang tidak enak. Hidup beriman tidak mudah, dan tidak akan menjadi lebih mudah.18-24. Nasihat dilanjutkan dengan yang oleh Davidson dinamakan "final menentukan dari ketegangan ... pegang teguh pengakuan iman mereka." Sinai dan Bukit Sion diperhadapkan. Keadaan waktu pemberian Hukum Taurat ialah: (1) Sebuah gunung dengan api yang menyala-nyala, diselimuti oleh kekelaman, kegelapan dan angin badai. (2) Bunyi sangkakala dan bunyi suara. Di dalam suasana ini, Musa menjadi demikian terpengaruh oleh kehadiran Allah, sehingga dia gemetar dan sangat ketakutan (bdg. Kel. 19:12 dst. dan Ul. 9:19). Tetapi kamu sudah datang, mengawali semua realitas yang menyenangkan dan tokoh-tokoh dari Perjanjian yang Baru. Surga diperhadapkan dengan bumi, yang alami dengan yang adi-alami, kemuliaan Sinai dengan kemuliaan lebih besar yang tak terhingga dari cara percikan darah. Bukit Sion ... kota Allah yang hidup, Yerusalem sorgawi,... beribu-ribu malaikat ... jemaat anak-anak sulung ... Allah yang menghakimi ... orang-orang benar yang telah menjadi sempurna ... Yesus, Pengantara Perjanjian Baru - semua ini dengan sengaja disajikan sebagai daftar yang mengesankan karena kontras yang dimaksudkan. Pemikiran penulis kembali tembus pandang. Jelas semua kemuliaan dan kebahagiaan itu jauh melebihi segenap ketenangan sementara yang dapat diperoleh dari kembali kepada Yudaisme untuk mengelak penganiayaan. Orang-orang beriman memiliki pengharapan yang cemerlang ini di dalam Perjanjian Baru. Orang-orang beriman sudah menjadi anggota paguyuban anak-anak sulung, yaitu orang-orang benar yang telah menjadi sempurna (prototokon dan teteleiomenon, "anak sulung dan disempurnakan" seperti di dalam tulisan Alf dan Arndt. Lihat juga Davidson, The Epistle to the Hebrews, hlm. 245 25-29. Perhatikan Kristus. Jangan menolak suara Kristus yang berbicara melalui Injil. Jika malapetaka dahulu menimpa mereka yang menolak suara Allah di Sinai, betapa lebih besar lagi malapetaka yang akan menimpa mereka yang menolak atau tidak bersedia mendengar utusan Allah, Putra-Nya sendiri (1:2). Penolakan ini sama dengan orang-orang yang diundang untuk menghadiri "pesta besar" di Lukas 14:16, tetapi "bersama-sama meminta maaf" (paraiteomai). Lihat Lukas 14:18 di mana dipakai kata yang sama (Arndt). Kemudian disajikan gambaran mengenai penghakiman, mungkin penghakiman terakhir, bumi akan goncang, dan segala sesuatu yang tidak permanen akan musnah di dalam goncangan itu; yang tinggal hanyalah yang permanen dan yang abadi Kerajaan yang tidak tergoncangkan. Kerajaan ini akan dianugerahkan oleh Allah, bukan ciptaan manusia. Keanggotaan di dalam Kerajaan ini yang melalui iman di dalam Kristus, harus menghasilkan pelayanan penuh sukacita dan ibadah yang penuh hormat. Kata terakhir kembali merupakan peringatan. Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan (bdg. Ul. 4:24). Api merupakan bentuk penghakiman yang terakhir (Why. 20:10, 14).
Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.