1 Petrus 3:13-4:6: Menderita Dengan Sabar

Klik:

1 Peter / 1 Petrus 3:13-4:6

1Pe 3:13 Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik?

1Pe 3:14 Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar.

1Pe 3:15 Tetapi kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungan jawab dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lemah lembut dan hormat,

1Pe 3:16 dan dengan hati nurani yang murni, supaya mereka, yang memfitnah kamu karena hidupmu yang saleh dalam Kristus, menjadi malu karena fitnahan mereka itu.

1Pe 3:17 Sebab lebih baik menderita karena berbuat baik, jika hal itu dikehendaki Allah, dari pada menderita karena berbuat jahat.

1Pe 3:18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,

1Pe 3:19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,

1Pe 3:20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.

1Pe 3:21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan--maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah--oleh kebangkitan Yesus Kristus,

1Pe 3:22 yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.

1Pe 4:1 Jadi, karena Kristus telah menderita penderitaan badani, kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian, --karena barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa--,

1Pe 4:2 supaya waktu yang sisa jangan kamu pergunakan menurut keinginan manusia, tetapi menurut kehendak Allah.

1Pe 4:3 Sebab telah cukup banyak waktu kamu pergunakan untuk melakukan kehendak orang-orang yang tidak mengenal Allah. Kamu telah hidup dalam rupa-rupa hawa nafsu, keinginan, kemabukan, pesta pora, perjamuan minum dan penyembahan berhala yang terlarang.

1Pe 4:4 Sebab itu mereka heran, bahwa kamu tidak turut mencemplungkan diri bersama-sama mereka di dalam kubangan ketidaksenonohan yang sama, dan mereka memfitnah kamu.

1Pe 4:5 Tetapi mereka harus memberi pertanggungan jawab kepada Dia, yang telah siap sedia menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

1Pe 4:6 Itulah sebabnya maka Injil telah diberitakan juga kepada orang-orang mati, supaya mereka, sama seperti semua manusia, dihakimi secara badani; tetapi oleh roh dapat hidup menurut kehendak Allah.

Tafsiran Wycliffe

13. Siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu ... ? Mengingatkan kita pada bagian tambahan oleh Paulus dalam uraian tentang buah-buah Roh: "Tidak ada hukum yang menentang hal-hal itu" (Gal. 5:23).

Sebagai prinsip umum, dengan perkecualian terjadi akibat murka dari pihak lawan, tidak ada orang yang akan dihukum karena berbuat baik.

Prinsip ini memastikan, bahwa penderitaan yang tidak semestinya, tidak akan bertahan lama

15b-16. Siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungan jawab. Sikap yang dilukiskan di sini adalah lemah lembut dan hormat, namun siap sedia.

Hal ini juga merupakan suatu kemampuan yang adalah anugerah Roh.

Ingatlah akan nasihat Kristus: "Janganlah kamu khawatir akan apa yang harus kamu katakan, tetapi katakanlah apa yang dikaruniakan kepadamu pada saat itu juga, sebab bukan kamu yang berkata-kata melainkan Roh Kudus" (Mrk. 13:11).

Ingatlah akan pembelaan Stefanus (Kis. 6:10) dan Paulus (Kis. 24:25; 26:24-28), yang tidak dapat dijawab oleh mereka yang menentang kedua tokoh tersebut.

Dengan hati nurani yang murni. Seperti sudah dibahas di atas, kemurnian hidup dilihat sebagai dasar pembelaan diri yang paling kuat.

17-18. Sebab lebih baik ... Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar. Yang dimaksudkan adalah penderitaan yang diizinkan Allah untuk maksud yang baik.

Kembali Kristus ditampilkan sebagai teladan (bdg. 2:24), yang hasil dari penderitaan-Nya adalah pendamaian antara orang yang terhilang dengan Allah, bersamaan dengan pembenaran diri-Nya sendiri melalui kebangkitan-Nya oleh kuasa Roh Kudus.

19-20. Di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil. Di sini, kita berhadapan dengan sebuah pengalihan yang sulit dipahami.

Beberapa pakar, salah satu contohnya adalah Lange, beranggapan bahwa satu-satunya kesimpulan yang langsung dan wajar dari ungkapan ini ialah, bahwa Kristus, sesudah disalibkan, turun ke dunia orang mati dan memberitakan awal dari masa kasih karunia kepada roh-roh yang dipenjara di situ (J. P. Lange. Commentary on the Holy Scripture, IX: 64).

Beliau mengemukakan, bahwa tidak diragukan lagi, ketika itu banyak yang diselamatkan karena memperoleh kesempatan yang kedua tersebut.

Pandangan ini menimbulkan pertanyaan yang sulit dijawab, yaitu mengapa dari semua orang yang belum percaya, hanya orang-orang kuno itu saja yang memperoleh hak ini, dan menimbulkan kemungkinan (yang bertentangan dengan ajaran Perjanjian Baru yang sudah jelas), bahwa orang-orang berdosa lain yang belum bertobat akan berkesempatan untuk percaya kepada Kristus.

Beberapa penafsir lain, beranggapan bahwa khotbah Kristus di dunia orang mati ini bersifat mengutuk, namun pandangan ini tidak sesuai dengan pengertian umum dari istilah Yunani yang dipakai, yaitu yang artinya memberitakan, mengumumkan, dan sering kali dipakai di dalam hubungan dengan Injil.

John Owen penerjemah dan editor Calvin (John Calvin, Commentaries on the Castholic Epistles, hlm. 116, catatan) mengutip penjelasan yang disetujui oleh Beza, Doddridge, Mack night, dan Scott, bahwa waktu dari tindakan pemberitaan ini adalah pada masa pelayanan Nuh, ketika Kristus melalui Roh memberitakan Injil melalui Nuh kepada orang-orang fasik yang belakangan sudah menjadi roh-roh yang tinggal di dunia orang mati ketika Petrus menulis.

Semua ini terjadi ketika Allah tetap menanti dengan sabar, dengan menunda terjadinya air bah.

Acuan kepada waktu yang diperlukan untuk membangun bahtera, tampaknya sesuai dengan penafsiran ini.

Acuan kepada jumlah kecil yang diselamatkan akan memberi semangat kepada "kawanan kecil" yang ada di Asia.

21. Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan. Bandingkan dengan Ibrani 10:22. Rupanya yang dimaksudkan ialah, bahwa baptisan air melambangkan pentahiran rohani.

Hubungan di antara baptisan air dan baptisan Roh dengan penyucian tampak di mana-mana di dalam Alkitab, hal mana berhubungan dengan kematian Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya.

Orang-orang yang percaya pada kelahiran baru melalui baptisan, mungkin akan cenderung untuk memberi makna tertentu kepada kata kerja diselamatkan.

Yang lain akan menegaskan, bahwa yang menyelamatkan adalah penyucian hati dan bukan upacara lahiriahnya.

22. Setelah Ia naik ke sorga. Melanjutkan kembali tema kebangkitan Kristus yang ditinggalkan sesudah ayat 18, Petrus menyebut kemenangan Tuhan kita dan pengakuan kepada-Nya saat ini sebagai dorongan kuat kepada orang orang saleh yang mengikuti jejak Tuhan mereka di dalam penderitaan.

Selwyn mengangkat kenyataan, bahwa orang-orang Kristen Mula-mula tersebut sering kali merayakan baptisan pada saat Paskah.

Beliau beranggapan, bahwa acuan kepada baptisan di ayat 21, maupun beberapa sebutan tentang penderitaan, kebangkitan dan kedatangan kembali Kristus, menunjukkan bahwa Surat ini ditulis sebagai sebuah Surat Paskah (op.cit., hlm. 62).

Penderitaan Jasmani Sebagai Lambang Matinya Kehidupan Daging (4:1-19).

1a. Karena Kristus telah menderita ... kamupun harus juga mempersenjatai dirimu dengan pikiran yang demikian. Filipi 2:5 memakai bentuk verbal dari pikiran dan menandaskan: "Hendaklah kamu ... menaruh pikiran ... yang terdapat juga dalam Kristus Yesus."

Pokok pikiran yang disampaikan di sini sangat mirip.

Kata Yunani yang dipakai berbeda, menunjukkan kepribadian Paulus dan Petrus yang berbeda.

Oleh mereka berdua, Kristus dilihat sebagai teladan dan pemberi semangat bagi orang-orang percaya di dalam penderitaan.

1b-2. Barangsiapa telah menderita penderitaan badani, ia telah berhenti berbuat dosa. Petrus sekarang memandang kematian yang dihadapi oleh setiap orang (bdg. Rm. 7:1-4), sebagai peristiwa ketika mana manusia dilepaskan dari segala keinginan dan pengabdian kepada dosa.

Petrus kemudian langsung mengedepankan persamaan rohaninya.

Orang yang telah ikut berbagi salib Kristus, tidak lagi terpikat oleh daya tarik dosa seperti keinginan-keinginan manusiawi biasa, sebab dia hanya terpikat oleh daya tarik Allah (Gal. 6:14).

3-4. Telah cukup banyak waktu kamu pergunakan. Secara harfiah: sudah cukuplah waktu yang lalu itu untuk melaksanakan kehendak orang-orang kafir.

Kemudian Petrus mengemukakan sebuah daftar dosa mengerikan yang dilakukan ketika berada di luar pengaruh kasih karunia Allah.

Daftar ini mengingatkan kita akan penjelasan Paulus mengenai pekerjaan daging di Galatia 5:19-21.

Mereka heran ... mereka memfitnah. Kehidupan orang percaya yang berubah, membuat mereka dianggap orang aneh, bahkan nyaris "asing", sehingga membuat orang kafir mengutuk orang Kristen dan membenci orang Kristen dalam upaya untuk mempertahankan diri.

5. Mereka harus memberi pertanggungan jawab. Tetapi, bagaimanapun juga, mereka bertanggung jawab kepada Allah dan bukan kepada manusia.

Dan hukuman Allah akan menimpa orang yang masih hidup ketika itu maupun orang yang sudah mati.

Tergantung bagaimana seseorang memahami ayat 6, hukuman ini dapat dianggap berupa pembenaran bagi orang-orang percaya dan kutukan bagi orang berdosa yang tidak mau bertobat.

Di dalam Perjanjian Lama, khususnya di dalam Kitab Mazmur, hukuman sering kali dilihat sebagai pembenaran bagi orang-orang yang benar.

6. Injil ... diberitakan juga kepada orang-orang mati. Beberapa penafsir menghubungkan ayat ini dengan 3:19-20.

Lange melihat kedua nas ini sebagai pemberitaan Injil pasca penyaliban kepada orang-orang kuno yang tidak percaya yang dilakukan oleh Kristus, sebuah tawaran keselamatan selanjutnya yang tidak diragukan lagi diterima oleh banyak dari antara mereka.

Penafsiran yang lain juga banyak.

Bagi kami, tampaknya ada manfaat tertentu di dalam gagasan Scott yang telah disempurnakan oleh John Own (op.cit., hlm. 127) yang intinya adalah: "Dengan tujuan ini (maksudnya hukuman terakhir yang baru saja disebutkan), Injil diberitakan juga kepada orang-orang (para martir) yang kini sudah meninggal dunia, sehingga mereka (sebagaimana adanya) dapat dihakimi di dalam daging (dan dikutuk untuk mati sebagai martir) menurut cara manusia, tetapi dapat hidup dalam Roh menurut Allah."

Jadi, di sini diajarkan, bahwa mengingat hukuman terakhir kelak, orang-orang yang mati sebagai martir, keadaannya lebih baik daripada orang-orang tidak percaya yang tercantum di ayat 3.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel