Yakobus 1:12-18: Pengujian dan Pencobaan
Kamis, Maret 04, 2021
Edit
Klik:
James / Yakobus 1:12-18
Jas 1:12 Berbahagialah orang yang bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Jas 1:13 Apabila seorang dicobai, janganlah ia berkata: "Pencobaan ini datang dari Allah!" Sebab Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. Jas 1:14 Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Jas 1:15 Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. Jas 1:16 Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah sesat! Jas 1:17 Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. Jas 1:18 Atas kehendak-Nya sendiri Ia telah menjadikan kita oleh firman kebenaran, supaya kita pada tingkat yang tertentu menjadi anak sulung di antara semua ciptaan-Nya.Tafsiran Wycliffe
12. Pahala yang diperoleh mereka yang setia bertekun di dalam penderitaan, dinyatakan dalam bentuk waktu sekarang dan akan datang. Orang yang bertahan tersebut, sekarang sudah berbahagia; tetapi dia juga akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia. Bentuk genitif (kehidupan) merupakan keterangan dari mahkota. Mahkota yang terbuat dari kehidupan, sebuah anugerah yang diberikan kepada semua orang yang mengasihi Allah. Tasker (op. cit., hlm. 45) dengan tegas mengemukakan, bahwa sekalipun iman maupun kasih kita tidak akan membuat kita memperoleh hidup yang kekal, namun "merupakan sebuah aksioma dari Alkitab, bahwa Allah menyimpan sejumlah besar berkat bagi mereka yang mengasihi Dia, menaati perintah-perintah-Nya dan melayani Dia dengan setia apapun harga yang harus dibayar (bdg. Mat. 19:28; I Kor. 2:9)." 13. Yakobus kini beralih dari pencobaan yang berada di luar diri manusia ke pencobaan yang ada di dalam diri manusia. Kata pencobaan (ay. 12) mengandung arti menyeret orang ke dalam dosa. Mungkin yang dipikirkan Yakobus di sini ialah doktrin Yahudi Yetzer Hara yang artinya dorongan jahat. Beberapa orang Yahudi mengemukakan, bahwa karena Allah telah menciptakan segala sesuatu, maka Dia juga telah menciptakan dorongan jahat ini. Kemudian, karena dorongan jahat ini menyalahkan seseorang untuk berbuat dosa, maka sebetulnya Allah yang menciptakan dorongan jahat tersebut, bertanggung jawab atas kejahatan yang terjadi. Yakobus menolak pengertian tersebut. Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat, dan Ia sendiri tidak mencobai siapapun. 14. Sebaliknya daripada menyalahkan Allah atas adanya kejahatan, manusia secara pribadi harus bertanggung jawab atas dosa-dosanya. Adalah keinginannya sendiri, yang menyeret dan memikat dirinya untuk berbuat dosa. Istilah menyeret dan memikat merupakan istilah dalam berburu dan perikanan yang di sini dipakai sebagai kiasan. 15. Ketika keinginan jahat muncul di dalam pikiran seseorang, keinginan tersebut tidak berhenti di situ. Keinginan melahirkan dosa dan dosa melahirkan maut. "Maut dengan demikian merupakan hasil matang atau hasil akhir dari dosa" (Moffatt, op. cit., hlm. 19). Maut di sini adalah kematian rohani yang berbeda dengan kehidupan yang dianugerahkan Allah kepada barangsiapa yang mengasihi Dia (1:12). 16-17. Yang dikemukakan oleh penulis ialah, bahwa Allah bukannya sumber pencobaan sebagaimana dianggap kalangan tertentu, justru Ia adalah sumber segala sesuatu yang baik di dalam pengalaman manusia. Yakobus secara khusus mendambakan agar pembacanya menyadari kenyataan ini, sehingga dia memakai sapaan lembut: saudara-saudara yang kukasihi. Bapa segala terang, merupakan acuan kepada tindakan Allah dalam mencipta. Sebutan demikian bagi Allah, bukan hal yang asing di dunia pemikiran Yahudi (bdg. SBK, III: 752). Sekalipun penafsiran yang pasti terhadap bagian akhir ayat 17 agak sulit, pengertiannya cukup jelas: Allah sepenuhnya bersifat konsisten; Dia tidak berubah. Di dalam 1:18, penulis memberikan puncak penolakannya terhadap pemahaman, bahwa Allah adalah pencipta pencobaan. Dia sudah menunjukkan, bahwa anggapan tersebut bertentangan dengan sifat Allah (1:13) dan dengan kebaikan-Nya yang terus secara konsisten (1:17). Sekarang, penulis merujuk kepada pengalaman para pembacanya dengan Injil. J. B. Mayor (The Epistle of St. James, hlm. 62) dengan tepat menyatakan pokok dari ayat ini: "Bukannya Allah mencobai kita untuk berbuat jahat, Dia justru menghendaki kita untuk lahir baru." Orang-orang Kristen Mula-mula ini, disebut sebagai anak sulung, sebab mereka merupakan jaminan bagi banyak orang lagi yang akan menjadi anak-anak Allah.Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.