1 Petrus 2:1-10: Yesus Kristus Batu Penjuru

Klik:

1 Peter / 1 Petrus 2:1-10

1Pe 2:1 Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.

1Pe 2:2 Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,

1Pe 2:3 jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan.

1Pe 2:4 Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah.

1Pe 2:5 Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah.

1Pe 2:6 Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci: "Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan."

1Pe 2:7 Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

1Pe 2:8 Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Allah; dan untuk itu mereka juga telah disediakan.

1Pe 2:9 Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib:

1Pe 2:10 kamu, yang dahulu bukan umat Allah, tetapi yang sekarang telah menjadi umat-Nya, yang dahulu tidak dikasihani tetapi yang sekarang telah beroleh belas kasihan.

Tafsiran Wycliffe

1. Buanglah segala kejahatan. Di dalam kekudusan terdapat tahap yang negatif dan membersihkan (Ef. 4:22 dst.; Kol. 3:9 dst.).

Di sini dikemukakan munculnya sifat-sifat jelek yang berpusat pada kasih terhadap diri sendiri:

~ Kejahatan, atau lebih tepatnya memiliki sikap jahat.

~ Tipu muslihat, menyembunyikan motivasi tidak layak yang berusaha disebarkan olehnya.

~ Kemunafikan, berpura-pura melakukan hal benar yang tidak disadari.

~ Fitnah, melukai orang lain demi kepentingan sendiri.

2. Jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin. Kata-kata Yunani yang dipakai memberikan gambaran tentang seorang bayi yang tidak sabar dan lahap meminum susu ketika sudah tiba waktunya.

Petrus telah berbicara tentang bekerjanya Firman Allah di dalam pembaharuan mereka (1:23-25).

Sekarang dia mendorong mereka yang baru dilahirkan kembali itu untuk mengembangkan suatu dahaga yang sehat terhadap Firman tersebut yang sekalipun sangat berkuasa, juga murni seperti halnya susu.

Dengan demikian, para pembacanya akan bertumbuh hingga beroleh keselamatan. Kata-kata terakhir ini mengacu kepada kelepasan tertinggi yang akan dialami oleh orang-orang percaya (bdg. 1:5. 13).

3. Jika kamu benar-benar telah mengecap kebaikan Tuhan. Pengingat lain akan kasih karunia yang telah mereka alami (bdg. Mzm. 34:9).

4. Datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu. Petrus sekarang tiba pada jaminan yang kokoh dan menghibur, bahwa para pembacanya yang sedang diejek dan dicerca sebagai buangan ("orang-orang pendatang" di 1:1) oleh sesama mereka, adalah anggota suatu masyarakat yang kudus dan mulia, yaitu Jemaat.

Petrus dengan tepat mengawali pembahasan mengenai kenyataan tersebut dengan masalah hubungan pribadi dengan Kristus.

Dia sendiri ditolak seperti mereka, tetapi juga seperti mereka, Dia dipilih (bandingkan dipilih 1:2) dan dihormat di hadirat Allah (kata "mulia" yang dipakai di sini sama dengan "mahal", bandingkan 1:19 dst.).

5. Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup. Di sini dikemukakan kesamaan seseorang percaya dengan Kristus.

Kata-kata yang sama untuk Tuhan dipakai untuk orang-orang percaya.

Nas ini dengan jelas mengingatkan kita akan perkataan Tuhan kepada Petrus: "Engkau Simon anak Yohanes, engkau akan dinamakan Petrus (artinya: batu karang)" (Yoh. 1:42).

"Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku" (Mat. 16:18).

Perhatikan bahwa di dalam bagian ini, Petrus menonjolkan Tuhan dan bukan dirinya di dalam bangunan kudus yang adalah Gereja.

Pembangunan suatu rumah rohani. Bandingkan dengan Efesus 2:19-22.

Gereja dilihat memiliki kemuliaan yang melampaui kemuliaan Bait Allah Yahudi.

Argumentasi yang dikemukakan pada bagian ini hingga ayat 10, mungkin menunjukkan secara tidak langsung, bahwa berbagai masalah dan tekanan yang saat itu sedang dialami orang-orang percaya merupakan hasil hasutan orang-orang Yahudi, walaupun diterima juga oleh orang-orang bukan Yahudi, sebagaimana sangat sering terjadi pada masa-masa awal sejarah Gereja.

Imamat Kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. Pengorbanan Kristus dilihat sebagai membuka jalan ke tempat Yang Maha Kudus bagi semua orang percaya, dan sebagai kurban yang menggantikan kurban-kurban orang Yahudi.

Melalui Kristus, seorang yang tadinya berdosa sekarang dapat mempersembahkan sebuah kurban yang dapat diterima oleh Allah yang Kudus (bdg. Rm. 12:1-2).

6. Sebab ada tertulis dalam Kitab Suci. Petrus kini menyebutkan sumber kutipannya, Yesaya 28:16.

Menarik untuk dicatat, bahwa yang ditekankan di dalam Kitab Yesaya tersebut ialah fungsi dari batu sebagai dasar yang kokoh (bdg. I Kor. 3:11).

Tidak diragukan, bahwa pemahaman Petrus mengenai gambaran ini mengacu balik kepada cara Tuhan memakainya (Mat. 21:42), dengan mengikuti kata-kata dalam Mazmur 118:22-23.

Petrus sendiri telah menggunakan ayat itu ketika menjawab Sanhedrin: "Inilah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, yaitu kamu sendiri" (Kis. 4:11).

7-8. Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya ... suatu batu sandungan. Bentuk kata benda dari kata berharga dipakai di sini.

Secara harfiah artinya sebuah kehormatan, sesuatu yang sangat dihargai.

Melalui ungkapan ini, Kristus secara sederhana diperkenalkan sebagai Juruselamat dan Hakim.

Kemurahan yang ditolak berubah menjadi hukuman.

Hal ini merupakan doktrin Kristus (Mat. 21:44; Yoh. 12:48).

Di dalam nas ini, yang percaya dikontraskan dengan yang tidak percaya atau yang tidak taat.

Jadi, iman ditampilkan sebagai ketaatan atau kesediaan yang pokok.

Untuk itu mereka juga telah disediakan. Berlandaskan pada pengetahuan Allah tentang apa yang akan terjadi, maksud ilahi yang sama, yang memilih para pembaca Surat Petrus sebagai anak-anak-Nya sendiri, sayang sekali telah menetapkan mereka yang tidak taat untuk menanggung akibat yang timbul dari sikap mereka tersebut.

9-10. Tetapi kamulah bangsa yang terpilih. Pernyataan ini secara kuat mengingatkan kita akan ajaran Kristus sendiri.

Acuan-Nya kepada batu penjuru yang ditolak, berhubungan dengan perumpamaan-Nya tentang pekerja-pekerja kebun anggur yang telah membunuh putra dari pemilik kebun anggur itu.

Pada saat yang bersamaan dan seiring dengan acuan-Nya tentang batu penjuru yang ditolak, Yesus mengatakan kepada para pemimpin Yahudi: "Kerajaan Allah akan diambil daripadamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu" (Mat. 21:43).

Petrus kini menulis kepada "bangsa" ini, yang kesetiaan dan kelayakan mereka langsung menandai mereka sebagai anak-anak Sang Raja dan mencerminkan penghargaan kepada Dia yang telah memanggil mereka keluar dari kegelapan kepada terang-Nya.

Kata-kata yang diterjemahkan menjadi umat kepunyaan Allah sendiri, secara harfiah artinya umat yang mendatangkan keuntungan (Yunani, peripoiesis).

Kadang-kadang, kata ini menunjuk kepada perolehan sesuatu yang sangat diinginkan (Kis. 20:28; I Tim. 3:13).

Kadang-kadang, kata ini berarti perlindungan atau keselamatan.

Dalam Ibrani 10:39, kata ini diterjemahkan dengan "beroleh hidup" yang dibedakan dengan "binasa".

Inilah suatu nasihat pembangkit semangat yang luar biasa.

Surat ini ditulis kepada orang-orang yang sangat dihargai, orang-orang yang harus diselamatkan, orang-orang yang layak untuk dimiliki.

Petrus mengakhiri doktrin ini dengan mengutip kata-kata Hosea (1:6, 9 dan 2:23).

Sebelumnya mereka itu bukan umat Allah - mungkin karena mereka keturunan bukan Yahudi - tetapi sekarang mereka telah menjadi umat-Nya.

Sumber ayat Alkitab / tafsiran: Software e-sword dan Alkitab.sabda.org.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel