Kejadian 17: Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah Dengan Abraham
Jumat, Juni 09, 2017
Edit
Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah Dengan Abraham. |
Kitab Kejadian mengisahkan, bahwa Abram namanya diubah oleh Allah Yang Mahakuasa menjadi Abraham, dan Sarai menjadi Sara.
Setelah belajar perikop Hagar dan Ismael, sekarang kita belajar perikop Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah Dengan Abraham.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Kejadian (Genesis 17 dengan judul perikop Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah Dengan Abraham).
Kita belajar perikop Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah Dengan Abraham ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Gen 17:1 Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
Akulah Allah Yang Mahakuasa (El Shaddai).
Tiga belas tahun kemudian, Allah menampakkan diri kepada Abram dengan membawa sebuah kepastian, tantangan, dan janji yang lebih kaya.
Allah mengubah nama Abram dan nama istrinya. Allah memberikan berbagai petunjuk khusus mengenai upacara sunat.
Nama ilahi El Shaddai dengan pesan, bahwa Tidak ada yang mustahil bagi Allah yang Mahakuasa dan Mahacukup, pastilah memberikan semangat yang luar biasa kepada Abram. Kata El Shaddai jelas mengingatkan kita kepada kedua sifat Allah tersebut.
Para sarjana Yahudi yang mula-mula dulu menyatakan, bahwa kata tersebut berasal dari akar kata sh-da yang artinya Dia yang berkecukupan. Beberapa sarjana lainnya beranggapan, bahwa kata tersebut berasal dari shãdad yang artinya menghancurkan.
Sarjana lain lagi mengaitkannya dengan kata dari bahasa Asyur, shãdu, gunung. LXX menerjemahkannya menjadi hikanos, cukup. Mungkin penerjemah seharusnya menerjemahkan istilah tersebut sedekat mungkin dengan pengertian maha-kuasa terutama karena istilah El berarti kuasa.
Pribadi yang memiliki segala kuasa itu juga memiliki segala kekayaan yang diperlukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan umat-Nya.
Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
Allah semacam itu patut membuat tuntutan semacam ini. Hidup dengan Allah digambarkan dalam cerita tentang Henokh. Kini Abram diperintahkan untuk menjadikan kehidupan sehari-harinya (pikiran, ucapan, kelakuan) di hadapan Allah sungguh-sungguh menyenangkan bagi mata yang menyaksikan segala sesuatu itu.
Kata Ibrani, támîn, tidak bercela, mengandung arti tidak bersalah, atau tidak bercacat. Tetapi, kata ini memiliki pengertian yang lebih luas lagi, yaitu menunjukkan arti keseluruhan yang lengkap, setiap bidang terisi penuh.
Gen 17:2 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak."
Gen 17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
Gen 17:4 "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Gen 17:5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Gen 17:6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
Gen 17:7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
Gen 17:8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
Dengan rendah hati dan penuh hormat, Abram sujud menyembah. Kesabaran Allah telah membawa tokoh leluhur ini kepada sikap hati yang benar yang memungkinkan namanya diubah, perjanjian dengan dirinya dibaharui, dan janji yang diberikan kepadanya diulang kembali.
Abram, namanya sejak lahir pada umumnya didefinisikan sebagai bapa yang mulia.
Nama Abraham tidak mempunyai arti dalam bahasa Ibrani, tetapi perjanjian baru yang terkait dengan nama baru itu menekankan misi mencakup dunia dari sang leluhur selaku wakil Allah kepada semua bangsa di bumi (bdg. Rm. 4:16, 17).
Hak-hak istimewa yang lebih besar tentu membawa tanggung jawab yang lebih berat. Allah berjanji untuk memberikan bimbingan khusus bagi setiap langkah dalam perjalanan iman dan ketaatan yang baru tersebut.
Gen 17:9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Gen 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
Gen 17:11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
Gen 17:12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
Gen 17:13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
Gen 17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
Disunat.
Sebagai lambang atau bukti dari adanya perjanjian itu, Abraham dan keturunannya harus melaksanakan upacara sunat, dan dengan teliti menaati berbagai peraturan yang terkait dengan upacara itu.
Dengan demikian, mereka akan merupakan tanda pengingat yang tak putus-putusnya kepada orang-orang di sekitar mereka tentang pengabdian dan komitmen penuh mereka kepada Yehovah.
Sunat bukan merupakan upacara yang baru. Upacara ini juga bukan terbatas hanya pada orang Yahudi saja. Upacara ini dilakukan secara luas di banyak bagian dunia, terutama di Mesir dan di Kanaan. Akan tetapi, orang Asyur dan orang Babel menolak untuk melaksanakan upacara ini.
Perhatikan bahwa Daud mengejek Goliat ketika mengatakan kepadanya, bahwa dia adalah "orang Filistin yang tidak bersunat" (I Sam. 17:26; bdg. 14:6). Allah memerintahkan Abraham untuk memeteraikan perjanjian itu di antara mereka dengan lambang atau tanda sunat.
Dengan demikian, sunat senantiasa akan merupakan tanda yang kelihatan dan lahiriah dari sebuah hubungan yang tidak kelihatan dan batiniah. Setiap bayi laki-laki dalam rumah tangga Abraham harus melaksanakan upacara yang ditetapkan Allah tersebut ketika berusia delapan hari.
Gen 17:15 Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
Gen 17:16 Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
Sara.
Nama Sarai telah disandang oleh istri Abraham selama bertahun-tahun. Kini Allah memerintahkan agar namanya diubah menjadi Sara, putri raja. Nama ini merupakan bentuk feminin dari kata Sar, pangeran.
Nama yang baru ini menekankan peranan dari istri Abraham pada masa depan, yaitu ibu dari berbagai bangsa. Abraham dipandang sebagai "Bapa Abraham" oleh orang Yahudi, Islam dan Kristen. Perlu diingat, bahwa Sara juga memainkan peranan penting di dalam sejarah dunia ini.
Gen 17:17 Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"
Gen 17:18 Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
Gen 17:19 Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
Gen 17:20 Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
Gen 17:21 Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga."
Gen 17:22 Setelah selesai berfirman kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
Kembali tertunduklah Abraham di hadapan Tuhan.
Allah menyatakan bahwa putra yang dinantikan selama ini akan dilahirkan oleh istrinya. Sekalipun Sara sudah berusia sembilan puluh tahun, dia masih akan menikmati sukacita menyambut kehadiran seorang anak laki-laki, yang melaluinya, janji-janji Allah akan digenapi.
Abraham sudah memandang Ismael sebagai ahli warisnya dan percaya bahwa janji-janji Allah yang indah itu pasti digenapi melalui dia (bdg. ay. 18). Kini dia berhadapan dengan sabda yang tegas, bahwa Ishak akan lahir sebagai anak yang dijanjikan.
Abraham ... tertawa (ay. 17).
Abraham dikuasai oleh sukacita yang meluap. Tidak ada kesan ketidakpercayaan di sini, tetapi justru bukti mengenai kekaguman dan kegembiraan besar.
Abraham hampir tidak dapat memahami pemberitaan yang demikian mengherankan. Kata Ibrani shãhãq berarti tertawa.
Kata ini merupakan akar kata kerja yang kemudian menjadi kata Ishak.
Bandingkan tanggapan Sara dan tawanya di 18:12. Jelas terdapat perbedaan besar di antara kedua tawa ini.
Gen 17:23 Setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya.
Gen 17:24 Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya.
Gen 17:25 Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya.
Gen 17:26 Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat.
Gen 17:27 Dan semua orang dari isi rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya, maupun yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia.
Abraham digerakkan oleh iman dan roh ketaatan untuk melaksanakan perintah Allah. Langsung dia memberlakukan upacara sunat kepada seluruh kawanannya. Ismael termasuk juga orang yang disunat.
Abraham menaati Allah dan menjadikan keluarganya layak untuk menggenapi maksud-maksud ilahi. Rencana Tuhan untuk menjangkau dan memberkati semua bangsa di dunia bergerak menuju penggenapan.
Perikop selanjutnya: Allah Mengulangi Menjanjikan Seorang Anak Laki-laki Kepada Abraham.
Lihat: Daftar Perikop Kitab Kejadian.
Setelah belajar perikop Hagar dan Ismael, sekarang kita belajar perikop Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah Dengan Abraham.
Berikut ini tampilan ayat-ayat Firman Tuhan dalam kitab Kejadian (Genesis 17 dengan judul perikop Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah Dengan Abraham).
Kita belajar perikop Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah Dengan Abraham ini dengan menggunakan tafsiran / catatan Wycliffe. Semua ayat dikutip dalam bentuk tulisan italic warna biru, sedangkan tafsiran / komentar dalam tulisan biasa.
Ayat Akitab dikutip dari software e-Sword, sedangkan komentarinya dari situs Alkitab.sabda.org. Yuk kita belajar.
Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah Dengan Abraham (Kitab Kejadian 17)
Gen 17:1 Ketika Abram berumur sembilan puluh sembilan tahun, maka TUHAN menampakkan diri kepada Abram dan berfirman kepadanya: "Akulah Allah Yang Mahakuasa, hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
Akulah Allah Yang Mahakuasa (El Shaddai).
Tiga belas tahun kemudian, Allah menampakkan diri kepada Abram dengan membawa sebuah kepastian, tantangan, dan janji yang lebih kaya.
Allah mengubah nama Abram dan nama istrinya. Allah memberikan berbagai petunjuk khusus mengenai upacara sunat.
Nama ilahi El Shaddai dengan pesan, bahwa Tidak ada yang mustahil bagi Allah yang Mahakuasa dan Mahacukup, pastilah memberikan semangat yang luar biasa kepada Abram. Kata El Shaddai jelas mengingatkan kita kepada kedua sifat Allah tersebut.
Para sarjana Yahudi yang mula-mula dulu menyatakan, bahwa kata tersebut berasal dari akar kata sh-da yang artinya Dia yang berkecukupan. Beberapa sarjana lainnya beranggapan, bahwa kata tersebut berasal dari shãdad yang artinya menghancurkan.
Sarjana lain lagi mengaitkannya dengan kata dari bahasa Asyur, shãdu, gunung. LXX menerjemahkannya menjadi hikanos, cukup. Mungkin penerjemah seharusnya menerjemahkan istilah tersebut sedekat mungkin dengan pengertian maha-kuasa terutama karena istilah El berarti kuasa.
Pribadi yang memiliki segala kuasa itu juga memiliki segala kekayaan yang diperlukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan umat-Nya.
Hiduplah di hadapan-Ku dengan tidak bercela.
Allah semacam itu patut membuat tuntutan semacam ini. Hidup dengan Allah digambarkan dalam cerita tentang Henokh. Kini Abram diperintahkan untuk menjadikan kehidupan sehari-harinya (pikiran, ucapan, kelakuan) di hadapan Allah sungguh-sungguh menyenangkan bagi mata yang menyaksikan segala sesuatu itu.
Kata Ibrani, támîn, tidak bercela, mengandung arti tidak bersalah, atau tidak bercacat. Tetapi, kata ini memiliki pengertian yang lebih luas lagi, yaitu menunjukkan arti keseluruhan yang lengkap, setiap bidang terisi penuh.
Gen 17:2 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau, dan Aku akan membuat engkau sangat banyak."
Gen 17:3 Lalu sujudlah Abram, dan Allah berfirman kepadanya:
Gen 17:4 "Dari pihak-Ku, inilah perjanjian-Ku dengan engkau: Engkau akan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Gen 17:5 Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan menjadi bapa sejumlah besar bangsa.
Gen 17:6 Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak; engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa, dan dari padamu akan berasal raja-raja.
Gen 17:7 Aku akan mengadakan perjanjian antara Aku dan engkau serta keturunanmu turun-temurun menjadi perjanjian yang kekal, supaya Aku menjadi Allahmu dan Allah keturunanmu.
Gen 17:8 Kepadamu dan kepada keturunanmu akan Kuberikan negeri ini yang kaudiami sebagai orang asing, yakni seluruh tanah Kanaan akan Kuberikan menjadi milikmu untuk selama-lamanya; dan Aku akan menjadi Allah mereka."
Dengan rendah hati dan penuh hormat, Abram sujud menyembah. Kesabaran Allah telah membawa tokoh leluhur ini kepada sikap hati yang benar yang memungkinkan namanya diubah, perjanjian dengan dirinya dibaharui, dan janji yang diberikan kepadanya diulang kembali.
Abram, namanya sejak lahir pada umumnya didefinisikan sebagai bapa yang mulia.
Nama Abraham tidak mempunyai arti dalam bahasa Ibrani, tetapi perjanjian baru yang terkait dengan nama baru itu menekankan misi mencakup dunia dari sang leluhur selaku wakil Allah kepada semua bangsa di bumi (bdg. Rm. 4:16, 17).
Hak-hak istimewa yang lebih besar tentu membawa tanggung jawab yang lebih berat. Allah berjanji untuk memberikan bimbingan khusus bagi setiap langkah dalam perjalanan iman dan ketaatan yang baru tersebut.
Gen 17:9 Lagi firman Allah kepada Abraham: "Dari pihakmu, engkau harus memegang perjanjian-Ku, engkau dan keturunanmu turun-temurun.
Gen 17:10 Inilah perjanjian-Ku, yang harus kamu pegang, perjanjian antara Aku dan kamu serta keturunanmu, yaitu setiap laki-laki di antara kamu harus disunat;
Gen 17:11 haruslah dikerat kulit khatanmu dan itulah akan menjadi tanda perjanjian antara Aku dan kamu.
Gen 17:12 Anak yang berumur delapan hari haruslah disunat, yakni setiap laki-laki di antara kamu, turun-temurun: baik yang lahir di rumahmu, maupun yang dibeli dengan uang dari salah seorang asing, tetapi tidak termasuk keturunanmu.
Gen 17:13 Orang yang lahir di rumahmu dan orang yang engkau beli dengan uang harus disunat; maka dalam dagingmulah perjanjian-Ku itu menjadi perjanjian yang kekal.
Gen 17:14 Dan orang yang tidak disunat, yakni laki-laki yang tidak dikerat kulit khatannya, maka orang itu harus dilenyapkan dari antara orang-orang sebangsanya: ia telah mengingkari perjanjian-Ku."
Disunat.
Sebagai lambang atau bukti dari adanya perjanjian itu, Abraham dan keturunannya harus melaksanakan upacara sunat, dan dengan teliti menaati berbagai peraturan yang terkait dengan upacara itu.
Dengan demikian, mereka akan merupakan tanda pengingat yang tak putus-putusnya kepada orang-orang di sekitar mereka tentang pengabdian dan komitmen penuh mereka kepada Yehovah.
Sunat bukan merupakan upacara yang baru. Upacara ini juga bukan terbatas hanya pada orang Yahudi saja. Upacara ini dilakukan secara luas di banyak bagian dunia, terutama di Mesir dan di Kanaan. Akan tetapi, orang Asyur dan orang Babel menolak untuk melaksanakan upacara ini.
Perhatikan bahwa Daud mengejek Goliat ketika mengatakan kepadanya, bahwa dia adalah "orang Filistin yang tidak bersunat" (I Sam. 17:26; bdg. 14:6). Allah memerintahkan Abraham untuk memeteraikan perjanjian itu di antara mereka dengan lambang atau tanda sunat.
Dengan demikian, sunat senantiasa akan merupakan tanda yang kelihatan dan lahiriah dari sebuah hubungan yang tidak kelihatan dan batiniah. Setiap bayi laki-laki dalam rumah tangga Abraham harus melaksanakan upacara yang ditetapkan Allah tersebut ketika berusia delapan hari.
Gen 17:15 Selanjutnya Allah berfirman kepada Abraham: "Tentang isterimu Sarai, janganlah engkau menyebut dia lagi Sarai, tetapi Sara, itulah namanya.
Gen 17:16 Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya."
Sara.
Nama Sarai telah disandang oleh istri Abraham selama bertahun-tahun. Kini Allah memerintahkan agar namanya diubah menjadi Sara, putri raja. Nama ini merupakan bentuk feminin dari kata Sar, pangeran.
Nama yang baru ini menekankan peranan dari istri Abraham pada masa depan, yaitu ibu dari berbagai bangsa. Abraham dipandang sebagai "Bapa Abraham" oleh orang Yahudi, Islam dan Kristen. Perlu diingat, bahwa Sara juga memainkan peranan penting di dalam sejarah dunia ini.
Gen 17:17 Lalu tertunduklah Abraham dan tertawa serta berkata dalam hatinya: "Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?"
Gen 17:18 Dan Abraham berkata kepada Allah: "Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu!"
Gen 17:19 Tetapi Allah berfirman: "Tidak, melainkan isterimu Saralah yang akan melahirkan anak laki-laki bagimu, dan engkau akan menamai dia Ishak, dan Aku akan mengadakan perjanjian-Ku dengan dia menjadi perjanjian yang kekal untuk keturunannya.
Gen 17:20 Tentang Ismael, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu dan sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas raja, dan Aku akan membuatnya menjadi bangsa yang besar.
Gen 17:21 Tetapi perjanjian-Ku akan Kuadakan dengan Ishak, yang akan dilahirkan Sara bagimu tahun yang akan datang pada waktu seperti ini juga."
Gen 17:22 Setelah selesai berfirman kepada Abraham, naiklah Allah meninggalkan Abraham.
Kembali tertunduklah Abraham di hadapan Tuhan.
Allah menyatakan bahwa putra yang dinantikan selama ini akan dilahirkan oleh istrinya. Sekalipun Sara sudah berusia sembilan puluh tahun, dia masih akan menikmati sukacita menyambut kehadiran seorang anak laki-laki, yang melaluinya, janji-janji Allah akan digenapi.
Abraham sudah memandang Ismael sebagai ahli warisnya dan percaya bahwa janji-janji Allah yang indah itu pasti digenapi melalui dia (bdg. ay. 18). Kini dia berhadapan dengan sabda yang tegas, bahwa Ishak akan lahir sebagai anak yang dijanjikan.
Abraham ... tertawa (ay. 17).
Abraham dikuasai oleh sukacita yang meluap. Tidak ada kesan ketidakpercayaan di sini, tetapi justru bukti mengenai kekaguman dan kegembiraan besar.
Abraham hampir tidak dapat memahami pemberitaan yang demikian mengherankan. Kata Ibrani shãhãq berarti tertawa.
Kata ini merupakan akar kata kerja yang kemudian menjadi kata Ishak.
Bandingkan tanggapan Sara dan tawanya di 18:12. Jelas terdapat perbedaan besar di antara kedua tawa ini.
Gen 17:23 Setelah itu Abraham memanggil Ismael, anaknya, dan semua orang yang lahir di rumahnya, juga semua orang yang dibelinya dengan uang, yakni setiap laki-laki dari isi rumahnya, lalu ia mengerat kulit khatan mereka pada hari itu juga, seperti yang telah difirmankan Allah kepadanya.
Gen 17:24 Abraham berumur sembilan puluh sembilan tahun ketika dikerat kulit khatannya.
Gen 17:25 Dan Ismael, anaknya, berumur tiga belas tahun ketika dikerat kulit khatannya.
Gen 17:26 Pada hari itu juga Abraham dan Ismael, anaknya, disunat.
Gen 17:27 Dan semua orang dari isi rumah Abraham, baik yang lahir di rumahnya, maupun yang dibeli dengan uang dari orang asing, disunat bersama-sama dengan dia.
Abraham digerakkan oleh iman dan roh ketaatan untuk melaksanakan perintah Allah. Langsung dia memberlakukan upacara sunat kepada seluruh kawanannya. Ismael termasuk juga orang yang disunat.
Abraham menaati Allah dan menjadikan keluarganya layak untuk menggenapi maksud-maksud ilahi. Rencana Tuhan untuk menjangkau dan memberkati semua bangsa di dunia bergerak menuju penggenapan.
Perikop selanjutnya: Allah Mengulangi Menjanjikan Seorang Anak Laki-laki Kepada Abraham.
Lihat: Daftar Perikop Kitab Kejadian.